Anda di halaman 1dari 59

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari

perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan

yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua

dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke- 7 sampai ke-9

[CITATION HWi09 \l 1057 ].


Terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita khususnya pada alat

genetalia eksterna dan interna, serta pada payudara. Dalam hal ini hormon

somatomammotropin, estrogen, dan progesteron mempunyai peranan penting

terhadap beberapa perubahan yang terjadi pada ibu hamil. Perubahan karena

hormon estrogen pada kehamilan akan mengakibatkan pengeluaran asam

lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan rasa mual dan muntah.

Selain hormon estrogen pengeluaran Human Chorionic Gonadotropine (HCG)

dalam serum dari plasenta juga menyebabkan mual muntah [ CITATION

HWi09 \l 1057 ].
Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) ini akan mencapai kadar

tertinggi pada usia kehamilan 12-16 minggu dan akan langsung

mempengaruhi sistem pencernaan seperti menurunnya daya cerna dan

peristaltik usus disertai dengan peningkatan asam lambung dan penurunan

selera makan [ CITATION HWi09 \l 1057 ].

1
2

Hasil laporan di Dunia menunjukan bahwa hampir 50-90% wanita

hamil mengalami mual pada trimester pertama (3 bulan pertama

kehamilannya). Mual terhadap makanan tertentu, bahkan hanya karena

mencium bau makanan tertentu saja [ CITATION Sur09 \l 1057 ]. Berdasarkan

hasil penelitian Depkes RI ditahun 2009 menjelaskan bahwa lebih dari 80%

perempuan hamil mengalami rasa mual dan muntah [CITATION Dep09 \l

1057 ].
Emesis gravidarum dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan

efek negatif terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis

gravidarum ini berkelanjut dan berubah menjadi hiperemesis gravidarum

yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan kehamilan. Wanita hamil

dengan gejala emesis gravidarum yang berlebih berpotensi besar mengalami

dehidrasi [ CITATION HWi09 \l 1057 ].


Hiperemesis gravidarum terjadi di seluruh dunia dengan angka

kejadian yang beragam mulai dari 1-3% dari seluruh kehamilan di Indonesia,

0,3% dari seluruh kehamilan di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada,

10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan dan 1,9% di Turki. di

Amerika Serikat, prevalensi hiperemesis gravidarum adalah 0,5- 2%

[CITATION ari12 \l 1057 ].


Hiperemesis gravidarum apabila tidak tertangani dengan baik akan

menyebabkan komplikasi bahkan kematian ibu dan janin. Prevalensi

hiperemesis gravidarum antara 1-3 % atau 5-20 kasus per 1000 kehamilan

[CITATION ari12 \l 1057 ]. Menurut data di Jawa Barat sebesar 13% dari ibu

hamil mengalami hyperemesis gravidarum [CITATION Pro14 \l 1057 ]

sedangkan menurut data di Kota Tasikmalaya tahun 2014, jumlah kasus


3

hiperemesis gravidarum berkisar 14,2% dari 2.9771 ibu hamil (Profil

Kesehatan Kota Tasikmalaya, 2014). Menurut data RSUD dr. Soekardjo

Tasikmalaya kejadian hiperemesis gravidarum periode Januari sampai Juni

2016 sebanyak 22 orang.


Banyak cara yang dilakukan untuk mengatasi mual muntah kehamilan.

Tapi cara yang banyak dilakukan pertama kali adalah diet misalnya dengan

makan sedikit tapi sering dan menghindari makanan berlemak yang dapat

merangsang mual. Penggunaan Vit B6 atau obat lainnya diberikan bila dengan

cara diet mual muntah belum teratasi [ CITATION Sur091 \l 1057 ]. Terapi

medis dalam Pertimbangan teratogenik sangat diperhatikan, dan faktor

penentu pilihan obat. Dimenhidrinat, diphenhidramin, doksilamin, hidroksizin,

dan meklizin adalah obat yang tidak teratogenik [CITATION Suk08 \l 1057 ].
Dalam pengobatan tradisional biasanya orang menggunakan jahe

dalam mengurangi rasa mual pada berbagai pengobatan tradisional. Beberapa

wanita hamil, ada yang mengkonsumsi jahe segar atau biskuit jahe untuk

membantu mengatasi rasa mualnya [ CITATION Mau08 \l 1057 ]. Riset yang

dilakukan oleh Universitas Chiang Mai di Thailand juga membuktikan

keefektifan khasiat jahe pada ibu hamil dalam mengatasi mual muntah. Dalam

riset ini melibatkan 32 ibu hamil yang mengalami mual muntah yang

diberikan suplemen yang mengandung 1 gram ekstrak jahe setiap hari,

ternyata hasilnya sangat memuaskan dimana terjadi penurunan gejala mual

muntah yang signifikan pada ibu-ibu hamil tersebut [ CITATION Boo08 \l

1057 ].
Diketahui data ibu hamil di Kota Tasikmalaya tahun 2016 Januari

sampai bulan Juni sebanyak 6812 orang. PUSKESMAS Cibeureum


4

merupakan PUSKESMAS dengan jumlah ibu hamil terbanyak di Kota

Tasikmalaya dengan jumlah 673 orang (Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya,

2016). Jumlah ibu hamil dari Januari-Maret 2017 paling banyak terdapat di

Kelurahan Kota Baru, dengan jumlah ibu hamil sebanyak 64 orang. Dari studi

pendahuluan di wilayah kerja Kelurahan Kota Baru dilakukan wawancara

kepada 20 orang ibu hamil didapatkan 19 dari 20 ibu hamil mengalami mual

muntah.
Mual mutah pada kehamilan tentunya akan menimbulkan

ketidaknyaman dan mengganggu aktifitas ibu hamil. Untuk mengurangi

ketidaknyamanan tersebut pengobatan alternatif/ herbal telah menjadi salah

satu cara untuk mengurangi mual muntah, telah dilakukan penelitian

sebelumnya dengan menggunakan jahe dalam bentuk ekstrak jahe, wedang

dan tablet hisap. Dari uraian diatas Peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai jahe dalam bentuk biskuit untuk mengurangi kejadian

emesis gravidarum.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh

biskuit jahe terhadap emesis gravidarum?.


C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh biskuit jahe terhadap emesis gravidarum di

Kelurahan Kota Baru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui karakteristik ibu hamil dengan emesis gravidarum.


5

b. Mengetahui pengaruh sebelum dan sesudah mengkonsumsi biskuit

tanpa jahe terhadap emesis gravidarum pada kelompok kontrol.

c. Mengetahui pengaruh sebelum dan sesudah mengkonsumsi biskuit

jahe terhadap emesis gravidarum pada kelompok eksperimen.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan mengenai emesis

gravidarum juga cara penanganannya dengan menggunakan pengobatan

tradisional dan bahan acuan dan data dasar untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini bermanfaat dalam memilih sebagai intervensi

awal dalam penanganan emesis gravidarum dengan memanfaatkan jahe.

E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang pemanfaatan jahe telah dilakukan oleh Ummi

Hasanah dan Mahmudah pada tahun 2014 yang berjudul “Efektifitas

Pemberian Wedang Jahe Terhadap Penurunan Emesis Gravidarum Pada

Trimester Pertama” terbukti wedang jahe efektif menurunkan frekuensi emesis

gravidarum pada ibu hamil trimester pertama dalam penelitiannya digunakan

jahe 2,5 gram diiris dan diseduh air panas 250 ml ditambah 1 gula sdm
6

(10gram) diminum 2x1 sehari dalam 4 hari, jumlah sampel 34 orang, 17 orang

untuk kelompok eksperimen dan 17 orang untuk kelompok kontrol. Hasilnya

frekuensi emesis gravidarum pada kelompok eksperimen mengalami

penurunan dan ada perbedaan setelan diberikan wedang jahe, sedangkan pada

kelompok kontrol ada peningkatan frekuensi emesis gravidarum dan tidak ada

perbedaan setelah diberikan air putih dan gula yang ditambah jahe

[CITATION Aly141 \l 1057 ].


Peneliti ingin mengetahui pengaruh mengkonsumsi biskuit jahe dalam

kejadian Emesis Gravidarum. Persamaan penelitian ini dari penelitian diatas

adalah menggunakan metode eksperimental design pre test dan post test, cara

pengambilan sampel dengan purposive sampling sedangkan perbedaannya

adalah penelitian ini dari penelitian sebelumnya yaitu pada waktu, tempat

penelitan, jahe yang digunakan dalam bentuk biskuit, ekstra jahe yang

digunakan 1,5 gram.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Konsep Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang

berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan

ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,


7

pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai

aterm [ CITATION Man10 \l 1057 ].


Kehamilan adalah suatu proses fisiologis pada seorang wanita.

Yaitu suatu keadaan di mana janin di kandung di dalam tubuh wanita,

yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian

akan di akhiri dengan proses persalinan [ CITATION Mar10 \l 1057 ].


Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang memberikan

perubahan pada ibu maupun lingkungannya dengan adanya kehamilan

maka seluruh sistem genitalia wanita mengalami perubahan yang

mendasar untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan janin

dalam rahim selama proses kehamilan berlangsung dan juga merupakan

peristiwa yang sangat di tunggu bagi wanita yang telah menikah, saat

seseorang wanita tidak lagi mendapatkan haid dan kemudian telah

diperiksa urinenya dengan hasil positif maka bisa di pastikan wanita

tersebut hamil, wanita tersebut akan merasa senang begitu pula dengan

keluarganya [CITATION Hut097\l 1057 ].


b. Adaptasi Kehamilan [ CITATION Man10 \l 1057 ]
1) Uterus
Rahim dan uterus yang semula besarnya sejempol atau

beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia,

sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan.

Perubahan pada isthmus uteri (rahim) menyebabkan isthmus

menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam

seolah-olah kedua jari dapat bersentuhan. Perlunakan isthmus

disebut tanda hegar.


8

Pertumbuhan rahim ternyata tidak sama ke semua arah, tetap

terjadi pertumbuhan yang cepat di daerah implantasi plasenta,

sehingga rahim bentuknya tidak sama. Bentuk rahim yang tidak

sama itu disebut tanda piskacsek.


2) Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah

karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna merah

dan kebiru-biruan (tanda chadwicks).


3) Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang

mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan

fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia

16 minggu. Kejadian ini tidak akan lepas dari kemampuan vili

korealis yang mengeluarkan hormon korionik gonadotropin yang

mirip dengan hormon luteotropik hipofisis anterior.


4) Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan

sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan

payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat

kehamilan, yaitu estrogen, progesteron dan somatomamotrofin.


5) Sirkulasi darah ibu

Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain

a) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga

memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin

dalam rahim.
b) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada

sirkulasi retroplasenter.
9

c) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin

meningkat.

Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan

peredaran darah, salah satunya sistem pencernaan, oleh karena

pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat dan

menyebabkan :

(1) Pengeluaran air liur berlebih (hipersalivasi).


(2) Daerah lambung terasa panas.
(3) Terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari,

yang disebut morning sickness.


(4) Muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum.
(5) Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan

sehari- hari, disebut hiperemesis gravidarum.


(6) Progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan

dapat menyebabkan obstipasi.


2. Emesis Gravidarum
a. Pengertian
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala

yang wajar dan sering dijumpai di kehamilan trimester pertama

biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat dan

malam hari. Gejala ini dapat berlangsung kurang lebih 6 minggu setelah

hari pertama haid terakhir dan berlangsusng selama kurang lebih 10

minggu [ CITATION Pra09 \l 1057 ].


Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering

terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada

pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-

gajala ini biasanya terjadi enam minggu setelah hari pertama haid
10

terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu [ CITATION

HWi09 \l 1057 ].

b. Penyebab
Salah satu perubahan fisiologis yang terjadi pada masa kehamilan

terjadi perubahan pada sistem pencernaan, selama masa hamil nafsu

makan berkurang, sekresi usus berkurang, fungsi hati berubah dan

absrobsi nutrisi meningkat. Aktivitas peristaltik (motilitas) menurun,

akibatnya bising usus berkurang sehingga terjadi stagnasi isi lumen usus

disampaikan ke cortek serebri kemudian dipersepsikan sebagai rasa

penuh di perut sehingga berdampak pada rasa mual dan muntah serta

tidak nafsu makan umum terjadi, pada trimester pertama sering terjadi

penurunan nafsu makan akibat nausea (mual) dan atau vomitus (muntah)

yang merupakan akibat perubahan saluran cerna dan peningkatan kadar

progesteron, estrogen dan human chorionic gonadotropin (hCG) dapat

menjadi faktor pencetus mual dan muntah [ CITATION Hut09 \l 1057 ].


Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos pada

sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung

menurun dan pengosongan lambung melambat. Refleks esofagus,

penurunan motilitas lambung dan penurunan sekresi asam hidroklorid

juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah hal ini diperberat

dengan adanya penyebab lain berkaitan dengan faktor psikologis,

spiritual, lingkungan dan sosiokultural [ CITATION Hut09 \l 1057 ].


Perubahan hormon pada masa kehamilan akan mengakibatkan

pengeluaran asam lambung yang berlebih sehingga menimbulkan rasa


11

mual dan muntah [ CITATION Sol08 \l 1057 ]. Gejala ini disebut

Morning Sickness. Walaupun disebut sebagai morning sickness bukan

berarti rasa mual muntah hanya terjadi di pagi hari saja, rasa mual dapat

terjadi setiap saat, bisa malam, siang ataupun setiap waktu [ CITATION

Sur091 \l 1057 ].
c. Tanda dan Gejala

Gejala klinik emesis gravidarum adalah kepala pusing di pagi

hari, disertai mual muntah sampai kehamilan 4 bulan (Manuaba,2010)

Tanda-tanda emesis gravidarum berupa (Rukiyah, 2010) :

1) Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah.


2) Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi

hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.


3) Mual muntah yang fisiologis kurang dari 10 kali .
4) Nafsu makan berkurang .
5) Mudah lelah.
6) Emosi yang cenderung tidak stabil.
d. Komplikasi
Emesis gravidarum dalam keadaan normal tidak banyak

menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan janin, hanya saja

apabila emesis gravidarum ini berkelanjut dan berubah menjadi

hiperemesis gravidarum yang dapat meningkatkan risiko terjadinya

gangguan kehamilan. Wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum

yang berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi [ CITATION HWi09

\l 1057 ].
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga

menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat

membahayakan kehidupan [ CITATION Sul12 \l 1057 ]. Hiperemesis

gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada wanita
12

hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar

elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal),

dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi [ CITATION Run10 \l 1057 ].


Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi pada ibu

hamil muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi,

ketidakseimbangan elektrolit disertai alkalosis hipokloremik, serta dapat

mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk

keperluan energi. Oksidasi lemak yang tidak sempurna menyebabkan

ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksi butirik dan

aseton dalam darah. Kekurangan asupan makanan dan kehilangan cairan

karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan

plasma berkurang. Natrium dan klorida dalam darah maupun urine turun,

selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga

menyebabkan aliran darah ke jaringan berkurang. Kekurangan kalium

sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal

berakibat frekuensi muntah bertambah banyak sehingga dapat merusak

hati [ CITATION Run10 \l 1057 ].


Keadaan dehidrasi dan intake yang kurang mengakibatkan

penurunan berat badan yang terjadi bervariasi tergantung durasi dan

beratnya penyakit. Percernaan serta absorpsi karbohidrat dan nutrisi lain

yang tidak adekuat mengakibatkan tubuh membakar lemak untuk

mempertahankan panas dalam tubuh, jika tidak ada karbohidrat maka

lemak digunakan untuk menghasilkan energi akibatnya beberapa hasil

pembakaran dari metabolisme lemak terdapat dalam darah dan urine


13

(terdapat atau kelebihan keton dalam urine) [ CITATION Run10 \l

1057 ].
3. Terapi Emesis Gravidarum

a. Terapi Farmakologi

Penggunaan Vit B6 atau obat lainnya diberikan bila dengan

cara diet mual muntah belum teratasi [ CITATION Sur091 \l 1057 ].

Tujuan keseluruhan dari terapi antiemetika adalah untuk mencegah

atau menghilangkan mual dan muntah dan seharusnya tanpa timbulnya

efek samping atau efek yang tidak dikehendaki secara klinis

[ CITATION Suk08 \l 1057 ].

Terapi farmakologi antiemetik selama kehamilan [ CITATION

Suk08 \l 1057 ]

1) Obat yang umum digunakan adalah fenotiazin

(Prokloperazin, prometazin), antihistamin, antikolinergik

(dimenhidrinat, dipenhidramin, meklizin, skopolamin),

metoklopramid dan piridoksin.

2) Efikasi antiemetik dipertanyakan, sementara pengendalian

cara lain seperti pengaturan cairan dan elektrolit, suplemen vitamin

dan bantuan penurunan keluhan psikosomatik, lebih

direkomendasikan.

3) Pertimbangan teratogenik sangat diperhatikan, dan faktor

penentu pilihan obat. Dimenhidrinat, diphenhidramin, doksilamin,

hidroksizin, dan meklizin adalah obat yang tidak teratogenik.

b. Terapi Non Farmakologi


14

Pasien dengan keluhan ringan, mungkin berkaitan dengan

konsumsi makanan dan minuman, dianjurkan menghindari masuknya

makanan yang merangsang mual muntah. Intervensi non farmakologi

diklasifikasikan sebagai intervensi perilaku termasuk relaksasi,

biofeedback, self-hypnosis, distraksi kognitif dan desensitisasi

sistematik. Muntah psikogenik mungkin diatasi dengan intervensi

psikologik [ CITATION Suk08 \l 1057 ].


Tips untuk mengurangi mual muntah [ CITATION Mau08 \l

1057 ]
1) Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan

dalam jumlah atau porsi besar karena itu hanya akan membuat

mual bertambah. Berusahalah makan sewaktu anda dapat makan,

dengan porsi kecil tapi sering.


2) Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang

dapat membantu mengatasi rasa mual. Banyak mengkonsumsi buah

dan sayuran yang tinggi karbohidrat seperti roti, kentang, biskuit

dan sebagainya.
3) Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-

buru terbangun, cobalah duduk dahulu dan perlahan bangun. Bila

merasa sangat mual ketika bangun tidur siapkanlah snak atau

biskuit di dekat tempat tidur, dan dapat memakannya dahulu

sebelum mencoba untuk berdiri.


4) Hindari makanan yang berlemak, berminyak dan pedas

yang akan memperburuk rasa mual.


15

5) Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat

muntah. Minumlah air putih, ataupun jus. Hindari minum berkafein

dan karbonat.
6) Vitambin B6 efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu

hamil.
7) Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi mual

muntah, karena apabila anda stress hanya akan memperburuk rasa

mual muntah.
8) Pengobatan tradisional biasanya orang menggunakan jahe

dalam mengurangi rasa mual muntah pada berbagai pengobatan

tradisional. Pada beberapa wanita hamil, ada yang mengkonsumsi

jahe segar atau biskuit jahe untuk mengatasi rasa mual.

4. Jahe dalam Kehamilan

a. Jahe

Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae) nama

ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani

zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi [ CITATION Set15 \l 1057 ]

Klasifikasi
Devisi : Spermathophyta
Subdevisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Species : Zingiber Offichinale
Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun ada pula yang

mempercayai jahe berasal dari Republik Rakyat Tiongkok Selatan. Dari


16

India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia Tenggara,

Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman

kolonialisme, jahe yang bisa memberikan rasa hangat dan pedas pada

makanan segera menjadi komoditas yang populer di Eropa (Wikipedia,

2016).

Kandungan jahe nutrisi yang terkandung dalam jahe adalah

potassium 3,4%, magnesium 3,0%, copper 3,0%, manganese 3,0%, dan

vitamin B6 (pyridoxine) 2,5 % (Dept Nutritional Profile, 2008).

Jahe mengandung komponen minyak menguap (Volatile oil),

minyak tak menguap (Nonvolatile oil) dan pati. Minyak menguap yang

biasa disebut minyak atsiri merupakan komponen pemberi bau yang

khas, sedangkan minyak tak menguap yang biasa disebut oleoresi

merupakan komponen pemberi rasa pedas dan pahit. Komponen yang

terdiri dari oleoresin merupakan gambaran utuh dari kandungan jahe,

yaitu minyak atsiri dan Fixed oil yang terdiri dari zingerol, shagol, dan

resin. Kandungan kimia jahe antara lain: asetates, bisabolene, caprilate,

d-â-phallandrene, d-camphene, d-borneol, farnisol, kurkumin, khavinol,

linalool, metil heptonone, n-nonyladehide, sineol, zingerol zingiberene,

Vit A, B dan C, asam organik tepung kanji, serat, sitral, allicin, allin,

diallydisulfida, damar, glukominol, resin, geraniol, shogaol, albizzin,

zenge-diasetat, metilzingediol [ CITATION Set15 \l 1057 ].

Banyaknya Jahe yang diteliti (Food Weight) = 100 gr (USDA)

Bagian Jahe yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 97 %


17

Tabel 2.1
Kandungan Nilai Gizi Jahe

Nilai
Kandungan
Gizi
1.5
Protein
gr
1
Lemak
gr
10,1
Karbohidrat
gr
21
Kalsium
mg
39
Fosfor
mg
Zat Besi 2 mg
Vitamin A 30 IU
0,02
Vitamin B1
mg
Vitamin C 4 mg
51
Jumlah Kandungan Energi
kkal

b. Jahe dan Kehamilan


Jahe sering digunakan untuk tujuan pengobatan pada beberapa

waktu lalu. Salah satu indikasi yang biasa digunakan adalah untuk

mengatasi mual dan muntah. Fungsi aromatik, spasmolitik, karminatif

dan absorben yang dihasilkan oleh jahe memberikan pengaruh langsung

pada saluran gastrointestinal. Jahe juga memiliki efek anti-inflamasi

serta pengaruh yang menguntungkan dalam mengatasi mual muntah,

anoreksia, dyspepsia dan demam [ CITATION Bas09 \l 1057 ].


Salah satu fungsi farmakologis jahe adalah antiemetik (anti

muntah), merupakan bahan yang mampu mengeluarkan gas dari dalam

perut, hal ini akan meredakan perut kembung, juga merupakan

stimulan aromatik yang kuat, disamping dapat mengendalikan muntah


18

dengan meningkatkan gerakan peristaltik usus. Sekitar 6 senyawa di

dalam jahe telah terbukti memiliki aktivitas antiemetik (anti muntah)

yang manjur. Kerja senyawa-senyawa tersebut lebih mengarah pada

dinding lambung dari pada system saraf pusat [ CITATION Bud06 \l

1057 ].
Mual dan muntah mengalami penurunan disebabkan oleh

pengaruh zat yang dikandung oleh jahe yaitu gingerols dan shogaols

yang berguna dalam memblok serotonin (zat kimia yang berperan

dalam menginduksi mual) [ CITATION Bud06 \l 1057 ].


c. Biskuit Jahe
Jahe kini diolah ke berbagai macam olahan makanan, salah

satunya biskuit jahe. Biskuit jahe yang digunakan merupakan produk

dari UKM Tasikmalaya, produksi Binangkit Tasik, UKM yang telah

berdiri sejak tahun 1995. Biskuit jahe ini tahan sampai 6 bulan, jika

disimpan dengan cara yang baik dan tempat yang baik.


Jahe dalam bentuk olahan biskuit dengan komposisi bahan :
1) Tepung tapioka 3.5 kg
2) Telur ayam 1 buah
3) Gula merah 7.5 kg
4) Gula tepung 2,5 ons
5) Minyak kelapa 0.5 ons
6) Jahe 125 gram

Cara membuat :

1) Telur ayam dan gula halus dikocok, masukan jahe yang

sudah diparut, masukan gula merah yang sudah dihaluskan dan

minyak kelapa, aduk hingga rata.


2) Terakhir masukan tepung tapioka yang sudah dipanaskan

aduk sampai rata.


3) Dicetak, dibentuk, sesuai keinginan.
4) Dibakar sampai matang.
19

Dengan komposisi tersebut menghasilkan biskuit jahe sebanyak

5 kg. Biskuit jahe dikemas dalam kemasan 250 gram. Dalam satu

kemasan terdapat 25 buah biskuit. Jadi berat bersih 1 buah biskuit 10

gram terdapat 0.25 gram jahe. Jahe yang digunakan adalah jenis jahe

emprit atau Zingiber Offichinale.

Untuk komposisi biskuit tanpa jahe, menggunakan komposisi

yang sama dan pengolahan yang sama yang menjadi perbedaannya

tidak memakai jahe dalam pembuatan biskuit ini.

Jahe yang dikonsumsi tidak memiliki efek samping yang

membahayakan jika dikonsumsi dengan dosis maksimal 1 gr per hari.

Berdasarkan penelitian oleh Chopra yang menemukan tiga dari empat

wanita hamil merasakan mual berkurang berkat jahe, tanpa efek

samping yang membahayakan (Chopra, 2006).

Penelitian tentang pemanfaatan jahe telah dilakukan oleh Ummi

Hasanah dan Mahmudah pada tahun 2014 yang berjudul “Efektifitas

Pemberian Wedang Jahe Terhadap Penurunan Emesis Gravidarum Pada

Trimester Pertama” terbukti wedang jahe efektif menurunkan frekuensi

emesis gravidarum pada ibu hamil trimester pertama dalam

penelitiannya digunakan jahe 2,5 gram diiris dan diseduh air panas 250

ml ditambah 1 gula sdm (10gram) diminum 2x1 sehari dalam 4 hari,

jumlah sampel 34 orang, 17 orang untuk kelompok eksperimen dan 17

orang untuk kelompok kontrol. Hasilnya frekuensi emesis gravidarum

pada kelompok eksperimen mengalami penurunan, perbedaan setelan


20

diberikan wedang jahe, sedangkan pada kelompok kontrol ada

peningkatan frekuensi emesis gravidarum dan tidak ada perbedaan

setelah diberikan air putih dan gula [CITATION Aly141 \l 1057 ].

Berdasarkan kedua penelitian tersebut, bahwa dosis minimal

jahe 1 gram dan dosis maksimal jahe 2,5 gram, maka ketetapan

mengkonsumsi biskuit jahe 6 buah biskuit/hari, pagi 3 biskuit dan

malam 3 biskuit yaitu sebanyak 1,5 gram jahe.

5. Patofisiologi dan Terapi Komplementer Emesis Gravidarum

Hormon Kehamilan
Kehamilan ( HCG, Estrogen, Mual
Progesteron) Muntah

Terapi Terapi Famakologi


nonfarmakologi (Vit B6, fenotiazin
(Jahe) metoklopramid
dan piridoksin)
Kandungan dalam
jahe (Gingerols,
Shagolos)

Terhadap saluran pencernaan,


mengeluarkan gas dalam perut,
meningkatkan peristaltik usus,
memblok serotin, sebagai anti metik
21

Biskuit jahe sebagai olahan Jahe,


dengan komposisi tepung tapioka, telur
ayam, gula merah, gula tepung, minyak
kelapa, jahe yang digunakan 125 gram,
menghasilkan 5 kg biskuit. Aturan
konsumsi 1,5 gram jahe = 6 biskuit/ hari

Gambar 2.1
Patofisiologi dan Terapi Emesis Gravidarum

B. Kerangka Teori
Pendekatan terintegrasi perawatan wanita yang mengalami mual dan

muntah dalam kehamilan [ CITATION Tir08 \l 1057 ]

Nutrisi
Asuhan
Vitamin B₆,Konservatif Relaksasi
Zink, makan sedikit dan sering, hindari makanan tertentu, hindari hipoglikemia
Tirah baring, tidak Aromaterapi,
bekerja, info tentang yoga, latihan
mual muntah sebagai hal
Farmakologi pernafasan,
“normal” stimulasi
Antiemetik Fisioterapi
vestibular
antihistamin Jahe,Tai Chi
peppermint,
Akupuntur/ TMC slippery elm,
P6 + titik akupuntur Wanita Hamil jelatang, kamomil
Homeopati
lain manset akuprestur Yang Nux vomica, sepia,
di pergelangan tangan Mengalami ipecacuanha,
konstan atau intermiten Mual dan pulsatila, cocculus,
Terapi Muntah colchicum
Manipulatif
Refleksologi,
Osteopati, Hospitalisasi
Chiropractic Terapi
Pengobatan IM, Psikologis
Penggantian cairan Hipnoterapi,
IV, terapi dan biofeedback,
pencagahan pelatihan
komplikasi autogenik
22

Gambar. 2.2
Pendekatan Terintegrasi

Pada kehamilan trimestester I terdapat adaptasi kehamilan, dengan adanya

hormon HCG (Human Chorionic Ghonadotrophin) estrogen dan progesteron

menyebabakan mual muntah. Pendekatan terintegrasi perawatan wanita yang

mengalami mual dan muntah dalam kehamilan diantaranya asuhan konservatif,

famakologi, akupuntur/TMC, terapi manipulatif, hospitalisasi, terapi psikologis,

homeopati, nutrisi, relaksasi dan fisioterapi dengan pemanfaatan jahe.

Pemanfaatan jahe sebagai alternatif mual muntah.

C. Kerangka Konsep

Variabel Independen
Emesis Gravidarum Emesis Gravidarum
sebelum Biskuit Jahe
setelah
mengkonsumsi mengkonsumsi
biskuit jahe biskuit jahe

Variabel Pengganggu

- Kepatuhan
ibu
- Takaran
kue
Gambar. 2.3
Kerangka Konsep

: Variabel yang diteliti


23

: Variabel yang tidak diteliti

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha : Ada pengaruh biskuit jahe terhadap emesis gravidarum.


Ho : Tidak ada pengaruh biskuit jahe terhadap emesis gravidarum.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini merupakan rancangan quasi eksperimen.

Dengan desain penelitian pre post test with control group. Rancangan ini

merupakan bentuk quasi eksperimen yang lebih baik validitas internalnya dari

pada pre eksperimen namun lebih lemah dari true eksperimen. Dengan

mengobservasi sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan sesudah diberikan

perlakuan. Kelompok diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian

diobservasi kembali setelah dilakukan intervensi [ CITATION Hid09 \l 1057 ].


Kelompok kontrol adalah kelompok ibu hamil yang mengkonsumsi

biskuit tanpa jahe, sedangkan kelompok eksperimen ibu hamil yang

mengkonsumsi biskuit dengan jahe.


01 X 02
03 X 0 4
Keterangan :
01 = Kelompok eksperimen (Mengkonsumsi Biskuit Jahe)
02 = Kelompok eksperimen paska perlakuan
03 = Kelompok kontrol (Mengkonsumsi biskuit tanpa jahe)
24

04 = Kelompok kontrol pada akhir penelitian

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada Januari-Maret 2017, tempat


25
penelitian di Kelurahan Kota Baru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.

C. Subjek Penelitian
1. Populasi

Populasi adalah wilayah generisasi yang terdiri atas objek/ subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya [CITATION

Met13 \l 1057 ]. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester

pertama yang berada di Kelurahan Kota Baru Kecamatan Cibeureum Kota

Tasikmalaya yang berjumlah 64 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi [ CITATION Met13 \l 1057 ]. Sampel dalam penelitian ini

adalah ibu hamil yang mengalami mual muntah. Agar karakteristik sampel

tidak menyimpang dari populasinya, maka sebelum dilakukan

pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria inklusi, maupun kriteria

eksklusi. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi

oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel.

Sedangkan kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sebagai sampel [ CITATION Not10 \l 1057 ].


25

Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah :

a. Ibu hamil trimester pertama usia kehamilan 12-16 minggu.


b. Ibu hamil mengalami mual muntah.
c. Ibu hamil dengan kehamilan yang fisiologis.
d. Ibu hamil yang bersedia mengkonsumsi jahe dalam bentuk

biskuit.
e. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden.

Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah :

a. Ibu hamil yang mengkonsumsi obat anti mual.


b. Ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.
c. Ibu yang tidak patuh dalam mengkonsumsi biskuit jahe dan

biskuit tanpa jahe dalam 4 hari.


d. Ibu hamil yang mengkonsumsi jahe dalam bentuk selain

biskuit.
3. Cara Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Purposive

Sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu,

menggunakan sampling purposive yang telah memenuhi kriteria inklusi

dari populasi ibu hamil trimester pertama. Cara menentukan kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dengan cara situsional pemilihan ganjil

genap, ketentuan berdasarkan nomor urut kedatangan ibu, bila ibu datang

dengan nomor urut ganjil dimasukan ke kelompok kontrol, bila ibu datang

dengan nomor urut genap dimasukan ke kelompok eksperimen dan tentu

sebelumnya sampel yang digunakan sudah termasuk dalam katagori

inklusi. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 40 responden,


26

sebanyak 20 responden pada kelompok kontrol dan 20 responden pada

kelompok intervensi.

D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya [ CITATION Met13 \l 1057 ].

Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas (variabel independen) adalah

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) dan variabel terikat

(variabel dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas [ CITATION Met13 \l 1057 ]. Variabel

dependen dari penelitian ini adalah Emesis Gravidarum dan variabel

independen adalah biskuit jahe.


E. Definisi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional
Alat
No Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala
Ukur
1. Biskuit Jahe Jahe yang dikemas Lembar 0:Tidak diberikan Nominal
dalam bentuk biskuit, Observasi
terbuat dari tepung 1:diberikan
tapioka, telur ayam,
gula merah, gula
tepung, minyak kelapa,
dan jahe. Dikonsumsi 6
buah/hari selama 4 hari.
2. Emesis Mual muntah ringan Lembar 1:Tidak Mengalami Nominal
Gravidarum yang dirasakan oleh ibu Observasi Emesis Gravidarum
hamil trimester pertama
pada usia kehamilan 2:Mengalami
12-16 minggu. Emesis Gravidarum

F. Instrumen
27

Lembar Observasi
Lembar Observasi digunakan untuk mengetahui karateristik ibu hamil

yang terdiri dari usia ibu, paritas, usia kehamilan, penanganan awal mual

muntah, waktu kejadian emesis gravidarum, kesediaan mengkonsumsi jahe,

serta lembar observasi memantau kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi biskuit

jahe selama 4 hari.


Pelaksanaan observasi agar dengan cermat memperoleh data,

diperlukan beberapa alat bantu pendukung pengamatan ini. Alat- alat tersebut

diantaranya lembar check list Adalah suatu daftar untuk men”cek”, yang berisi

nama subjek dan beberapa gejala serta identitas lainnya dari sasaran

pengamatan. Pengamat tinggal memberikan tanda check (V) pada daftar

tersebut yang menunjukan adanya gejala atau ciri dari sasaran pengamatan.
Alat bantu pendukung pengamatan ini adalah check list. Lembar check

list untuk mengetahui karateristik ibu hamil yang terdiri dari usia ibu, paritas,

usia kehamilan, penanganan awal mual muntah, waktu kejadian emesis

gravidarum, kesediaan mengkonsumsi jahe.


Serta lembar check list memantau kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi

biskuit jahe diantaranya pemantauan kepatuhan konsumsi biskuit jahe selama

4 hari, yang dibagi kedalam 2 waktu, pagi dan malam.


Dalam pelaksanaanya setiap responden memberikan no HP yang dapat

dihubungi dan peneliti setiap harinya selama masa observasi pada pukul 07.00

WIB dan 19.00 WIB menghubungi responden untuk memastikan responden

sudah mengkonsumsi biskuit, sehingga lembar chek list peneliti sendiri yang

melakukan, untuk lebih memastikan kepatuhan responden mengkonsumsi

biskuit peneliti meminta suami atau keluarga untuk ikut memantau lembar
28

observasi, sebelumnya peneliti mengajarkan suami/ keluarga tentang tata cara

pengisian.

G. Cara Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain [ CITATION Met13 \l

1057 ].
1.Analisis Univariat.
Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan

presentase dari setiap tabel variabel. Merupakan langkah awal untuk

mengetahui gambaran data yang diperoleh untuk menghitung nilai rata-

rata (mean). Digunakan rumus sebagai berikut (Notoatmodjo, 2010) :


fi
P= X 100
N
Keterangan:
P : persentase
Fi : frekuensi teramati
N : jumlah responden
Analisis univariat digunakan untuk mengetahui karakteristik ibu

hamil dengan emesis gravidarum.


2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis statistik yang dilakukan untuk

menguji hipotesis antara dua variabel, untuk memperoleh jawaban apakah

kedua variabel tersebut ada hubungan, berkorelasi, ada perbedaan, ada

pengaruh dan sebagainya sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan.


29

Dalam penelitian ini analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui

pengaruh biskuit jahe terhadap emesis gravidarum, uji statistik yang

digunakan adalah Mc.Nemar. Uji Mc.Nemar digunakan untuk menguji

perbedaan dua sampel yang berpasangan jika data yang digunakan

berskala nominal atau diskrit. Uji ini pada umumnya digunakan untuk

menguji perbedaan sesudah adanya perlakukan. Uji ini berfungsi untuk

menguji efektivitas suatu perlakuan tertentu (Suliyanto, 2014).

Dibuat tabel frekuensi dengan ukuran 2 x 2 (dua baris dan dua

kolom) untuk menguji perubahan sebagai akibat adanya perlakuan dimana

masing-masing sel diberi nama ABCD sebagai berikut :

Tabel 3.2
Frekuensi Ukuran 2 x 2 untuk uji Mc.Nemar

Sebelum Sesudah
- +
+ A B
- C D

Tanda plus (+) dan minus (-) hanya digunakan untuk menandai

jawaban yang berbeda. Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dijelaskan

arti setiap sel sebagai berikut:

a. Sel A menunjukan frekuensi di mana pada kondisi awal plus (+),

tetapi pada kondisi setelah perlakuan menjadi minus (-).


b. Sel B menunjukan frekuensi di mana pada kondisi awal plus (+),

tetapi pada kondisi setelah perlakuan tetap plus (+).


c. Sel C menunjukan frekuensi di mana pada kondisi awal minus (-)

dan pada kondisi setelah perlakuan tetap minus (-).


30

d. Sel D menunjukan frekuensi di mana pada kondisi awal minus (-),

tetapi pada kondisi setelah perlakuan menjadi plus (+).

Sel A dan D dengan jumlah pengamatan yang mengalami perubahan

kondisi, sedangkan B dan C adalah jumlah pengamatan yang tidak

mengalami perubahan kondisi. Jika hipotesis nol benar, maka frekuensi

yang diharapkan untuk semua sel adalah (A+D)/2.

Rumus Mc.Nemar
k
( fo−fh ) ❑2
x =∑
2

i=1
( fh )
2
Keterangan: x : nilai Mc.Nemar

fo : frekuensi yang diobservasi

fh : frekuensi yang diharapkan

Pada uji Mc.Nemar, yang perlu diperhatikan adalah sel- sel yang

mnegalami perubahan saja, yaitu pada sel A yang menunjukan frekuensi,

mengalami perubahan dari plus (+) ke minus (-), sedangkan nilai harapan untuk

setiap sel adalah (A+D)/2.

Kriteria pengujian, H0 tidak dapat ditolak jika Sig. > 0,05 H0 ditolak jika

Sig.< 0,05 (Suliyanto, 2014).

H. Jalannya Penelitian
Jalannya penelitian yang telah dilaksanakan dari mulai tahap

persiapan, yaitu mencari, memahami jurnal-jurnal mengenai pemanfaatan jahe

dalam emesis gravidarum, mencari data awal dan studi pendahuluan,

mengunjungi UKM Binangkit, tempat pengolahan biskut jahe, menggali

informasi mengenai prosedur pengolahan jahe, pengurusan perijinan dari


31

mulai instansi pendidikan sampai ke kedinasan yang terkait, telah didapatkan

surat rekomendasi dari Instansi pendidikan, Dinas Perhubungan dan

KOMINFO, KESBANG, surat izin penelitian dari DINKES Kota

Tasikmalaya dan UPTD PUSKESMAS Cibeureum. Memilih subjek penelitian

sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan,penyusunan instrumen penelitian,

yaitu lembar observasi dengan menggunakan check list, penyusunan proposal.


Tahap pelaksanaan penelitian, dimulai dengan bertemu dengan bidan

kelurahan Kota Baru dan kader untuk mengunjungi ibu hamil, menjadwalkan

pertemuan dengan ibu hamil untuk informed consent terlebih dahulu

menyampaikan maksud dan tujuan mengunjungi ibu hamil, setelah responden

setuju diberikan biskuit tanpa jahe dan biskuit jahe, menyebarkan lembar

observasi dan lembar check list, sebelumnya diberi penjelasan tata cara

pengisiannya, diberikan biskuit tanpa jahe dan biskuit jahe, serta diberikan

cara aturan konsumsinya yaitu 6 buah biskuit perhari pukul 07.00 WIB pagi

dan pukul 19.00 WIB, mengobservasi kepatuhan mengkonsumsi biskuit tanpa

jahe dan biskuit jahe dalam 4 hari, peneliti setiap harinya selama masa

observasi pada pukul 07.00 WIB dan 19.00 WIB menghubungi responden

untuk memastikan responden sudah mengkonsumsi biskuit, sehingga lembar

chek list peneliti sendiri yang melakukan, juga meminta bantuan suami atau

keluarga untuk ikut memantau lembar observasi, sebelumnya peneliti

mengajarkan suami/ keluarga tentang tata cara pengisian yaitu cukup

menceklis pada kolom check list jika responden sudah mengkonsumsi biskuit .
Tahap penyelesaian penelitian, dimulai dengan pengolahan dan analisa

data yang telah didapatkan, dilakukan pengelohan data sesuai dengan metode
32

dan uji statistik yaitu analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan

Mc.Nemar. Dilakukan perumusan hasil penelitian, penyusunan dalam bentuk

laporan penelitian (skripsi). Sebagai kegiatan akhir dari penelitian ini adalah

penyusunan naskah publikasi. Naskah publikasi ini akan digunakan untuk

mempublikasikan hasil penelitian secara singkat dan jelas.

I. Etik Penelitian
Pentingnya masalah etika penelitian merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan

langsung dengan manusia, maka dari segi etika penelitian harus diperhatikan

Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Informed Consent.
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitiaan dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

dari informed consent adalah agar subjek mengerti maksud, tujuan

penelitian, dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka

harus menandatangai lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia,

maka peneliti harus menghormatinya.


2. Tanpa Nama (Anonimity)
[ CITATION Not10 \l 1057 ] Masalah etika penelitian merupakan

masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian

dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan

data atau hasil penelitian yang akan disajikan.


3. Kerahasiaan (confidentiality)
33

Masalah ini merupakan masalah etika yang memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya

oleh peneliti.
34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

Dari hasil distribusi frekuensi mengenai emesis gravidarum

diperoleh gambaran karakteristik ibu hamil dengan emesis gravidarum

sebelum diberikan biskuit jahe dan biskuit tanpa jahe sebagaimana

terdapat pada tabel berikut :


Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Emesis
Gravidarum
Karakteristik F %

Umur Ibu
≤20 tahun 2 5%
20-35 tahun 33 82,5%
≥35 tahun 5 12,5%

Jumlah 40 100%
Paritas
Primigraviadrum 22 55%
Multigravidarum 18 45%

Jumlah 40% 100%

Umur Kehamilan

12 Minggu 8 20%
13 Minggu 10 25%
14 Minggu 12 30%
15 Minggu 5 12,5%

38
35

16 Minggu 5 12,5%
Jumlah 40 100%
Penanganan

Ya 25 62,5%
Tidak 15 37,5%
Jumlah 40 100%

Waktu Kejadian Emesis


Pagi Hari 38 95%
Selain Pagi Hari 2 5%

Jumlah 40 100%

Berdasarkan hasil penelitian di wilayah kerja kelurahan

Kota Baru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, responden

berusia diantara 19-38 tahun, terbanyak pada usia antara 20-35

tahun sebanyak 13 orang (40,6 %). Berdasarkan paritas responden

yaitu pada primigravidarum sebanyak 22 orang (55%).

Berdasarkan umur kehamilan terbanyak di umur kehamilan 14

minggu sebanyak 12 orang (30%). Berdasarkan penanganan

sebanyak 25 orang (62,5%) melakukan penanganan mual muntah.


36

Berdasarkan waktu kejadian emesis terbanyak di pagi hari sebesar

38 orang (95%).

2. Analisi Bivariat

Tabel 4.2
Tabel Silang Pre Post Kelompok Kontrol

Kelompok Kontrol

(Post)
Tidak Emesis Emesis
Gravidarum Gravidarum
(Pre) F % F %
Emesis Gravidarum 20 100% 5 25%
Tidak Emesis Gravidarum 0 0% 15 75%

Pada tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa pada kelompok kontrol

sebelum diberikan biskuit tanpa jahe, angka kejadian tidak emesis

gravidarum adalah 0% atau semua responden mengalami emesis

gravidarum, setelah diberikan biskuit tanpa jahe 75% orang responden

masih mengalami emesis gravidarum.

Tabel 4.3
Tabel Silang Pre Post Kelompok Eksperimen
Kelompok Eksperimen

(Post)
Tidak Emesis Emesis
Gravidarum Gravidarum
(Pre) F % F %
Emesis Gravidarum 20 100% 2 10%
37

Tidak Emesis Gravidarum 0 0% 18 90%

Pada tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa pada kelompok

eksperimen sebelum diberikan biskuit jahe angka kejadian tidak emesis

gravidarum adalah 0% atau semua responden mengalami emesis

gravidarum, setelah diberikan biskuit jahe 10% orang responden masih

mengalami emesis gravidarum.

Tabel 4.4
Hasil Uji Mc.Nemar Pre dan Post Pada Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Test Statisticsa

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen


(Pre dan Post) (Pre dan Post)
N 20 20
Exact Sig. (2-tailed) ,063b ,000b

Nilai N menunjukan jumlah pengamatan, yaitu pada kelompok

kontrol 20 responden dan pada kelompol intervensi 20 sehingga jumlah

responden sebanyak 40 orang. Exact Sig (2-Sig) menunjukan tingkat

signifikasi. Tingkat signifikasi pada kelompok kontrol adalah 0,063

sedangkan tingkat signifikasi pada kelompok eksperimen adalah 0,000.

Berdasarkan hasil analisis, diketahui nilai Exact Sig (2-tailed) pada

kelompok kontrol adalah 0,063 ≥ dari Sig. 0,05, sedangkan nilai Exact Sig

(2-tailed) pada kelompok eksperimen adalah 0,000 ≤ dari Sig. 0,05. Maka

hipotesis 0 tidak dapat diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan “

Ada pengaruh biskuit jahe terhadap emesis gravidarum” diterima.


38

B. Pembahasan
1. Karakteristik ibu hamil dengan emesis gravidarum
a. Umur Ibu

Berdasarkan hasil penelitian di wilayah kerja kelurahan Kota

baru Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, didapatkan umur

responden terbanyak berada dalam rentang kehamilan pada usia yang

aman (20-35 tahun). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu

hamil dengan emesis gravidarum terbanyak di usia 20-35 tahun

sebanyak 33 orang (82,5%) usianya adalah resiko rendah (20-35

tahun).

Dalam penelitian oleh Listianingrum dan Sugianto,

menyatakan bahwa usia yang relatif matang akan menyebabkan

tanggapan terhadap suatu objek relatif baik. Semakin cukup umur

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang

berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan bertambahnya umur akan

semakin baik pengetahuannya terhadap suatu objek. Hal ini sebagai

akibat pengalaman dan kematangan jiwanya (Listianingrum, 2008).

Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa hampir seluruh

ibu hamil dari segi umur dianggap siap secara fisiologi maupun

psikologi untuk menghadapi kehamilan dan persalinan hal ini

diperkuat kembali oleh hasil penelitian bahwa ada hubungan antara

umur dengan resiko tinggi dalam kehamilan diantaranya kejadian


39

hiperemesis gravidarum yang dimulai dari emesis gravidarum

(Mursyida 2012).

Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa mayoritas

ibu hamil dengan emesis gravidarum terjadi pada usia resiko rendah.

Berkaitan dengan rekomendasi usia ideal ibu untuk hamil antara 20-35

tahun, karena di usia tersebut kematangan fisik, mental dan fungsi

sosial dari ibu tentu sudah matang.

b. Paritas
Hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Kota Baru

Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, berdasarkan paritas

kejadian emesis gravidarum terbanyak 22 orang responden atau 55%

adalah primigravida. Sekitar 60-80 % primigravida dan 40-60 %

multigravida mengalami mual dan muntah, namun gejala ini menjadi

lebih berat hanya pada 1 dari 1.000 kehamilan, Walaupun kebanyakan

kasus ringan dan dengan seiring waktu, satu dari setiap 1000 wanita

hamil akan menjalani rawat inap, kondisi ini sering terjadi pada

wanita primigravida dan cenderung terjadi lagi pada kehamilan

berikutnya (Manuaba, 2010).


Hal tersebut menunjukan bahwa paritas pada ibu multigravida

lebih berpeluang kecil mengalami mual muntah karena pada ibu

multigravida sudah mampu beradaptasi dengan hormon dan riwayat

kehamilan sebelumnya juga dapat mempengaruhi kehamilan yang

sekarang serta pengalaman dari kehamilan sebelumnya dalam

menghadapi mual muntah hal tersebut diperkuat oleh penelitian yang


40

menyatakan bahwa ada hubungan antara paritas dengan kejadian

hyperemesis gravidarum (Risma, 2013).


Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa mayoritas

ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum terjadi pada paritas

primigravida. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengalaman dan

penyesuaian terhadap keadaan fisik dan psikis ibu.


c. Umur Kehamilan
Berdasarkan umur kehamilan terbanyak di umur kehamilan 14

minggu sebanyak 12 orang (30%). Hal tersebut sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan di Cornell University, Amerika Serikat yang

menyatakan 80% hamil yang mengalami gejala mual dan muntah pada

bulan pertama kehamilan, gejala morning sickness atau mual dan

muntah pada awal kehamilan ini mencapai puncaknya pada minggu ke

6 hingga ke 18 dari masa kehamilan. Terdapat lebih dari separuh

(60%) contoh ibu hamil yang mengalami mual muntah dalam

kehamilan hanya pada trimester pertama, sisanya berlanjut sampai

trimester kedua (33.3%) dan trimester ketiga (6.7%) (Devita, 2008).


Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan kejadian emesis

gravidarum paling banyak muncul di usia kehamilan 14 minggu,

karena pada rentang usia kehamilan 12-16 minggu, dimana kadar

hormon HCG dalam kondisi puncak.

d. Penanganan Awal Emesis Gravidarum


Dari hasil penelitian di Kelurahan Kota Baru Kecamatan

Cibeureum Kota Tasikmalaya sebanyak 25 orang responden atau

62,5% melakukan penanganan mual muntah. Penanganan awal emesis

gravidarum dilakukan karena semua responden sudah kontak dengan


41

petugas kesehatan dan diberikan pengetahuan dan cara untuk

mengurangi mual muntah. Ibu hamil telah diberitahukan cara untuk

mengurangi mual muntah, seperti makan dengan porsi sedikit-sedikit

tapi sering dan diberikan Vit B6.


Hal ini sesuai dengan penelitian tentang hubungan antara

pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan dengan sikap

deteksi dini komplikasi kehamilan di Puskesmas Kartasurya,

didapatkan 70% ibu hamil memiliki pengetahuan cukup dalam deteksi

dini komplikasi kehamilan (Yulanda, 2014) sehingga dengan

pengetahuan yang cukup tidak ditemukan hiperemesis graviadrum.


Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan ibu hamil telah

melakukan penanganan untuk mengurangi mual muntah, hal itu

berkaitan dengan kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan, sehingga

ibu hamil tau bagaimana mengatasi mual muntah.


e. Waktu Kejadian Emesis Gravidarum
Dari hasil penelitian di Kelurahan Kota Baru Kecamatan

Cibeureum Kota Tasikmalaya berdasarkan waktu kejadian emesis

terbanyak di pagi hari sebesar 38 orang (95%).


Hal ini didukung oleh pendapat Llewelyn yang menyatakan

bahwa pada umumnya mual-mual terjadi lebih sering di pagi hari

daripada di saat yang lain, karena perut mengandung kumpulan asam

lambung yang diendapkan pada malam hari, disebut morning sickness

(Llewelyn, 2005). Namun, keluhan mual ini dapat bervariasi dari mual

ringan saat bangun tidur hingga muntah terus-menerus sepanjang hari

(Tiran, 2008).
42

Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pada

umumnya emesis gravidarum atau morning sickness terjadi pada pagi

hari, akan tetapi mual muntah yang terjadi pada responden.

2. Pengaruh Jahe terhadap Emesis Gravidarum

Hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Kota Baru

Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, perbedaan emesis

gravidarum pada kelompok kontrol dan eksperimen dari hasil penelitian

dapat dijelaskan bahwa pada kelompok kontrol sebelum diberikan

biskuit tanpa jahe, angka kejadian tidak emesis gravidarum adalah 0%

atau semua responden mengalami emesis gravidarum, setelah diberikan

biskuit tanpa jahe 75% orang responden masih mengalami emesis

gravidarum.

Pada kelompok eksperimen sebelum diberikan biskuit jahe

angka kejadian tidak emesis gravidarum adalah 0% atau semua

responden mengalami emesis gravidarum, setelah diberikan biskuit jahe

10% orang responden masih mengalami emesis gravidarum.

Berdasarkan hasil analisis, nilai exact Sig (2-tailed) pada

kelompok kontrol adalah 0,063 ≥ dari Sig. 0,05, sedangkan nilai Exact

Sig (2-tailed) pada kelompok eksperimen adalah 0,000 ≤ dari Sig. 0,05.

Penelitian ini mendukung penelitian- penelitian yang

sebelumnya yang menyatakan terdapat pengaruh jahe dalam

mengurangi emesis gravidarum, penelitian ini sesuai dengan pernyataan

Vutyavanich (2001 dalam Tiran, 2008) bahwa jahe merupakan


43

pengobatan yang efektif untuk meredakan mual muntah dalam

kehamilan. Jenis penyakit yang dapat diatasi dengan jahe antara lain :

sakit kepala, pusing-pusing, penambah nafsu makan, dan muntah-

muntah.

Ditemukan fakta bahwa dokter obstetrik lebih cenderung

menyarankan wanita hamil untuk mencoba mengkonsumsi jahe

sebelum meresepkan obat antiemetik (Tiran,2008). Salah satu fungsi

farmakologis jahe adalah antiemetik (anti muntah), merupakan bahan

yang mampu mengeluarkan gas dari dalam perut, hal ini akan

meredakan perut kembung, juga merupakan stimulan aromatik yang

kuat, disamping dapat mengendalikan muntah dengan meningkatkan

gerakan peristaltik usus. Sekitar 6 senyawa di dalam jahe telah terbukti

memiliki aktivitas antiemetik (anti muntah) yang manjur. Kerja

senyawa-senyawa tersebut lebih mengarah pada dinding lambung dari

pada system saraf pusat [ CITATION Bud06 \l 1057 ].

Dari hasil penelitian bahwa ada efek menguntungkan dari

minum jahe bagi wanita karena jahe dapat mengurangi rasa mual dan

muntah, bahwa jahe berkhasiat mengendurkan dan melemahkan otot-

otot pada saluran pencernaan sehingga mual muntah banyak berkurang

(Smith,2004). Hasil penelitian Smith didukung dengan penelitian

Vutyavanich bahwa jahe efektif untuk mengobati gangguan pencernaan

dan pencegahan gejala mual muntah (Vutyavanich, 2001).


44

Penelitian di Australia menyatakan bahwa jahe dapat memblok

serotin yakni senyawa kimia yang menyebabkan perut berkontraksi

sehingga menimbulkan perasaan mual muntah yang dialami ibu hamil

muda (Maulana, 2008). Jahe berkhasiat mengendurkan dan

melemahkan otot-otot pada saluran pencernaan sehingga mual muntah

banyak berkurang. Hal ini juga didukung dengan penelitian yang

membuktikan keefektivitasan khasiat jahe pada ibu hamil dalam

mengatasi mual muntah. Dalam riset ini melibatkan 32 ibu hamil yang

mengalami mual muntah yang diberikan suplemen dalam bentuk tablet

yang mengandung 1 gram jahe setiap hari, ternyata hasilnya sangat

memuaskan di mana terjadi penurunan gejala mual muntah yang

signifikan pada ibu hamil tersebut penelitian yang peneliti adalah

menggunakan ekstrak jahe (Booth, 2008).

Keluhan mual yang terjadi pada ibu hamil ini dapat disebabkan

oleh hormon yang disebut human chorionic gonadotropin (HCG)

dihasilkan oleh plasenta dalam aliran darah untuk menjaga persediaan

estrogen dan progesteron serta untuk mencegah masa menstruasi,

dengan kata lain untuk memelihara kehamilan. Meningkatnya hormon

ini bersamaan dengan timbulnya rasa mual bagi perempuan, yang akan

berkurang sedikit demi sedikit pada minggu ke 12 – 14. Meningkatnya

kadar hormon secara tiba - tiba dapat langsung menimbulkan efek pedih

pada lapisan perut, dan efek ini berupa mual-mual. Mual-mual ini
45

umumnya berlangsung tidak lebih dari tiga bulan pertama, dan rasa

mual ini berhenti secara perlahan (Stoppard, 2007).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh mengkonsumsi biskuit jahe, biskuit jahe dapat menjadi

alternatif pilihan untuk mengurangi mual muntah pada ibu hamil. Akan

tetapi dalam penggunaan jahe harus memperhatikan dosis

penggunaannya, karena apabila dosisnya berlebih bisa menimbulkan

rasa panas seperti terbakar karena kandungan pedas yang dimilikinya

yang nantinya bisa membahayakan diri ataupun kandungan.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwa :


46

1. Dari 40 orang responden yang berada di Kelurahan Kota Baru Kecamatan


Cibeureum Kota Tasikmalaya, yang mengalami emesis gravidarum

dengan karakteristik sebagai berikut : usia terbanyak pada usia antara 20-

35 tahun sebanyak(40,6%). Berdasarkan paritas responden yaitu pada

multi sebanyak (55%). Berdasarkan umur kehamilan terbanyak di umur

kehamilan 14 minggu sebanyak (30%). Berdasarkan pengananan sebanyak

(62,5%) melakukan penanganan mual muntah. Berdasarkan waktu

kejadian emesis terbanyak di pagi hari sebesar (95%).


2. Berdasarkan hasil analisis Mc.Nemar, Nilai Exact Sig (2-tailed)

pada kelompok kontrol adalah 0,063 ≥ dari Sig. 0,05, sedangkan nilai

Exact Sig (2-tailed) pada kelompok eksperimen adalah 0,000 ≤ dari Sig.

0,05. Sehingga dapat disimpulakan bahwa ada pengaruh biskuit jahe

terhadap emesis gravidarum.

B. Saran
50
1. Bagi Bidan
Bagi bidan disarankan untuk intervesi awal penanganan emesis

gravidarum dapat menggunakan pengobatan tradisional seperti jahe.


2. Bagi Instansi

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukan dan bahan perbandingan

serta dijadikan landasan pemikiran dalam melaksanakan penelitian


47

selanjutnya terutama yang berhubungan dengan emesis gravidarum dan

mencari alternatif lain untuk penatalaksanaan emesis gravidarum.

3. Bagi Masyarakat Umum


Bertambahnya pengetahuan mengenai penatalaksanaan emesis gravidarum

dengan pemanfaatan jahe menjadi alternatif yang mudah murah untuk

masyarakat khususnya ibu hamil dalam menangani mual mual.

DAFTAR PUSTAKA

Alyamaniyah, U. H. & Mahmudah, M., 2014. Efektifas Pemberian Wedang Jahe


(Zinger Officinale Var. Rubrum) Terhadap Penurunan Emesis
Gravidarum Pada Trimester Pertama. Departemen Biostatistika dan
Kependudukan, III(1), pp. 83-86.

Basirat, Z. & et al, 2009. The effect of ginger on nuise and voamoting pregnancy
early. Acta Medica Iranica.

Booth, T., 2008. Tanya Jawab Seputar Kehamilam. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
D. R., 2009. Profil Kesehatan Indonesia.

Budhwaar, V., 2006. Khasiat Rahasia Jahe dan Kunyit. Jakarta: Bhuana Ilmu
Populer.
48

Chopra, D (2005). Buku Magical Beginning, Echanted Lives: A Holistic Guide to


Pregnancy dan Childbirth, Deepak Chopra, David Simon and Vicki
Abram. Three Rivers Press, New York.
http://www.mailarchive.com/milisnakita@news.gramediamajalah.com/m
sg06530.html diperoleh pada tanggal 7 September 2016.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Profil Kesehatan Nasional.

Devita.2008. Pemanfaatan Jahe (Zingiber Officinale) Sebagai Tablet Isap Untuk


Ibu Hamil Dengan Gejala Mual Dan Muntah.Jurnal Program Studi Gizi
Masyarakat Dan Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor. http://core.ac.uk/downloadd/pdf/32338566.pdf
diperoleh pada tanggal 3 Mei 2017.

Hidayat, A., 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika.

Hutahaean, . S., 2009. Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas dan Ginekologi..


Jakarta: TIM.

Listianingrum, I dan Sugianto. 2008. Hubungan Persepsi Ibu Hamil Tentang


Resiko Tinggi Kehamilan Dengan Melakukan Kepatuhan Antenatal Care
di Wilayah PUSKESMAS Saden Bantul. Jurnal Kebidanan dan
Keperawatan Volume 4. http://perpus.stikeskusumahusada.ac.id

Llewelyn, derek (2005). Setiap Wanita. Jakarta : Delapratasa publishing

Manuaba, I. B., 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk


Pendidikan Bidan. Jakarta: Kedokteran EGC.

Maryunani, A., 2010. Biologi Reproduksi Dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media.

Maulana, M., 2008. Penyakit Kehamilan dan Pengobatannya. Yogjakarta:


Katahati.

Mursida,2012. Hubungan Umur dan Pekerjaan Ibu dengan Kejadian Emesis


Gravidarum Di Instalasi Kebidan Rumah Sakit Muhammadiyah Kota
Palembang.Jurnal(KTI).POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG.

Notoatmodjo, S., 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Prawihardjo,S., 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirhardjo.
49

Profil Kesehatan Jabar (2014).Profil Kesehatan Jawa Barat 2014.

Profil Kesehatan Kota Tasikmalaya. Profil Kesehatan Kota Tasikmalaya 2014.

Risma.dkk.(2013). Hubungan Paritas Dan Status Nutrisi Dengan Hiperemesis


Gravidarum PadaIbu Hamil Trimester I Di Rb “Nh”Kuwaron Gubug
Kabupaten Purwodadi (https://www.google.co.id/.unimus 17 .ac.id%2Ff
iles%2Fdisk1% diakses pada 2 Mei 2017)

Robert, S.C. & Pepper, G.V. (2006). Rates of nausea & vomiting in pregnancy &
dietary characteristic across populations. The Rfoyal Society, 273, 2675-
2679. Diperoleh tanggal 7 September 2016 dari rspb.
royalsocietypublishing. org

Rukiyah, Ai yeyeh, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan I (kehamilan). Jakarta:Trans


Info Media.

Runiari, N., 2010. Asuhan keperawatan pada klien dengan hiperemesis


gravidarum : penerapan konsep dan teori keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Setiawan, B., 2015. Peluang Usaha Budidaya Jahe. Yogjakarta: Pustaka Baru
Press.

Smith, C., Caroline, C. , Kristyn, Neil, H., and Vicki, M. 2004. A Randomized
Controlled Trial of Ginger to Treat Nausea and Vomiting in Pregnancy.
The American College of Obstetricians and Gyenocologist. Vol. 103 No.
4 hal 639-645. Tiran D. 2009. Mual dan Muntah Kehamilan: Seri Asuhan
Kebidanan. Jakarta: Kedokteran EGC.

Solihah, L., 2008. Panduan Lengkap Hamil Sehat. Yogjakarta: Diva Press.

Stoppard, Miriam. (2007). Kehamilan dan Kelahiran.Jakarta : Pustaka Pelajar

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:


Alfabeta.

Sukandar, E. & dkk, 2008. ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT.ISFILinn.

Sulistyawati, A., 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika.

Suririnah, 2009. Buku Pintar Kehamilan & Persalinan. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Suliyanto, 2014. Statistika Non Parametrik. Yogyakarta:Andi Offset.


50

Tasikmalaya (2014). Profil Kesehatan Jabar Kota Tasikmalaya, tersedia dalam


http://www.diskes.jabarprov.go.id/index.php/arsip/categories/MTEz/profi
le-kesehatan, diakses tanggal 7 September 2016

Tiran, D., 2008. Mual Muntah Kehamilan, Jakarta: EGC.

USDA (2016) United States Department of Agriculture


Agricultural Research Service, tersedia dalam
https://ndb.nal.usda.gov/ndb/, diakses tanggal 7 September 2016.

Vutyavanich, T., Theerajan, K., RungAroon, R. 2001. Ginger For Nausea and
Vomiting in Pregnancy Randomized-Double-Masked, PlaceboControlled-
Trial. Departement of Obstetric and Gynaecology, Chiang Mai University
Thailand. Vol 97 no.04 hal 577-582.

Yulanda, (2014). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Emesis Gravidarum


Dengan Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I Di
PUSKESMAS Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
(https://www.google.co.id/.StikesUrindo1544.ac.id%2Ff iles%2Fdisk1%
diakses pada 2 Mei 2017)

Wikipedia (2016) Jahe, tersedia dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Jahe, diakses


tanggal 7 September 2016

Winkjosastro, H., 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Sarwono


Prawirohardjo.

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH BISKUIT JAHE TERHADAP EMESIS GRAVIDARUM


DI KELURAHAN KOTA BARU KECAMATAN CIBEUREUM
KOTA TASIKMALAYA 2016

Disusun Oleh:

REGINA DWI MARDIANA


P2.06.24.5.13.026
51

Penelitian ini dipertahankan di hadapan Tim Penguji pada tanggal 31 Mei 2017

Ketua Penguji,

Nunung Mulyani, APP, M.Kes


NIP. 196407271984122001

Penguji I, Penguji II,

Ani Radiarti, SPd.M.Kes Nita Nurvita, SST, M.Keb


NIP. 198007282002122001 NIP. 198503122007032003

Disahkan
Ketua Program Studi D IV Kebidanan Tasikmalaya,

Hj. Yulia Herliani, SST, M.Keb


NIP. 198008062005012001
Lampiran 1

Lembar Chek List kejadian emesis gravidarum

Nama :
Umur :
Riwayat Obsteri : G: P: A:
Umur Kehamilan :
HPHT :

No Pertanyaan Ya Tidak
52

1 Apakah ibu mengalami mual muntah dikehamilan ini?


2 Apakah ibu melakukan penanganan saat mual muntah?
3 Apakah mual muntah terjadi di setiap pagi hari
4 Apakah mual muntah terjadi di pagi hari
5 Apakah ibu sudah memeriksakan kehamilan ke Fasilitas
Kesehatan

Bersedia untuk mengkonsumsi biskuit jahe : Ya Tidak

Kejadian emesis setelah mengkonsumsi biskuit : Ya Tidak

Keterangan :

Beri tanda v jika sesuai

Lampiran 2

Lembar Observasi Kepatuhan Mengkonsumsi Biskuit

Identitas

Nama :
53

Alamat :

Umur :

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4


No
Pagi Malam Pagi Malam Pagi Malam Pagi Malam

Ket :

Beri tanda v jika mengkonsumsi

Lampiran 6

RAB PROPOSAL PENELITIAN EFEKTIVITAS


BISKUIT JAHE TERHADAP EMESIS GRAVIDARUM

Rekaptulasi RAB

No Nama item Jumlah


1 Honor Output kegiatan 320.000
2 belanja barang operasional dan transportasi 1.082.500
Jumlah 1.402.500

Honor Output Kegiatan

Nama Item Volume Satuan Harga Satuan Jumlah


54

Harga
Bidan Kelurahan 10 hari hari 20.000 200.000
Kader 1 4 hari hari 10.000 40.000
kader 2 4 hari hari 10.000 40.000
kader 3 4 hari hari 10.000 40.000
Jumlah 320.000

Belanja Barang Operasional

Harga Jumlah
No Nama Spesifikasi/Nom Kuan
Merk/Tipe Satuan Satuan harga
. Bahan/Barang or Katalog* titas
(Rp)
1 Kertas HVS Sinar Dunia A4, 80 gram 3 rim 120.000
40.000
2 Flashdisk sand disk Kapasitas 9GB 1 buah 150.000
150.000
3 Tinta Printer HP HP Deskjet 27 1 buah 50.000
Black original 50.000
4 foto kopi sinar dunia A4, 80 gram 1 rim 40.000
40.000
5 Map Biola No. 5002 10 buah 20.000
2.000
6 Binder Clips Joyko No. 155, 12 1 dus 15.000
buah/dus 15.000
7 Cetak Desain Percetakan Hp 26 30 dus 150.000
Produk Cendrawasih 5.000
8 Jasa desain Udin Jasa 1 file file 100.000 100.000
produk Lampiran 3
9 biskuit jahe UKM biskuit 8 kg kg 50.000 400.000
Binangkit
10 Transportasi bensin pertamax 5 liter liter 7.492 37.500
Jumlah 1.082.500

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI KEBIDANAN TASIKMALAYA
Jl. Cilolohan No. 35 (0265) 331933-340180 Fax. (0265) 338938
Tasikmalaya 46115

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.
Calon Responden Penelitian
di
55

Tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Regina Dwi Mardiana
NIM : P2.06.24.5.13.026

Sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan dengan judul


“Pengaruh Biskuit Jahe Terhadap Emesis Gravidarum Di Kelurahan Kota
Baru Kecamatan Cibeureum 2017”. Maka melalui surat ini saya mohon
kesediaan saudara untuk menjadi responden. Penelitian yang akan dilaksanakan
tidak memberikan dampak yang membahayakan. Kerahasiaan seluruh informasi
akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan peneltian. Bila data saudara
dipublikasikan, kerahasiaannya akan tetap dijaga.

Demikian informasi ini akan disampaikan atas kesediaan dan partisipasi


saudara berikan, saya ucapkan terimakasih.

Peneliti

Lampiran 4

Regina Dwi Mardiana

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI KEBIDANAN TASIKMALAYA
Sekretariat: Jln. Cilolohan No.35 (0265) 340186 Tasikmalaya 46115

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


56

Setelah membaca pernyataan dari peneliti secara sukarela atau tidak ada

paksaan dan dapat menjamin efek kerahasiaan, nama baik, serta aspek hukum

secara langsung maupun tidak langsung atau efeknya kemudian hari.

Dengan ini saya,

Nama :

Alamat :

No HP :

Bersedia menjadi responden dalam penelitian mengenai “Pengaruh

Biskuit Jahe Terhadap Emesis Gravidarum Pada Di Kelurahan Kota Baru

Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya 2017”

Responden

Nama Jelas
57

PENGARUH BISKUIT JAHE TERHADAP EMESIS GRAVIDARUM


DI KELURAHAN KOTA BARU KECAMATAN CIBEUREUM
KOTA TASIKMALAYA
TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan program


Pendidikan Diploma D IV Kebidanan Tasikmalaya

Disusun Oleh:

REGINA DWI MARDIANA


NIM : P2.06.24.5.13.026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN
TASIKMALAYA
2017
58

Riwayat
No Nama Alamat Umur UK Obstetri Penanganan Waktu
G P A
1 Ny. A Pr. kota baru 19 13 1 0 0 ya pagi
2 Ny. C Pr. kota baru 23 14 1 0 0 ya pagi
3 Ny. E Pr. kota baru 27 13 2 1 0 ya pagi
4 Ny.S Pr. kota baru 22 12 1 0 0 ya pagi
5 Ny.P Pr. kota baru 22 13 1 0 0 ya pagi
6 Ny.U Pr. kota baru 22 13 1 0 0 tidak pagi
7 Ny.H Pasir Ipis 23 12 1 0 0 tidak pagi
8 Ny.B Pasir Ipis 20 14 1 0 0 ya pagi
9 Ny.G Pasir Ipis 30 15 2 1 0 ya pagi
10 Ny.R Pasir Ipis 36 12 2 1 0 tidak pagi
11 Ny.N Pasir Ipis 32 12 2 1 0 ya pagi
12 Ny.M Pasir Ipis 36 13 3 2 0 tidak pagi
13 Ny. C Pasir Ipis 32 16 2 1 0 ya pagi
14 Ny.T Ciakar 29 16 2 1 0 tidak pagi
15 Ny.D Ciakar 29 12 2 1 0 ya pagi
16 Ny.R Ciakar 30 14 2 1 0 tidak pagi
selain
17 Ny.S Ciakar 37 13 3 2 0 tidak
pagi
18 Ny.D Cimuncang 23 12 1 0 0 tidak pagi
19 Ny.O Cimuncang 25 14 2 1 0 tidak pagi
20 Ny.E Cimuncang 25 12 2 1 0 ya pagi
21 Ny.P Cimuncang 26 14 2 1 0 ya pagi
22 Ny.T Cimuncang 20 12 1 0 0 ya pagi
23 Ny.J Cimuncang 37 14 3 2 0 ya pagi
24 Ny.R Cilendek 21 16 1 0 0 ya pagi
25 Ny.M Cilendek 35 16 4 3 0 tidak pagi
26 Ny.E Cilendek 24 14 1 0 0 ya pagi
27 Ny.B Cilendek 21 14 1 0 0 ya pagi
28 Ny.S Cilendek 25 13 1 0 0 tidak pagi
29 Ny.C Cisangkir 20 13 1 0 0 ya pagi
30 Ny.E Cisangkir 21 16 1 0 0 ya pagi
selain
31 Ny.P Cisangkir 21 15 1 0 0 tidak
pagi
32 Ny.I Cisangkir 22 15 1 0 0 tidak pagi
33 Ny.w Cisangkir 26 13 2 1 0 ya pagi
Cisangkir
34 Ny.T 27 16 2 1 0 ya pagi
Kdl.
59

Cisangkir
35 Ny.A 20 15 1 0 0 ya pagi
Kdl.
Cisangkir
36 Ny.U 21 13 1 0 0 tidak pagi
Kdl.
Cisangkir
37 Ny.S 22 14 1 0 0 ya pagi
Kdl.
Cisangkir
38 Ny.O 19 14 1 0 0 ya pagi
Kdl.
Cisangkir
39 Ny.U 22 15 1 0 0 tidak pagi
Kdl.
Cisangkir
40 Ny.T 36 14 3 2 0 tidak pagi
Kdl.

Anda mungkin juga menyukai