MENENGOK PENDIDIKAN
TINGGI LUAR NEGERI
"As a rule...he who has the most information will have the greatest success in
life."
Benjamin Disraeli
STOP!!!
Jangan pernah menjadi manja!
Kamu bisa melakukan sendiri. Jika baru mencari info saja sudah manja,
bagaimana nanti di luar negeri? Disana kamu mesti ngurus semua sendiri.
Kamu dituntut mandiri. Tak sekedar menyuruh ’ini’ dan ’itu’.
Lebih bagus jika kamu bertanya seperti ini :
===========================================
Kisah Sukses:
Melanglang Jauh ke Tokyo
Zzo Ah Yo!!!
6 Februari 2008
(Sumber : http://kunya.wordpress.com/2008/02/06/zzo-ah-yo.
Diakses 7 Juni 2008, 14:12)
6 Juli 2008
Kalau ada orang yang mati karena seneng mungkin gw adalah orang itu..
tapi setelah gw pikir2 gw ga mau mati ah.. soalnya gw mau ke
JEPANG…….
Mukya… akhirnya… pengumuman maut yang gw tunggu2 itu keluar
juga and guess what.. kayaknya pemerintah Jepang kasian ama muka
melas gw jadinya mereka kasih gw beasiswanya..
Omigod.. GW KE JEPANG!!!!!!!!! tempat asalnya komik dan anime..
tempat dorama.. deket sama Korea.. WUAAAAA… ups btw gw ke sana
bukan nyari komik atawa anime kok.. hehehe.. gye kuliah..kuliah.. tapi
tetep aja gue bisa liat naruto langsung dari TV Tokyo..hehehe…
Here’s yhe letter that makes me jump off my chair out of joy!
Dear Ms XXX (tentu saja nama gue),
Congratulations! We are happy to tell you that you have been
successfully granted a MEXT scholarship. Please read the attached file
(Sumber : http://kunya.wordpress.com/2008/07/06/allah-hountoni-
arigatou-gozaimashita. Diakses 7 Juni 2009, 14:17)
18 Juli 2008
(Sumber : http://kunya.wordpress.com/2008/07/18/akhirnya-ini-
memang-bukan-mimpi. Diakses 7 Juni 2009, 14:18)
===========================================
Belajar ke Taiwan
Taiwan punya nama resmi Republic of China memiliki pendidikan tinggi
berkualitas dengan tuition fee yang termasuk murah. Bahkan kadangkala
mahasiswa internasional di charge dengan tuition fee lebih murah.
Taiwan mengalami perkembangan pesat dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi. Demikian pula pembangunan ekonomi yang berkembang dengan
pesat. Universitas di Taiwan cenderung berkeinginan melakukan
internasionalisasi agar makin diakui dunia.
Perguruan tinggi di Taiwan terdiri dari milik pemerintah dan milik
swasta. Beberapa universitas di Taiwan antara lain National Central
University, National Cheng Kung University, National Sun Yat-Sen
University, National Taipe University, National Taipe University of
Technology, National Taiwan university, Asia University, Cheng Shiu
University, dan China Medical University.
Mau informasi lebih tentang Taiwan? Silakan kunjungi situs berikut ini :
• Ringkasan informasi tentang Taiwan dapat diperoleh di
http://en.wikipedia.org/wiki/Taiwan
• Study in Taiwan, memberikan gambaran tentang kuliah di Taiwan,
http://www.studyintaiwan.org
India
Kalau dengar bollywood, pasti kamu ingat India. Negara yang punya
penduduk nomer tiga setelah China dan AS, punya keunggulan pendidikan.
Dengan peninggalan sistem pendidikan Inggris, tak heran kalau banyak
orang India jago bahasa Inggris. India memiliki lebih dari 17.000 college,
400 universitas dan 13 institute of national serta beragam studi vokasi yang
menawarkan berbagai bidang keilmuan. Sistem pendidikan India adalah
salah satu terbesar di dunia.
(Sumber : http://www.epals.com/search/maps/europe/europe_en.gif.
Diakses 1 Juni 2009, 11:09)
===========================================
Kisah Sukses:
Pengalaman Mendapatkan Beasiswa DAAD
Saya pertama kali mendapatkan info beasiswa ini dari milis ini (email
Saudari Vidya pada bulan Oktober 2008), waktu itu udah mau mepet
deadline, yang tanggal 31 Oktober 2008. Wahhh saya cepat-cepat
mengirim email ke staf DAAD untuk minta form, mengisinya dan
melengkapi segala persyaratan. Berbekal beberapa rancangan proposal
yang sudah siap dan berpengalaman mengisi form (hehe soalnya udah
seriiiiiing banget kirim tapi belum ada yang lolos waktu itu, jd tetap
menjaga mimpi dan menyimpan semua dokumen yang kemungkinan
dibutuhkan oleh persyaratan beasiswa) saya akhirnya mengirimkan
berkas beasiswa ke DAAD jakarta. Staf DAAD (Ibu Endah Anggoro)
sangat membantu saya, beliau ternyata mengecek semua persyaratan
setelah berkas dikirim dan di hari terakhir saya ditelpon kalau ternyata
saya kurang mengirim ijasah S1 yang berbahasa Indonesia, walhasil saya
disarankan men-scan saja dan mengirimkan ke DAAD via email (krn yg
dibutuhkan memang hanya copy-an saja).
Nah, ketika saya mendapatkan email dari DAAD pada hari jum'at lalu
(30 Januari 2009), perasaan saya campur aduk, antara senang, kaget, juga
bingung karena begitu mendadak. Saya diharuskan mulai kursus bulan
April 2009 di Jerman (belum tahu kotanya dimana) dan sementara bisa
mengikuti kursus online bhs jerman terlebih dulu biar ngga blank waktu
kesana. Lha tapi dalam website itu semuanya memakai bahasa Jerman, jd
saya juga agak kesulitan...mending saya belajar dengan buku hehehe....
Dalam email dari DAAD juga disebutkan kalau saya akan kuliah di
University of Osnabrueck, setelah saya lihat di peta memang kota kecil
yang justru lebih dekat dengan Belanda. Kota besar terdekat adalah
Bremen dan Hamburg. Hari Senin kemarin (2 Feb) saya dan seorang
penerima beasiswa (lha dia ini dari lembaga partner saya di Jakarta - The
Asia Foundation) ke DAAD menanyakan segala sesuatunya. Dan kami
diberi form untuk mengurus visa (yang harus diurus sendiri di Kedutaan
Jerman di Jakarta). Jadi sekarang saya dalam proses menunggu medical
check up, menunggu surat resmi dari DAAD dan acceptance letter dari
universitas untuk mengurus visa. Menurut Bu Endah, aplikasi yang
diterima seluruhnya 24 berkas, dan yang dikirimkan ke Jerman (setelah
dicermati DAAD Jakarta) hanya 18 berkas dan yang lolos 9 orang
termasuk saya:) Mudah-mudahan semuanya lancar....
So far sejauh ini ngga ada kesulitan, proses seleksi adalah murni dari
dokumen dan persyaratan yang kita kirimkan. Ngga ada wawancara sama
sekali, dan alhamdulillah saya berhasil mendapatkannya setelah berjuang
untuk mendapatkan beasiswa ke LN sejak bertahun-tahun lalu:) tapi bagi
saya inilah moment yang tepat karena saya memang sudah berniat
mengundurkan diri sebagai direktur di lembaga saya (PUPUK dan OSS
Center Indonesia) sejak tahun 2004-2008 (5 tahun saya memang agak
setengah-setengah mengirim aplikasi beasiawa krn saya masih mikirin
kantor saya, bagaimana jika tiba-tiba saya lolos dan meninggalkan kantor
sementara saya masih dibutuhkan di lembaga saya? itu yang menjadi
Jadi saya harus belajar keras selama 6-7 bulan sebelum mulai masuk
kuliah bulan Oktober 2009.
Terima kasih atas info dan masukan dari teman-teman milis beasiswa
dalam usaha untuk mendapatkan beasiswa ini. Saran saya ke teman-
teman yang belum mendapatkan, jangan putus asa, simpan copy semua
dokumen yang pernah dikirimkan (karena sangat berguna sekali), buatlah
CV yang menarik (hehe saya belajar banyak dan terima kasih sekali pada
mas Yudi Ariadi yang sekarang lagi mau ujian thesis di lancaster
University di UK:) dan selalu berdoa..yakinlah bahwa waktu yang tepat
untk memperoleh apa yang teman-teman inginkan akan datang, jadi
jagalah mimpi-mimpi itu, Tuhan pasti akan mengabulkan mimpi itu kalo
kita juga berusaha keras untuk mewujudkannya.
Salam,
Early – Surabaya
(Sumber : http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/message/30226.
Diakses 6 Juni 2009, 14:11)
===========================================
Studi di Jerman
Jerman sudah tak asing pula di telinga orang Indonesia. Negara ini
punya lebih dari 300 institusi pendidikan tinggi, mulai dari bidang
kedokteran, hukum, humaniora, sains, dan teknik. Kekuatan utama
universitas di Jerman adalah kombinasi kuat antara pengajaran dan riset.
Living cost di Jerman relatif lebih rendah dan bisa ditekan dengan
berbagai benefit dari student card. Rata-rata kamu membutuhkan 600 – 700
euro per bulan untuk hidup di Jerman. Biaya bisa bervariasi. Hidup di luar
kota metropolitan tentu jauh lebih irit.
Banyak universitas di Jerman memiliki kualitas internasional, baik
untuk bachelor, master, dan doctoral. Jerman memiliki standar tinggi untuk
universitas. Tak hanya itu. Pemerintah federal masih memberikan subsidi
besar bagi mahasiswa. Tak heran jika tuition fee di Jerman relatif murah
dibandingkan UK dan Belanda.
Studi di Denmark
Kerajaan Denmark (Kingdom of Denmark) sebagai negara monarki
tertua terletak di wilayah Eropa utara. Denmark menawarkan program studi
in English. Jadi tak masalah kamu tak bisa bahasa Denmark. Kamu bisa
hidup di kampus dengan bahasa Inggris. Namun kemampuan bahasa
Denmark sangat diperlukan untuk berinteraksi sehari-hari. Walaupun
sebenarnya mayoritas warga Denmark bisa berbahasa Inggris, kamu tetap
membutuhkan sedikit bahasa Denmark, sekedar menunjang sosialisasi.
Denmark menggratiskan tuition fee untuk warga Uni Eropa dan
mahasiswa internasional program student exchange. Untuk program lain,
tuition fee berkisar antara 6.000 hingga 16.000 euro per tahun.
Berapa living cost di Denmark? Living cost rata-rata adalah 650 hingga
800 euro per bulan. Living cost sangat tergantung dari kota dan gaya hidup.
Kamu dapat memanfaatkan student card untuk memperoleh banyak diskon.
Beberapa universitas yang dapat kamu pilih adalah University of
Copenhagen, Aarhus University, University of Southern Denmark, Aalborg
University, Roskilde University, Copenhagen Business School, dan lain-lain.
Untuk informasi lebih jauh, kamu bisa mulai kunjungi website berikut
ini :
• Informasi ringkas tentang negara Denmark,
http://en.wikipedia.org/wiki/Denmark
• Study in Denmark, jembatan informasi untuk calon mahasiswa,
http://studyindenmark.dk
• Danish Institute for Study Abroad, http://www.dis.dk/
• Daftar universitas di Denmark,
http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_universities_in_Denmark
===========================================
Kisah Sukses:
Mengejar Impian
Saya pertama kali menetapkan impian terbesar saya ketika saya berusia
13 tahun. Pada saat itu, ketika liburan kenaikan kelas 2 SMP, saya
mendapatkan kesempatan untuk pergi ke Amerika Serikat karena
kalahdalam kompetisi bercerita dalam bahasa Inggris. Ya, KALAH, saya
tidak salah tulis. Pada kompetisi tersebut, pada awalnya saya meraih
peringkat pertama dari tingkat sekolah hingga Jakarta Selatan. Namun
apa daya, ketika tingkat DKI Jakarta, saya yang waktu itu masih kelas 1,
tanpa didampingi guru satupun, dan lagi mendapatkan nomor urut
tampil pertama…akhirnya tidak mendapat satupun peringkat juara.
Alhamdulillah, ayah saya, yang pada saat itu, pertama kalinya mengantar
saya ke kegiatan sejenis, merasa tersentuh. Beliau pada saat itu merasa
Pada saat itu saya nekad memberanikan diri untuk mengambil tantangan
tersebut. Kesempatan mengunjungi Amerika Serikat, benar-benar
merupakan pengalaman berkesan bagi saya. Pengalaman tersebut sangat
membuka wawasan saya mengenai kemajuan yang mereka telah capai.
Pada saat itulah saya menetapkan bahwa suatu waktu kelak, saya harus
kembali ke negara maju seperti Amerika Serikat, untuk menuntut ilmu.
Saya menghabiskan waktu sekitar 8 tahun untuk meniti jalan dan
membangun kesiapan diri saya untuk mencapai impian tersebut. Saya
berusaha keras meningkatkan kemampuan bahasa Inggris, mencari
berbagai informasi yang berhubungan dengan peluang studi ke luar
negeri dan membangun kemandirian yang dibutuhkan untuk bertahan
hidup dan berhasil di luar negeri.
Pada akhir masa kontrak saya, UNICEF menawari saya untuk bekerja
langsung pada mereka untuk mengkoordinasikan suatu proyek. Saya
menerima tawaran tersebut. Saya mulai bekerja dengan UNICEF pada
bulan Mei 2006. Pada saat ini, tanggung jawab saya lebih besar, karena
saya melapor langsung pada beberapa lembaga yang bertanggung jawab
mengkoordinasikan program perlindungan
Sejak akhir tahun 2005, saya sudah mulai mencari peluang untuk
memanfaatkan pengalaman saya selama ini, untuk mendapatkan
beasiswa. Pada bulan Januari, seorang kawan memberikan informasi
mengenai peluang beasiswa dari British Council, untuk mengambil studi
pasca sarjana dalam bidang Hak Asasi Manusia di Inggris. Saya merasa
bahwa peluang ini sesuai dengan pengalaman yang telah saya bangun,
sehingga saya memberanikan diri mengirimkan formulir aplikasi dan
persyaratan yang diminta.
Pada hari ulang tahun saya, di tengah hutan yang sulit mendapatkan
sinyal telepon, saya mendapatkan telepon dari British Council Jakarta.
Mereka mengundang saya untuk mengikuti proses wawancara. Saat itu,
saya merasa bahwa itu merupakan hadiah ulang tahun terbaik saya,
bahkan bila saya tidak benar-benar lolos dari seleksi wawancara. Bukan
rahasia lagi, bahwa British Council sangat selektif dalam pemberian
beasiswa dan kejadian menerima kabar tersebut di tengah hutan di Aceh
benar-benar seperti sebuah mukjizat pada saat itu.
Saya telah mengejar impian saya dan sekarang selangkah lebih dekat
untuk meraihnya. Bagaimana dengan impian Anda?
Fajar Anugerah
(Sumber : http://beasiswaindonesia.blogspot.com/2006/11/fajar-
anugerah-mengejar-impian.html dan
http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/message/20856. Diakses 6
Juni 2009, 14:32)
===========================================