Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BALITA DENGAN GIZI KURANG

DISUSUN OLEH :

WAHYU SETIANINGSIH, S. Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN X

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
BALITA DENGAN GIZI KURANG

A. JUDUL
Satuan Acara Penyuluhan Balita dengan Gizi Kurang

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan keluarga
pasien dapat mengerti dan memahami tentang gizi kurang pada balita.
2. Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan keluarga dapat :
a. Mengerti dan mampu menyebutkan pengertian gizi kurang
b. Mengerti dan mampu menyebutkan kembali tentang penyebab gizi kurang
c. Mengerti dan mampu menyebutkan kembali tentang tanda-tanda gizi kurang
d. Mengerti dan mampu menyebutkan kembali akibat gizi kurang pada balita
e. Mengerti dan mampu menyebutkan kembali penatalaksanaan gizi kurang
f. Mengerti dan mampu mendemonstrasikan kembali tentang cara membantu
meningkatkan selera makan balita

C. TEMPAT
Kediaman Keluarga An. A

D. WAKTU
Rabu, pukul 09.00-09.30 WIT

E. SASARAN
Keluarga An. A

F. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
G. MEDIA
1. Leaflet

H. RENCANA PELAKSANAAN
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Metode
Kegiatan Peserta
1 Orientasi 5 menit 1. Mengucapkan salam  Menjawab salam Ceramah dan
Tanya jawab
2. Memperkenalkan  Mendengarkan
diri  Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan  Brain storming
kegiatan yang akan mengenai Gizi
dilakukan Kurang
2 Kegiatan 10 1. Menjelaskan  Mendengarkan Ceramah dan
menit pengertian Gizi Tanya jawab

Kurang
 Memperhatikan.
2. Menjelaskan
penyebab Gizi
Kurang  menyimak
3. Menjelaskan tanda
dan gejala Gizi
Kurang
4. Menjelaskan
Memantau Gizi
Kurang
5. Menjelasakan
Penatalaksanaan
Gizi Kurang
3 Terminasi 15 1. Memberi  Mendengarkan. Ceramah dan
menit kesempatan pada Tanya jawab

keluarga untuk  Memperhatikan.


bertanya.
 Menjawab salam
2. Beri pujian
3. Menyimpulkan hasil
penyuluhan
4. Mengucapkan
salam.

I. SETTING TEMPAT
Keterangan gambar:

1. Penyaji
2
1 2. An. A
3. Orang tua An. A / Keluarga An.
3 A

J. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktural :
a. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat
digunakan dalam penyuluhan yaitu :
 Leaflet
b. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan dibuatkan flipchart dan leaflet
dengan ringkas, menarik, lengkap mudah di mengerti oleh peserta
penyuluhan.
c. Persiapan Peserta
Penyuluhan mengenai pencegahan gizi kurang bagi balita. Peserta telah
diinformasikan sebelum dilaksanakan penyuluhan.
2. Evaluasi Proses :
Peserta mengikuti acara pembelajaran kesehatan dari awal sampai selesai dan aktif
selama proses pembelajaran kesehatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil :
a. Sebanyak 60% keluarga An.A mampu mengungkapkan kembali pengertian gizi
kurang.
b. Sebanyak 60% keluarga An.A mampu menyebutkan kembali 8 penyebab gizi
kurang.
c. Sebanyak 60% keluarga An.A mampu menyebutkan kembali 7 tanda dan gejala
gizi kurang.
d. Sebanyak 60% keluarga An.A mampu menyebutkan kembali 5 akibat gizi
kurang .
e. Sebanyak 60% keluarga An.A mampu menyebutkan penatalaksanaan gizi
kurang.
LAMPIRAN MATERI

A. PENGERTIAN GIZI KURANG


Gizi kurang adalah kondisi dimana asupan nutrisi kurang dari kebutuhan
sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan balita. Keadaan
kekurangan gizi akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi atau menderita
sakit dalam waktu lama (Ilham, 2009).

Untuk mengetahui status gizi pada anak telah adekuat perlu dilakukan
pemantauan pertumbuhan sebagai indikator status gizi. Pertumbuhan merupakan hasil
akhir dari keseimbangan antara asupan dan kebutuhan gizi. Pertumbuhan adalah
bertambahnya ukuran fisik dari waktu ke waktu. Contoh : anak bertambah berat
badannya, anak bertambah tinggi badannya. Anak yang gizinya seimbang
pertumbuhannya akan baik sedangkan anak yang gizinya tidak seimbang maka
pertumbuhannya akan terganggu.
Untuk menilai pertumbuhan perlu dilakukan pengukuran berat badan (BB) dan
umur secara berkala. Adapun cara untuk menilai pertumbuhan anak dari 0 bulan - 5
tahun menurut KMS adalah :
a. Penilaian pertumbuhan dilakukan dengan membuat garis yang menghubungan
antara dua titik hasil penimbangan pada KMS.
b. Pertumbuhan disebut baik bila grafik BB mengikuti garis sejajar N2 atau lebih
dibandingkan kurva baku N1 pada KMS.
 N1 (tumbuh kejar ): bila BB naik dibandingkan bulan lalu dan grafik berpindah
ke pita yang lebih atas (tua).
 N2 (tumbuh normal): bila BB naik dibanding bulan lalu dan grafik mengikuti
pita warna yang sama.
c. Sebaliknya pertumbuhan dikatakan tidak baik bila grafik BB menunjukkan
penurunan T3, datar T2 atau naik dengan peningkatan BB yang kurang mencukupi
(T1).
 T1 (tumbuh tidak memandai) : bila BB naik dibandingkan bulan lalu tetapi grafik
berpindah ke pita dibawahnya (lebih muda).
 T2 (tidak tumbuh) : bila BB bulan ini tetap disbanding bulan lalu, sehingga
grafik di KMS mendatar.
 T3 (tumbuh negatif): bila BB bulan ini turun dibandingkan bulan lalu, sehingga
grafik di KMS menurun.
Keadaaan tersebut mencerminkan gizi kurang pada anak dan jika tidak
ditanggulangi akan mengarah ke gizi buruk.

Selain itu status gizi pada balita dapat diketahui dengan cara mencocokkan
umur anak (dalam bulan) dengan berat badan standar tabel WHO-NCHS, bila berat
badannya kurang, maka status gizinya kurang. Di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu),
telah disediakan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang juga bisa digunakan untuk
memprediksi status gizi anak berdasarkan kurva KMS. Dengan memperhatikan umur
anak, kemudian memetakan berat badannya dalam kurva KMS. Bila masih dalam
batas garis hijau maka status gizi baik, bila di bawah garis merah, maka status gizi
buruk. Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi pada balita
adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Lingkar kepala sering digunakan
sebagai ukuran status gizi untuk menggambarkan perkembangan otak. Sementara itu,
parameter status gizi balita yang umum digunakan di Indonesia adalah berat badan
menurut umur. Parameter ini dipakai menyeluruh di Posyandu ( Ali, 2009)

B. PENYEBAB GIZI KURANG


a) Asupan nutrisi kurang dari kebutuhan.
b) Pemberian makanan yang nilai gizinya kurang.
c) Anak yang menderita penyakit tertentu dalam waktu lama (seperti : cacingan,
malabsorpsi (gangguan penyerapan), TBC, dll)
d) Balita tidak mendapatkan ASI Ekslusif sebelum usia 6 bulan.
e) Balita yang mendapatkan makanan tambahan sebelum usia 6 bulan.
f) Balita yang disapih sebelum usia 2 tahun.
g) Balita tidak mendapatkan makanan pendamping ASI (MP ASI) pada usia 6 bulan
atau lebih.
h) Kebersihan kurang dan lingkungan kotor.
(Soetjiningsih, 1998)
C. TANDA DAN GEJALA GIZI KURANG
a) Berat balita yang selalu menurun.
b) Berat badan tidak naik selama 3 bulan dan berada dibawah garis normal pada
KMS
c) Kondisi anak lemah.
d) Wajah pucat.
e) Pertumbuhan yang terhambat.
f) Anak cengeng dan rewel
g) Perkembangan balita tidak sesuai dengan umur.
(Soetjiningsih, 1998)

D. AKIBAT GIZI KURANG


a) Proses tumbuh kembang anak jadi terganggu.
b) Terjadinya penurunan daya tahan tubuh.
c) Anak menjadi mudah terserang penyakit.
d) Perkembangan intelektual terganggu.
e) Menyebabkan kematian bila tidak segera ditanggulangi oleh tenaga kesehatan

(Soetjiningsih, 1998)

E. PENATALAKSANAAN GIZI KURANG

Nutrisi adalah proses total yang terlibat dalam konsumsi dan penggunaan zat
makanan.
Triguna makanan adalah:
 Mengandung zat tenaga; karbohidrat, makanan pokok (nasi, jangung, sagu dan
lain-lain).
 Mengandung zar pembangun; protein, lauk-pauk (daging, telur, tempe tahu, ikan
laut, dan lain-lain)
 Mengandung zat pengatur; vitamin dan mineral (sayur dan buah)

Cara menghidangkan makanan bagi keluarga penderita gizi kurang:

 Sajikan hidangan makanan sehari-hari berdasarkan triguna makanan.


 Berikan makanan secara beragam dan penyajian yang unik.
 Berikan aneka ragam makanan dalam porsi kecil tetapi sering.
 Berikan makanan yang mudah dicerna.
 Gunakan garam beryodium.

Jenis makanan usia 1-2 tahun

 Berikan nasi yang ditambah


telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging/wortel/bayam/kacang hijau.
 Berikan makanan tersebut 3 kali sehari.
 Berikan juga makanan selingan 2 kali sehari seperti bubur kacang hijau, pisang,
biskuit dan buah.
 Penuhi gizi seimbang
 Membuat variasi menu sesuai dengan kesukaan anak

Menu sehari-hari

 Pagi : nasi, sayur, sop, ikan/ayam.


 Siang : nasi, sayur, bayam, 1 potong tahu/tempe, dan buah.
 Sore/malam: nasi, 1 butir telur, sayur.

Berikut jumlah rata-rata kebutuhan nutrisi balita yang dibutuhkan setiap harinya
berdasarkan Piramida Panduan Makanan pada balita usia 2-3 tahun :

Biji padi-padian

 Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 3 ons (85 gram).
 Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 4-5 ons (110-140 gram).
 Contoh makanan dan cara penyajian: 1 ons sama dengan 1 potong roti, 1 gelas
takar sereal siap saji, atau 1/2 gelas takar nasi telah matang.

Sayuran

 Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 1 gelas takar.
 Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 1,5 gelas takar.
 Contoh makanan dan cara penyajian: untuk memastikannya bisa menggunakan
gelas takar. Sajikan sayuran yang telah halus, dipotong hingga kecil dan dimasak
sampai matang untuk mencegah anak tersedak.
Buah-buahan

 Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 1 gelas takar.
 Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 1,5 gelas takar.
 Contoh makanan dan cara penyajian: untuk memastikan jumlahnya gunakan gelas
takar. Pisang dengan panjang 20-23 cm sama dengan 1 gelas takar.

Susu

 Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 2 gelas (400 ml).
 Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 2 gelas (400 ml).
 Contoh makanan dan cara penyajian: 1 gelas sama dengan seperti 1 gelas susu, 1
1/2 ons (45 gram) keju alami, atau 2 ons (60 gram) keju yang sudah diproses.

Daging dan kacang-kacangan

 Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 2 tahun: 2 ons (65 gram).
 Jumlah yang dibutuhkan per hari pada balita usia 3 tahun: 3-4 ons (85-115 gram).
 Contoh makanan dan cara penyajian: 1 ons sama dengan 1 ons (300 gram) daging
ayam atau ikan, 1/4 gelas takar kacang-kacangan matang atau 1 butir telur.

(Sutomo, 2008)

F. CARA MEMBANTU MENINGKATKAN SELERA MAKAN ANAK

Cara meningkatkan selera makan anak:


1. Atur jadwal makan
Balita belum memiliki nafsu makan yang kuat. Oleh karena itu, mereka enggan
makan sebanyak tiga kali dalam sehari. Agar balita tetap memperoleh asupan
gizinya yang cukup, orang tua sebaiknya mengatur jadwal makannya.
2. Atur porsi makan dengan porsi kecil tapi sering dengan kandungan gizi tinggi
Agar aktivitas makan menjadi kebiasaan bagi balita, balita perlu diberi makan
dengan porsi kecil tapi sering namun mengandung gizi tinggi.
3. Makan dengan piring berwarna cerah, unik, dan menarik
4. Buat makanan yang unik, menarik, dan bervariasi
Orang tua perlu menyajikan makanan secara unik dan menghiasnya agar balita
tertarik untuk makan. Jangan terus-menerus memberi jenis makanan yang sama
pada balita. Mengubah menu makan setiap hari dapat meningkatkan nafsu makan
balita.
5. Tambah makanan selingan yang sehat
Menambah makanan selingan dengan bahan yang bergizi diantara makanan
utama dapat meningkatkan porsi makan balita, sehingga akan meningkatkan
status gizinya.
6. Batasi minum di sela-sela waktu makan
Minuman rendah lemak maupun jus buah segar memang penting untuk anak,
namun bila anak anda terlalu banyak minum, tidak akan ada tempat yang cukup
untuk makanan maupun kudapan sehat yang bisa masuk ke perut anak.
7. Upayakan ada waktu makan bersama, misal dengan keluarga atau teman sebaya
Makan bersama dapat menyebabkan munculnya minat makan anak bila melihat
sekelilingnya juga melakukan aktivitas yang sama. (Farida, 2009).
8. Berikan pujian pada anak bila mau mengunyah dan menelan makanannya dengan
baik.
9. Libatkan anak dalam menyiapkan makanan
Misalnya dengan meminta pertolongannya untuk membantu menyiapkan meja
makan.
10. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan.
11. Siasati makanan yang tidak disukai anak dengan mencampurkannya pada
makanan kesukaan anak dalam tekstur yang kecil sehingga tidak terlihat oleh
anak, namun tetap memenuhi kebutuhan gizi.

Cara menyiapkan makanan yang unik dan menarik untuk anak:

1. Menggunakan tempat makan berwarna atau bermotif lucu, atau tokoh


kartun/binatang kesukaan anak.
2. Membuat bentuk makanan yang unik, seperti wajah tersenyum, tokoh kartun atau
binatang yang disukai anak.
3. Menghidangkan buah-buahan dengan membentuk seperti sate, atau binatang lucu.
4. Membuat bentuk makanan yang bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Khomsan, 2009. Status Gizi Balita. (online). (http://medicastore.com. diakses
pada 9 Juli 2013).
BKKBN. 2003. Materi Dasar Promosi: Menyiapkan Balita Yang Sehat Dan Berkualitas.
Jakarta
Depkes RI. 2000. Perawatan Bayi Dan Balita. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan.
Farida, M. 2009. Tips Cara Menghadapi Bayi atau Balita yang Susah Makan, (online),
(http://manajubelz..com/2010/12/tips-cara-menghadapi-bayi-atau-
balita.html#axzz21JksgJps, diakses 9 Juli 2013).
Ilham. 2009. Gizi Kurang, (online), (http://healthreference-ilham..com/2009/03/gizi-
kurang.html, diakses 9 Juli 2013).
Ramadhani, A. 2010. Nutrisi pada Balita, (online),
(http://keperawatandankesehatan..com/2010/09/nutrisi-pada-balita.html, diakses
9 Juli 2013).
Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. EGC, Jakarta.
Sutomo, Budi. 2008. Makanan Untuk Balita. Jakarta : PT. Primamedia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai