Anda di halaman 1dari 5

GASTRITIS

No. :
Dokumen
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman : 1/4
UPT Ttd Kepala Puskesmas Wilsa Chitrayuni
PUSKESMAS NIP.
KECAMATAN 197706232006042
KIBIN 022

1. Pengertian Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan


submukosa lambung sebagai mekanisme proteksi mukosa
apabila terdapat akumulasi bakteri atau bahan iritan lain. Proses
inflamasi dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam mengobati
penyakit gastritis.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Kibin
Nomor : 800/071/PKM/I/2018 tentang Pelayanan Klinis.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur 1. Alat dan bahan
a. Tensimeter
b. Stetoskop
2. Prosedur / langkah – langkah
A. Petugas melakukan anamnesis kepada pasien.
a. Rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut bagian
atas, keluhan mereda atau memburuk bila diikuti dengan
makan, mual, muntah, kembung.
b. Faktor risiko (pola makan yang tidak baik/ waktu makan
terlambat/ jenis makanan pedas/ porsi makan yang besar;
sering minum kopi dan teh; Infeksi bakteri atau parasit;
pengunaan obat analgetik dan steroid; usia lanjut;
alkoholisme; stress; penyakit lainnya-penyakit refluks
empedu/penyakit autoimun/HIV AIDS/Chron disease)

B. Petugas melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien.


a. Nyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat.
b. Bila terjadi proses inflamasi berat, dapat ditemukan
pendarahan saluran cerna berupa hematemesis dan
melena.
c. Biasanya pada pasien dengan gastritis kronis, konjungtiva

1/3
tampak anemis.
C. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang yang
diperlukan. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
adalah pemeriksaan darah rutin yang diindikasikan untuk
pasien gastritis kronis.
D. Petugas menentukan diagnosis.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Untuk diagnosis definitif dilakukan
pemeriksaan penunjang
E. Petugas memberikan penatalaksanaan kepada pasien.
a. Penatalaksanaan terapi diberikan per oral dengan obat,
antara lain: H2 Bloker 2x/hari (Ranitidin 150mg/kali), PPI
2x/hari (Omeprazol 20mg/kali, Lansoprazol 30mg/kali),
serta Antasida dosis 3x 500-1000mg/hari.
b. Menginformasikan kepada pasien untuk menghindari
pemicu terjadinya keluhan, antara lain dengan makan
tepat waktu, makan sering dengan porsi kecil dan hindari
dari makanan yang meningkatkan asam lambung atau
perut kembung seperti kopi, teh, makanan pedas dan kol.
F. Petugas memberikan konseling dan edukasi kepada pasien
dan keluarganya.
G. Petugas merujuk pasien gastritis yang memenuhi kriteria
rujukan.
a. Bila 5 hari pengobatan belum ada perbaikan
b. Terjadi komplikasi
c. Terdapat alarm symptoms
- Perdarahan
- Berat badan menurun 10% dalam 6 bulan
- Mual muntah berlebih
F. Bagan alir

Dokter melakukan Dokter melakukan


anamnesis kepada pasien. pemeriksaan fisik
kepada pasien

Dokter menentukan Dokter melakukan


diagnosis pasien . pemeriksaan penunjang
yang diperlukan

Dokter memberikan 2/4


Dokter melakukan
penatalaksanaan kpada
konseling dan edukasi
pasien
Petugas merujuk pasien
rhinitis alergi yang
memenuhi kriteria rujukan.

G. Unit kerja 1. Ruang bersalin


terkait 2. Ruang gawat darurat
3. Ruang pelayanan umum
H. Rekaman
historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai

perubahan diberlakukan

GASTRITIS
No. Kode :

Terbitan :
Daftar :
No. Revisi
Tilik
Tgl mulai Berlaku :
UPT Puskesmas
Kecamatan Kibin :
Halaman

Unit : …..........………………………………………………….......
Nama Petugas : ……….........………………………………………………….
Tanggal Pelaksanaa : .............……………………………………………………....

3/4
No Kegiatan Ya Tidak TB.
1. Apakah Petugas melakukan anamnesis kepada pasien.
a. Rasa nyeri dan panas seperti terbakar pada perut bagian atas,
keluhan mereda atau memburuk bila diikuti dengan makan,
mual, muntah, kembung.
b. Faktor risiko (pola makan yang tidak baik/ waktu makan
terlambat/ jenis makanan pedas/ porsi makan yang besar; sering
minum kopi dan teh; Infeksi bakteri atau parasit; pengunaan obat
analgetik dan steroid; usia lanjut; alkoholisme; stress; penyakit
lainnya-penyakit refluks empedu/penyakit autoimun/HIV
AIDS/Chron disease)
2. Apakah Petugas melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien.
a. Nyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat.
b. Bila terjadi proses inflamasi berat, dapat ditemukan pendarahan
saluran cerna berupa hematemesis dan melena.
c. Biasanya pada pasien dengan gastritis kronis, konjungtiva
tampak anemis.
3. Apakah Petugas melakukan pemeriksaan penunjang yang
diperlukan.
. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan
darah rutin yang diindikasikan untuk pasien gastritis kronis
4. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Untuk diagnosis definitif dilakukan pemeriksaan penunjang.
5. Apakah Petugas memberikan penatalaksanaan kepada pasien.
a. Penatalaksanaan terapi diberikan per oral dengan obat, antara lain:
H2 Bloker 2x/hari (Ranitidin 150mg/kali), PPI 2x/hari (Omeprazol
20mg/kali, Lansoprazol 30mg/kali), serta Antasida dosis 3x 500-
1000mg/hari.
b. Menginformasikan kepada pasien untuk menghindari pemicu
terjadinya keluhan, antara lain dengan makan tepat waktu, makan
sering dengan porsi kecil dan hindari dari makanan yang
meningkatkan asam lambung atau perut kembung seperti kopi, teh,
makanan pedas dan kol.
6. Apakah Petugas memberikan konseling dan edukasi kepada pasien
dan keluarganya?
7. Apakah Petugas merujuk pasien faringitis yang memenuhi kriteria
rujukan.
a. Bila 5 hari pengobatan belum ada perbaikan
b. Terjadi komplikasi
4/4
c. Terdapat alarm symptoms
- Perdarahan
- Berat badan menurun 10% dalam 6 bulan
- Mual muntah berlebih
Jumlah

Compliance rate (CR)……………………%.

Serang,………………2019
Pelaksana / Auditor

(……………………………)

5/4

Anda mungkin juga menyukai