Anda di halaman 1dari 12

BAB 11

PROSES SELEKSI : GAMPANG


DAN SUSAH
Success is dependent on effort.
Sophocles

Bagaimana proses seleksi beasiswa dan universitas?


Secara umum prosesnya tidaklah rumit. Proses seleksi beasiswa biasanya
terdiri dari seleksi dokumen dan interview. Beberapa beasiswa
menggunakan model seleksi tambahan seperti tes TOEFL, tes IELTS, tes
bahasa Inggris lain, tes bahasa asing, Tes Potensi Akademik (TPA), tes
psikologi, dan focus group discussion (FGD).
Untuk seleksi universitas, yang paling umum adalah seleksi dokumen.
Seleksi dokumen meliputi seleksi administrasi dan seleksi content dokumen.
Seleksi tambahan sudah dimasukkan dalam beberapa bentuk tes, seperti
TOEFL, IELTS, GRE, GMAT, dan SAT. Kadang-kadang universitas juga
melakukan proses interview.
Itulah bentuk seleksi secara umum.
Lalu bagaimana persiapan yang bisa kau lakukan?
Dari berbagai makhluk tes yang mesti kamu lalui, sebenarnya beberapa
jenis tes bisa kamu siapkan jauh-jauh hari sebelum daftar. Apa saja?
Contohnya, tes TOEFL, IELTS, GRE, GMAT, SAT, dan TPA. Itu jenis tes-tes
yang umum ditawarkan lembaga outsourcing khusus. Misalnya untuk
TOEFL dan GRE, kamu bisa daftar ujian melalui Educational Testing Service
(ETS).
Sekali lagi, problem utama adalah biaya yang mahal. Kamu butuh
“investasi” diawal untuk mengikuti beragam tes-tes tersebut. Karena kamu
sudah harus investasi diawal, buatlah investasi kamu menjadi “high return”.
High return berarti hasil tes-tes benar-benar digunakan untuk daftar
berbagai beasiswa dan universitas.
Bagaimana agar bisa jadi high return?
Kamu mesti paham bagaimana proses secara umum. Pemahaman ini
berguna buat kamu yang ingin memperbesar peluang diterima.
Bagaimana maksudnya? Dengan paham proses, maka kualitas aplikasi
yang kamu lakukan mesti naik. Kamu sudah tahu detail info. Dari situ kamu
lakukan sesuai tips dan trik.
Proses seleksi beasiswa dimana-mana hampir sama kok. Hampir selalu
ada seleksi dokumen dan interview.
Begitu pula dengan seleksi universitas. Hampir selalu ada seleksi tes
bahasa dan seleksi dokumen.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 246


Seleksi Administratif
Seleksi dokumen adalah seleksi diawal. Seleksi pertama adalah seleksi
administratif.
Siapa yang gugur di seleksi administratif, maka gugur pula untuk proses
selanjutnya.
Ini memang seleksi sederhana. Seleksi kelengkapan berkas dan syarat.
Tapi jangan coba-coba menawar seleksi ini. Jika kamu ingin sukses,
lengkapi saja semua syarat yang dibutuhkan. Jangan dikurangi apapun.
Misalnya, jika mereka meminta foto kopi ijasah legalisir, penuhilah
permintaan itu. Jangan hanya memberi foto kopi ijasah tanpa legalisir.
Contoh lain, jika mereka meminta kamu untuk meminta rekomendasi dari
tiga orang, maka penuhilah permintaan mereka. Jangan hanya meminta
rekomendasi dari dua orang. Bisa-bisa kamu langsung gugur.
Terus terang, banyak juga orang yang “ceroboh” di bagian seleksi
administratif. Banyak orang “menyepelekan” seleksi administratif. Padahal
seleksi ini sangatlah signifikan dan langsung “membunuh” bagi yang syarat
kurang lengkap.
Kamu mesti baca baik-baik semua syarat, baik untuk universitas dan
beasiswa. Jika universitas minta nilai TOEFL internasional, berarti kamu
harus penuhi syarat itu. Jangan sekali-kali menggunakan ITP TOEFL dan
prediction TOEFL. Jika kamu lakukan hal itu, terlihat sekali bahwa kamu
orang bodoh.
Jika mereka meminta GRE dengan nilai minimal, penuhilah syarat itu.
Jangan mencoba “menawar” dengan standar yang lebih rendah. Alih-alih
dipenuhi. Barangkali kamu malah ditertawakan dan menganggap kamu tidak
serius.
Komite beasiswa dan universitas pasti punya standar masing-masing.
Mereka berhak membuat requirement list apa saja. Tugas kamu hanyalah
memenuhi semua syarat.
Itu saja!

Tes-Tes Lain
Contoh berbagai tes resmi adalah TOEFL, IELTS, GRE, GMAT, dan SAT.
Tes-tes semacam itu sudah termasuk dalam seleksi.
Kalau aku membuat istilah, si pelamar beasiswa dan universitas
sebenarnya sudah ikut pra seleksi. Pra seleksi adalah tes-tes seperti TOEFL,
IELTS, GRE, dan sebagainya.
Tes-tes lain yang kadang-kadang muncul adalah tes psikologi dan Tes
Potensi Akademik (TPA). Tapi tes jenis ini sangat jarang dilakukan. Beasiswa
luar negeri banyak yang tak mengakui TPA versi Indonesia. Tes psikologi?
Sangat jarang dilakukan. Tapi memang pernah ada dalam seleksi beasiswa.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 247


Beberapa beasiswa mensyaratkan kamu sudah punya beberapa hasil tes
sebelum apply. Sebagian besar kamu sudah harus punya TOEFL sebelum
apply beasiswa.
Tapi ada beberapa beasiswa yang melakukan TOEFL sebagai bagian
proses seleksi. Mereka mengadakan tes TOEFL secara bersamaan untuk
seleksi beasiswa.
Apa yang mesti dilakukan? Penuhilah standar minimal yang mereka
tetapkan. Standar minimal bisa kamu ketahui dari info yang diberikan.
Apa tips utama untuk sukses?
Tentu saja belajar dengan teratur. Tanpa berlatih serius, jangan harap
kamu bisa dapat hasil maksimal. Jangan pernah bermimpi instan alias
berharap semalam bisa sukses.
Kamu bisa menemukan berbagai sumber literatur untuk belajar TOEFL,
IELTS, GRE, dan lain-lain. Buku-buku seperti itu banyak dijual di toko-toko
buku. Asalkan kamu mau “sedikit investasi” diawal, yaitu investasi uang dan
waktu.

Screening Kualitas : Seleksi Content Dokumen


Jika sudah lolos seleksi administrasi, lalu apa yang dilakukan?
Selanjutnya adalah screening kualitas dokumen. Screening untuk seleksi
kualitas isi dokumen. Semua beasiswa dan universitas pasti melakukan
proses ini. Ini proses yang wajib dilakukan sebagai bagian dari seleksi.
Seperti apa proses seleksi ini?
Apa tujuan screening dokumen?
Tiap tahun, komite beasiswa dan universitas menerima ratusan bahkan
ribuan jumlah pelamar. Sangatlah sulit menentukan mana aplikasi
berkualitas tanpa melakukan screening dokumen. Tidak mungkin mereka
membaca dengan detail satu persatu.
Screening tahap awal pasti bertujuan untuk “mengerucutkan” kandidat.
Jika sebelumnya jumlah kandidat sangat banyak. Maka setelah screening,
jangan kaget kalau jumlah kandidat menurun.
Kriteria apa yang jadi patokan?
Tiap-tiap komite beasiswa dan universitas pasti punya standar beda-
beda.
Tapi seperti apa standar umum screening aplikasi?
Yang pasti mereka akan membaca aplikasi yang menarik, CV yang
menarik, motivation letter yang menarik, research proposal yang menarik
dan rekomendasi yang menarik.
Begitu screening pada pandangan pertama, biasanya mereka sudah bisa
menentukan mana kandidat potensial dan mana kandidat tidak potensial.
Pelamar dikelompokkan dalam dua kategori. Kelompok pertama dapat
diistilahkan prospective applicant. Kelompok kedua diistilahkan sebagai non
prospective applicant. Sesuai namanya, prospective applicant berarti calon-

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 248


calon potensial. Calon potensial dilihat dari CV, motivation letter, nilai
TOEFL, dan seabreg kriteria lain.
Bagaimana meningkatkan peluang agar lolos screening awal? Kamu
mesti punya nilai GPA tinggi, TOEFL tinggi, GRE tinggi, dan GMAT tinggi
serta nilai-nilai lain yang bisa diukur. Perlu diketahui, nilai yang tinggi akan
memberi “kesan awal” bahwa kamu good qualified.
Kamu bersaing dengan ratusan calon mahasiswa lain di seluruh dunia.
Jika kamu punya poin lebih seperti diatas, maka setidaknya kamu punya
peluang lebih besar agar mereka “lebih membaca” aplikasi kamu.
Ketika sudah mengerucut, barulah tim memberi penilaian lebih detail.
Barulah mereka membaca dengan lebih detail seluruh aplikasi. Dalam proses
inilah, kualitas aplikasi kamu akan dinilai. Mereka akan melihat apakah
kamu pantas dan layak diterima.
Apa yang bisa kamu lakukan dalam proses screening dokumen? Kamu
tidak bisa melakukan apapun, baik untuk seleksi adminstratif dan seleksi
kualitas.
Yang bisa kamu lakukan adalah berusahaan sebelum dokumen kamu
kirim. Kamu siapkan seluruh syarat sebaik-baiknya. Kamu siapkan
motivation letter yang menarik, CV yang menarik, nilai-nilai yang bagus dan
sebagainya.
Jadi, ini adalah”masa panen” dari apa yang sudah kamu lakukan.
Masa panen dari usaha persiapan untuk apply beasiswa dan universitas.
Yang penting, siapkan saja seluruh dokumen sebaik-baiknya. Penuhi
semua syarat yang diminta.
Itu saja yang mesti kamu lakukan.

Interview
Untuk seleksi dokumen, kamu nggak punya banyak peran. Kecuali peran
kamu dalam persiapan dokumen.
Namun untuk proses interview, kamu punya banyak kesempatan untuk
improvisasi. Interview ini bisa dilakukan dengan dua jenis, yaitu face to face
dan telepon.
Untuk apa interview? Pada dasarnya, interview dilakukan buat melihat
kandidat, mulai dari segi kemampuan hingga kecocokan. Interview punya
tujuan untuk mengetahui tentang kandidat, mulai dari latar belakang, minta
studi, tingkat percaya diri hingga kemampuan bahasa asing.
Sebagian besar beasiswa pasti punya prosedur interview. Untuk
“beasiswa jatah” yang seleksi dilakukan di Indonesia, pasti mereka punya
proses interview. Untuk beasiswa internasional, tidak semua punya prosedur
interview. Sebagian beasiswa hanya menggunakan seleksi dokumen.
Sebagian beasiswa internasional punya prosedur interview via telepon.
Kalau urusan dokumen, kita sudah punya modal tetap yang tidak bisa
diubah lagi. Tapi kalau untuk urusan interview, kamu punya kesempatan
besar untuk upgrade dan menjual diri kamu.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 249


Interview adalah masalah kesempatan. Jika kamu sudah berhasil masuk
tahap interview, maka kamu punya kesempatan untuk lolos. Bahkan buat
kamu yang merasa kurang qualified, jika berhasil masuk interview berarti
kamu punya peluang untuk berhasil.
Ada yang bilang interview butuh keberuntungan. Tak selalu orang pintar
akan lolos interview. Jika tidak beruntung, tak mungkin bisa lolos interview.
Benarkah?
Sebenarnya kita tidak usah berpikir tentang keberuntungan. Itu mitos
yang harus dihilangkan.
Keberuntungan bukan urusan manusia. Urusan manusia hanya berusaha
yang terbaik sesuai kemampuan dia. Masalah berhasil atau tidak, tak usah
dipikir diawal. Anggap saja kemenangan adalah hadiah. Jika kalah, anggap
saja sebagai pengalaman untuk jadi lebih baik.
Karena interview adalah proses penting, disini kamu perlu tahu
beberapa trik untuk memperbesar peluang lolos interview beasiswa. Ini
beberapa tips sebelum interview beasiswa. Tips ini lebih ke arah interview
face to face, yaitu bertemu langsung. Berikut tips yang mungkin berguna :
 Bahan pertanyaan interview tidaklah jauh-jauh dari apa yang kamu
tulis. Jadi kamu mesti ngerti apa yang kamu tulis di CV, motivation
letter, application form, dan syarat lain. Biasanya pertanyaan mereka
juga tidaklah jauh-jauh dari apa yang kamu tulis.
 Materi pertanyaan lain hanya bersifat umum. Contohnya, motivasi
kamu belajar di luar negeri, latar belakang pekerjaan dan kegiatan,
rencana masa depan, dan bidang studi yang ingin kamu ambil. Karena
itu kamu mesti ngerti benar apa yang kamu tulis.
 Carilah segala hal berhubungan dengan bidang studi yang mau kamu
ambil. Kamu bisa cari di internet. Misalnya, topik terbaru penelitian,
tokoh terkenal dan sebagainya.
 Cari informasi tentang negara yang hendak kamu tuju. Utamanya
universitas pilihan. Jika kamu sudah punya acceptance letter, kamu
tinggal cari info lebih detail tentang universitas. Jika kamu punya
korespondensi dengan profesor, cari segala info berhubungan dengan
profesor. Pokoknya cari info sebanyak mungkin.
 Jika memungkinkan, cari orang yang berhasil mendapat beasiswa.
Cari tahu dari tahun-tahun sebelumnya. Kamu bisa bertanya tentang
detail proses interview, penekanan interview, dan tips menghadapi
interview versi dia. Kalau memang tak ada kenalan sama sekali,
cobalah untuk googling.
 Buatlah daftar pertanyaan yang mungkin keluar. Berdasarkan
pengalaman, pertanyaan beasiswa sangat umum. Kamu bisa cari tahu
dari berbagai sumber. Dari daftar pertanyaan, kamu buat alternatif
jawaban. Cara ini membuat kamu lebih siap dan tidak gelagapan saat
interview.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 250


 Jika kamu dari luar kota, datanglah sehari sebelum interview. Ini
memungkinkan kamu untuk istirahat sebelum “bertempur” esok hari.
Istirahat yang cukup tentu akan jadi energi buat esok hari.
 Kamu harus sudah tahu lokasi interview. Jika kamu dari luar kota
dan belum tahu apapun tentang lokasi, kamu mesti sudah datang ke
lokasi sehari sebelumnya. Istilahnya adalah gladi resik. Kalau kamu
sudah tahu lokasi sebelumnya, kamu tentu lebih PD menghadapi hari
esok. Masalah “pengendalan medan” menjadi sangat penting untuk
nambah rasa PD.
 Untuk kamu yang berada di kota yang sama tempat interview,
tidaklah terlalu masalah. Yang penting kamu sudah tahu posisi
dimana interview.
 Istirahat yang cukup! Kalau kamu bekerja, cepatlah pulang ke rumah
sehari sebelum interview. Kalau kamu masih kuliah, bersyukurlah.
Berarti kamu punya waktu lebih banyak untuk istirahat. Malam hari
menjelang interview, tidur yang cepat. Tidak usah terlalu banyak
pikiran. Otak perlu relaks.
 Jauh-jauh hari sebelum interview, bereskanlah segala urusan yang
menghambat interview. Misalnya kamu masih kerja. Bereskan segala
pekerjaan yang menumpuk beberapa hari sebelum interview. Cara ini
menyelamatkan kedua urusan kamu, yaitu interview beasiswa dan
pekerjaan.
 Kalau perlu kamu izin atau bolos kerja saat interview. Kamu mesti
fokus ke interview beasiswa khusus untuk hari itu. Aku dulu selalu
bolos kerja saat interview beasiswa. Setidaknya aku pasti bolos
setengah hari saat interview beasiswa.
 Lihat jadwal interview. Datanglah paling lambat setengah jam
sebelum jadwal. Setidaknya kamu “mengenal medan” dahulu. Datang
lebih awal membuat lebih tenang.
 Berpenampilan yang rapi dan menarik. Tak perlu mahal untuk urusan
beginian. Yang penting kamu terlihat rapi dan menarik. Pakailah baju
terbaik yang kamu miliki. Cuci dengan wangi dan jangan lupa
disetrika. Untuk cowok, kamu bisa memilih menggunakan krem
lengan panjang berdasi dan menggunakan jas. Cowok juga bisa
memilih menggunakan krem lengan panjang tanpa dasi. Untuk cewek
menggunakan blazer berwarna gelap. Tak ada aturan baku dalam
berbusaha, yang penting sopan untuk ukuran orang Indonesia.
Namun jangan sampai kamu terlihat “menjadi orang lain”. Jika kamu
sebagai cowok merasa kikuk menggunakan dasi, ya tidak usah pakai
dasi. Yang penting gunakan pakaian yang membuat nyaman.
 Sesekali perlu menggunakan penampilan tambahan. Misal farfum dan
bedak tipis. Tapi jangan terlalu make up berlebihan. Ingat, kamu mau
interview, bukan show model.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 251


 Kalau memang sempat, kamu bisa latihan interview sebelumnya. Ini
sangat disarankan buat mereka yang jarang interview. Untuk mereka
yang sering interview, mungkin tidak jadi masalah. Latihan atau
simulasi interview setidaknya membuat peserta lebih siap.
 Saat sudah tiba ditempat interview, carilah tempat duduk yang
tenang untuk menunggu. Kalau ketemu dengan peserta lain, ajak saja
ngobrol. Kamu perlu ngobrol untuk menghilangkan rasa tegang.
Ngobrol tentu membuat lebih santai.
 Atau kalau kamu susah ngobrol, bawa bahan bacaaan. Misal, majalah
ringan. Disarankan kamu tidak membuka-buka kembali aplikasi
beasiswa menjelang interview. Untuk beberapa orang, mereka baru
membolak-balik kembali aplikasi beasiswa menjelang interview.
Padahal salah besar. Menjelang interview sudah bukan saatnya baca
aplikasi beasiswa. Menjelang interview adalah saat yang harus dibuat
ringan.
 Untuk meringankan pikiran, kamu bisa membawa alat musik. Bagi
sebagian orang, mendengar musik dapat menentramkan hati. Kamu
bisa gunakan handphone yang sekarang sudah banyak fasilitas musik.
Bagaimana saat menghadapi interview beasiswa? Apa yang mesti
dilakukan? Berikut ini beberapa tips saat interview beasiswa secara face to
face :
 Hadapi interview dengan santai. Nggak usah tegang. Tegang justru
bikin kamu bingung. Buatlah hati kamu relaks. Tak usah banyak
pikiran. Tak usah memikirkan apapun. Ringan saja. Santai dan santai.
 Ketuklah pintu ruangan sebelum masuk. Jangan tiba-tiba masuk
sebelum dipersilahkan. Kamu mesti menggunakan tata krama orang
timur.
 Tataplah wajah seluruh tim pewawancara saat kontak pertama. Jabat
tangan tim pewawancara. Ucapkan perkenalan singkat. Misal, “Good
morning. My name is Arip. Nice to meet you.” Kalau kamu punya
prinsip tidak mau berjabat tangan karena bukan muhrim, tak
masalah. Kamu cukup bersalaman dengan mengkatupkan tangan
didepan dada.
 Duduklah setelah kamu dipersilahkan duduk.
 Saat interview, tatap wajah tim pewawancara. Lakukan eye contact.
Jangan pernah berbicara tanpa menatap lawan bicara.
 Biasanya mereka meminta kamu memperkenalkan diri. Kamu bisa
menjawab dalam waktu sekitar 3 menit. Jangan terlalu panjang untuk
perkenalan. Perkenalkan dengan gamblang siapa kamu, latar
belakang, sekolah, universitas, kegiatan dan hal-hal ringan lain.
 Jawablah seluruh pertanyaan dengan jelas. Usahakan jangan terlalu
pendek dalam menjawab. Menjawab terlalu pendek menunjukkan
kalau kamu kurang mampu berkomunikasi. Kecuali memang hanya
dibutuhkan jawaban pendek, seperti “yes” dan “no”.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 252


 Dalam menjawab, kamu bisa sedikit bercanda agar suasana ringan.
Jangan terlihat sebagai orang yang kaku.
 Gunakan bahasa tubuh seperlunya, yaitu wajah dan tangan. Jangan
menjawab seperti robot dan patung. Maksudnya apa? Menjawab
dalam posisi diam dan hanya mulut yang terbuka. Gunakan seluruh
tubuh kamu untuk berkomunikasi.
 Interview beasiswa selalu menggunakan bahasa Inggris. Kecuali
dengan ketentuan khusus, misalnya bahasa Prancis, Jerman, Jepang
atau sesuai kesepakatan. Kamu tidak perlu ngomong terlalu cepat in
English. Yang penting adalah ucapan kamu jelas dan mereka ngerti.
Jangan berpikir grammar ketika speaking. Tujuan komunikasi
adalah yang penting kedua pihak mengerti.
 Kalau kamu bingung dan tidak mengerti dengan maksud pertanyaan,
tanyakah ulang. Jangan pernah sok tahu dengan maksud pertanyaan.
Bisa-bisa malah salah jawaban dan tidak sesuai keinginan mereka.
 Speak in English. Kalau kamu bingung dengan kosa kata, jangan
sekali-kali menggunakan bahasa Indonesia, kecuali untuk istilah yang
memang benar-benar tidak ada. Gunakan kosa kata pengganti yang
ringan.
 Sekali lagi, sebenarnya kamu tak perlu bingung dengan jawaban.
Kamulah yang paling tahu jawaban. Toh, sebagian besar pertanyaan
lebih bersifat “ingin tahu” bukan “menguji”. Jadi jangan khawatir.
 Kalau kamu benar-benar bingung dengan jawaban, mintalah waktu
untuk berpikir. Tapi jangan terlalu lama. Maksimal setengah menit.
Waktu berpikir perlu buat membuat kronologis jawaban. Seringkali
jawaban tidak punya kronologis alias alur jawaban.
 Ketika sudah selesai, jangan lupa kembali berjabat tangan. Ucapkan
terima kasih.
 Berjalan dengan santai saat meninggalkan ruangan. Jangan lupa
menutup pintu. Kamu harus meninggalkan kesan baik bahkan saat
acara selesai.
Begitu selesai interview face to face, saatnya kamu berdoa. Tak usah
dipikirkan lagi apapun. Kamu tinggal berdoa agar mendapat hasil terbaik.
Toh, kamu sudah berusaha sebaik mungkin.
Lalu bagaimana dengan interview via telepon. Apakah ada perbedaan
dengan interview face to face?
Pada prinsipnya, interview via telepon sama saja dengan interview face
to face. Interview via telepon sama-sama punya tujuan buat cari tahu
tentang kandidat.
Mengapa dipilih interview via telepon? Biar lebih murah. Toh ini
menguntungkan untuk kandidat karena tak perlu keluar uang untuk
transportasi. Yang keluar uang adalah panitia seleksi untuk biaya telepon.
Siapa yang melakukan interview via telepon? Siapa pula yang memilih
interview face to face?

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 253


Pada umumnya, beasiswa membutuhkan proses interview face to face,
terutama beasiswa yang seleksinya dilakukan di Indonesia. Jarang sekali
universitas di luar negeri menggunakan interview face to face. Wajar donk,
tempatnya beda negara, siapa yang mau menanggung biaya transportasi?
Interview via telepon jadi alternatif pengganti interview face to face.
Biaya jelas lebih murah. Tak perlu keluar uang transport. Kadang-kadang
universitas melakukan interview via telepon. Begitu pula beasiswa di luar
negeri yang seleksinya dari luar negeri.
Gimana proses interview via telepon?
Sederhana!
Komite beasiswa atau universitas akan menghubungi kamu. Mereka
menawarkan interview via telepon. Mereka mengajak untuk buat janji kapan
interview via telepon dilakukan.
Apakah kamu mesti selalu setuju dengan penawaran janji telepon?
Kamu perlu memilih waktu tepat untuk interview. Jika kamu merasa
waktu yang ditawarkan mereka belum tepat, kamu tak wajib menyetujui.
Misalnya, kamu merasa waktu terlalu mepet atau kamu sedang berada di luar
kota dengan pekerjaan sibuk.
Jika memungkinkan, tawarkan untuk memindahkan waktu interview.
Aturlah agar kamu bisa mempersiapkan diri sebaiknya. Lihat jadwal yang
kosong. Atau kamu perlu mengosongkan jadwal untuk interview.
Jika kamu sudah setuju waktunya, kamu tinggal persiapkan interview.
Bagaimana mempersiapkan interview via telepon? Sebenarnya prinsip-
prinsip interview telepon sama dengan interview face to face. Hanya saja
kamu tak perlu melakukan interaksi seperti interview face to face. Inilah
beberapa tips sebelum interview via telepon :
 Keuntungan dari interview via telepon, kamu bisa melihat catatan.
Bandingkan jika interview face to face. Kamu tak bisa melihat
catatan. Dalam interview via telepon, jika kamu bingung, kamu bisa
melihat “contekan jawaban”. Kamu bisa menulis semua contekan,
mulai dari motivation letter, research proposal, CV, dan lain-lain.
 Sama seperti interview face to face, bahan pertanyaan interview
tidaklah jauh-jauh dari apa yang kamu tulis. Jadi kamu mesti ngerti
apa yang kamu tulis di CV, motivation letter, application form, dan
syarat lain. Materi pertanyaan lain hanya bersifat umum. Contohnya,
motivasi kamu belajar di luar negeri, latar belakang pekerjaan dan
kegiatan, rencana masa depan, dan bidang studi yang ingin kamu
ambil. Karena itu kamu mesti ngerti benar apa yang kamu tulis.
 Carilah segala hal berhubungan dengan bidang studi yang mau kamu
ambil. Kamu bisa cari di internet. Misalnya, topik terbaru penelitian,
tokoh terkenal dan sebagainya.
 Cari informasi tentang negara yang hendak kamu tuju. Utamanya
universitas pilihan. Jika kamu sudah punya acceptance letter, kamu
tinggal cari info lebih detail tentang universitas.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 254


 Jika memungkinkan, cari orang yang berhasil mendapat beasiswa.
Cari tahu dari tahun-tahun sebelumnya. Kamu bisa bertanya tentang
detail proses interview, penekanan interview dan tips menghadapi
interview versi dia. Kalau memang tak ada kenalan sama sekali,
cobalah untuk googling.
 Buatlah daftar pertanyaan yang mungkin keluar. Berdasarkan
pengalaman, pertanyaan beasiswa sangat umum. Kamu bisa cari tahu
dari berbagai sumber. Dari daftar pertanyaan, kamu buat alternatif
jawaban. Cara ini membuat kamu lebih siap dan tidak gelagapan saat
interview. Apalagi dengan model interview via telepon, kamu bisa
mencontek jawaban yang sudah kamu siapkan.
 Cari tempat interview yang tenang. Misalnya, kamu lebih nyaman
berada di kamar, maka pilihlah kamar sebagai tempat interview.
 Istirahat yang cukup! Kalau kamu bekerja, cepatlah pulang ke rumah
sehari sebelum interview. Kalau kamu masih kuliah, bersyukurlah.
Berarti kamu punya waktu lebih banyak untuk istirahat. Malam hari
menjelang interview, tidur yang cepat. Tidak usah terlalu banyak
pikiran. Otak perlu relaks.
 Jauh-jauh hari sebelum interview, bereskanlah segala urusan yang
menghambat interview. Misalnya kamu masih kerja. Bereskan segala
pekerjaan yang menumpuk beberapa hari sebelum interview. Cara ini
menyelamatkan kedua urusan kamu, yaitu interview beasiswa dan
pekerjaan.
 Kalau perlu kamu izin atau bolos kerja saat interview. Kamu mesti
fokus ke interview beasiswa khusus untuk hari itu. Aku dulu selalu
bolos kerja saat interview beasiswa. Setidaknya aku pasti bolos
setengah hari saat interview. Tapi interview via telepon tidaklah
banyak menyita energi seperti interview face to face. Setidaknya
kamu tidak perlu capek-capek datang ke tempat mereka. Kamu cukup
duduk di tempat sesukamu.
 Sambil menunggu telepon datang, kamu bisa melakukan aktivitas
yang meringankan pikiran, seperti membaca majalah, mendengar
musik dan tidur-tiduran. Ini berguna untuk menghilangkan rasa dag-
dig-dug dari kamu sendiri.
Interview via telepon memberikan beberapa kelebihan. Namun terdapat
kelemahan interview model seperti ini. Kelemahan utama adalah tak ada
interaksi yang kuat. Bandingkan kalau kamu interview orang lain secara face
to face.
Face to face lebih terlihat aslinya ketimbang telepon. Dengan telepon,
orang bisa menutupi reaksi wajah. Tapi tidak dengan face to face.
Contohnya, begitu kamu gelagapan dan grogi saat interview face to face,
sangat jelas terlihat. Berbeda jika kamu telepon. Kamu masih bisa
menyembunyikan ekspresi.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 255


Tapi disitu bisa menjadi kelemahan. Teknik persuasi kadang lebih
mantap dilakukan saat face to face. Bandingkan dengan telepon, tanpa
ekspresi wajah, bagaimana mau efektif persuasi?
Interview via telepon punya trik khusus. Ini beberapa trik khusus. Siapa
tahu berguna buat kamu :
 Santai saja saat interview. Nggak usah tegang. Toh, kamu interview
via telepon. Bahkan bisa lebih santai karena nggak perlu melihat
wajah pembicara.
 Ucapkan perkenalan singkat. Misal, “Good morning. My name is
XXX. Have a nice day.”
 Biasanya mereka meminta kamu memperkenalkan diri. Kamu bisa
menjawab dalam waktu sekitar 3 menit. Jangan terlalu panjang untuk
perkenalan. Perkenalkan dengan gamblang siapa kamu, latar
belakang, sekolah, universitas, kegiatan dan hal-hal ringan lain.
 Jawablah seluruh pertanyaan dengan jelas. Usahakan jangan terlalu
pendek dalam menjawab. Menjawab terlalu pendek menunjukkan
kalau kamu kurang mampu berkomunikasi. Kecuali memang hanya
dibutuhkan jawaban pendek, seperti “yes” dan “no”.
 Dalam menjawab, kamu bisa sedikit bercanda agar suasana ringan.
Jangan terlihat sebagai orang yang kaku.
 Sebenarnya kamu tak perlu menggunakan body language. Tapi jika
kamu ingin lebih ekspretif, kamu bisa menggunakan body language.
Bayangkan sekolah-olah si penelepon ada di depan kamu.
 Interview selalu menggunakan bahasa Inggris. Kecuali dengan
ketentuan khusus, misalnya bahasa Prancis, Jerman, Jepang atau
sesuai kesepakatan. Jangan berpikir grammar ketika speaking.
Tujuan komunikasi adalah yang penting kedua pihak mengerti.
Apalagi kamu interview via telepon. Sangat dimungkinkan ada
gangguan sinyal telepon. Kalau face to face, kamu masih bisa pakai
body language. Tapi untuk telepon, kan nggak bisa. Lebih baik kamu
ngomong dengan jelas. Tak masalah pelan asal jelas.
 Kalau kamu bingung dan tidak mengerti dengan maksud pertanyaan,
tanyakah ulang. Jangan pernah sok tahu dengan maksud pertanyaan.
Bisa-bisa malah salah jawaban dan tidak sesuai keinginan mereka.
 Speak in English. Kalau kamu bingung dengan kosa kata, jangan
sekali-kali menggunakan bahasa Indonesia, kecuali untuk istilah yang
memang benar-benar tidak ada. Gunakan kosa kata pengganti yang
ringan.
 Sekali lagi, sebenarnya kamu tak perlu bingung dengan jawaban.
Kamulah yang paling tahu jawaban. Toh, sebagian besar pertanyaan
lebih bersifat “ingin tahu” bukan “menguji”. Jadi jangan khawatir.
 Kalau kamu benar-benar bingung dengan jawaban, mintalah waktu
untuk berpikir. Tapi jangan terlalu lama. Maksimal setengah menit.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 256


Waktu berpikir perlu buat membuat kronologis jawaban. Seringkali
jawaban tidak punya kronologis alias alur jawaban.
 Berikan ucapan penutup saat selesai interview. Jangan lupa ucapkan
terima kasih.

Focus Group Discussion


Apa itu focus group discussion (FGD)?
Sesuai dengan namanya, FGD berarti diskusi internal dalam kelompok.
Beberapa beasiswa dan universitas memberlakukan seleksi model FGD.
Tapi terus terang sangat jarang.
Meskipun jarang, lebih baik jika kamu tahu apa itu FGD.
Apa tujuan FGD? FGD punya tujuan untuk melihat kemampuan dari
kandidat, mulai dari kemampuan komunikasi, kualitas otak, kualitas
kepemimpinan, interaksi dan tentang problem solving.
Bagaimana untuk bisa sukses FGD?
Tidak ada aturan baku tentang FGD. Biasanya ada tim yang akan menilai
keaktifan dan kemampuan komunikasi peserta. Tim akan menilai bagaimana
tiap peserta berbicara, memecahkan masalah, berdebat hingga menghasilkan
kesimpulan.
Hal penting dalam diskusi (CDC FTUI) adalah coaching (bagaimana
peserta memberi pengarahan), communicating (bagaimana peserta
berkomunikasi), problem solving (bagaimana peserta memecahkan
masalah), decision making (bagaimana peserta memilih alternatif keputusan
untuk memecahkan masalah), impact (bagaimana efek dari keputusan yang
diambil), initiating action (langkah apa yang bisa dilakukan untuk
menjalankan keputusan), dan planning and organizing (bagaimana
perencanaan untuk merealisasikan keputusan).
Sekali lagi, tak ada aturan pakem yang baku untuk FGD. Kamu tinggal
diskusi saja. Biarkan semuanya mengalir. Jangan menjadi orang yang
“terlalu banyak bicara”. Jangan pula menjadi orang yang “jarang bicara”.
Santai saja, semua orang dapat kesempatan untuk bicara. Tapi jangan juga
kamu menunggu diberi kesempatan. Kamu harus inisiatif ngomong.
Yang dinilai bukan siapa yang banyak bicara. Tapi apa yang dibicarakan
dan bagaimana cara dia berkomunikasi.

Written by Arip Muttaqien, Sept’10 Page 257

Anda mungkin juga menyukai