Anda di halaman 1dari 6

Diagnosa Keperawatan - Askep AMI (Acute Myocardial Infarction)

OLEH I AM A NURSE
THURSDAY, JANUARY 15, 2015

Bagikan :
Tweet
Asekp AMI (Acute Myocardial Infarction)
I. Nyeri akut yang b/d ketidak seimbangan suplai darah dan oksigen dengan
kebutuhan miokardium.

Tujuannya : terdapat penurunan respon nyeri dada.

Intervensi :

1. Kaji karateristik nyeri, lokasi ,intensitas ,lama dan penyebarannya.


Rasional : variasi penampilan dan perilaku klien karena nyeri terjadi sebagai
temuan pengkajian.

2. Kolaborasi pemberian terapi farmakologis antiangina.


Rasional : obat-obatan antiangina bertujuan untuk meningkatkan aliran darah,
baik dengan menambah supali oksigen maupun dengan mengurangi kebutuhan
miokardium akan oksigen.

3. Kolaborasi pemberian terapi farmakologis trombolitik.


Rasional : trombolitik menghancurkan thrombus dengan mekanisme fibrinolitik,
mengubah plasminogen menjadi plasmin yang menghancurkan fibrin dalam
bekuan darah.

4. Kolaborasi untuk tindakan terapi nonfarmakologi.


Rasional : kolaborasi apabila tindakan tidak menunjukkan perbaikan atau
penurunan nyeri.
II. Actual/risiko tinggi menurunnya curah jantung b/d perubahan frekuensi,
irama dan konduksi elektrikal.

Tujuan : tidak terjadi penurunan curah jantung.

Intervensi :

1. Auskultasi TD ,bandingkan kedua lengan ,ukur dalam keadaan berbaring


,duduk , atau berdiri bila memungkinkan.
Rasional : hipotensi dapat terjadi pada disfungsi ventrikel.

2. Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi.


Rasional : penurunan curah jantung mengakibatkan penurunan kekuatan nadi.

3. Pantau frekuensi dan irama jantung


Rasional : perubahan frekuensi dan irama jantung menunjukkan komplikasi
distritmia.

4. Berikan makanan kecil/mudah dikunyah ,batasi asupan kafein.


Rasional : makanan besar dapat meningkatkan karja miokarsium. Kafein dapat
merangsang langsung ke jantung ,sehingga meningkatkan frekuensi jantung.

III. Actual/ risiko tinggi pola nafas tidak efektif yang b/d pengembangan paru
tidak optimal, kelebihan cairan di paru sekunder edema paru akut.

Tujuan : tidak terjadi perubahan pola nafas.

Intervensi :

1. Auskultasi bunyi nafas.


Rasional : indikasi edema paru sekunder akibat dekopensasi jantung.

2. Kaji adanya edema.


Rasional : curiga gagal kongestif/kelebihan volume cairan.

3. Ukur intake dan input klien


Rasional : penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perfusi ginjal,
retensi natrium/air dan penurunan keluarnya urin.

4. Timbang berat badan.


Rasional : perubahan tiba-tiba dari berat badan menunjukkan gangguan
keseimbangan cairan.

5. Pertahankan pemasukan total cairan 2.000 ml/24 jam dalam toleransi


kardiovaskuler.
Rasional : memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa, tetapi memerlukan
pembatasan dengan adanya dekopensasi jantung.

IV. Actual/risiko tinggi gangguan perfusi yang b/d menueunnya curah jantung.

Tujuan : perfusi perifer meningkat.

Intervensi :

1. Auskultasi TD. Bandingkan kedua lengan, ukur dalam keadaan berbaring,


duduk atau berdiri bila mampu.
Rasional : hipotensi dapat terjadi sampai dengan disfungsi ventrikel.

2. Kaji status mental klien secara teratur.


Rasional : mengetahui darajat hipoksia pada otak.

3. Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer dan diaphoresis secara teratur.
Rasional : mengetahui derajat hiposekmia dan peningkatan tahanan perifer.

4. Kajiadanya kongesti hepar pada abdomen kanan atas.


Rasional : sebagai gagal jantung kanan. Jika berat, akan ditemukan adanya
tanda kengestif.

5. Catat murmur.
Rasional : menunjukkan gangguan aliran darah jantung, (kelainan katup,
kerusakan septum, atau fibrasi otot kapiler).

V. Intoleransi aktivitas yang b/d penurunan perfusi perifer sekunder dari


ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan.

Tujuan : akticitas klien mengalami peningkatan.

Intervensi :

1. Catat frekuensi jantung ,irama ,dan perubahan tekanan darah selama dan
sesudah aktivitas
Rasional : respons klien terhadap aktivitas dapat mengindikasikan penurunan
oksigen miokardum.

2. Tingkat istirahat, batasi aktivitas, dan berikan aktivitas senggang yang tidak
berat.
Rasional : menurunkan kerja miokardium /konsumsi oksigen.

3. Anjurkan untuk menghindari peningkatan tekanan abdomen, misalnya


mengejan saat defekasi.
Rasional : dengan mengejan dapat mengakibatkan bradikardi, menurunkan
curah jantung dan takikardia, serta peningkatan TD.

4. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas. Contoh : bangun


dari tempat tidur bila tak ada rasa nyeri, ambulasi, dan istirahat selama 1 jam
setelah makan.
Rasional : aktivitas yang maju memberikan control jantung, meningkatkan
regangan dan mencegah aktivitas berlebihan.

5. Rujuk ke program rehabilitas jantung.


Rasional : meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk peningkatan
miokardium sekaligus mengurangi ketidaknyamanan karena iskemia.

VI. Cemas yang b/d rasa takut akan kematian, ancaman,atau perubahan
kesehatan.

Tujuan : kecemasan klien berkurang.

Intervensi :

1. Bantu klien mengekspresikan perasaan marah,kehilangan, dan takut.


Rasionala : cemas berkelanjutan memberikan dampak serangan jantung
selanjutnya.

2. Kaji tanda verbal dan nonverbal kecemasan, serta damping klien dan lakukan
tindakan bila menunjukkan perilaku merusak.
Rasional : reaksi verbal /nonverbal dapat menunjukkan rasa agitasi, marah, dan
gelisah.

3. Hindari konfrontasi.
Rasional : konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah, menunjukkan
kerjasama, mungkin memperlambat penyembuhan.

4. Orientasikan klien terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan.


Rasional : orientasi dapat meurunkan kecemasan.

5. Kolaborasi :berikan anticemas sesuai indikasi contohnya diazepam.


Rasional : meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan.

VII. Koping individu tidak efektif yang b/d prognogsis penyakit, gambaran diri
yang salah, dan perubahan peran.

Tujuan : klien mampu mengembangkan koping yang positif.

Intervensi :

1. Kaji perubahan dari gangguan persepsi dan hubungan dengan derajat


ketidakmampuan.
Rasional : menentukan bantuan individual dalam menyusun rencana perawatan
atau pemilihan intervensi.

2. Identifikasi arti dari kehilangan atau disfungsi klien.


Rasional : beberapa kien dapat menerima dan mengeatur perubahan fungsi
secara efektif dengan sedikit penyesuaian diri. sedangkan yang lain mempunyai
kesulitan membandingkan mengenal dan mengatur kekurangan.

3. Anjurkan klien untuk mengeksoresikan perasaan, termaksud permusuhan


dan kemarahan.
Rasional : menunjukkan penerimaan, membantu klien untuk mengenal dan
mulai menyesuaikan dengan perasaan tersebut.

4. Dukung perilaku atau usaha klien seperti peningkatan minat atau partisipasi
dalam aktivitas rehabilitas.
Rasional : klien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan pengertian tentang
peran individu pada masa mendatang.

5. Pantau gangguan tidur peningkatan kesulitan kosentrasi ,latergi ,dan


menarik diri.
Rasional : dapat mengindikasikan terjadinya depresi .umumnya terjadi sebagai
pengaruh dari stroke dimana memerlukan intervensi dan evaluasi lebih lanjur.

VIII. Risiko kekambuhan yang b/d ketidakpatuhan terhadap peraturan


terapeutik tidak mau menerima perubahan pola hidup yang sesuai.

Tujuan : klien mengenal factor-faktor yang menyebabkan peningkatan risiko


kekambuhan .
Intervensinya :

1. Identifikasi factor yang mendukung pelaksanaan terapeutik.


Rasional : keluarga terdekat apakah suami/istri atau anak yang mampu
mendapat penjelasan dan menjadi pengawas klien dalam manjalankan pola
hidup yang efektif selama klien dirumah dan memiliki waktu yang optimal
dalam menjaga klien.

2. Berikan penjelasan penatalaksanaan terapeutik lanjutan.


Rasional : setelah mengalami serangan jantung akut ,perawat perlu
menjelaskan lanjutan dengan tujuan dapat; membatasi ukuran infark,
menurunkan nyeri dan kecemasan aritmia dan komplikasi.

3. Beri dukungan secara psikologis.


Rasional : dapat mampu meningkatkan motivasi klien dalam mematuhi apa
yang telah debarikan penjelasan.ADS

Anda mungkin juga menyukai