oleh :
Kelompok 3
Masriami 175070209111006
Hendra Sasmita 175070209111027
Trisianna May Ferita 175070209111041
Endang Susilowati 175070209111044
Tito Sri Rahmansyah 175070209111050
Putu Desy Anggaraeni 175070209111052
Mega Puspitasari 175070209111057
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
KATA PENGANTAR
1. Ns. Septi Dewi Rachmawati, MNg, selaku dosen mata kuliah yang telah
membantu penulis menyusun makalah ini.
2. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
3. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang berlipat
ganda.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki
banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik
penulisannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya
semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan bagi
pembaca. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
marijuana saat hamil, medan magnet, pekerjaan orang tua, berat
lahir, urutan lahir, radiasi prenatal dan postnatal, vitamin K, serta
diet (Jullie, dkk, 1994 dalam Simanjorang, dkk, 2010). Gejala klinis
yang muncul pada anak dengan leukemia yaitu pilek tidak sembuh-
sembuh, pucat, lesu, demam, anoreksia dan penurunan berat
badan, ptekie, memar tanpa sebab, nyeri pada tulang dan
persendian, nyeri abdomen, limfadenopati, dan hepatosplenomegali
(Suriadi dan Yuliani, 2010).
Salah satu pengobatan yang ditempuh untuk leukemia
adalah kemoterapi. Kemoterapi membutuhkan waktu yang lama,
bisa bertahun-tahun. Di samping itu, kemoterapi memiliki berbagai
efek samping yang menimbulkan ketidaknyamanan pada anak,
seperti nyeri akibat mukositis, diare, mual, dan lain-lain (Pernomo,
dkk., 2006). Pelaksanaan pemberian obat kemoterapi dan
pemantauan kemajuan pengobatan secara rutin menyebabkan
anak harus beberapa kali berkunjung dan dirawat di rumah sakit.
Sakit dan hospitalisasi merupakan situasi yang menimbulkan stres
pada anak. (Wong, 2009).
Keadaan sakit dan hospitalisasi menjadi stresor bagi anak
saat dirawat di rumah sakit, yang ditunjukkan dengan adanya
perubahan beberapa perilaku pada anak. Selain itu, cemas akibat
perpisahan, kehilangan kendali, cedera tubuh dan nyeri menjadi
stressor tambahan bagi anak saat hospitalisasi. Apabila masalah
tidak teratasi, maka hal ini akan menghambat proses perawatan
anak dan kesembuhan anak itu sendiri. Upaya mengatasi masalah
yang timbul pada anak dalam upaya perawatan di rumah sakit,
difokuskan pada intervensi keperawatan dengan cara
meminimalkan stresor, memaksimalkan manfaat hospitalisasi dan
memberi dukungan psikologis pada anggota keluarga (Wong,
2009).
Berdasarkan hal tersebut kelompok tertarik untuk membahas
tentang asuhan keperawatan leukemia pada anak dan dapat
2
mengaplikasikanya dalam memberikan asuhan keperawatan anak
demi terwujudnya praktik keperawatan yang profesional.
3
membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah.
Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan
mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam
konteks tema makalah.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
a. Kepala & Leher
- Kepala : Pusing
- Wajah : Pucat
- Mata : Tampak conjungtiva anemis
- Hidung : Tampak pernafasan cuping hidung, epistaksis
- Mulut : Tampak mukosa bibir kering, perdarahan gusi
- Leher : Adanya pembesaran kelanjar limfe
b. Thorak & Dada
- Jantung : Ictus cordis tak tampak. Ictus cordis teraba
pada ics 3-4 midclavicula sinistra. Bunyi jantung 1 dan 2
tunggal, tidak ada mur-mur.
- Paru : Dyspnea, takipnea, nyeri tekan pada sternum.
c. Abdomen : Adanya purpura, adanya hepatomegali,
splenomegali, limfadenopati, hipertympani, bising usus
menurun (normal).
d. Genetalia dan anus : Kadang terdapat hematuri, diare.
e. Ekstermitas : Adanya nyeri pada femur atau tibia.
f. Sistem Neorologi : Letargi (keadaan lemah badan dan
tidak ada dorongan untuk melakukan kegiatan, nafsu tidur
berlebihan).
g. Kulit : Adanya ptichea, purpura, mudah memar
sebagai dampak dari adanya perdarahan karena
trombositopenia.
6
5. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
berbuhungan dengan kurang asupan makanan.
6. Ansietas berbuhungan dengan perubahan besar (status
kesehatan).
7. Resiko kerusakan integritas kulit berbuhungan dengan agen
farmaseutikal (kemoterapi).
8. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
(penyakit leukemia, perawatan dan terapi).
7
2.1.3 Rencana Asuhan Keperawatan
DIAGNOSA
NO NOC (KRITERIA HASIL) NIC (INTERVENSI)
KEPERAWATAN
1 Keletihan Kelelahan : Efek yang Manajemen Energi
berbuhungan mengganggu 1. Kaji status fisiologis pasien yang
dengan kelesuan Kriteria hasil : menyebabkan kelelahan sesuai konteks usia
fisiologis (anemia). 1. Tidak ada Malaise. dan perkembangan.
2. Letargi berkurang. 2. Perbaiki defisit status fisiologis (anemia).
3. Nafsu makan klien meningkat. 3. Monitor intake nutrisi untuk mengetahui
sumber energi yang adekuat.
Tingkat Kelelahan 4. Monitor lama waktu istirahat pasien.
Kriteria hasil : 5. Susun kegiatan fisik untuk mengurangi
1. Klien tidak mengalami kelesuan. penggunaan cadangan oksigen untuk fungsi
2. Klien tidak sakit kepala. organ vital (misal : menghindari aktifitas
3. Pembesaran kelenjar limfe langsung setelah makan).
berkurang. 6. Monitor respon oksigen pasien saat
4. Nyeri otot dan nyeri sendi perawatan.
8
berkurang. 7. Instruksikan keluarga/orang yang dekat
dengan pasien teknik perawatan diri dengan
penggunaan energi sehemat mungkin.
8. Anjurkan periode istirahat dan aktifitas secara
bergantian.
9. Lakukan ROM aktif/pasif untuk
menghilangkan ketegangan otot.
Manajemen Kemoterapi
1. Monitor pemeriksaan dan skrining sebelum
pemberian kemoterapi.
2. Monitor efek samping dan efek toksik dari
pengobatan.
3. Berikan informasi pada keluarga tentang efek
samping obat kemoterapi.
4. Instruksikan pada pasien dan keluarga cara
untuk mencegah infeksi (selalu mencuci
tangan, mempertahankan kebersihan,
menhindarkan dari keramaian).
9
5. Instruksikan pada pasien dan keluarga untuk
mengindari produk yang mengandung aspirin.
6. Ajarkan pasien dan keluarga untuk memonitor
kerusakan organ berdasarkan tipe terapi yang
digunakan.
7. Fasilitasi pasien untuk mengungkapkan
ketakutan tentang prognosis dan keberhasilan
terapi.
8. Berikan informasi yang konkrit terkait efek dari
terapi untuk mengurangi ketidakyakinan,
ketakutan, dan kecemasan.
2 Nyeri akut Tingkat Nyeri Peningkatan Mekanika Tubuh
berbuhungan Kontrol Nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
dengan agen Tingkat Kenyamanan komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
cedera biologis. Kriteria hasil : durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
1. Mampu mengontrol nyeri (mampu presipitasi.
menggunakan tehnik 2. Observasi reaksi nonverbal dari
nonfarmakologi untuk mengurangi ketidaknyamanan.
nyeri, mencari bantuan). 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
10
2. Melaporkan bahwa nyeri mengetahui pengalaman nyeri pasien.
berkurang dengan menggunakan 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri.
manajemen nyeri. 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau.
3. Mampu mengenali nyeri (skala, 6. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan
intensitas, frekuensi dan tanda lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri
nyeri). masa lampau.
4. Menyatakan rasa nyaman setelah 7. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
nyeri berkurang. menemukan dukungan.
5. Tanda vital dalam rentang normal. 8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan.
9. Kurangi faktor presipitasi nyeri.
10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan inter
personal).
11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi.
12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi.
13. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
11
14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri.
15. Tingkatkan istirahat.
16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri tidak berhasil.
Pemberian Analgesik
1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum pemberian obat.
2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi.
3. Cek riwayat alergi.
4. Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika pemberian
lebih dari satu.
5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri.
6. Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal.
7. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
12
pengobatan nyeri secara teratur.
8. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah pemberian analgesik pertama kali
9. Berikan analgesik tepat waktu terutama saat
nyeri hebat.
10. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan
gejala (efek samping).
3 Resiko perdarahan Keparahan Kehilangan Darah Pencegahan Perdarahan
berbuhungan Kriteria hasil : 1. Monitor kemungkinan terjadinya perdarahan
dengan koagulopati 1. Penurunan Hb tidak signifikan. pada pasien.
inheren 2. Pucat pada kulit dan membran 2. Catat kadar HB dan Ht setelah pasien
(trombositopenia). mukosa berkurang. mengalami kehilangan banyak darah.
3. Pantau gejala dan tanda timbulnya
Status Sirkulasi perdarahan yang berkelanjutan (cek sekresi
Kriteria hasil : pasien baik yang terlihat maupun yang tidak
1. Tanda-tanda vital dalam batas disadari perawat).
normal. 4. Pantau faktor koagulasi, termasuk
protrombin, waktu paruh tromboplastin,
fibrinogen, degradasi fibrin, dan kadar
13
Manajemen diri: terapi platelet dalam darah).
antikoagulan 5. Pantau tanda-tanda vital, osmotic, termasuk
Kriteria hasil : tekanan darah.
1. Klien dan keluarga klien 6. Atur pasien agar pasien tetap bed rest jika
mengetahui tanda dan gejala masih ada indikasi pendarahan.
perdarahan. 7. Lindungai pasien dari hal-hal yang
menimbulkan trauma dan bisa menimbulkan
perdarahan.
8. Gunakan sikat gigi yang lembut untuk
perawatan oral pasien.
9. Hindari tindakan invasif.
10. Hindari pengukuran suhu secar rektal.
11. Instruksikan pasien atau keluarga pasien
untuk menghindari aspirin/ antikoagulan yang
lain.
12. Instruksikan pasien atau keluarga pasien
untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung vit K.
13. Cegah terjadi konstipasi.
14
14. Ajarkan pasien dan keluarga untuk
mengenali tanda-gejala terjadinya
perdarahan dan tindakan pertama untuk
penanganan selama perdarahan
berlangsung.
4 Resiko infeksi Status Imunitas Kontrol Infeksi
berbuhungan Kontrol Risiko 1. Batasi pengunjung bila perlu.
dengan pertahanan Kriteria hasil : 2. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci
tubuh sekunder 1. Klien bebas dari tanda dan gejala tangan saat berkunjung dan setelah
tidak adekuat infeksi. berkunjung meninggalkan pasien.
(penurunan 2. Klien dan keluarga menunjukkan 3. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
hemoglobin). kemampuan untuk mencegah tindakan keperawatan.
timbulnya infeksi. 4. Pertahankan lingkungan aseptik selama
3. Jumlah leukosit dalam batas pemasangan alat.
normal. 5. Ganti letak IV perifer dan line central dan
4. Menunjukkan perilaku hidup dressing sesuai dengan petunjuk umum.
sehat. 6. Tingkatkan intake nutrisi.
7. Berikan terapi antibiotik bila perlu.
15
Proteksi Terhadap Infeksi
1. Batasi pengunjung bila perlu.
2. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
lokal.
3. Monitor hitung granulosit, WBC.
4. Monitor kerentanan terhadap infeksi.
5. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase.
6. Dorong masukkan nutrisi yang cukup.
7. Dorong masukan cairan.
8. Dorong istirahat.
9. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi.
10. Ajarkan cara menghindari infeksi.
11. Laporkan kecurigaan infeksi.
5 Ketidakseimbangan Status Nutrisi : Asupan Makanan Manajemen Nutrisi
nutrisi: kurang dari dan Cairan 1. Kaji adanya alergi makanan.
kebutuhan tubuh Kriteria Hasil : 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
16
berbuhungan 1. Berat badan ideal sesuai dengan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
dengan kurang tinggi badan. pasien.
asupan makanan. 2. Klien dan keluarga mampu 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
mengidentifikasi kebutuhan Fe.
nutrisi. 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
3. Tidak ada tanda tanda malnutrisi. dan vitamin C.
4. Tidak terjadi penurunan berat 5. Berikan substansi gula.
badan yang berarti 6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung
tinggi serat untuk mencegah konstipasi.
7. Berikan makanan yang terpilih (sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi).
8. Ajarkan keluarga pasien bagaimana membuat
catatan makanan harian.
9. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.
10.Berikan informasi kepada pasien dan
keluarga pasien tentang kebutuhan nutrisi.
11.Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan.
17
Monitor Nutrisi
1. Monitor adanya penurunan berat badan.
2. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
selama jam makan.
3. Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi.
4. Monitor turgor kulit.
5. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan
mudah patah.
6. Monitor mual dan muntah.
7. Monitor makanan kesukaan.
6 Ansietas Tingkat Rasa Takut Anak Pengurangan Kecemasan
berbuhungan Kriteria Hasil : 1. Kaji tanda verbal dan nonverbal kecemasan.
dengan perubahan 1. Gelisah berkurang. 2. Gunakan pendekatan yang tenang dan
besar (status 2. Ketakutan berkurang. meyakinkan.
kesehatan). 3. Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi
Adaptasi Anak terhadap Perawatan yang akan dirasakan yang mungkin akan
di Rumah Sakit dialami selama prosedur.
Kriteria Hasil : 4. Berikan informasi faktual terkait diagnosis,
18
1. Klien menunjukkan interaksi perawatan dan prognosis.
dengan orangtua dan perawat. 5. Lakukan usapan pada punggung/leher
2. Klien dan keluarga mengetahui dengan cara yang tepat.
alasan hospitalisasi. 6. Jauhkan peralatan perawatan dari
3. Klien dan keluarga bertanya pandangan (klien).
tentang penyakit. 7. Ciptakan atmosfer rasa aman untuk
4. Klien dan keluarga mau meningkatkan kepercayaan
bekerjasama selama prosedur. 8. Dorong verblisasi perasaan, persepsi,
5. Klien menunjukkan interaksi ketakutan.
dengan teman sebaya. 9. Dukung penggunaan mekanisme koping
yang sesuai
19
4. Fokuskan terapi pada pengaturan diri dan
membangun kembali rasa aman.
5. Gunakan seni dan bermain untuk
meningkatkan ekspresi.
6. Libatkan orangtua dan pengasuh dalam
terapi.
7 Resiko kerusakan Integritas Jaringan : Kulit dan Manajemen Tekanan
integritas kulit Membran Mukosa. 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan
berbuhungan Kriteria Hasil : pakaian yang longgar
dengan agen 1. Integritas kulit yang baik dapat 2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
farmaseutikal dipertahankan (sensasi, kering.
(kemoterapi). elastisitas, temperatur, hidrasi, 3. Monitor kulit akan adanya kemerahan.
pigmentasi). 4. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada
2. Tidak ada luka/lesi pada kulit. derah yang tertekan.
3. Perfusi jaringan baik. 5. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien.
4. Mampu melindungi kulit dan 6. Monitor status nutrisi pasien.
mempertahankan kelembaban 7. Mandikan pasien dengan sabun dan air
kulit dan perawatan alami. hangat.
20
8 Defisiensi Pengetahuan : Manajemen Pengajaran : Proses Penyakit
pengetahuan Penyakit Kronik. 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait
berhubungan Kriteria Hasil : dengan proses penyakit.
dengan kurang 1. Klien dan keluarga dapat 2. Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari
informasi (penyakit menyebutkan kembali tanda dan penyakit, sesuai kebutuhan.
leukemia, gejala penyakit kronis (leukimia). 3. Jelaskan mengenai proses penyakit, sesuai
perawatan dan 2. Klien dan keluarga dapat kebutuhan.
terapi). menyebutkan kembali tanda dan 4. Identifikasi mengenai proses penyakit, sesuai
gejala komplikasi penyakit kebutuhan.
(leukimia). 5. Identifikasi perubahan kondisi fisik pasien.
3. Klien dan keluarga dapat 6. Beri ketenangan terkait kondisi pasien,
menyebutkan kembali strategi sesuai kebutuhan.
untuk mencegah komplikasi 7. Beri informasi kepada keluarga/orang yang
penyakit (leukimia). penting bagi pasien mengenai
4. Klien dan keluarga dapat perkembangan pasien, sesuai kebutuhan.
menyebutkan kembali pilihan 8. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
pengobatan yang tersedia. mungkin diperlukan untuk mencegah
5. Klien dan keluarga dapat komplikasi di masa yang akan datang dan
menyebutkan kembali atau mengkontrol proses penyakit.
21
penggunaan yang benar dari 9. Diskusikan pilihan terapi/penanganan.
obat yang diresepkan. 10. Jelaskan alasan dibalik
6. Klien dan keluarga mengetahui manajemen/terapi/penanganan yang
efek samping obat. direkomendasikan.
7. Klien dan keluarga mengetahui 11. Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin
pentingnya kepatuhan dalam ada, sesuai kebutuhan.
rejimen pengobatan 12. Instruksikan pasien mengenai tindakan untuk
8. Klien dan keluarga mengetahui mencegah/meminimalkan efek samping,
diet yang dianjurkan. penanganan dari penyakit, sesuai kebutuhan.
13. Edukasi pasien dan keluarga pasien
mengenai tindakan untuk
mengkontrol/meminimalkan gejala, sesuai
kebutuhan.
14. Edukasi pasien mengenai tanda dan gejala
yang harus dilaporkan kepada petugas
kesehtan, sesuai kebutuhan.
22
2.1.4 Evaluasi
Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan
rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien.
Menurut Wong (2004) hasil yang diharapkan pada klien dengan
leukemia adalah :
1. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
2. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat
kemampuan, adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.
3. Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.
4. Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami
mual dan muntah.
5. Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya
rasa tidak nyaman.
6. Masukan nutrisi adekuat.
7. Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau
menunjukkan bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan
perasaan tidak nyaman.
8. Kulit tetap bersih dan utuh.
9. Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan
kerontokan rambut, anak membantu menentukan metode untuk
mengurangi efek kerontokan rambut dan menerapkan metode
ini dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.
10. Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang
prosedur, keluarga menunjukkan pengetahuan tentang penyakit
anak dan tindakannya. Keluarga mengekspresikan perasaan
serta kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama anak.
11. Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak
keperawatan, keluarga dan anak mendiskusikan rasa takut,
kekhawatiran, kebutuhan dan keinginan mereka pada tahap
terminal, pasien dan keluarga mendapat dukungan yang
adekuat.
23
12. Evalusi tingkat pemahaman keluarga terhadap tatalaksana
perawatan penyakit.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuhan Keperawatan mengambarkan dan mencerminkan
individualisasi perawatan yang perawat berikan. Proses-proses
keperawatan yang dilakukan menunjukan pentingnya peranan
perawat dalam proses pengobatan dan penyembuhan pasien.
Intervensi yang diberikan harus sesuai dengan masalah pasien dan
diagnosa keperawatan yang ada.
Leukemia merupakan suatu penyakit yang ditandai
proliferasi dini leukosit yang abnormal dan ganas sehingga jumlah
leukosit berlebihan dan dapat menyebabkan terjadinya anemia
trombositopenia. Manifestasi klinis yang muncul pada anak dengan
leukemia yaitu pucat, letih, deman, ptekie, nyeri pada tulang dan
persendian, nyeri abdomen, hepatomegali, splenomegali,
limfadenopati, muntah, dan anoreksia.
Salah satu pengobatan yang ditempuh untuk leukemia
adalah kemoterapi. Kemoterapi membutuhkan waktu yang lama,
bisa bertahun-tahun. Di samping itu, kemoterapi memiliki berbagai
efek samping yang menimbulkan ketidaknyamanan pada anak,
seperti nyeri akibat mukositis, diare, mual, dan lain-lain.
Pelaksanaan pemberian obat kemoterapi dan pemantauan
kemajuan pengobatan secara rutin menyebabkan anak harus
beberapa kali berkunjung dan dirawat di rumah sakit. Sakit dan
hospitalisasi merupakan situasi yang menimbulkan stres pada
anak.
Akhirnya, dengan makalah penyusunan asuhan keperawatan
leukemia pada anak dapat menunjukan dan menjelaskan asuhan
keperawatan leukemia pada anak dalam bentuk teori dan
pemberian intervensi perawat baik secara mandiri maupun
kolaborasi yang ditujukan kepada anak dengan leukemia.
25
3.2 Saran
Pada kesempatan ini penulis mengemukakan beberapa
saran sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi usaha
peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang akan
datang, diantaranya :
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat perlu
mengetahui atau mengerti tentang rencana keperawatan pada
anak dengan leukemia.
2. Masyarakat umum ataupun anak maupun keluarga dengan anak
leukemia hendaknya juga memahami tentang proses penyakit,
gejala, dan pencegahannya, agar mampu mendeteksi secara
dini bila terdapat gejala penyakit tersebut.
26
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. (2011). Global Cancer Facts & Figures 2nd
Edition. Atlanta: American Cancer Society.
27
28