Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH BIOTEKNOLOGI

ASAM NUKLEAT (NUCLEIC ACID)

Oleh :

Kelompok 3 :

Anisa Wardana (1601011009)


Diana Nurhamidah (1601011044)
Jaidah (1601011090)
Novaulina Sitohang (1601011149)

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN


INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan Dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun demean baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifata membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

September,2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berawal tahun 1868 Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang mengawali
pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868, dilaboratorium Hoppe-Syler di
Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada nanah bekas pembalut luka, kemudian sel-
sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan dengan cara ini diperoleh inti sel yang masih
terikat pada sejumlah protein. Dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat
memperoleh inti sel saja dan dengan cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang
larut dalam basa tetapi tidak larut dalam asam. kemudian zat ini dinamakan ”nuclein”
sekarang dikenal dengan nama nucleoprotein. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat
merupakan salah satu senyawa pembentuk sel dan jaringan normal.

Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA ( deoxyribonucleic acid ) atau
asamdeoksiribonukleat dan RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat. DNA oleh
seorang dokter muda Friedrich Miescher yang mempercayai bahwa rahasiakehidupan dapat
diungkapkan melalui penelitian kimia pada sel-sel.Sel yang dipilih oleh Friedrich adalah sel
yang terdapat pada nanah untuk dipelajari nyadan ia mendapatkan sel-sel tersebut dari bekas
pembalut luka yang diperolehnya dari dari ruang bedah.

Asam nukleat terdapat dalam semua sel dan memiliki peranan yang sangat penting
dalam biosintesis protein. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya
terikatpada protein yang mempunyai sifat basa, misalnya DNA dalam inti sel terikat
padahiston. Senyawa gabungan antara asam nukleat dengan protein ini disebut nukleoprotein.

Molekul asam nukleat merupakan suatu polimer seperti protein, tetapi yang menjadi
monomer bukan asam amino, melainkan nukleotida.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Asam Nukleat
2. Untuk mengetahui peran DNA Dan RNA
3. Untuk mengetahui struktur DNA Dan RNA
4. Untuuk mengetahui penggolongan RNA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asam Nukleat

Asam nukleat adalah biopolymer yang berbobot molekul


tinggi dengan unit monomernya mononukleotida. Asam nukleat
terdapat pada semua sel hidup dan bertugas untuk menyimpan
dan mentransfer genetic, kemudian menerjemahkan informasi
ini secara tepat untuk mensintesis protein yang khas bagi
masing-masing sel. Asam nukleat, jika unit-unit pembangunnya
deoksiribonukleotida , disebut asam deoksiribonukleotida
(DNA) dan jika terdiri- dari unit-unit ribonukleaotida disebut
asam ribonukleaotida (RNA).

Asam Nukleat juga merupakan senyawa majemuk yang


dibuat dari banyak nukleotida. Bila nukleotida mengandung
ribose, maka asam nukleat yang terjadi adalah RNA (Ribnucleic
acid = asam ribonukleat) yang berguna dalam sintesis protein.
Bila nukleotida mengandung deoksiribosa, maka asam nukleat
yang terjadi adalah DNA (Deoxyribonucleic acid = asam
deoksiribonukleat) yang merupakan bahan utama pementukan
inti sel. Dalam asam nukleat terdapat 4 basa nitrogen yang
berbeda yaitu 2 purin dan 2 primidin. Baik dalm RNA maupun
DNA purin selalu adenine dan guanine. Dalam RNA primidin
selalu sitosin dan urasil, dalam DNA primidin selalu sitosin dan
timin.

Asam-asam nukleat terdapat pada jaringan tubuh sebagai


nukleoprotein, yaitu gabungan antara asam nukleat dengan
protein. Untuk memperoleh asam nukleat dari jaringan-jaringan
tersebut, dapat dilakukan ekstraksi terhadap nukleoprotein
terlebih dahulu menggunakan larutan garam IM. Setelah
nukleoprotein terlarut, dapat diuraikan atau dipecah menjadi
protein-protein dan asam nukleat dengan menambah asam-asam
lemah atau alkali secara hati-hati, atau dengan menambah NaCl
hingga jenuh akan mengendapkan protein.

Cara lain untuk memisahkan asam nukleat dari protein ialah


menggunakan enzim pemecah protein, misal tripsin. Ekstraksi
terhadap jaringan-jaringan dengan asam triklorasetat, dapat pula
memisahkan asam nukleat. Denaturasi protein dalam campuran
dengan asam nukleat itu dapat pula menyebabkan terjadinya
denaturasi asam nukleat itu sendiri. Oleh karena asam nukleat
itumengandung pentosa, makabila dipanasi dengan asam sulfat
akan terbentuk furfural. Furfural ini akan memberikan warna
merah dengan anilina asetat atau warna kuning dengan p-
bromfenilhidrazina. Apabila dipanasi dengan difenilamina
dalam suasana asam, DNA akan memberikan warna biru. Pada
dasarnya reaksi-reaksi warna untuk ribosa dan deoksiribosa
dapat digunakan untuk keperluan identifikasi asam nukleat.

Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang


memegang peranan sangat penting dalam kehidupan organisme
karena di dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam nukleat
sering dinamakan juga polinukleotida karena tersusun dari
sejumlah molekul nukleotida sebagai monomernya. Tiap
nukleotida mempunyai struktur yang terdiri atas gugus fosfat,
gula pentosa, dan basa nitrogen atau basa nukleotida (basa
N).
Komponen-komponen asam nukleat

Gambar 3C.2 Basa nitrogen


Di antara ketiga komponen monomer asam nukleat
tersebut di atas, hanya basa N-lah yang memungkinkan
terjadinya variasi. Pada kenyataannya memang urutan (sekuens)
basa N pada suatu molekul asam nukleat merupakan penentu
bagi spesifisitasnya. Dengan perkataan lain, identifikasi asam
nukleat dilakukan berdasarkan atas urutan basa N-nya sehingga
secara skema kita bisa menggambarkan suatu molekul asam
nukleat hanya dengan menuliskan urutan basanya saja.

Fungsi Asam Nukleat


DNA mengandung gen, informasi yang mengatur
sintesis protein dan RNA. DNA mengandung bagian-bagian
yang menentukan pengaturan ekspresi gen (promoter, operator,
dll.). Ribosomal RNA (rRNA) merupakan komponen dari
ribosom, mesin biologis pembuat protein Messenger RNAs
(mRNA) merupakan bahan pembawa informasi genetik dari gen
ke ribosom. Transfer RNAs (tRNAs) merupakan bahan yang
menterjemahkan informasi dalam mRNA menjadi urutan asam
amino RNAs memiliki fungsi-fungsi yang lain, di antaranya
fungsi-fungsi katalis

Asam nukleat merupakan molekul raksasa yang memiliki


fungsi khusus yaitu, menyimpan informasi genetik dan
menerunkannya kepada keturunanya. Susunan asam nukleat
yang menentukan apakah mahluk itu menjadi hewan ,
tumbuhan, maupun manusia. Begitu pula susunan dalam sel,
apakah sel itu menjadi sel otot maupun sel darah.

Beberapa fungsi penting asam nukleat adalah


menyimpan, menstransmisi, dan mentranslasi informasi genetik;
metabolisme antara(intermediary metabolism) dan reaksi-reaksi
informasi energi; koenzim pembawa energi; koenzim pemindah
asam asetat, zat gula, senyawa amino dan biomolekul lainnya;
koenzim reaksi oksidasi reduksi.

2.2 Jenis-jenis Asam Nukleat


Asam nukleat dalam sel ada dua jenis yaitu DNA
(deoxyribonucleic acid ) atau asam deoksiribonukleat dan RNA
(ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat. Baik DNA maupun
RNA berupa anion dan pada umumnya terikat oleh protein dan
bersifat basa. Misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon.
Senyawa gabungan antara protein danasam nukleat disebut
nucleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan polimer
sepertiprotein tetapi unit penyusunnya adalah nukleotida. Salah
satu contoh nukleutida asam nukleat bebas adalah ATP yang
berfungsi sebagai pembawa energy.
Dilihat dari strukturnya, perbedaan di antara kedua
macam asam nukleat ini terutama terletak pada komponen gula
pentosanya. Pada RNA gula pentosanya adalah ribosa,
sedangkan pada DNA gula pentosanya mengalami kehilangan
satu atom O pada posisi C nomor 2’ sehingga dinamakan gula
2’-deoksiribosa.

Gambar 3C.1 Struktur Ribosa dan deoksiribosa

Perbedaan struktur lainnya antara DNA dan RNA adalah


pada basa N-nya. Basa N, baik pada DNA maupun pada RNA,
mempunyai struktur berupa cincin aromatik heterosiklik
(mengandung C dan N) dan dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu purin dan pirimidin. Basa purin mempunyai
dua buah cincin (bisiklik), sedangkan basa pirimidin hanya
mempunyai satu cincin (monosiklik). Pada DNA, dan juga
RNA, purin terdiri atas adenin (A) dan guanin (G). Akan tetapi,
untuk pirimidin ada perbedaan antara DNA dan RNA. Kalau
pada DNA basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T),
pada RNA tidak ada timin dan sebagai gantinya terdapat urasil
(U). Timin berbeda dengan urasil hanya karena adanya gugus
metil pada posisi nomor 5 sehingga timin dapat juga dikatakan
sebagai 5-metilurasil.

2.3 Struktur DNA dan RNA


Asam nukleat biasanya tersusun atas DNA dan RNA
yang terdiri dari monomer nukleotida,dimana nukleotida ini
biasanya tersusun atas gugus fosfat, basa nitrogen,dan gula
pentosa serta kelompok basa purin dan piridin seperti: adenine,
guanine, sitosin, timin dan danurasil.
2.3.1 DNA (deoxyribonucleic acid)
Asam ini adalah polimer yang terdiri atas molekul-molekul lain
deoksiribonukleotida yang terikat satu sama sehingga
membentuk rantai yang polinukleotida yang panjang. Molekul
DNA panjang ini terbentuk oleh ikatan antara atom C nomor 3
dengan atom C nomor 5 pada molekul deoksiribosa dengan
perantaraan gugus fosfat.Secara kimia DNA mengandung
karakteri/sifat sebagai berikut:
1. Memiliki gugus gula deoksiribosa.
2. Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T) dan
adenin (A).
3. Memiliki rantai heliks ganda anti paralel
4. Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama banyak
dan berpasangan spesifik satu dengan lain. Guanin selalu
berpasangan dengan sitosin (G±C), dan adenidan adenin
berpasangan dengan timin (A - T), sehingga jumlah
guanin selalu sama dengan jumlah sitosin. Demikian pula
adenin dan timin.
2.3.2 RNA (Ribonukleat acid)

Asam ribonukleat adalah salah satu polimer yang terdiri


atas molekul-molekul ribonukleotida. Seperti DNA, asam
ribonukleat ini terbentuk oleh adanya ikatan antara atom C
nomer 3 dengan atom C nomer 5 pada molekul ribosa dengan
perantaraan gugus fosfat. Dibawah ini adalah gambar struktur
sebagian dari molekul RNA :

Meskipun banyak persamaannta dengan DNA , RNA


mempunyai beberapa perbedaan dengan DNA yaitu :
1. Bagian pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan bagian
pentosa DNA adalah deoksiribosa.
2. Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda. Bentuk
molekul RNA bukan heliks ganda, tetapi berupa rantai
tunggal yang terlipat sehingga menyerupai rantai ganda.
3. RNA mengandung basa Adenin, Guanin dan Sitosin
seperti DNA , tetapi tidak mengandung Timin. Sebagai
gantinya, RNA mengandung Urasil. Dengan demikian
bagian basa pirimidin RNA berbeda dengan bagian basa
pirimidin DNA.
4. Jumlah Guanin adalah molekul RNA tidak perlu sama
dengan Sitosin, demikian pula jumlah adenin tidak harus
sama dengan Urasil.

Ada 3 macam RNA, yaitu tRNA (transfer RNA), mRNA


(messenger RNA) dan r RNA (ribosomal RNA). Ketiga macam
RNA ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda, tetapi ketiganya
secara bersama-sama mempunyai peranan penting dalam sintesis
protein.

Peran DNA Dan RNA dalam sistesi protein yaitu :


 DNA atau yang kita kenal dengan sebutan gen
memberikan perintah untuk menyusun sebuah protein
tertentu, dalam proses pembentukannya paling tidak
dibutuhkan 20 macam asam amino dalam membentuk
suatu protein
 Kemudian mRNA atau messenger-RNA akan membawa
kode-kode genetic dari dna yang sudah diperintahkan
menuju ribosom.
 Proses selanjutnya tRNA kemudian bekerja demean
membawa kodon alias kode-kode genetic yang dibawa
oleh mRNA plus membawa jenis-jenis asam amino
kedalam ribosom intuk disintesa menjadi protein.
 Kemudian setelah proses sintesa protein selesai, akan
muncul energy yang berupa ATP Dan juga menghasilkan
berbagai macam jeni-jenis enzim nukleasu, RNA
polymerase, Dan lain-lain.

1. Transfer RNA (t-RNA)


Transfer RNA (t- RNA) merupakan bentuk terkecil dari
RNA. Karena ukurannya, maka kadang disebut s-RNA (small-
RNA), sebagai akibat bahwa ia tinggal di dalam cairan bagian
atas dari larutan, sedangkan bentuk RNA yang lain (yang lebih
berat) mengendap oleh sentrifugasi ultra. Masing-masing dari
ke-20 asam amino mempunyai sedikitnya satu molekul t-RNA
istimewa, yang berguna untuk mengangkut molekul t-RNA tadi
ke tempat sintesis protein dan menjamin penempatannya yang
benar dalam urutan asam amino dari protein yang sedang
disintesis. Gambar 3.16 memberikan gambaran secara skematik
molekul t-RNA. Lengkung antikodon yang diperlihatkan dalam
gambar ini mengandung sebuah basa triplet (antikodon) yang
komplementer terhadap salah satu kodon untuk alanin.
Antikodon memainkan peranan kunci dalam sintesis protein

Gambar 3.16. Gambaran skematik molekul t-RNA


Model "daun semanggi" struktur t-RNA yang diperlihatkan
dalam Gambar 3.17 merupakan pendekatan dua dimensional
dari bentuk sesungguhnya. Dengan menggunakan analisis
difraksi sinar-X telah ditentukan struktur-struktur tiga
dimensional sejumlah t-RNA.
Perhatikan bahwa pada Gambar 3.16 satu antikodon untuk
alanin adalah triplet 3'CGI5', yang komplementer terhadap
kodon 5'GCC3'. (I berarti inosin). Para peneliti memiliki banyak
sekali bukti bahwa kedudukan ketiga di dalam anti kodon (basa
pada ujung 5' dari anti kodon) mempunyai jauh lebih banyak
kebebasan untuk bergerak daripada dua basa yang pertama.

Gambar 3.17. Model daun semanggi struktur t-RNA.


Pengamatan ini disebut konsep goyang dan menjelaskan
mengapa triplet antikodon yang sama dalam molekul t-RNA
tertentu dapat berpasangan basa dengan berbagai kodon triplet
yang berbeda. Seperti yang akan kita lihat, apabila kita
membicarakan kode genetik secara terperinci, maka suatu asam
amino tertentu dapat mempunyai lebih dari satu kodon triplet.
Dalam hal molekul aminoasil t-RNA yang diperlihatkan dalam
Gambar 3.14 maka kodon-kodon GCU, GCC, GCA, GCG
semuanya adalah kode untuk alanin. Dari keempat kodon ini,
anti kodon yang ditunjukkan dalam Gambar 3.14 akan
berpasangan basa dengan GCU, GCC, dan GCA.
Perhatikan bahwa kedua basap-ertama dalam tiga kodon ini
adalah sama (CG), dan hanya kedudukan ketiga berlainan.
Interaksi antara inosin, basa goyang dalam alanin antikodon dan
masing-masing dari tiga basa, yang dapat berpasangan basa
dengan basa tadi. Penting untuk dicatat bahwa potensi
berpasangan basa ganda ini pada kedudukan anti kodon ketiga
berarti bahwa molekul amoniasil t-RNA yang sama dapat
berpasangan basa sampai dengan tiga kodon, semuanya
mengkhususkan diri dengan asam amino yang sama
Hasil guna dari ikatan misalnya CGI dan tiap-tiap ketiga
kodon yang bersesuaian adalah tidak sama untuk masing-
masing. Variasi dalam kemampuan mengikat ini dapat berguna
sebagai dasar untuk pengendalian laju sintesis protein. Adalah
mungkin karenanya bahwa laju penggabungan suatu asam
amino tertentu pada suatu rantai protein yang sedang tumbuh,
ditentukan oleh kemungkinan kodon mana yang digunakan.

2. Messenger RNA (m-RNA)


Ukuran molekul m-RNA tergantung pada jumlah sisa asam
amino dalam protein yang memerlukan molekul m-RNA itu
sebagai cetakan. Sintesis suatu protein yang mengandung sisa
asam amino sebanyak 500 jelas harus diurus oleh molekul m-
RNA yang mempunyai sedikitnya 1500 (3 500 basa).

Dalam pembicaraan tentang struktur t-RNA terlihat bahwa


suatu antikodon istimewa dalam molekul t-RNA sesuai dengan
asam amino tertentu yang dibawa serta. Dalam urutan basa dari
cetakan kerja untuk sintesis protein, yaitu m-RNA terdapat basa
triplet atau kodon yang komplementer terhadap t-RN

antikodon. Letak setiap kodon pada untai m-RNA sesuai


dengan letak asam amino yang bersesuaian di dalam struktur
primer protein, yang memerlukan m-RNA sebagai cetakan.
Perubahan m-RNA dalam bakteri berlangsung sangat cepat,
dengan memperlihatkan umur rata-rata sekitar 2 menit.
Sementara transkripsi suatu gen tertentu menghasilkan hanya
satu molekul m-RNA sekali, namun satu molekul m-RNA ini
dapat mengarahkan biosintesis dari banyak molekul protein
secara serentak.

Hubungan antara aminoasil t-RNA dan m-RNA


diperlihatkan secara skematik dalam Gambar 3.18. Gambar ini
mengikhtisarkan apa yang telah dikatakan tentang peranan dari
interaksi kodon-antikodon dalam penempatan secara benar dari
asam amino di dalam rantai protein. Karena sekarang telah
dibicarakan tentang "bagian-bagian" dan cetakan untuk sintesis
protein, maka tinggallah membicarakan letak berlangsungnya
sintesis protein yaitu ribosom.
Gambar 3.18. Molekul amoniasil t-RNA dan hubungannya
dengan m-RNA. Spesifitas yang tinggi dalam hal berpasangan
basa kodon-antikodon menjamin letak yang betul dari molekul
ammoasil t-RNA sepanjang cetakan m-RNA.

3. Ribosomal RNA (m-RNA)


Sintesis protein terjadi di atas permukaan RNA-protein
kompleks, yang dikenal sebagai ribosom. Seluruh fungsi
ribosom adalah menjamin orientasi yang benar antara cetakan
m-RNA dan molekul-molekul amonosil t-RNA yang sedang
diikatkan kepada cetakan. Karena itu, ribosom secara khusus
mengikat m-RNA, aminosil t-RNA yang datang masuk, dan
bagian dari rantai yang sedang tumbuh, semuanya pada orientasi
sterokimiawi yang betul. Tambahan pula, ribosom mengandung
enzim-enzim tertentu disebut translokase, yang menyebabkan
ribosom bergerak sepanjang untai m-RNA sewaktu sintesis
protein berlangsung.

Pada suatu prokariot seperti E. Coli sekitar, 15.000 ribosom


terdistribusi ke seluruh sitoplasma. Ribosom E. Coli yang utuh
mempunyai partikel dengan berat 3 x 106 Dalton dan
diistilahkan sebagai ribosom 70 S, karena sifat sendimentasi di
dalam ultrasentrifus. Bentuk seluruh ribosom 70 S yang
diperkirakan terlihat dalam Gambar 3.19.
Gambar 3.19. Struktur E. Coli ribosom, yang memperlihatkan
disosiasi tiap subsatuan menjadi komponen-komponennya r-
RNA dan protein. Perhatikan bahwa suatu ribosom 70 S yang
utuh terbentuk, apabila subsatuan subsatuan mengikat diri
dengan m-RNA. (Perhatikan juga bahwa koefisien sedimentasi
tergantung pada baik bobot molekuler maupun bentuk molekul.
Karena itu harga S dari subsatuan ribosom tidak menghasilkan
jumlah harga S dari ribosom yang utuh).
Tanpa adanya m-RNA dan pada konsentrasi rendah Mg2+,
ribosom 70 S berdisosiasi menjadi dua subsatuan: satu subsatuan
50 S (berat partikel kira-kira 2 x 106 Dalton) dan satu subsatuan
30 S (berat partikel kira-kira 1 x 106 Dalton). RNA robosomal
dan komponen-komponen protein tiap subsatuan dapat
didisosiasikan dan diisolasikan dengan cara-cara kimia yang
sesuai, dan fraksionasi. Hasil pemisahan komponen-komponen
dari tiap subsatuan ribosomal E. Coli ditunjukkan dalam
Gambar 3.17. Sangat menarik bahwa pada keadaan yang tepat
dimungkinkan untuk secara spontan terjadinya penyusunan
kembali subsatuan-subsatuan ribosomal 30 S dan 50 S yang
aktif. Jadi jelas bahwa penataan yang kompleks dan sangat
spesifik dari protein dan asam-asam nukleat dan ribosom
disebabkan oleh perakitan mandiri dari komponen-
komponennya.

Pada sel eukariotik, sintesis protein tidak saja terjadi di dalam


sitoplasma, tetapi juga sampai ukuran terbatas di dalam
mitokhondria dan kloroplas. Ribosom dari kloroplas dan
mitokhondria sama dengan ribosom 70 S dari prokariot, sedang
ribosom dalam sel sitoplasma sel eukariotik lebih besar dan
lebih kompleks. Seperti ribosom 70 S dari prokariot, maka
ribosom dari 80 S dari eukariot berdisosiasi menjadi satu
subsatuan besar (60 S)dan satu subsatuan kecil (40 S). subsatuan
60 S mengandung tiga molekul RNA : 5 S, 7 S, dan 23 S.
Subsatuan 40 S mempunyai satu molekul RNA 18 S yang
tunggal. Selain itu terdapat protein-protein ribosomal di dalam
nukleoprotein yang berstruktur kompleks dari ribosom
eukariotik.
Dalam suatu sel eukariotik, seperti hepatosit, ribosom
biasanya ditemukan dalam persekutuan dengan retikulum
endoplasmic, yaitu suatu struktur yang tersusun dari banyak
saluran terbentang ke segala jurusan di dalam seluruh
sitoplasma.
Gambar 3.20 menunjukkan retikulum endoplasmik dan ribosom
.

Gambar 3.20. Retikulum endoplasmik. Perhatikan ribosomnya,


yang tampak sebagai granula berjajar-jajar sepanjang jalan
lintas retikulum endoplasmik.
Tidak memandang jenis sel apa, maka cara kerja ribosom dalam
sintesis protein adalah umum. Kedua subsatuan ribosomal
membentuk suatu ribosom lengkap apabila terikat pada m-RNA.
Kompleks ribosom m-RNA merupakan satuan penyebab
sintesis protein yang aktif. Hubungan antara ribosom, m-RNA
dan t-RNA biasanya lebih dari satu ribosom terikat pada satu
untai m-RNA. Ini memungkinkan pembentukan serentak
beberapa protein dari cetakan yang sama dengan cara "garis
rakitan". Multi-ribosom/m-RNA kompleks ini disebut polisom,
dan telah diamati secara langsung dengan mikroskop elektron.
Pembentukan m-RNA dengan transkripsi dari DNA Dan
penjelmaan dari urutan basa dari m-RNA ke dalam struktur
protein oleh sintesis protein ribosomal terkoordinasi secara ketat
terhadap waktu dan tempat, setidak-tidaknya di dalam E. Coli.
Sementara ujung 5' dari m-RNA yang baru terbentuk terkelupas
dari cetakan DNA, maka subsatuan ribosomal mengikatkan diri
dan sintesis protein dimulai meskipun cetakan m-RNA sedang
dibuat.

Komponen penyusun DNA dan RNA memiliki banyak


kemiripan. Namun, karena fungsinya berbeda, keduanya juga
memiliki beberapa perbedaan, terutama dalam hal letak,
struktur, kadar, fungsi, dan komposisi kimianya. Berbagai
perbedaan tersebut dapat Anda pelajari pada Tabel

Tabel 3.2 Perbedaan DNA dan RNA

NO OBJEK DNA RNA


1 Letak Inti sel Inti sel, sitoplasma,
ribosom
2 Bentuk Pita spiral ganda Pita tunggal
Komponen
3 gula Deoksiribosa Ribosa
4 Ukuran Sangat panjang Pendek
Basa Purin : Adenin,
5 nitrogen GuaninPirimidin : Purin : Adenin,
GuaninPirimidin :
Sitosin, Timin Sitosin,
Urasil
Tidak dipengaruhi oleh
6 Kadar kecepatan Berubah-ubah
menurutkecepatan
sintesis protein sintesis
protein
Mengendalikan faktor
7 Fungsi keturunan Dan Sintesis protein
sintesis protein
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Asam nukleat adalah senyawa-senyawa polimer yang


menyimpan semua Informasi genetika, yaitu seperangkat “cetak
biru” tentang karakteristik aktual dan potensial yang diterima
oleh suatu organism dari generasi sebelumnya, untuk kemudian
diwariskan ke generasi berikutnya.
Asam nukleat memiliki fungsi, yaitu menyimpan,
menstransmisi, dan mentranslasi informasi genetik; metabolisme
antara(intermediary metabolism) dan reaksi-reaksi informasi
energi; koenzim pembawa energi; koenzim pemindah asam
asetat, zat gula, senyawa amino dan biomolekul lainnya;
koenzim reaksi oksidasi reduksi.
Peran DNA Dan RNA dalam sistesi protein yaitu :
 DNA atau yang kita kenal dengan sebutan gen
memberikan perintah untuk menyusun sebuah protein
tertentu, dalam proses pembentukannya paling tidak
dibutuhkan 20 macam asam amino dalam membentuk
suatu protein
 Kemudian mRNA atau messenger-RNA akan membawa
kode-kode genetic dari dna yang sudah diperintahkan
menuju ribosom.
 Proses selanjutnya tRNA kemudian bekerja demean
membawa kodon alias kode-kode genetic yang dibawa
oleh mRNA plus membawa jenis-jenis asam amino
kedalam ribosom intuk disintesa menjadi protein.
 Kemudian setelah proses sintesa protein selesai, akan
muncul energy yang berupa ATP Dan juga menghasilkan
berbagai macam jeni-jenis enzim nukleasu, RNA
polymerase, Dan lain-lain.
Ada 3 macam RNA, yaitu tRNA (transfer RNA), mRNA
(messenger RNA) dan r RNA (ribosomal RNA). Ketiga macam
RNA ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda, tetapi ketiganya
secara bersama-sama mempunyai peranan penting dalam sintesis
protein.

3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini aku harapkan para pembaca
dapat mengetahui lebih banyak lagi tentang Asam Nukleat guna
menambah wawasan untuk pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Dennis Kunkel. (2004). http://rabi.phvs.virainia.edu/HTW/book.html.


www.Cellsbio.com.

Freeman. (2004). The Science of Biology, 4th Edition, by Sinauer Associates


(www.sinauer.com) and (www.whfreeman.com).

Lubert, Styer. (2000). Biokomia. Vol I. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

http://www.biosci.uga.edu/ahnanac/bio_103/notes/may_15.htm.

Ralph Nossal & Harold Leccar. (1991). Mollecular & Cell Biophysics.
Canada: Addison-Wesley Publishing Company.

William Hughes.(1979). Aspect of Biophysics. Canada: John & Sons, Inc.

https://www.academia.edu/8580283/MAKALAH_BIOKIMIA
ASAM_NUKLEAT_NUCLEIC_ACID

Anda mungkin juga menyukai