Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah : Kurang pengetahuan tentang Anemia

Pokok bahasan : Anemia

Sasaran : Tn. D

Waktu : 30 menit

Tanggal : 11 November 2014

Tempat : Ruang Mawar kamar 1.4

II.Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan tentang anemia ,diharapkan klien memahami tentang penyakit
anemia.

II. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit,diharapkan klien dapat :

a.Menyebutkan pengertian anemia

b.Menyebutkan penyebab anemia.

d.Menyebutkan tanda gejala anemia.

e.Menyebutkan komplikasi dan penatalaksanaan anemia.

III. Materi Penyuluhan

a.Pengertian anemia.

b.Penyebab anemia

c.Tanda gejala anemia.

d.Komplikasi anemia

e. Penatalaksanaan anemia.
IV.Metode Pembelajaran

a.Metode : Ceramah dan diskusi

b.Langkah-langkah kegiatan :

1. Kegiatan Pra-Pembelajaran

a. Mempersiapkan materi, media dan tempat.


b. Kontrak waktu

2.Kegiatan membuka Pembelajaran

a. Memberi Salam
b. Perkenalan
c. Menyampaikan pokok bahasan
d. Menjelaskan tujuan
e. Apersepsi

3.Kegiatan Inti

a. Penyuluh menyampaikan materi


b. Sasaran menyimak materi
c. Sasaran mengajukan pertanyaan
d. Penyuluh menjawab pertanyaan

4.Kegiatan Menutup Penyuluhan

a. Memberi pertanyaan secara lisan


b. Menyimpulkan materi
c. Memberi salam.

V.Media dan Sumber

Media : Leaflet

Sumber :

1. Hidayat A.Azis,Alimul.Ilmu Kesehatan Anak Untuk Kebidanan.Salemba -


Medika.Jakarta:2011.

2. 1. Salonder H, Anemia Aplasik dalam Ilmu Penyakit Dalam jilid II, FKUI,
Jakarta,1994 : 396 – 403
3. Baldy C.M, Anemia Aplasik dalam Patofisiologi, Jakarta, 2000 : 234 – 3
4. corwin E.J, Anemia Aplasik dalam Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta : 122 – 2
5. Linch.D,et,all. Anemia Aplasik dalam Buku Atkas Bantu Hematologi Hipokrates,
Jakarta 1995 : 25 – 8
6. Azwar.N. Anemia Aplasik dalam buku Catatan Kuliah Patologi Klinik, FK-
UNBRAH, Padang 1995.
7. Acang N. Anemia Aplasik dalam buku Catatan Kuliah Ilmu Penyakit Dalam, FK-
UNBRAH, Padang 1997.

VI.Evaluasi

Prosedur : Post test

Jenis test : Pertanyaan secara lisan

Butir-butir pertanyaan :

a.Sebutkan pengertian anemia.

b.Sebutkan penyebab anemia.

c.Sebutkan tanda gejala.

d.Sebutkan komplikasi dan pencegahan anemia.

VII.Materi Penyuluhan

A. PENDAHULUAN
Anemia aplasik banyak ditemukan di seluruh dunia, tidak hanya di negeri yang sedang
maju. Inseden dan angka kematian pada anemia aplasik dapat disebabkan oleh infeksi dan
pendarahan, pengobatan sering kali memerlukan waktu yang panjang dan kejadian relaps
setelah pengobatan sering terjadi.
B. DEFENISI
Anemia aplasik adalah suatu keadaan berkurangnya sel-sel darah pada darah tepi
(pansitopenia), sehubungan dengan terhentinya pembentukan/ tidak terbentuknya sel
hematopoetik di dalam sum-sum tulang (aplasia).
C. ETIOLOGI
Anemia aplasik bisa berupa kelainan kongenital (genetik) bisa berupa kelainan yang di
dapat. Sebagai kelainan kongenital anemia aplastik dibedakan menjadi dua kelompok :
1. Aplasia yang hanya mengenai salah satu dari sel. Misalnya :
Anemia hipoplastik kongenital (erithroblastopenia)→ seri eritropoetik
Agranulositosis, genetik infanital (agranulositosis) → seri granulopoetik
Amegakaryolite trombositopeni purpura → seri trombopoetik.
2. Aplasia yang mengenai seluruh seri hematopoetik dan biasanya disertai dengan
kelainan kongenital. Misalnya :
Sindrom kongenital
Diskeratosis bawaan.
Anemia aplastik konstitusional tampa kelainan kulit atau tulang.
Sedangkan anemia aplasik yang di dapat adalah yang berasal dari
1. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Seperti: Radiasi, benzen, bahan-bahan toxic seperti insektisida, obat-obatan sitosantika,
kloramphenicol, oksiperbutazon, sulfonamid.dll.
2. Virus
Seperti: Hepatitis virus, sitomegalo virus, dengue, hespes simplex, robeola dan varicella.
3. Idiopatik
Kelompok ini merupakan kelompok yang terbesar, hampir 50 % penderita anemia aplasik
tergolong idiopatik, pengertian idiopatik tidak menyingkirkan kemungkinan adanya
penyebab, sekalipun sampai saat ini belum terbukti.
D. INSIDENS
Anemia aplasik biasanya terdapat pada anak besar berumur lebih dari 6 tahun despresi
sum-sum tulang oleh obat atau bahan kimia meskipun dengan dosis rendah tetapi
berlangsung sejak usia muda secara terus-menerus, baru akan melihat pengarunya setelah
beberapa tahun kemudian, misalnya pemberian kloramphenicol yang terlampau sering
pada bayi (sejak umur2-3 bulan) baru akan menyebabkan gejala anemia aplasik setelah ia
berumur lebih dari 6 tahun. Disamping itu pada beberapa kasus gejala sudah timbul hanya
beberapa saat ia kontak dengan agen penyebabnya.
E. GEJALA
Pada sebagian besar penderita anemia aplasik didapat gejala pertama adalah anemia
dengan atau tanpa pendarahan. Sering pula disertai dengan demam dan tanda-tanda
infeksi. Pendarahan dapat berupa purpura, epistaxia, bahkan dapat terjadi pendarahan
gastrointestinal. Infeksi mudah terjadi karena adanya granulositopenia. Pembesaran kel
limfe dan limpa tidak dijumpai karena sifatnya aplasia pada sistem hematopoetik, sering
juga dijumpai adanya ukresi mulut dan tenggorokan. Keadaan anemia akan menyebabkan
berbagai gejala seperti pucat, anorexia, lemah, sesak, jantung berdebar-debar dan bahkan
bisa jatuh ke decompensasio cordis.
F. DIAGNOSIS
Diagnosis anemia aplasik di tegakkan berdasarkan :
1. Gejala klinis : pucat, demam, pendarahan, tanpa hepatosplenomegali
2. Trias : anemia, leukopenia (Netropenia <2500/mm3) dan trombositopenia
3. Pemeriksaan laboratorium.
Gambaran darah :
Kadar heamoglobia menurut, bisa sangat rendah.
Eritrosit : normositik normokrom kadang-kadang bisa makrositik, anisositosis,
piokilositosis dan dapat pula di jumpai sel darah muda.
Retikolosit : biasa rendah tapi btsa normal.
Leukosit : leukopenic.
Trombosit : trombositopenic.
Hitung jenis : limfositosis relatif.
Diagnosa pasti dari Anemia Aplastik yaitu dengan melihat :
Gambar sum-sum tulang :
1. Menurutnya aktivitas seluruh seri hematopoetik, sel mega karyolitic tidak di jumpai.
2. Banyak sel lemak, jaringan ikat dari sel-sel RES (sel Plasma Mast Cell, histosit cell).
DIAGNOSA BANDING
1. Idiopatik Thrombocytopenik Purpura (ITP).
2. Leukemia Limfositik Akut.
3. Stadium pre leukemik dari leukemia akut.
G. KOMPLAKSI
LEUKEMIA AKUT
H. PENGOBATAN
Ada 3 hal penting dalam penatalaksanaan penderita anemia aplastik
1. Pengobatan supportif yang terdiri dari :
• Koreksi terhadap anemia.
Diberikan tranfusi.
• Atasi pendarahan
Diberikan platelet concentrate 0,1-0.2 unit/ kgBB, diulang bila perlu sampai
pendarahan dapap diatasi → sering dipakai.
Prednison dapat digunakan sebagai tambahan untuk mengurangi kecenderungan
pendarahan.
2. Cegah danatasi iflaksi
• Isolasi → dalam ruang suci hama
• Pengobatah infeksi dengan pemberian antibiotika → jangan berikan antibiotika yang
dapat mendepresi sum-sum tulang (klorampnenicol).
• Pemberian granulosit sekitar 20 milliun setiap hari pada penderita dengan kadar
granulositnya < 200/mm3.
3. Pengobatan spesifik.
• Stimulasi dan regenerasi sum-sum tulang.
Diberikan preparat androgen yaitu testosteron, yangdapat diberikan secara oral 1-2 mg
/kg BB / hari.
• Tranplantsi sum-sum tulang
Cara yang paling baik untuk anemia aplasik.
• Infusion of tetal liver cell.
Sel hati terus pada masa permulaan embrio karena banyak mengandung stem cell,
dengan derajat kemampuan imenu yang rendah, sehingga baik digunakan sebagai
transplantasi sum-sum 2 x / g.
• Antithymocire Globulin.
Sel-sel pluripotent yang tidak berfungsi sdisebabkan karena disekitarnya terdapat
banyak T limposit yang menekan kemampuannya berdiferensiasi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Salonder H, Anemia Aplasik dalam Ilmu Penyakit Dalam jilid II, FKUI, Jakarta,1994 : 396
– 403
2. Baldy C.M, Anemia Aplasik dalam Patofisiologi, Jakarta, 2000 : 234 – 3
3. corwin E.J, Anemia Aplasik dalam Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta : 122 – 2
4. Linch.D,et,all. Anemia Aplasik dalam Buku Atkas Bantu Hematologi Hipokrates, Jakarta
1995 : 25 – 8
5. Azwar.N. Anemia Aplasik dalam buku Catatan Kuliah Patologi Klinik, FK-UNBRAH,
Padang 1995.
6. Acang N. Anemia Aplasik dalam buku Catatan Kuliah Ilmu Penyakit Dalam, FK-
UNBRAH, Padang 1997.

Anda mungkin juga menyukai