“An, barusan kamu ada yang nanyain. Anak bos besar itu, Andre.” Mendengar hal
tersebut, Ana cuek-cuek saja dan tetap melajutkan membaca buku.
Melihat ekspresi Ana yang tidak respon, Mira pun bertanya apakah Ana sedang galau
atau ada masalah.
Namun, tiba-tiba Ana meminta Mira untuk membaca puisi yang ternyata adalah puisi
yang ia yakini dari Huda.
Huda merupakan sosok lelaki yang sampai hari ini masih dikagumi oleh Ana.
Yang membuat hati ini selalu ingin menyapa lebih dan lebih
Dan ingatlah bahwa suatu saat nanti, aku akan menghampiri mu sayang…
Dengan penuh keyakinan, Ana berkata bahwa itu adalah pesan dari Huda untuknya.
Namun, ia juga merasa bingung karena sekalipun Huda tidak banyak bicara.
Hingga berminggu-minggu berlalu masih saja belum ada kabar mengenai Huda.
Dan lantaran tidak kuat lagi menahan perasaannya, Ana pun menemui Huda di taman
dekat sekolah.
Akan tetapi, lagi-lagi Huda menghindar dan Ana langsung berkata bahwa ia mencintai
Huda.
Di hari berikutnya, ayah dan ibu Ana berkata bahwa ada sosok lelaki yang ingin
melamar.
Mendengar sahutan sang ibu, Ana langsung ceria dan memastikan bahwa itu adalah Huda
yang ia cintai.