Kegiatan Analisa Potensi Kecelakaan Kerja dan PAK tahun 2011 merupakan salah satu
bentuk pengembangan sistem pengawasan ketenagakerjaan sekaligus untuk menentukan strategi
dan langkah-langkah preventif ataupun represif dalam penanganan masalah norma
ketenagakerjaan khususnya kepada pengusaha,tenaga kerja serta sebagai bahan penyusunan
kebijakan maupun program pengawasan norma ketenagakerjaan.
Kami menyadari bahwa pelaksanaan kegiatan Analisa Potensi Kecelakaan Kerja dan
PAK tahun 2011 masih jauh dari harapan dan kesempurnaan mengingat berbagai keterbatasan
yang kami miliki,untuk itu sumbangan pemikiran baik dalam bentuk kritik maupun saran demi
perbaikan di masa mendatang sangat diharapkan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pelaksanaan kegiatan Analisa Potensi Kecelakaan Kerja dan PAK khususnya manajemen
perusahaan yang telah memberikan informasi tentang ketenagakerjaan baik berupa data yang
menyangkut norma kerja maupun norma keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Selanjutnya kami berharap semoga kegiatan Analisa Potensi Kecelakaan Kerja dan PAK
ini dapat bermanfaat dalam mengambil suatu kebijakan di bidang ketenagakerjaan secara efektif
dan efisien.
a.n. KEPALA
KABID TENAGA KERJA
I L Y A S, S.Pd
Pembina
NIP. 19611231 198206 1 007
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keselamatan dan kesehatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja
pada khususnya dan manusia pada umumnya,hasil karya dan budayanya menuju masyarakat
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi
tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah
tahun 1969 tentang Pokok-Pokok Mengenai Tenaga Kerja yang selanjutnya mengalami
tahun 2003 dinyatakan bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja,moral dan kesusilaan dan perlakuan yang
yaitu Veiligheids Reglement,Stbl No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai dalam
No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala tempat
kerja,baik di darat,di dalam tanah,permukaan air,di dalam air maupun udara yang berada di
1. Agar tenaga kerja dan setiap orang lain yang berada dalam tempat kerja selalu dalam
Masalah kecelakaan kerja merupakan salah satu masalah utama dalam bidang
keselamatan dan kesehatan kerja.Masalah ini diperkirakan akan meningkat sehubungan makin
kecelakaan kerja cenderung masih tinggi karena K3 belum menjadi sikap mental dan budaya
bagi pekerja dan pengusaha.Oleh karena itu maka masalah kecelakaan kerja dan penyakit
Konsep dasar dan mekanisme terjadinya kecelakaan dapat dilihat dari beberapa
pendekatan:
a. Fisik (ukuran,kekuatan)
b. Mental (perhatian.pengertian)
e. Emosi (pemarah,senang,tekanan)
f. Sikap (pemerhati)
2. Design Failure (Kesalahan Design)
merupakan langkah utama dan yang pertama yang perlu dibuat secara tertulis serta diketahui
dan dimengerti sebaik-baiknya oleh seluruh jajaran manajemen maupun karyawan perusahaan
karena setiap kebijakan K3 di suatu perusahaan merupakan dasar sekaligus tekad dari
kebijakan tersebut terhadap seluruh personil di dalam perusahaan,maka perlu dibuat suatu
kebijakan yang jelas di mana di dalamnya menyatakan visi perusahaan di bidang K3 antara lain:
a. Dinamis dan relevan dengan visi dan tujuan tempat kerja secara keseluruhan
I. PERENCANAAN
proses perencanaan yang efektif dengan hasil keluaran (output) yang terdefinisi dengan baik
serta dapat diukur,serta tidak bertentangan dengan strategidan rencana-rencana kerja system
terhadap keseluruhan sistem manajemen serta bagi elemen-elemen tertentu dalam memperbaiki
pengendalian resiko secara rutin yang berhubungan dengan kegiatan yang terdapat di tempat
kerja sesuai dengan persyaratan yang legal.Perencanaan dijalankan secara konsultasi dengan
jadual,sumber daya dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran K3 dari suatu
c. Rencana untuk menghadapi keadaan darurat yang diperlukan sebagai bagian dari kesiapan
perusahaan untuk menghadapi keadaan darurat yang dapat diprediksikan serta rencana
terhadap K3.Prosedur untuk pengidentifikasian bahaya dan penilaian resiko yang berkaitan
dengan kegiatan,produk dan jasa harus disusun dan terus dipelihara di mana selanjutnya
identifikasi bahaya,penilaian resiko serta pengendalian resiko harus menjadi bagian dari proses
target dapat diterapkan secara luas pada tempat kerja atau lebih sempit untuk tempat tertentu
untuk mengidentifikasi area kerja,praktek atau kegiatan-kegiatan pada semua tingkatan di dalam
tempat kerja di mana kinerja K3nya lemah.Sasaran dan target harus konsisten dengan kebijakan
kerja,praktek dan kegiatan-kegiatan yang terdapat di tempat kerja.Sasaran harus ditujukan pada
peningkatan kinerja K3 dan didukung oleh target yang jelas,terukur secara realistis dan
menyusun indikator yang akan digunakan dalam pengukuran kinerja K3.Indikator tersebut dapat
dipakai sebagai dasar sistem evaluasi kinerja K3 serta dapat memberikan informasi mengenai
Salah satu bentuk indikator K3 yang dapat digunakan adalah dengan sistem pencatatan
statistik yaitu perhitungan frekuensi rate,severity rate dan incident rate.Tujuannya adalah untuk
membandingkan dua atau lebih masa kerja sehingga dapat mengetahui sejauh mana langkah
pencegahan telah bermanfaat atau juga melihat perkembangan dari kinerja K3 yang telah
Dengan menggabungkan indikator target dan indikator kinerja,maka akan dihasilkan suatu
sasaran yang khusus di mana sasaran tersebut dapat diukur,dicapai serta sesuai dengan
1. Identifikasi Bahaya
diikuti sebagai bagian proses yang berlangsung secara berulang-ulang khususnya bila ada
perubahan di dalam tempat kerja seperti penggunaan unsur-unsur baru atau mesin baru atau
2. Penilaian Resiko
Dalam menetapkan tingkat resiko maka diperlukan spesifikasi yang jelas mengenai
tingkat resiko perlu dinilai secara terpisah untuk setiap urutan kejadian.Untuk menggabungkan
a. Pilih akibat yang ditimbulkan secara spesifik atau urutan dari kejadian yang menimbulkan
bahaya.
menimbulkan akibat khusus dan perlu dipertimbangkan.Setiap kejadian dari suatu kondisi
3. Pengendalian Resiko
kegiatan,produk ataupun jasa yang dapat menimbulkan suatu resiko terhadap tenaga
Pendekatan yang paling sering dipakai dan dianjurkan dalam perundangan untuk
pengendalian resiko ini adalah dengan mengunakan hirarki pengendalian yaitu sebagai berikut:
a. Eliminasi
b. Substitusi
c. Pengendalian Rekayasa
d. Pengendalian Administratif
3. Mengukur resiko
5. Menentukan kecenderungan/trend
C. DASAR HUKUM
Adapun yang mendasari untuk dilaksanakan kegiatan analisa potensi kecelakaan kerja dan PAK
adalah :
3. Keppres Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul karena Hubungan Kerja
4. Permenakertrans Nomor Per 03/Men/1982 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Kerja
5. Permenaker Nomor Per 03/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan
Kecelakaan
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan pelaksanaan analisa potensi kecelakaan kerja dan PAK adalah
sebagai berikut:
A. MEKANISME PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan analisa potensi kecelakaan kerja dan PAK di Kabupaten Bireuen
1. Mengidentifikasi potensi bahaya berdasarkan tingkat resiko yang mengacu pada file matriks
resiko.
2. Menentukan nilai (diambil dari matriks resiko) dengan asumsi apabila terjadi kecelakaan
berakibat lebih dari satu orang meninggal dan kemungkinan terjadinya pernah/bisa.
B. TEMPAT PELAKSANAAN
Kegiatan analisa potensi kecelakaan kerja dan PAK dilaksanakan secara terpusat di
Kabupaten Bireuen mulai bulan Juli sampai dengan Desember 2011 dengan jumlah
60 (enam puluh) perusahaan.
C. PEMBIAYAAN
Pelaksanaan analisa potensi kecelakaan kerja dan PAK di Kabupaten Bireuen dibiayai
oleh DIPA Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem Pengawasan
Ketenagakerjaan Tahun Anggaran 2011 Nomor : 0372/026-08.3.01/01/2011 tanggal
20 Desember 2010.
BAB III
HASIL PELAKSANAAN
antara lain guna melindungi pekerja yang bekerja di perusahaan dalam rangka mengembangkan
tindakan kontrol serta menetapkan kerangka kerja untuk peningkatan secara berkesinambungan
melalui program K3 yang menyeluruh dan berhubungan dengan nilai,tujuan dan proses
perusahaan.
Berikut ini adalah hasil pelaksanaan analisa potensi kecelakaan kerja dan PAK
represif maka perlu suatu sistem pengawasan ketenagakerjaan yang komprehensif dan
integratif. Upaya ini dilakukan untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman dan produktif bagi
Analisa potensi kecelakaan kerja dan PAK dapat dilaksanakan bila didukung dengan
kerjasama dan tatalaksana yang baik dalam suatu sistem pengawasan ketenagakerjaan.Analisa
potensi kecelakaan kerja dan PAK tahun 2011 telah memberikan suatu gambaran tentang masih
perlu adanya penerapan pengawasan norma ketenagakerjaan di tempat kerja secara efektif dan
Demikian laporan pelaksanaan analisa potensi kecelakaan kerja dan PAK Tahun 2011
semoga dapat memberikan gambaran tentang kegiatan,hasil capaian serta dapat bermanfaat