Disusun oleh :
NURPATIMA LUBIS
170160014
VII
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
• Billing (1959) “ Sesar didefinisikan sebagai bidang rekahan yang disertai oleh
adanya pergeseran relatif (displacement) satu blok terhadap blok batuan lainnya.
Jarak pergeseran tersebut dapat hanya beberapa milimeter hingga puluhan
kilometer, sedangkan bidang sesarnya mulai dari yang berukuran beberapa
centimeter hingga puluhan kilometer.
• Ragan (1973) “ Sesar merupakan suatu bidang rekahan yang telah mengalami
pergeseran.
• Tjia (1977) “ Struktur sesar adalah rekahan yang mengalami geser-geseran yang
jelas.
• Park (1983) “ Sesar adalah suatu bidang pecah (fracture) yang memotong suatu
tubuh batuan dengan disertai oleh adanya pergeseran yang sejajar dengan bidang
pecahnya.
Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang memperlihatkan
pergeseran. Patahan / sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran.
Pergeseran pada sesar bisa terjadi sepanjang garis lurus (translasi) atau terputar
(rotasi). Akibat terjadinya pergeseran itu, sesar akan mengubah perkembangan
topografi, mengontrol air permukaan dan bawah permukaan, merusak stratigrafi
batuan, dan sebagainya. Umumnya disertai oleh struktur yang lain seperti lipatan,
rekahan. Adapun di lapangan indikasi suatu sesar / patahan dapat dikenal melalui :
Patahan itu sendiri akan selalu mempunyai bidang yang disebut dengan
"bidang patahan". Bidang patahan adalah bidang yang mewakili permukaan fraktur
patahan. Dalam pembentukannya, patahan meninggalkan jejak yang sering disebut
sebagai jejak patahan (jejak sesar). Patahan biasanya tidak berdiri sendiri, sehinnga
para ahli Geologi memunculkan istilah zona patahan. Zona patahan adalah zona
deformasi kompleks yang berhubungan dengan keberadaan bidang patahan.
1. Horst
Horst adalah dataran yang mengalami kenaikan akibat adanya tenaga
endogen. Kenaikan dataran ini akibat adanya gerakan tektogenesa vertikal.
2. Graben
Graben adalah dataran yang mengalami penurunan akibat dari tarikan
tenaga endogen. Penurunan ini terjadi secara cepat. Graben terjadi akibat dari
gerakan tektogenesa yang memusat, dan menarik sesar ke arah bawah melalui
dua titik. Graben juga bisa disebut Slenk atau Terban. Graben yang terisi
oleh air dapat menjadi danau. Salah satu contoh graben di indonesia
adalah danau toba di sumatra utara dan danau tempe di sulawesi.
3. Fault Scrap
Fault scarp (fleksur) adalah bentuk patahan yang terjadi akibat dorongan
dari satu sisi saja. Dorongan ini menyebabkan salah satu bagian sesar menjadi
naik, sehingga membentuk dinding terjal yang posisinya lebih tinggi dari pada
daerah sekitar. Patahan ini biasa disebut tebing atau cliff.
4. Pegunungan Patahan
Pegunungan patahan (Step Faulting) adalah bentuk patahan yang
berbentuk seperti tangga. Hal ini terjadi akibat adanya gerakan penurunan
beberapa sesar dengan tempo dan gerakan yang hampir sama.
1. Dekstral
Dekstral adalah patahan horizontal yang bergerak ke arah kanan. Dekstral
dapat diketahui dengan cara berdiri di depan potongan sesar yang besar. jika
patahan tersebut adalah dekstral, maka sesar tersebut akan bergerak ke kiri.
2. Sinistral
Sinistral adalah patahan horizontal yang bergerak ke arah kiri. Untuk
mengetahu sinistral, caranya sama dengan dekstral. Yaitu berdiri di depan
potongan sesar yang besar. jika sesar tersebut bergerak ke arah kiri, maka patahan
tersebut adalah sinistral.
d. Bentuk Oblique
2) Reserve Fault
Merupakan patahan dengan arah footwall yang relatif turun dibanding hanging
wall. Ciri dari patahan ini adalah sudut kemiringan yang relatif kecil yaitu kurang dari
45 derajat.
3) Strike Fault
Merupakan patahan yang arahnya relatif mendatar ke kiri atau ke kanan. Arah
patahan mendatar ini tidak sepenuhnya seluruh lapisan batuan bergerak dengan arah
mendatar namun sebagian ada yang bergerak dengan arah vertikal. Bila gerakan
patahan ke kanan di sebut sesar geser sinistrial dan bila ke kiri dinamakan sesar geser
dekstral.
Ada juga pengelompokan sesar atau patahan lainnya yang dikemukakan oleh ahli
E.W Spencer (1977), menurutnya sesar atau patahan dapat dikelompokan menjadi
berikut ini:
Sesar Tranlasi – merupakan kondisi dimana tidak adanya gerakan rotasi dari
masing-masing blok namun garis-garis sejajar dari masing-masing blok yang
berlawanan tetap sejajar.
Sesar rotasi – merupakan kondisi dimana terjadi rotasi pada masing-masing blok
yang membuat kedudukan kedua blok tidak sejajar dan berlawanan arah.
Sesar juga dikelompokkan menjadi 3 kelompok menurut ahli Billinge tahun 1977,
seperti berikut ini:
Strike Skip Fault – Sebuah patahan akan dikatakan masuk dalam kategori strike
skip fault jika memiliki rake sebesar 0° dan memiliki arah sejajar terhadap bidang
sesar.
Dip Slip Fault – Merupakan kondisi dimana terdapat patahan yang memiliki rake
90° dan memiliki arah gerak tegak lurus pada masing-masing bidangnya.
Diagonal Fault – Sebuah patahan akan dikatakan sebagai diagonal fault jika tidak
memiliki rake 0° dan 90°.
1. Menurut Tjia tahun 1976, tingkat keaktivan sesar atau patahan adalah sebagai
berikut:
Sesar aktif, merupakan sesar yang terjadi pada masa holosen atau saat sejarah
geologi sudah ditemukan
Sesar aktif potensial, merupakan sesar yang memiliki usia pada kwarter dan
ini biasanya terjadi pada daerah yang memiliki gunung api di dalamnya.
Sesar aktif tidak pasti, sesar ini merupakan sesar yang terjadi lebih lama dari
kwarter sehingga usianya pun sudah sangat tua dan hal ini membuat apakah
sesar tersebut masih aktif atau tidak menjadi tidak pasti.
2. Menurut Lensen tahun 1980, keaktifan sesar dibedakan menjadi berikut ini:
Sesar aktif kelas 1, merupakan sesar yang pernah mengalami pergerakan atau
pergeseran paling tidak kurang lebih 5000 terakhir.
Sesar aktif kelas II, adalah sesar yang mengalami pergerakan dan pengulangan
pergerakan setidaknya 5000 hingga 50.000 tahun yang lalu. Sesar jenis ini
termasuk yang kurang aktif karena sudah lama sekali mengalami pergerakan.
Sesar aktif kelas III, adalah sesar yang sangat tidak aktif karena paling tidak
terjadi pengulangan gerakan pada kurun waktu 50.000 hingga 500.000 tahun
yang lalu.
Berdasarkan kumpulan kekhasan yang dimiliki oleh bidang daerah sesar dapat
dibedakan menjadi berikut ini:
Thrust Fault, adalah pola yang berbentuk tegasan utama pada maksimum dan
intermediate adalah pola posisi horizontal.
Normal fault, adalah patahan yang memiliki ketegasan utama adalah vertikal
Wrench Fault, merupakan patahan yang tegasan utamanya adalah gorizontal.
4. Mekanisme Sesar atau Patahan
1. Sesar Naik
Ini adalah kondisi di mana sebagian dataran terdorong ke atas. Hal ini
diakibatkan adanya dorongan dari dalam bumi yang bisa berasal dari air tanah
ataupun lava, menyebabkan lapisan dataran dipaksa untuk terangkat ke atas. Tidak
hanya mendorong lapisan saja. Jika berada di dekat atau di laut, lapisan dapat
mendorong air juga membuat gelombang besar yang dikenal sebagai tsunami.
Sejumlah sesar naik (Thrust zone) yang terbentuk pada periode tektonik
yang sama dinamakan sebagai Thrust Systems (Boyer dan Elliott, 1982). Pada
Thrust System, ada dua jenis pola sesar utama, yaitu Imbricate Fan dan Duplexes.
Pola struktur Imbricate Fan dicirikan dengan adanya Thrust sheet yang di
dalamnya berkembang struktur lipatan asimetri dan rebah mengikuti arah Tectonic
transport, sedangkan di dalam pola Duplex , Thrust sheet dilingkupi oleh sesar
(Boyer dan Elliott, 1982).
2. Sesar Mendatar
Bidang sesar pada sesar mendatar ini seperti bidang vertikal biasa oleh
karena itu istilah hanging fault dan foot wall tidak lazim digunakan oleh sesar atau
patahan jenis ini. sesar mendatar ini memiliki bentuk yang mendatar dan agak
berbeda dengan jenis sesar naik yang memiliki bagian depan dan belakang.
3. Sesar Normal
Sesar normal merupakan bidang yang posisinya saling sejajar satu sama
lain, bagian bidang sesar yang berada di bawah dikenal dengan graben sedangkan
untuk bidang sesar yang berada di bawah dinamakan dengan graben. Kemudian
jika hanya ada salah satu dari dua bidang tersebut yang mengalami pergerakan
tunggal maka bisa dinamakan dengan half graben atau half horst tergantung pada
situasi yang terjadi. contoh dari jenis sesar normal ini adalah patahan semangko
yang berada di pulau sumatera. Sesar normal umumnya terbentuk lebih dari satu
bidang yang posisinya relatif saling sejajar.Apabila bidang sesarnya lebih dari satu
buah, maka bagian yang tinggi dinamakan sebagai horst dan bagian yang rendah
dinamakan sebagai graben.
Selanjutnya apabila jenjang dari bidang sesar normal ini hanya berkembang
di salah satu sisi saja (gawir sesar hanya dijumpai pada salah satu lereng saja),
maka kelompok sesar tersebut lazim dinamakan sebagai half graben dan apabila
jenjang bidang sesar normalnya berpasangan maka dinamakan sebagai graben.
Berdasarkan pada bentuk bidang sesar, maka sesar normal ini dapat dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu Planar Ekstensional Fault dan Listric Ekstensional Fault.
Selanjutnya Planar ekstensional fault berdasarkan ada tidaknya rotasi, dibedakan
menjadi Non-rotational planar fault dan Rotational planar fault.
Dilihat dari efek atau akibat yang ditimbulkan, kejadian-kejadian yang mungkin
terjadi mengiringi peristiwa gempa bumi sebagai berikut:
- Gelombang tsunami
Salah satu akibat dari gempa bumi adalah munculnya gelombang tsunami jika
sumber gempa di bawah laut. Gelombang tsunami tersebut muncul jika di pusat
gempa terjadi patahan lempeng bumi turun sehingga air laut surut sementara. Akan
tetapi tidak lama kemudian gelombang sangat tinggi dan berkecepatan luar biasa
menerjang pantai dan masuk jauh ke daratan. Selanjutnya gelombang ini merusak apa
saja yang dilaluinya.
- Kerusakan bangunan
Pada dasarnya sebelum terjadi gempa tata air tanah bersifat terbuka, tidak
bertekanan, berlapis-lapis sesuai dengan struktur batuan dan tanah sehingga ada mata
air kecil, relatif besar, dan sudah terbentuk kantong-kantong air di bawah tanah.
Kantong-kantong air tersebut secara rutin terisi oleh saluran primer, sekunder, dan
tersier berdasarkan struktur dan kestabilan tanah yang telah terbentuk sebelumnya.
Ketika terjadi gempa bumi lapisan dalam kantong-kantong air ini patah sehingga
terjadi kebocoran, lapisan tanah terkoyak, dan bergeser.
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND.GEOGRAFI/197901012005011-
NANDI/geologi%20lingkungan/GEMPA_BUMI.pdfsuplemen_Geologi_Lingkungan.pdf,
diakses 1 Oktober 2019
http://j2-fajar-fa.blogspot.com/2017/02/pengertian-pembentukan-dan-jenis-jenis-
patahan.html, diakses 1 Oktober 2019
https://www.academia.edu/28143657/MAKALAH_GEOLOGI_STRUKTUR_-
_SESAR_FAULTS, diakses 1 Oktober 2019
https://forum.teropong.id/2017/10/28/pengertian-patahan-jenis-dan-mekanisme-sesar-atau-patahan/,
diakses 1 Oktober 2019
https://www.academia.edu/28143657/MAKALAH_GEOLOGI_STRUKTUR_-
_SESAR_FAULTS, diakses 1 Oktober 2019