Musa paradisiaca
Musa Paradisiaca
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies: Musa paradisiaca
1
Morfologi Musa paradisiaca
A. Daun (Folium)
2
Gambar Daun musa paradisaca
Musa Paradisiaca
Daun pada tanaman pisang merupakan daun yang lengkap. Disebut daun
lengkap karena mempunyai bagian upih daun atau pelepah daun (vagina),
tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina).
Memiliki bangun daun memanjang bentuk jorong (ovalis) yaitu
mempunyai perbandingan panjang dan lebar adalah satu setengag sampai dua
banding satu. Bagian ujung daun (apex folii) tumpul (obtusus), pangkal daun
(basis folii) membulat (rotundatus),dan berpelepah, memiliki tepi daun (margo
folii) yang rata (integer), daging daun seperti kertas (papyraceus atau chartaceus),
pertulangan daun menyirip (penninervis) yaitu mempunyai satu ibu tulang yang
memanjang dari pangkal sampai keujung dan merupakan terusan tangkai daun.
Pada permukaan daun bagian atas licin (leavis) sedangkan permukaan bawah licin
berselimut lilin (leavis pruinosus), warna daun bagian atas hijau cerah sedangkan
pada bagian bawah berwarna hijau suram.
3
Merupakan daun tunggal (folium simplex) karena pada tangkainya hanya
terdapat satu helaian daun saja. Letak daun terpencar atau tersebar (folia sparsa)
yaitu pada tiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun.
B. Batang (Caulis)
Musa Paradisiaca
Musa paradisiaca
Batang tanaman pisang disebut batang semu, karena batang yang tampak
pada tanaman pisang bukan batang tanaman yang sesungguhnya. Batang semu
tersusun atas pelepah-pelapah daun atau upih daun yang saling menutupi,
tumbuh tegak dan kokoh. Upih pada tanaman ini berfungsi untuk memberi
kekuatan pada batang tanaman. Upih daun semuanya membungkus batang,
4 sehingga batang tidak tampak, yang tampak sebagai batang dari luar adalah
upih-upih tadi.
Batang tanaman pisang tidak bercabang, arah tumbuh batang tegak lurus
ke atas (erectus). Tanaman ini mempunyai batang yang berbentuk bulat (teres).
Sumbu batang ortotrop dan membentuk cabang ortotrop dari kuncup ketiak
di bagian batang di bawah tanah
Sumbu baru terbentuk berulang kali dan ekivalen dengan sumbu induk dan
membentuk perakaran sendiri.
C. Akar (radix)
Tanaman pisang mempunyai sistem akar serabut (radix adventicia)
dengan tipe filiformis, pada umumnya akar keluar dan tumbuh dari bongo
Musa Paradisiaca
(corm) bagian samping dan bagian bawah. Pertumbuhan akar pada umumnya
berkelompok menuju arah samping di bawah permukaan tanah dan mengarah
ke dalam tanah mencapai sepanjang 4-5 meter. Walaupun demikian, daya
jangkau akar hanya menembus pada kedalaman tanah antara 150-200 cm.
5
D. Bunga (flos)
Musa Paradisiaca
Bunga pisang merupakan bunga majemuk (inflorencentia) yang saat keluar dari
ujung batang semu berbentuk jantung sehingga disebut jantung pisang (beil). Tie
perbungaan pisang adalah tandan campuran (mixed spadix). Perbungaan tandan
campuran terdiri atas perbungaan cymosa yang maing-masing dibungkus oleh tandan
tersusun kea rah ujung (acropetal) dalam tipe perbungaan dengan sumbu berdaging
(spadix) tanpa bunga terminal sehingg terus tumbuh (racymosa). Setiap cymosa
tertutup oleh daun tandan (braktea) yag tebal dan melebar disebut spata yang
membuka melengkung earah punggung pada saat bunga mekar. Perbunggan pisang
tersusun seperti sisir, bersifat campuran (polygamous), yaitu terdiri atas bunga-bunga
betina (pistialate flower) dibagian pangkal, bunga-bunga biseksual (bisexual flower)
dibagian tegah, dan bunga-bunga jantan (staminate flower) dibagian ujung sumbu.
6
Barisan Bunga Pisang
8
E. Buah Pisang (fructus)
Buah pisang berkembang dari bagian pangkal bunga sebagai buah berry. Buah
Musa Paradisiaca
terdiri atas kulit luar (epicarp) yang tipis, kulit dalam (mesocarp) yang tebal berserat
dan bergatah, dan daging buah (endocarp) tang terbagi kedalam juring yang
diantaranya terdapat biji (pada jenis-jenis pisang luar) atau bakal biji yang gagal
berkembang sebagai bintik-bintik kehitaman (pada kultivar-kultivar pisang budidaya).
Buah pisang yang berkembang sari satu cymosa membentuk sisir (hand) yang terdiri
atas barisan buah individual sebagai jari (finger). Sisir buah pisang tersusun dalam
tandan dalam satu rangkaian tandan (peduncle), tandan betina, tandan campuran
dengan buah tidak sempurna, dan tandan jantang yang tidak disertai buah sampai ke
bagian bunga jantan dalam jantung pisang yang belum membuka (bell). Tandan secara
kesluruhan juga disebut sumbu (axis), pada bagian dengan berbuah terdiri dari ruas-
ruas panjang , sedangkan pada bagian yang tidak disertai buah terdiri atas ruas-ruas
pendek dengan buku-buku yang rapat.
Buah pisang tersusun dalam tandan tiap tandan terdiri atas beberapa sisir dan
tiap sisir terdapat 6-22 buah pisang tergantung varietasnya. Buah pisang umumnya
9
tidak berbiji dan
bersifat triploid. Kecuali pada pisang
kluthuk yang bersifat diploid dan
memiliki biji. Proses pembuahan
tanpa adanya biji disebut dengan
partenokarpi.
Ukuran buah pisang bervariasi
tergantung pada varietasnya. Buah
pisang ini memiliki bentuk bulat
memanjang, dengan ujung
meruncing atau membentuk leher
botol.
Daging buah tebal dan lunak, kulit buah yang masih muda berwarna hijau dan
ketika tua berubah menjadi kuning dan strukturnya bisa tebal dan tipis juga
Musa Paradisiaca
F. Biji (semen)
Pada umumnya, buah pisang tidak berbiji. Namun ada yang berbiji, dan biji
tersebut merupakan biji berkeping satu atau monokotil dan hanya beberapa saja yang
letaknya di dalam daging buah, berwarna kehitaman. Biji yang dihasilkan tidak dapat
digunakan sebagai alat reproduksi generative. Oleh karenanya pisang reproduksi
vegetative dengan tunas yang muncul disekitar bonggolnya.
10