Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan akan nutrisi sangat penting dalam membantu proses


pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak. Mengingat manfaat nutrisi
dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak,
serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh
seperti kekurangan energi, protein, anemia, defisiensi iodiu, defisiansi seng (Zn),
defisiansi vitamin A, defisiansi thiamin, defisiansi kalium dan lain lain yang dapat
menghambat proses tumbuh kembang anak maka pemenuhan kebutuhan
tersebut haruslah seimbang.

Terpenuhnya kebutuhan nutrisi dan cairan diharapkan dapat membantu


pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usia tumbuh kembang dan
dapat meningkatkan kualitas hidup serta mencegah terjadinyamorbiditas dan
mortalitas. Selain itu, kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktivitas
sehari-hari karena nutrisi juga sebagai sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai
organ dalam tubuh, dan juga sebagai sumber zat pembangun dan pengatur
dalam tubuh.

Sebagai sumber tenaga, nutrisi dapat diperoleh dari kerbohidrat sebanyak


50-55%, lemak sebanyak 30-35% dan protein sebanyak 15%. Pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada anak haruslah seimbang dianara zat gizi lain, mengingat
banyak sekali yang kita temukan berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi yang tidak seimbang, seperti tidak suka makan, tidak mau atau tidak
mampu untuk makan sedangkan makanan yang tidak disukai tersebut
mengandung zat gizi yang seimbang, sehingga harapan dalam pemenuhan gizi
harus selara, serasi dan seimbang tidak terlaksana, disamping itu pada anak sakit
dapat dijumpai masalah masukan nutrisi yang kurang sedangkan kebutuhan
dalam tubuh semakin meningkat sehingga akan membutuhkan makanan
tambahan seperti kalori, vitamin dan mineral

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk
hidup untuk menerima bahan–bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan – bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas
dalam tubuhnya sendiri. Bahan–bahan tersebut dikenal dengan istilah
nutrient (unsur gizi, yaitu: air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral) (Mary E. Back, 2000)
Nutrisi adalah jumlah semua interaksi antara suatu organisme dan
makanan yang dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah sesuatu yang
dimakan seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya (Kozier, et. al.
2010)

Nutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh
dan berkembang. Setiap nak mempunyai kebutuhan nutrien yang
berbeda-beda dan anak mempunyai karakteristik yang khas dalam
mengkonsumsi makanan atau zat gizi tersebut. Oleh karena itu, untuk
menentukan makanan yang tepat pada anak, tentukan jumlah
kebutuhan dari setiap nutrien, kemudian tentukan jeni bahan
makanan yang dapat dipilih untuk diolah sesuai dengan menu yang
diinginkan, tentukan juga jadwal pemberian makanan dan perhatikan
porsi yang dihabiskannya (Yupi Supartini, 2004)

B. Penilaian Status Nutrisi


a. Penilaian status gizi secara tidak langsung
1. Survey konsumsi makanan
Survey konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan
makan makanan zat gizi tingkat kelompok, rumah tangga dan
perorangan serta faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi
makanan tersebut. Metode pengukuran konsumsi makanan
berdasarkan sasaran pengamatan atau pengguna yaitu tingkat
nasional, rumah tangga dan individual
2. Statistik vital
Cara untuk mengetahui keadaan gizi di suatu wilayah adalah dengan
cara menganalisis statistik kesehatan. Dengan menggunakan statistik
dapat diperhitungkan penggunaannya sebagai bagian dari indikator
tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. Beberapa statistik
viral yang berhubungan dengan kesehatan dan gizi antara lain: angka
kesakitan, angka kematian, pelayanan kesehatan dan penyakit infeksi
yang berhubungan dengan gizi
3. Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil yang saling
mempengaruhi dan interaksi berbagai faktor fisik, biologi dan
lingkungan budaya. Jadi jumlah makanan dan zat-zat gizi yang
tersedia bergantung pada keadaan lingkungan seperti iklim, tanah,
irigasi, penyimpanan, transportasi, dan tingkat ekonomi penduduk

b. Penilaian Status Gizi Secara Langsung


1. Pemeriksaan Klinis
Penggunaan pemeriksaan klinis untuk mendeteksi defisiensi gisi
yaitu dengan mendeteksi kelainan atau gangguan yang terjadi pada
kulit, rambut, mata, membran mukosa mulut, dan bagian tubuh yang
lain dapat dipakai sebagai petunjuk ada tidaknya masalah gizi
kurang. Tanda-tanda klinis malnutrisi tidak spesifik, karena ada
beberapa penyakit yang mempunyai gejala yang sama tetapi
penyebabnya berbeda. Oleh karena itu pemeriksaan klinis harus
dipadukan dengan pemeriksaan yang lain
2. Biokimia
Pemeriksaan biokimia yang sering digunakan dalam penelitian
adalah tehnik pengukuran kandungan berbagai zat gizi dan
substansi kimia lain dalam darah dan urine. Hasil pengukuran
tersbut dibandingkan dengan standar normal yang telah ditetapkan.
Dalam berbagai hal pemeriksaan biokimia hanya dapat diperoleh di
rumah sakit atau pusat kesehatan , dan pada pemeriksaan ini hanya
dapat dilakukan oleh orang yang ahli
3. Biofisik
Penilaian status gizi dengan biofisik adalah melihat dari kemampuan
fungsi jaringan dan perubahan struktur. Tes kemampuan fungsi
jaringan meliputi, kemampuan kerja dan adaptasi sikap. Pemeriksaan
ini bisa dilakukan klinis maupun tidak. Penilaian status gizi secara
biofisik sangat mahal dan memerlukan tenaga profesional. Penelitian
ini dilakukan melalui tiga cara yaitu: uji radiologi, tes fungsi fisik, dan
sitologi
4. Antropometri
Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauan status gizi
anak balita menggunakan metode antropometri sebagai car untuk
menilai status gizi. Antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometi gizi
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh
dan komposisi tubuh dan berbagai tingkat umur dan tingkat gizi

C. Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi dan Anak


Zat gizi merupakan unsur yang penting dalam nutrisi mengingat zat gizi
tersebut dapat memberikan fungsi tersendiri pada nutrisi, kebutuhan nutrisi
tidak akan berfungsi secara optimal kalau tidak mengandung beberapa zat
gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, demikian juga zat gizi yang
cukup pada kebutuhan nutrisi akan memberikan nilai yang optimal. Secara
umum zat gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu, golongan makro: kalori
dan H2O(air), untuk kalori berasal dari karbohidrat, protein, dan lemak.
Kemudian golongan mikro terdiri dari vitamin dan mineral
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber tenaga bagi anak. Bayi yang baru
mendapat asupan makanan dari ASI akan mendapatkan 40% kalori dan
laktosa yang dikandung dalam ASI. Pada anak yang lebih besar yang
sudah mendapatkan makanan tambahan pendamping ASI, karbohidrat
dapat diperoleh dari makanan yang banyak mengandung tepung,
seperti bubur susu, sereal, nasi tim, atau nasi. Apabila tidak mendapatkan
asupan karbohidrat yang memadai untuk menghasilakn energi, tubuh
akan memecah protein dan lemak cadangan dalam tubuh
Usia BB (Kg) Permukaan Tubuh Cal/Kg (Kg)
(m2)
neonatus 5-4 0,2-0,23 50
1 mg-6 bln 3-8 0,2-0,35 60-70
6bln-12bln 8-12 0,35-0,45 50-60
12bln-24bln 10-15 0,45-0,55 45-50
2thn-5thn 15-20 0,60-0,70 45
6thn-10thn 20-35 0,70-1,10 40-45
11thn-15thn 35-60 1,50-1,70 25-40
Dewasa 70 1,75 15-20
2. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut
vitamin A.D.E.K yang larut dalam lemak pada dasarnya lemak tidak
banyak dibutuhkan dalam jumlah besar kecuali lemak esensial yaitu,
asam linoleat dan asam arakidonat. Lemak merupakan sumber yang
kaya akan energi, sebagai pelindung organ tubuh sepertipembuluh
darah, saraf, organ dan lain-lain terhadap suhu tubuh dapat membantu
rasa kenyang (penundaan waktu pengosongan lambung), komponen
lemak dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab
kekurangan lemak akan menyebabkan terjadinya perubahan kulit
khususnya asam linoleat yang rendah, berat badan kurang, akan tetapi
jumlah lemak yang banyak akan menyebabkan terjadinya hiperlipidemia,
hiperkolesterol, atau dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh
darah dan lain-lain. Untuk mendapatkan jumlah lemak yang cukup dapat
diperoleh dari susu, mentega, kuning telur , daging, ikan, keju, kacang-
kacangan, dan minyak sayur.
3. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam
pembentukan protoplasma sel, selain itu tersedianya protein dalam
jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel
jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Nilai gizi
protein ditentukan oleh kadas asam amino esensial. Dua jenis protein,
yaitu protein hewani, yang didapat dari daging hewan dan protein
nabati yang didapat dari tumbuh-tumbuhan. Nilai gizi protein hewani
lebih besar daripada protein nabati dan lebih mudah diserap oleh tubuh.
Walaupun demikian, kombinasi penggunaan protein hewani dan nabati
sangat dianjurkan
4. Air
Air merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting,
kebutuhan air pada bayi relatif tinggi 75-80% dari berat badan
dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 55-50%. Air bagi tubuh
dapat berfungsi sebagai pelarut untuk pertkaran seluler, sebagai
medium untuk ion, transpot nutrien dan produk buangan dan
pengaturan suhu tubuh. Sumber dan air dapat diperoleh dari air dan
semua makanan
usia Air per Kg per hari
3 hari 80-100 cc
10 hari 125-100 cc
3 bulan 140-160 cc
6 bulan 135-155 cc
9 bulan 125-145 cc
1 tahun 120-135 cc

5. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk
mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan serta dapat mempertahankan
organisme
Vitamin terbagi dalam dua bagian besar, yaitu vitamin yang larut
dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam
air adalah vitamin B dan C yang tidak disimpan dalam tubuh, melainkan
harus dikonsumsi melalui makanan tertentu. Vitamin B mencakup
vitamin B1, B2, B12. Vitamin B1 atau timin dperlukan tubuh untuk
metabolisme karbohidrat dalam pembentukan energi (sebagai koenzim).
Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan tubuh cepat merasa lelah,
kurang napsu makan, kerusakan pembuluh darah dan sel saraf. Vitamin
B2 atau riboflavin penting dalam metabolisme karbohidrat, asam amino,
dan asam lemak, yaitu sebagai koenzim dari flavin enzim. Kekurangn B2
akan menyebabkan tubuh merasa lelah sehingga kurang aktif dalam
bekerja serta dapat mengurangi ketajaman penglihatan. Kekurangan B12
dan asam polat dapat menyebabkan anemia. Selanjutnya, vitamin C
penting bagi tubuh untuk pembentukan substansi antar sel,
meningkatkan daya tahan tubuh, dan meningkatkan absorbsi zat besi
dalam tubuh
Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, K. Vitamin
A mempunyai peran penting bagi tubuh terutama dalam pertumbuhan,
penglihatan, reproduksi, dan pemeliharan sel epitel. Vitamin D penting
untuk penyerapan dan metabolisme kelsium dan fosfor, pembentukan
tulang dan gigi. Vitamin E sebagai antioksidan penting untuk berbagai
senyawa yang larut dalam lemak dan berperan dalam fertilisasi manusia.
Sedangkan vitamin K penting untuk proses pembekuan darah
6. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam
kelompok mikro, yang terdiri dari kalsium, klorida, khromium, kobalt,
tembaga, fluorin, yudium, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium,
natrium, sulfur dan seng. Kesemuanya harus tersedia dalam jumlah yang
cukup. Secara umum mineral berfungsi sebagai membangun jaringan
tulang, mengatur tekanan osmotik dalam tubuh, memberikan elektrolit
untuk keperluan otot-otot saraf dan membuat berbagai enzim

D. Dampak Nutrisi pada Tumbuh Kembang Anak


a. Dampak Psikologis
1. Psikodinamik (Freud)
Pada anak usia bayi, pemenuhan kebutuhan yang utama adalah
kebutuhan dasar melalui oral. Fase oral berhasil dilalui apabila anak
mendapatkan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan oral saat
makan dan minum. Kebutuhan makan dan minum anak dipenuhi
lingkungan, khususnya ibu, baik berupa ASI pada saat menyusui
maupun makanan lumat.Dampak psikodinamik yang diperoleh bayi
adalah kepuasan karena terpenuhinya kebutuhan dasar dan
kehangatan saat pemenuhan kebutuhan dasar tersebut.
2. Psikososial (erikson)
Fase awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak menurut
pendekatan psikososial adalah tercapainya rasa percaya dan tidak
percaya sebagai kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut
3. Maturasi organik (Piaget)
Perkembangan organik yang dialami anak melalui makanan adalah
pengalaman mendapatkan beberapa sensoris, seperti rasa atau
pengecap, penciuman, pergerakan, dan perabaan. Dengan
dikenalkan berbagai macam makanan anak akan kaya dengan
berbagai macam rasa, demikian juga dengan bertambah kayanya
penciuman melalui bau makanan. Selain itu, dengan makanan anak
akan dapat menngkatkan keterampilan, seperti memegang botol
susu, memegang cangkir, sendok, dan keterampilan koordinasi
gerak, seperti menyuap dan menyendok makanan

b. Dampak Fisiologis
Dampak nutrisi pada anak yang terlihat jelas adalah terhadap
pertumbuhan fisik anak. Selama masa intrauterin, asupan nutrisi yang
adekuat pada ibu berdampak tidak hanya pada kesehatan ibu, tetapi
lebih pada pertumbuhan janin. Apabila ibu tidak mendapat asupan gizi
yang adekuat, bayi dapat lahir dengan berat badan rendah
Begitu juga setelah anak dilahirkan, asupan nutrisi yang tepat
untuk bayi, todler, prasekolah, usia sekolah, dan remaja akan sangat
berdampak pada pertumbuhan fisik, yaitu anak akan bertambah berat
dan tinggi atau meningkat secara kuantitas

Anda mungkin juga menyukai