Anda di halaman 1dari 16

PENGEMPANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN FISIKA

“MODEL DESAIN SYSTEM PEMBELAJARAN”

Disusun Oleh :

KELOMPOK III

ALDA RISMA A 241 17 001

PUTRI DIAN LESTARI A 241 17 010

DIAH RAMAYANTI A 241 17 022

MARWA A 241 17

APRILIA A 241 17 052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

2
DAFTAR ISI

SAMPUL……………………………………………………………………….…………1

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………4

1.1 Latar belakang…………………………………………………………………4


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..5
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………5

BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………….…..….6

2.1 Pengertian Desain sistem Pembelajaran………………………………………6


2.2 Fungsi Desain Sistem Pembelajaran Pada Kegiatan Belajar Mengajar. .……6
2.3 Komponen-Komponen Dalam Desain Sistem Pembelajaran………………...8
2.4 Model-Model Desain Sistem Pembelajaran……………………….….………9

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………...15

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..15
3.2 Saran……………………………………………………………………...….15

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan peradaban manusia di era globalisasi membawa wawasan
pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pendidikan, yang kemudian muncul
sejumlah harapan sakaligus kecemasan akan kemampuan untuk bertahan dan
beradaftasi dalam pergaulan peradaban masyarakat modern. Harapan muncul
karena ada perbaikan kualitas hidup dan kehidupan di satu sisi sebagai akibat
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta informasi dan teknologi
(INFOTEK), dan disisi lain muncul juga kecemasan, yang disebabkan karena
adanya perubahan yang sangat cepat menyebabkan kondisi masyarakat yang dituntut
dapat terus beradaptasi.
Lembaga pendidikan sebagai wiyata mandala formal yang diharapkan dapat
mempersiapkan generasi yang berkualitas merupakan dambaan setiap komponen
masyarakat. Komponen masyarakat sekolah yang terdiri dari peserta didik,
pendidik dan tenaga kependidikan, maupun masyarakat dalam arti luas yaitu orang
tua atau masyarakat lain pengguna pendidikan yang menaruh perhatian besar
terhadap kuantitas dan kualitas output sekolah. Dalam hal ini sekolah harus
dikelola dan diberdayakan agar mampu mewujudkan predikat sebagai “Lembaga
Pendidikan yang berkualitas” yang mampu memproses peserta didik yang pada
akhirnya akan menghasilkan produk (output) secara optimal.
Masyarakat semakin sadar akan pendidikan sebagai unsur penting dalam
kehidupan manusia. Adanya pendidikan berarti akan melahirkan manusia yang
kreatif dan inovatif yang mampu mengisi masa depan yang lebih maju. Manusia
memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah
suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi tertentu yang dapat diamati,
diubah dan dikontrol.
Munculnya keinginan untuk terus mengembangkan pendidikan yang
berkualitas memberikan peranan penting bagi desain pembelajaran dalam kegiatan
belajar mengajar yang bermakna dan menyenangkan. Desain pembelajaran

4
menunjuk pada proses memanipulasi, atau merencanakan suatu pola atau signal dan
lambang yang dapat digunakan untuk menyediakan kondisi untuk belajar yang
kondusif bagi peserta didik

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian desain sistem pembelajaran ?
2. Apa fungsi desain sistem pembelajaran pada pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar ?
3. Apa komponen-komponen dalam desain sistem pembelajaran ?
4. Apa model-model desain sistem pembelajaran ?

C. Tujuan
1.1 Menjelaskan pengertian desain sistem pembelajaran .
1.2 Menjelaskan fungsi desain sistem pembelajaran pada pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar .
1.3 Mengetahi komponen-komponen dalam desain sistem pembelajaran
1.4 Mengetahui model-model desain sistem pembelajaran

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Desain sistem Pembelajaran


Dalam Wikipedia, desain instruksional (juga disebut Instruksional Desain Sistem (ISD))
adalah praktek menciptakan “pengalaman pembelajaran yang membuat perolehan
pengetahuan dan keterampilan yang lebih efisien, efektif, dan menarik”. Proses ini berisi
penentuan status awal dan kebutuhan peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan
merancang “intervensi” untuk membantu terjadinya belajar.
Menurut para ahli desain pembelajaran diartikan sebagai berikut :
a. Smith and Ragan
Desain pembelajaran merupakan prinsip-prinsip penerjemahan dari
pembelajaran dan instruksi ke dalam rencana-rencana untuk bahan-bahan dan
aktivitas-aktivitas instruksional
b. Gentry
Mengatakan bahwa model disain pembelajaran adalah suatu representatif gafik
tentang suatu pendekatan sistem, yang dirancang untuk memfasilitasi
pengembangan yang efektif dan efisien dari pembelajaran.
c. Syaiful Sagala
Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang kebutuhan dan
tujuan belajar serta sistem penyampaiannya.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran
merupakan rancangan atas proses pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan tujuan belajar serta
sistem penyampaiannya sehingga menjadi acuan dalam pelaksanaannya untuk menciptakan
pembelajaran yang efektif.

2.2 Fungsi desain sistem pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar


Fungsi atau kegunaan desain pembelajaran adalah :
a) Sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.
Sekecil apapun bentuk dan jenis suatu pekerjaan, mestilah didahului oleh
rancangan atau planning.Semakin matang rencana yang dipersiapkan maka akan

6
semakin bagus pula usaha itu dilaksanakan karena rencana yang sudah disusun
akan dijadikan acuan ataupun patokan ketika pelaksanaan usaha tersebut. Begitu
pula dengan pembelajaran, jika seorang guru mendesain pembelajaran yang
akan dilaksanakan itu dengan baik, maka dalam pelaksanaan juga akan baik dan
dapat meminimalisir kendala-kendala yang mungkin akan terjadi disaat pembelajaran
berlangsung.
b) Menjadikan guru lebih siap dan percaya diri dalam menjalankan tugas mengajar.
Percaya diri itu akan sempurna disaat seseorang itu memiliki kesiapan untuk
melakukan sesuatu. Sebagai seorang guru persiapan atau desain itu juga berfungsi
menjadikan guru itu siap untuk melaksanakan tugasnya sebagai pengajar karena
desain yang disusun oleh guru adalah sebuah indikator jika guru tersebut telah
menguasai bahan yang akan disuguhkan dihadapan peserta didik.
c) Meningkatkan kemampuan guru
Dengan adanya desain bagi seorang guru, akan dapat meningkatkan kemampuan
guru dalam mengajar dan akhirnya akan menjadikan pembelajaran lebih
berkualitas dan bermakna bagi peserta didik.

Menurut Mardia Hayati urgensi dan peran desain pembelajaran dalam suksesnya
proses belajar mengajar, antara lain :
a) Agar belajar dapat bermakna dan efektif
b) Agar tersedia atau termanfaatkan sumber belajar
c) Agar dapat dikembangkan kesempatan atau pola belajar
d) Agar belajar dapat dilakukan siapa saja secara berkelanjutan.

Sedangkan menurut Morrison, Ross, dan Kemp tujuan dari desain pembelajaran
yaitu membuat pembelajaran lebih efektif dan efisien dan mengurangi tingkat kesulitan
pembelajaran.

7
2.3 Komponen-komponen dalam desain sistem pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu sistem intruksional mengacu kepada pengertian


sebagai perangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai Tujuan
Selaku suatu sistem belajar mengajar meliputi sejumlah komponen diantaranya :

a) Tujuan pembelajaran
b) Bahan ajar
c) Siswa yangmenerima pelayanan belajar
d) Guru
e) Metode dan pendekatan
f) Situasi
g) Evaluasi kemajuan belajar.

Agar tujuan itu dapat tercapai semua komponen yang ada harus
diorganisasikan dengan baik sehingga sesama komponen itu terjadi kerjasama. Karena
itu guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu saja misalnya
metode, bahan dan evaluasi saja, tetapi ia harus mempertimbangkan komponen secara
keseluruhan. Berbagai persoalan yang biasa dihadapi guru antara lain adalah:

a) Tujuan-tujuan apa yang ingin dicapai


b) Materi pelajaran apa yang perlu diberikan
c) Metode alat mana yang harus dipakai
d) Prosedur apa yang akan ditempuh untuk melakukan evaluasi.

Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai pengajar,
pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator dan lain-lain. Untuk itu
wajar bila guru memahami dengan segenap aspek pribadi anak didik seperti:

a) Kecerdasan dan bakat khusus;


b) Prestasi sejak permulaan sekolah
c) Perkembangan jasmani dan kesehatan
d) Kecenderungan emosi dan karakternya
e) Sikap dan minat belajar

8
f) Cita-cita
g) Kebiasaan belajar dan bekerja; hobi dan penggunaan waktu senggang
h) Hubungan sosial disekolah dan dirumah
i) Latar belakang keluarga
j) Lingkungan tempat tinggal
k) Sifat-sifat khusus dan kesulitan belajar anak didik.
l)
2.4 Model-model desain sistem pembelajaran
Ada berbagai model desain pembelajaran dengan menggunakan pendekatan-pendekatan
tertentu. Beberapa model-model desain pembelajaran tersebut adalah :
1. Model Dick and Carey
Dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey (1985)
Model ini termasuk ke dalam model prosedural. Langkah–langkah Desain Pembelajaran
menurut Dick and Carey adalah :
1. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
2. Melaksanakan analisis pembelajaran
3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
4. Merumuskan tujuan performansi
5. Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
7. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9. Merevisi bahan pembelajaran

Menurut Prof. Atwi Suparman (Rektor UT), model ini cocok untuk pembelajaran
formal di sekolah dan untuk sistem pembelajaran yang melibatkan komputer dalam proses
pembelajaran. Analisis tentang media dan metode tidak bersifat argumentatif guna mencapai
berbagai alternatif media. Dick and Carey mengambil sembilan tahapan dalam merancang
pembelajaran menjadi sebagai berikut:

9
2. Model Assure
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut jugamodel berorientasi kelas. Menurut
Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:
1) Analyze Learners
2) States Objectives
3) Select Methods, Media, and Material
4) Utilize Media and materials
5) Require Learner Participation
6) Evaluate and Revise
1) Analisis Pelajar
Menurut Heinich et al (2005) jika sebuah media pembelajaran akan digunakan
secara baik dan disesuaikan dengan ciri-ciri pelajar, isi dari pelajaran yang akan
dibuatkan medianya, media dan bahan pelajaran itu sendiri. Lebih lanjut
Heinich, 2005 menyatakan sukar untuk menganalisis semua ciri pelajar yang
ada, namun ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal pelajar berdasarkan
ciri-ciri umum, keterampilan awal, keterampilan khusus dan gaya belajar
2) Menyatakan tujuan
Menyatakan tujuan adalah tahapan ketika menentukan tujuan
pembelajaran baik berdasarkan buku atau kurikulum. Tujuan pembelajaran

10
akan menginformasikan apakah yang sudah dipelajari anak dari pengajaran yang
dijalankan. Menyatakan tujuan harus difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran,
dan sikap yang baru untuk dipelajari
3) Pemilihan Metode, media dan bahan
Heinich et al. (2005) menyatakan ada tiga hal penting dalam pemilihan
metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai dengan tugas
pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih media yang sesuai untuk melaksanakan
media yang dipilih, dan langkah terakhir adalah memilih dan atau mendesain
media yang telah ditentukan.
4) Penggunaan Media dan bahan
Menurut Heinich et al (2005) terdapat lima langkah bagi penggunaan media yang
baik yaitu preview bahan, sediakan bahan, sedikan persekitaran, pelajar dan
pengalaman pembelajaran
5) Partisipasi Pelajar di dalam kelas
Sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas
pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau presentasi.
6) Penilaian dan Revisi
Sebuah media pembelajaran yang telah siap perlu dinilai untuk menguji
keberkesanan dan impak pembelajaran. Penilaian yang dimaksud melibatkan
beberaoa aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang
dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan guru dan
penggunaan pelajar.

3. Model Gerlach & Elly


Model pembelajaran Gerlach dan Ely merupakan suatu metode
perencanaan pengajaran yang sistematis. Model ini menjadi suatu garis pedoman atau
suatu peta pembelajaran karena dalam model ini diperlihatkan keseluruhan proses
belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap
komponennya. Dalam model ini juga diperlihatkan hubungan antara elemen yang satu
dengan yang lainnya serta menyajikan suatu pola urutan yang dapat dikembangkan dalam
suatu rencana untuk mengajar.

11
Model yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely (1971) dimaksudkan sebagai
pedoman perencanaan mengajar. Pengembangan sistem instruksional menurut
model ini melibatkan sepuluh unsur seperti dibawah ini :

Rincian komponennya adalah sebagai berikut:


1) Merumuskan tujuan pembelajaran (Specification of Object)
Tujuan harus bersifat jelas (tidak abstrak dan tidak terlalu luas) dan
operasional agar mudah diukur dan dinilai.

2) Menentukan isi materi (Specification of Content)


Isi materi harus sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pemilihan materi
haruslah spesifik agar lebih mudah membatasi ruang lingkupnya dan
lebih jelas dan mudah dibandingkan dan dipisahkan dengan pokok bahasan
lainnya.
3) Penilaian kemampuan awal siswa (Assesment of Entering Bahaviors)
Kemampuan awal siswa ditentukan dengan memberikan tes awal.
Mengetahui kemampuan awal ini penting bagi pengajar agar dapat memberikan
dosis pelajaran yang tepat,tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Tes awal
dapat dilakukan dengan 2 cara:

12
- Pretest
- Mengumpulkan data pribadi siswa.
4) Menentukan strategi (Determination of Strategy)
Strategi pembelajaran merupakan pendekatan yang dipakai pengajar
dalam memanipulasi informasi, memilih sumber-sumber dan menentukan
tugas/evaluasi dalam kegiatan balajar mengajar.
Menurut gerlach & elly ada 2 bentuk pendekatan, yaitu :
1. Bentuk Ekspository
2. Bentuk Inquiry
5) Pengelompokkan belajar (Organization of Groups)
Beberapa pengelompokkan siswa diantaranya;
1. Berdasarkan jumlah siswa
2. Pengelompokkan campuran
3. Gabungan beberapa kelas
4. Sekolah dalam sekolah
5. Taman kependidikan
6) Pembagian waktu (Allocation of Time)
Rencana penggunaan waktu akan berbeda berdasarkan pokok
permasalahan, tujuan-tujuan yang dirumuskan, ruangan yang tersedia, pola-pola
administrasi serta kegunaan dan minat-minat para siswa.

7) Menentukan ruangan (Allocation of Space)


Ada tiga alternatif ruangan belajar agar proses belajar mengajar dapat
terkondisikan;
1. Ruangan-ruangan kelompok besar
2. Ruangan-ruangan kelompok kecil
3. Ruangan untuk belajar mandiri
8) Memilih media (Allocation of Resources)
Gerlach & Elly membagi media sebagai sumber belajar kedalam 5 kategori;
1. Manusia dan benda nyata
2. Media visual

13
3. Proyeksi
4. Media audio
5. Media cetak
6. Media display
9) Evaluasi hasil belajar (Evaluation of Performance)
Semua kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil atau tidak setelah
tingkah laku akhir belajar tersebut dievaluasi. Dalam tahap evaluasi, yang
dilihat bukan hanya hasil belajar siswa, melainkan juga keseluruhan sistem
pembelajaran.
10) Menganalisi umpan balik (Analysis of Feed Back)
Data dari analisis umpan balik yang diperoleh dari evaluasi, tes maupun
tanggapan-tanggapan tentang kegiatan pembelajaran ini menentukan apakah
sistem, metode maupun media yang dipakai dalam pembelajaran tersebut
sudah sesuai untuk tujuan yang dicapai ataumasih perlu untuk disempurnakan.
Sehingga untuk kedepannya dapat diperbaiki agar proses pembelajaran benar-
benar berhasil.
Kelebihan model pembelajaran Gerlach &Elly antara lain:
1. Sangat teliti dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
2. Cocok digunakan untuk segala kalangan.

Adapun kekurangan model pembelajaran Gerlach &Elly yaitu


1. Terlalu panjangnya prosedur perancangan desain pembelajaran.
2. Tidak adanya tahapan pengenalan karakteristik siswa.

BAB III

14
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Instruksional Desain Sistem (ISD)) adalah praktek menciptakan “pengalaman


pembelajaran yang membuat perolehan pengetahuan dan keterampilan yang lebih efisien, efektif,
dan menarik”. Proses ini berisi penentuan status awal dan kebutuhan peserta didik, perumusan
tujuan pembelajaran, dan merancang “intervensi” untuk membantu terjadinya belajar. Desain
pembelajaran merupakan rancangan atas proses pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan tujuan
belajar serta sistem penyampaiannya sehingga menjadi acuan dalam pelaksanaannya untuk
menciptakan pembelajaran yang efektif.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

DAFTAR PUSTAKA

15
Zulaeman.Aziz dkk.2016. Model Desain Pembelajran.[Online].Tersedia :
https://docplayer.info/45937021-M-a-k-a-l-a-h-model-model-desain-pembelajaran.html

16

Anda mungkin juga menyukai