Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara (ASN) terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja untuk
instansi pemerintah. ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik,
melakukan pelayanan publik serta perekat dan pemersatu bangsa guna mencapai
cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan Negara. Oleh karenanya seorang ASN
harus dapat bekerja secara prima, profesional, dan beretika sesuai dengan kode
etik dan nilai dasar ASN yang tertuang dalam Undang-Undang ataupun peraturan
pemerintah yang berlaku.
Dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara tentang Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil, disebutkan bahwa Pelatihan Dasar CPNS bertujuan
untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi.
Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS
yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak professional dalam
melayani masyarakat.
Untuk membentuk PNS profesional, dibutuhkan pembaharuan atas pola
penyelenggaraan pelatihan dasar yang ada saat ini dan yang didukung oleh smua
pihak. Praktik penyelenggaraan Pelatihan Dasar dengan inovasi baru yang
memungkinkan peserta untuk mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar
profesi PNS dengan cara mengalami sendiri dalam penerapan dan aktualisasi
pada tempat/tempat magang, sehingga peserta merasakan manfaatnya secara
langsung. Dengan demikian nilai-nilai dasar tersebut terpatri kuat dalam dirinya.
Nilai-nilai dasar tersebut yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu dan anti korupsi melalui pembaharuan Pelatihan Dasar
(LATSAR) ini diharapkan dapat menghasilkan PNS yang professional, yang
dewasa ini sangat dibutuhkan untuk mengelola segala prakondisi dan sumber
daya pembangunan yang ada, sehingga dapat mempercepat peningkatan daya

1
2

saing bangsa. Untuk mencetak PNS yang profesional maka calon PNS
diwajibkan mengikuti Pelatihan Dasar (LATSAR) agar dapat menginternalisasi
nilai-nilai dasar PNS yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu dan anti korupsi (ANEKA) yang akan diaktualisasikan di satuan kerja
masing-masing peserta dengan bersumber dari Sasaran Kinerja Pegawai (SKP),
dan penugasan khusus dari atasan serta kegiatan inisiatif sendiri yang
mendapatkan persetujuan atasan .
Untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDGs) yaitu
Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (KH) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1000 KH pada tahun 2015, perlu
upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras karena kondisi saat ini, AKI
307 per 100.000 KH dan AKB 34 per 1000 KH.
Data kematian di komunitas pada umumnya diperoleh melalui data
survei kerena sebagian besar kejadian kematian terjadi di rumah, sedangkan data
kematian di fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Mortalitas
atau angka kematian yang menjadi indikator dalam penilaian keberhasilan
program pembangunan dan pelayanan kesehatan adalah Angka Kematian Ibu
(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA).
Berdasarkan Laporan Kematian Ibu dari Puskesmas se Kabupaten
Situbondo tahun 2017 jumlah kematian ibu adalah 10 kasus dengan masa
kematian pada masa hamil 20% (2 kasus), masa persalinan sebesar Profil
Kesehatan Kabupaten Situbondo Tahun 2017 Page 13 30% (3 kasus) dan masa
nifas 50% (5 kasus). Dengan kelahiran hidup pada tahun 2017 sebesar 8.999
bayi, maka AKI kabupaten Situbondo tahun 2017 adalah 111,12 per 100.000
kelahiran hidup, sedangkan target yang ditetapkan pada tahun 2017 adalah
126/100.000 kelahiran hidup.
Dalam Penurunan Angka Kematian Ibu sangat ditentukan oleh kualitas
pelayanan Ibu Hamil (Bumil K4), Penanganan komplikasi kebidanan,
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten, dan Kualitas
pelayanan Ibu Nifas. Upaya percepatan penurunan AKI di Kabupaten Situbondo
yang terus dilakukan hingga saat ini adalah sbb:
1. Peningkatan pelaksanaan ANC berkualitas
3

2. Optimalisasi aplikasi SI RISTI MESSEM dan tindaklanjutnya


3. Memaksimalkan GARDU PENAKIB di tingkat desa, kecamatan
berikut jejaringnya
4. Penguatan rantai rujukan ibu hamil
Beberapa faktor yang memicu terjadinya kasus AKI dan AKB antara lain
kondisi dan letak geografis yang masih sangat jauh dari jangkauan tenaga
kesehatan (Bidan), masih rendahnya rata-rata pengetahuan masyarakat tentang
kehamilan risiko tinggi dan masih banyak yang menggunakan jasa dukun
beranak.
Sebagai dokter ahli pertama penulis tertarik untuk mengangkat
permasalahan tersebut supaya segera ditindaklanjuti sekaligus melaksanakan
aktualisasi untuk Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan
III. Oleh karena itu penulis memutuskan untuk mengambil judul rancangan
aktualisasi “ Upaya Menurunkan Kasus Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi Melalui Kegiatan ANC Terpadu”.

I.2 Tujuan dan Manfaat Aktualisasi


I.2.1Tujuan Aktualisasi
Adapun tujuan melaksanakan kegiatan aktualisasi ialah
1. Untuk menjalankan kewajiban sebagai ASN dengan menerapkan nilai-nilai
dasar yang telah didapatkan pada kegiatan latihan dasar yaitu nilai-nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi sehingga menjadi seorang ASN yang profesionalisme dan
melaksanakan perannya sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik serta
perekat dan pemersatu bangsa.
2. Meningkatkan pengetahuan Ibu hamil khususnya ibu hamil dengan risiko
tinggi guna menekan terjadinya kesulitan-kesulitan hingga kematian.
I.2.2 Manfaat Aktualisasi
Manfaat dari penulisan rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut ;
1. Manfaat Internal
a). Meningkatkan profesionalisme kerja bagi tenaga kesehatan dan kader
b). Meningkatkan komunikasi yang lebih baik antara dokter, bidan
koordinator, bidan wilayah, dan kader sehingga dapat melakukan
4

pemantauan dan kontrol terhadap ibu hamil khususnya risiko tinggi secara
lebih baik.
2. Manfaat eksternal
a). Memberikan kepuasan terhadap masyarakat dalam pelayanan kesehatan.
b). Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Puskesmas.

1.3 Ruang Lingkup Aktualisasi


Dalam rangkaian kegiatan aktualisasi yang dijalani, adapun ruang lingkup
atau batasan rancangan kegiatan aktualisasi ini meliputi:
1. Melakukan konsultasi dengan mentor terkait penyususnan Rancangan
Aktualisasi
2. Menyusun media peraga sosialisasi
3. Melaksanakan kegiatan ANC Terpadu
4. Melakukan pendataan mengenai ibu hamil risiko tinggi
5. Melakukan kegiatan kunjungan rumah ibu hamil risiko tinggi
6. Melaksanakan kegiatan sosialisasi tentang angka kematian ibu dan angka
kematian bayi pada ibu hamil
7. Melakukan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan sosialisasi
8. Menyusun laporan kegiatan aktualisasi
Dalam kegiatan pelaksanaan aktualisasi ditempat kerja digunakan lima dasar
ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi yang harus muncul disetiap aktifitas ASN. Oleh karena itu
diperlukan pengetahuan terkait lima aspek ANEKA tersebut.

Anda mungkin juga menyukai