Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam dunia pendidikan disadari perlunya menghubungkan antara teori
dan praktek. Prinsip-prinsip akan dikaji dalam praktek. Apa yang terdapat
dalam pengalaman praktek dicari dasar-dasarnya dalam teori dan dalam
prinsip-prinsip. Hubungan antara teori dan praktek seyogianya bersifat
berlapis-lapis yang integratif, di mana teori dan praktek secara bergantian dan
bertahap saling isi-mengisi, saling mencari dasar, dan saling mengkaji.
Sehubungan kaitan antara teori dan praktek inilah laboratorium dan fasilitas
lain dalam proses belajar-mengajar patut mendapat perhatian. Di laboratorium
berlangsung kegiatan kerja laboratorium (laboratory work).
Setiap ilmuwan harus mampu menjaga keseimbangan antara kegiatan
ilmiah di ruang laboratorium dan kegiatan mengajar di ruang kelas.
Penciptaan, penemuan, dan produksi ilmu pengetahuan terjadi melalui proses
yang panjang, suatu sinergi antara ketekunan bereksperimen di laboratorium
(termasuk riset lapangan) dan kegigihan berdialektika di ruang kuliah.
Alat-alat yang digunakan tersebut disesuaikan dengan tujuan
percobaan. Akan tetapi, selain kita sudah mengetahui masing-masing nama
alat. Kita juga harus mengetahui fungsi alat-alat yang digunakan, bagaimana
cara penggunaannya. Hal ini bertujuan agar praktikum yang kita lakukan bisa
berjalan dengan lancar, baik, dan benar. Selain itu, kita juga harus berhati-hati
serta penuh ketelitian dalam menggunakan alat-alat laboratorium, karena
sebagian alat-alat laboratorium tersebut terbuat dari kaca,porselin, dan
sejenisnya yang bersifat mudah pecah.
Namun pembahasan ini akan dijelaskan pada pembahasan berikutnya.
Membicarakan tentang beberapa pengertian laboratorium, cara mendesain
suatu laboratorium yang baik, tata tertib yang harus diterapkan dan dipatuhi
dalam bekerja di dalam laboratorium sehingga keselamatan kerja dapat
terwujud, serta alat dan bahan laboratorium akan selalu menjadi buah bibir
yang menyenangkan bagi mahasiswa. Karena dari semua sisi akan
diuntungkan. Baik bagi sipembicara atau hanya sekedar mendengarkan.
Berbicara tentang alat-alat laboratorium secara ilmiah tidaklah mudah
karena harus membuka bermacam referensi. Bahkan tidak menutup

1
kemungkinan kita tidak menemukan referensi yang kita harapkan Pada zaman
modern ini kita mengenal alat-alat dan bahan yang sangat berguna atau
menghiasi laboratorium sebagian besar gelas ukur,tabung reaksi,gelas
piala,HCl,NaCl dan lain-lain. Laboratorium bagaikan sebuah dapur yang
dilengkapi berbagai alat dan bahan yang banyak menghiasi laboratorium
adalah alat dan bahan tidak sembarang karena apabila salah pemakaian dan
penggunaan akan berakibat buruk.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan pembelajaran di laboratorium?
2. Apa saja teori belajar yang melandasi model pembelajaran berbasis
laboratorium (laboratory based learning)?
3. Apa tujuan dan kegunaan pembelajaran laboratorium?
4. Apa prinsip metode pembelajaran di laboratorium?
5. Bagaimana metode pembelajaran di laboratorim?
6. Bagaimana cara konvensional pembelajaran di laboratorium?
7. Bagaimana peningkatan pembelajaran di laboratorium?
8. Bagaimana pelaksanaan pratikum?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui perkembangan pembelajaran di laboratorium
2. Untuk mengetahui teori belajar yang melandasi model pembelajaran
berbasis laboratorium (laboratory based learning)
3. Untuk mengetahui tujuan dan kegunaan pembelajaran laboratorium
4. Untuk mengetahui prinsip metode pembelajaran di laboratorium
5. Untuk mengetahui metode pembelajaran di laboratorim
6. Untuk mengetahui cara konvensional pembelajaran di laboratorium
7. Untuk mengetahui peningkatan pembelajaran di laboratorium
8. Untuk mengetahui pelaksanaan pratikum

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Pembelajaran Di Laboratorium

Penggunaan laboratorium untuk sarana pembelajaran di Universitas


mulai diperkenalkan pada pertengahan abad sembilan belas dalam rangka
mendukung meningkatnya jumlah mahasiswa yang mempelajari ilmu
pengetahuan alam dan teknologi. Beberapa penelitian membandingkan
pembelajaran di laboratorium dengan metoda pembelajaran yang lain
menunjukkan bahwa pratikum dilaboratorium lebih efektif untuk kemampuan
pengamatan dan keterampilan teknik
Pembelajaran berbasis laboratorium merupakan model
p e m b e l a j a r a n yang memungkinkan peserta didik dapat mempraktekkan
secara empiris kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik menggunakan
sarana laboratorium. Laboratorium adalah Tempat kerja/praktek untuk unjuk
kerja atau melakukan percobaan/ekspriment dapat berupa tempat real dan
maya (virtual). laboratorium dapat berupa : Bengkel, Rumah sakit, Studio,
Laut, Pasar, Hotel, Perkantoran, Pabrik Dll.
Henri Fayol seorang a h l i manajemen menyatakan bahwa
pengelolaan hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-
fungsi manajer, yakni perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pemberian komando (commanding), pengkoordinasian
(coordinating), dan pengendalian (controlling) dengan akronim yang terkenal
POCCC.
Luther M. Gullick menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang
penting adalah perencanaan(planning),pengorganisasian (organizing),
pengadaan tenaga kerja (staffing), pemberian bimbingan
(directing),pengkoordinasian (coordinating), pelaporan (reporting), dan
penganggaran (budgeting) dengan akronim yang terkenal POSDCoRB.
Para personel pengelola laboratorium hendaknya memiliki keterampilan
dan pemahaman tentang laboratorium dan fasilitasnya. Mengetahui dan
mampu bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, mengikuti
peraturan dan melaksanakan tugas yang diberikan oleh lembaganya.
Personel pengelola laboratorium umumnya terdiri dari Kepala

3
Laboratorium, Ketua laboratorium, Pimpinan / Pembimbing praktikum, tenaga
Teknisi dan Analis serta tenaga Pembantu atau Juru laboratorium .
Menurut Ikhwan Insan Cita (2012), jenis-jenis laboratorium ditinjau dari
tujuan dan fungsinya dapat dibagi menjadi:

a. Laboratorium dasar. Laboratorium dasar merupakan tempat yang dapat


digunakan siswa untuk memperkenalkan dan memahami konsep dasar
yang menjadi tuntutan untuk mengembangkan pengetahuan lanjut.
b. Laboratorium pengembangan. Laboratorium pengembangan mengemban
tugas khusus, sesuai dengan spesialisasi bidang ilmu yang digeluti oleh
personil-personil yang ada di laboratorium tersebut.
c. Laboratorium metodologi pengajaran. Laboratorium metodologi pengajaran
di sekolah mempunyai kedudukan yang sangat khusus, karena mewarnai
penampilan (performance) guru dalam tugasnya. Jadi, laboratorium
metodologi pengajaran merupakan wahana dan tempat pengembangan
kompetensi pedagogis (keguruan) bagi guru-guru di sekolah, sehingga
laboratorium metodologi pengajaran sangat diperlukan di suatu sekolah
dan atau madrasah.
d. Laboratorium penelitian. Laboratorium penelitian diharapkan dapat
digunakan sebagai wahana atau tempat melakukan penelitian bidang ilmu
yang ditekuni oleh guru dan murid. Dengan demikian, laboratorium
penelitian dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan
ilmiah yang endingnya adalah penemuan konsep, prinsip, teori, azas,
aturan, atau hukum-hukum dalam bidang ilmu yang digelutinya atau
disebut sebagai produk ilmiah.
B. Teori Belajar Yang Melandasi Model Pembelajaran Berbasis
Laboratorium (Laboratory Based Learning)

Berapa model dan Paradigma pendidikan telah mengacu pada strategi


berbasis laboratorium semisal, konstruktivistik, contectual learning dll.
Beberapa Teori belajar yang mendasari strategi pembelajaran berbasis
laboratorium diantaranya:

4
a. Gestalt dan eld teories (pandangan kognitif): menurut pandangan kognitif
belajar merupakan perubahan kognitif (pemahaman). Belajar bukan hanya
ulangan tetapi perubahan struktur pengertian.
b. Teori belajar piaget: bahwa Interaksi yang terus menerus antara individu
dan lingkungan adalah pengetahuan. Untuk memahami pengetahuan
seseorang dituntut untuk mengenali dan menjelaskan berbagai cara
bagaimana individu berinteraksi dengan lingkungannya.
c. Teori belajar brunner, menyatakan untuk mendapatkan pemahaman belajar
dengan menemukan sendiri, sehingga menggunakan pendekatan
discovery (menemukan sendiri). Pemahaman didapatkan secara induktif
dengan membuat perkiraan yang masuk akal atau menarik kesimpulan.
C. Tujuan Dan Kegunaan Pembelajaran Laboratorium

Dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam


proses pembelajaran di laboratorium, maka pembelajaran dilaboratorium
sangat efektif untuk mencapai tiga ranah secara bersama-sama , sebagai
berikut:

a. Keterampilan kognitif yang tinggi


a) Berlatih agar mendapatkan teori
b) Berlatih agar segi-segi teori yang berlainan dapat diintegrasikan
c) Berlatih agar teori dapat diterapakan pada permasalahan nyata
b. Keterampilan afektif
a) Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri
b) Belajar bekerja sama
c) Belajar mengkomunikasikan informasi melalui bidangnnya
d) Belajar menghargai bidangnya
c. Keterampilan psikomotor
a) Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan
b) Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu

Kegunaan pembelajaran di laboratorium

a. Mengajarkan materi teori yang tidak bisa diajarkan di tempat lain.


b. Menyajikan dan menjelaskan bahan ajar.
c. Menumbuhkembangkan bahan ajar.

5
d. Meningkatkan kemampuan dalam mengikuti petunjuk.
e. Membiasakan mahasiswa dengan peralatan dan perlengkapan pratikum.
f. Membiasakan mahasiswa merancang dan mengkontruksi peralatan
percobaan.
g. Meningkatkan keahlian pengamatan.
h. Meningkatkan keahlian dalam mengumpulkan dan interprestasi data.
i. Meningkatkan kemampuan menjelaskan hasil percobaan.
D. Prinsip Metode Pembelajaran Di Laboratorium

Ada beberapa prinsip umum proses pembelajaran di laboratorium.


Prinsip-prinsip tersebut diantaranya:

a) Prinsip belajar untuk berbuat

Laboratorium adalah tempat siswa berpraktek, baik untuk menguji


suatu konsep, untuk mencari dan menemukan, maupun untuk memahami
suatu proses atau prosedur tertentu. Laboratorium bukan tempat untuk
mempelajarai data dan fakta yang diarahkan untuk menguasai materi
pelajaran yang bersifat hapalan. Dengan demikian guru sebaiknya
menghindari kontak dengan siswa secara langsung. Biarkan siswa bekerja
sesuai dengan pemahamannya. Kalaupun guru diperlukan sebatas
membantu manakala siswa mengalami kesulitan-kesulitan dalam proses
pembelajaran.

b) Curiosity (keingin tahuan)

Laboratorium adalah tempat untuk menguji atau mencari dan


menemukan sesuatu. Oleh sebab itu proses pembelajaran di laboratorium
akan efektif digunakan manakala siswa terdorong oleh rasa keingintahuan
atau kepenasaran tentang sesuatu. Kadar keingintahuan itu akan
menentukan motivasi belajar di laboratorium. Semakin tinggi rasa ingin
tahu sisiwa, maka semakin efektif siswa memanfaatkan laboratorium.
Dengan demikian sebelum pembelajaran di laboratorium, guru perlu
mengembangkan kepenasaran siswa.

6
c) Berpikir ilmiah

Pada umumnya laboratorium digunakan untuk mengembangkan


kemampuan siswa melakukan prinsip-prinsip berpikir ilmiah. Berpikir ilmiah
adalah proses berpikir secara sisitematis, empiris dan terkontrol. Sistematis
adalah proses berpikir melalui tahapan-tahapan yang jelas yang dimulai
dari perumusan masalah, perumusan hipotesisi, pengumpulan data,
menguji hipotesisi dan merumuskan kesimpulan. Empiris mengandung
makna, bahwa proses berpikir ilmiah didasarkan pada pengalaman untuk
menemukan data.
Oleh karena itulah laboratorium pada dasarnya digunakan untuk
mencari dan menemukan data. Terkontrol adalah proses berpikir yang
dilakukan setahap demi setahap dan setiap tahapan diikuti dengan
seksama, sehingga setiap orang dapat melakukakn pengujian ulang.
Sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut biasanya laboratorium digunakan
untuk melakukan eksperimen dan demodnstrasi. Di bawah ini dijelaskan
pelaksanaan eksperimen dan demonstrasi.

E. Metode Pembelajaran Di Laboratorim

Pembelajaran di laboratorium merupakan salah satu proses


pembelajaran melalui pendekatan pengalaman, karenanya para
dosen/instruktur perlu memberi bimbingan terhadap mahasiswa dalam
melakukan pratikum agar mahasiswa dapat mengungkapkan percobaan
mereka secara kritis dan dapat menggali kemandirian untuk menemukan
sesuatu.
Peran dosen/ instruktur dan mahasiswa dalam memperoleh pengalaman
dalam proses pembelajaran dituliskan sebagai berikut :
Mahasiswa Dosen/instruktur
1. Secara aktif mencari pengalaman. 1. Merencanakan dan membagi
2. Menggambarkan/menguji ide dan tugas-tugas.
asumsi-asumsi. 2. Mengamati, memberi umpan
3. Membagi pengalaman, balik, membimbing dan
menjelaskan, memilih cara kerja. membantu.
4. Membangun rasa percaya diri 3. Memberi bantuan jika

7
diperlujkan dan membantu
menghubungkan dengan
kenyataan.
4. Mendorong, mendukung, dan
memastikan

Prinsip dasar pembelajaran di laboratorium adalah mahasisiwa belajar


sendiri dan saling belajar dengan mahasisiwa lain dalam tim. Meskipun secara
prinsip dalam pembelajaran di laboratorium mahasisiwa belajar dengan cara
mereka sendiri, tetapi dosen menyediakan percobaan, tugas, instruksi, dan
petunjuk pelaksanaan.

F. Cara Konvensional Pembelajaran Di Laboratorium


a. Peragaan (Demonstration)

Peragaan umumnya dirancang untuk mengilustrasikan garis besar


prinsip-prinsip teoritik dalam perkuliahan. Peragaan sebaiknya dilakukan
secara singkat di akhir kuliah. Dengan peragaan ini prinsip-prinsip yang
berkaitan dengan materi perkuliahan dapat tidak mudah dilupakan. Oleh
karena itu peragaan sebaiknya dilakukan diawal kuliah, karena prinsip-
prinsip dari materi tersebut belum diketahui oleh mahasiswa.

b. Latihan (exercises)

Latihan adalah percobaan terstruktur agar mahasiswa dapat


mengikuti suatu instruksi dengan tepat, memperoleh kemampuan
observasi,dan menjadi terampil. Latihan dimaksudkan juga untuk
menjelaskan teori dan dengan sarana yang relatif terbatas dapat
menanmkan informasi ilmu pengetahuan baru. Latihan yang diulang-ulang
secara terus menerus dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengerti
tujuan pembelajaran tersebut.

c. Penyelidikan terstruktur (structured enquiries)

Penyelidikan terstruktur merupakan bagian dari percobaan terstruktur


dimana mahasiswa diminta mengembangkan prosedur sendiri dan

8
menginterpretasikan hasilnya. Mereka harus terampil dalam pemecahan
masalah juga terampil dalam interpretasi, observasi, dan pekerjaan tangan.

d. Penyelidikan secara terbuka (open ended enquries)

Penyelidkan secara terbuka dimaksudkan agar mahasiswa dapat


mengidentifikasi sebuah problema, memformulasikan penyelesaian,
mengembangkan/menyusun pelaksanan percobaan, menginterpretasikan
hasil dan mengetahui penerapannya. Pembelajaran ini dimaksudkan untuk
lebih meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dengan derajat
lebih tinggi dan untuk peningkatan kaeahlian meneliti dengan derajat yang
lebih rendah.

e. Proyek (project)

Proyek didasarkan pada percobaan jangka waktu panjang. Belajar


dilapangan, atau rangkaian percobaan yang biasanya sebagai tugas akhir
untuk syarat lulus.

f. Personalizet system of instruction (PSI) atau rencana Keller.

Sistem ini menuntut peserta didik untuk kreatif, sebab dalam


pengajaran laboratorium peserta didik dianjurkan belajar sendiri waktunya
sesuai dengan pengajaran dan program klinik. Tujuan model ini adalah
mendapatkan kompetensi serta kemampuan dalam keterampilan praktek.

g. Audio tutorial method (AT)

Model ini menggunakan alat bantu audio visual, peserta didik melihat
video atau mendengarkan tape sambil mengikuti tindakan manual dan
peserta didik melakukan keterampilan sesuai dengan tujuan.

h. Computer assisted learning (KAL)

Model ini memberikan kesempatan belajar laboratorium tambahan


dengan tujuan peserta didik dapat memperoleh keterampilan dan
pengetahuan tertetu diluar program rutin, hal ini dilakukan bila peserta didik
tidak mendapatkan kesempatan belajar semua program di klinik, dan

9
model ini dikenal dengan nama “Clinical workshop” dan model ini dapat
dilakukan secara intensif kurang lebih 1 – 2 minggu oleh petugas klinik.

i. Modular laboratory

Praktek laboratoium ini menggunakan laboratoriumtiap program,


misalnya modul program keperawatan medical bedah seperti asuhan
keperawatan system pernafasan, terdapat studi kasus, yang tertuang
dalam modul, didalamya juga terdapat tujuan yang dapat dicapai dan
petunjuk pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

j. Integrated laboratory

Model ini prinsipnya adalah memadukan beberapa konsep ke dalam


praktek atau beberapa kasus. Misalnya, konsep ilmu fisika, biologi, social,
perilaku dan ilmu keperawatan yang diterapkan pada kondisi klinis.
Misalnya kondisi immubilitas, ketergantungan, stress, sulit tidur. Pada akhir
model ini peserta mampu mengidentifikasi keterampilan yang sesuai
dengan yang di praktekkan di laboratorium.

k. Project work

Adalah model yang digunakan pada praktek laboratorium yang


dilaksanakan sebelum praktek di klinik atau masyarakat dengan jalan
memberi pengarahan pada seluruh peserta didik tentang program
keperawatan yang akan dilaksanakan.

l. Participation in research

Suatu model yang melibatkan peserta didik dalam berbagai penelitian


klinik yang bertujuan membantu peserta didik dalam menerapkan
keterampilan yang dipelajarinya dalam proses penelitian.

G. Peningkatan Pembelajaran Di Laboratorium

Menurut Brown and Atkins (1988) ada 5 kategori yang perlu diperhatikan
dalam peningkatan pembelajaran di laboratorium, yaitu:

10
a. Tujuan atau sasaran

Tujuan dan sasaran dari setiap sesi pratikum perlu dirumuskan


dengan jelas. Hal ini untuk meminimalisasikan kemungkinan terjadi suatu
keadaan yaitu sasaran yang kurang penting tercapai tetapi sasaran yang
penting tidak tercapai.

b. Petunjuk pelaksanaan.

Petunjuk/perintah pelaksanaan kegiatan harus jelas dan tidak


membingingkan. Hal ini harus dirancang agar mahasisw dapat menangkap
dengan jelas gambaran penting tentang peralatan atau bahan-bahan yang
diperlukan.

c. Asisten laboratorium terlatih.

Asisten laboratorium perlu terlatih sehingga mampu melaksanakan


tugas dengan baik. Tugas asisten laboratorium adalah membantu
mahasiswa dalam melakukan kegiatan sebagai berikut :

a) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan petunjuk


b) Menyelesaikan permasalan yang muncul
c) Mengatur peralatan.
d) Memeriksa fungsi peralatan
e) Mendapatkan, mengamati, dan mencatat hasil percobaan
f) Mencatat metode atau hasil
g) Menghubungkan hasil percobaan dengan dasar-dasar teori atau dengan
hasil percobaan lainnya.
d. Cara memfasilitasi

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, metode pembelajaran di


laboratorium sedapat mungkin membuat mahasiswa belajar mandiri dan
saling belajar dengan temannya. Banyak cara untuk memfasilitasi hal
tersebut dapat tercapai.

11
e. Pertanyaan dan daftar pengecekan untuk evaluasi diri

Mahasiswa harus didorong untuk membaca dan berfikir tentang


semua aspek aktivitas di laboratorim. Daftar pengecekan untuk evaluasi
diri dapat digunakan sebagai alat bantu yang sangat berguna dalam hal
peningkatan pembelajaran di laboratorium. Hal ini dapat digunakan oleh
mahasiswa untuk menguji apakah tugas telah dilakukan dengan benar.

H. Pelaksanaan Pratikum
a. Rencana pembelajaran pratikum

Dalam pembelajaran pratikum diperlukan prosedur yang disusun


secara logis dan sesuai untuk melatih keterampilan, agar tujuan benar-
benar dapat tercapai.

b. Metodologi pratikum

Metode pratikum mencakup semua kegiatan yang harus dipelajari


dalam pratikum. Mahasiswa harus melaksanakan tugas-tugas pratikum
secara berangsur meningkat dalam kesukaran. Dengan tugas-tugas
tersebut mahasiswa melatih diri. Dalam berlatih mahasiswa akan
memerlukan petunjuk-petunjuk yang heuristik.

c. Penyusunan tugas problema

Suatu tuga pratikum harus mencakup suatu problema pada tingkat


kemampuan mahasiswa, yang memungkinkan melatih semua keterampilan
yang penting dalam pratikum tersebut. Kemampuan mahasiswa berbeda
maka suatu tugas tidak dapat sesuai untuk semua mahasiswa. Karena itu,
para asisten harus menyesuaikannya, misalnya suatu tugas dapat dibuat
lebih mudah atau lebih sukar.

d. Organisasi pratikum

Pratikum harus berhubungan dengan teori yang sudah dipelajari,


yang bertujuan untuk mendalaminya.

12
e. Bimbingan pada pratikum.

Pelalsanaan pratikum memerliakn organisasi yang baik dan cara


bimbingan yang tepat, sehingga mahasiswa apat belajar dari
kesalahannya. Terutama bimbingan harus diarahkan agar mahasiswa
sibuk secara sadar. Bimbingan hanya akan berjalan baik, bila kelompok
mahasiswa tidak terlalu besar.

I. Persiapan pembelajaran laboratorium


1. Menentukan kompetensi yang ingin dicapai Kompetensi
a. Kompetensi :
1) Pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut
oleh jabatan tertentu (Rustyah, 1982).
2) Kemampuan melaksanakan tugas yang diperoleh melalui pendidikan
dan/atau latihan (Herry, 1998).
b. Konsep Pengembangan Kompetensi
1) Learning in Classroom
2) Develop Skill By Simulation
3) Application by OJT (On The Job Training)
c. Tahapan pencapaian kompetensi psikomotor atau skill
1) Skill Acquisition adalah Tingkat awal dalam mempelajari suatu
keterampilan baru sehinga diperlukan satu sesi praktik atau lebih.
2) Skill competency adalah Tingkat menengah dalam mempelajari satu
keterampilan, individu dapat melakukan langkah yang diperlukan
dengan urutan yang benar tetapi langkah masih belum efisien
3) Skill Proficiency menyatakan tingkat akhir dalam mempelajari
keterampilan klinik atau aktivitas baru. Individu dapat melakukan
langkah demi langkah secra tepat dan efisien dengan urutan yang
benar.
d. Kompetensi yang diinginkan di rumuskan ke dalam tujuan Instruksional
(Umum /Khusus)
Contoh :
1) Setelah demonstrasi keterampilan Pencegahan Infeksi oleh dosen,
dengan menggunakan penuntun belajar mahasiswa dapat
mengulang kembali langkah kerja Pencegahan infeksi dengan benar

13
2) Dengan menggunakan alat HB Sahli dan melalui beberapa kali
latihan, mahasiswa dapat menentukan kadar HB seseorang, sesuai
dengan langkah dan urutan kerja dalam daftar tilik
2. Menentukan alat, bahan dan model yang digunakan dalam pembelajaran di
laboratorium.
a. Tentukan alat dan bahan untuk melaksanakan keterampilan, dengan
memastikan:
1) Alat dan bahan harus riil
2) Alat dipastikan dapat digunakan
b. Tentukan model anatomik yang dapat mewakili untuk membantu
pelaksanaan praktikum. Fungsi dan manfaat dari model anatomik
adalah:
1) Untuk mencapai kompetensi yang diinginkan,mahasiswa harus
berlatih melalui model anatomi
2) Keuntungan penggunaan model anatomik :
a) Pendekatan humanistik (tidak membahayakan klien)
b) Peragaan dapat dihentikan setiap waktu penjelasan atau koreksi
c) Praktik dapat dilakukan berulang-ulang
3. Mempersiapkan instruction sheet yakni berupa lembar panduan kerja,
dalam bentuk daftar tilik atau jobsheet, dll
a. Daftar Tilik : Memberikan petunjuk dan spesifikasi untuk mengerjakan
keterampilan secara keseluruhan, beurutan namun tidak disertai
gambar.
b. Jobsheet: Memberikan petunjuk dan spesifikasi untuk mengerjakan
keterampilan secara keseluruhan, berurutan dan disertai gambar.
Instruction sheet yang dapat digunakan di lab kebidanan ada tiga yaitu:
a. Operation sheet : Urutan pengunaan suatu proses dasar atau
mengoperasikan suatu alat, misalnya bagaimana mengoperasikan alat
doopler
b. Information sheet : Digunakan untuk memberikan informasi yang tidak
didapat didalam buku sumber, berisi tentang tehnik atau gaya terbaru.
c. Assigment sheet : berisi soal dan pertanyaan yang harus dijawab,
observasi yang harus dilakukan atau buku yang harus dibawa.
4. Berlatih keterampilan yang akan diajarkan

14
a. Pastikan pengajar telah mencoba dan menguasai keterampilan yang
akan diajarkan
b. Sekaligus untuk memeriksa dan memastikan kelengkapan alat, bahan
dan model anatomik yang digunakan
c. Mencoba urutan kerja yang telah dibuat kedalam bentuk jobsheet atau
daftar tilik
5. Menetukan metode dalam pembelajaran di laboratorium kebidanan
Macam metode yang dapat digunakan :
a. Demonstrasi dan Latihan dengan teman
b. Coaching
c. Simulasi
d. Role Play

6. Persiapkan alat bantu audiovisual untuk pengajaran di laboratorium


Pilihan alat bantu audiovisual :
a. Papan tulis
b. Lembar balik
c. Tayang bening
d. Slide Presentasi
e. Videotape
Penggunaan alat bantu audiovisual :
a. Papan Tulis :
Sangat efektif untuk curah pendapat, pemecahan masalah, membuat
daftar dan kegiatan partisipatif lainnya
b. Lembar Balik :
1) Dapat mempresentasikan gambar dan catatan yang telah disiapkan
2) Dapat juga digunakan pada saat kegiatan partisipatif, namun tidak
seperti papan tulis, catatan yang ada pada lembar balik permanen
c. Tayang bening dengan menggunakan Overhead projector
1) Dapat memperlihatkan catatan dan gambar yang telah di siapkan
2) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dari sedikit bertahap ke
kompleks,misalnya : anatomi reproduksi wanita interna di tayangkan
dari vagina dulu yang kemudian diletakkan tayang bening kedua

15
diatasnya yang bergambar uterus, tayang bening berikutnya : tuba
fallopii dan selanjutnya ovarium
d. Slide presentasi
Dapat digunakan untuk mempresentasikan tulisan, gambar yang telah
disiapkan
e. Videotape
Dapat menayangkan keterampilan yang dilakukan pada pasien
langsung, tayangan dapat dihentikan dan dapat diulang-ulang
7. Menentukan cara evaluasi dan instrumen evaluasi dari tujuan instruksional
yang telah ditentukan di awal.
a. Penilaian psikomotor sulit dilakukan dengan tes
b. Sehingga perlu adanya tes lain berupa tindakan

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Perkembangan Pembelajaran Di Laboratorium
Menurut Ikhwan Insan Cita (2012), jenis-jenis laboratorium ditinjau
dari tujuan dan fungsinya dapat dibagi menjadi:
a. Laboratorium dasar.
b. Laboratorium pengembangan.
c. Laboratorium metodologi pengajaran.
d. Laboratorium penelitian.
2. Teori Belajar Yang Melandasi Model Pembelajaran Berbasis
Laboratorium (Laboratory Based Learning)
Teori belajar yang mendasari strategi pembelajaran berbasis
laboratorium diantaranya:
a. Gestalt dan eld teories (pandangan kognitif)
b. Teori belajar piaget: bahwa Interaksi yang terus menerus antara individu
dan lingkungan adalah pengetahuan.
c. Teori belajar brunner, menyatakan pemahaman didapatkan secara
induktif dengan membuat perkiraan yang masuk akal atau menarik
kesimpulan.
3. Tujuan Dan Kegunaan Pembelajaran Laboratorium

Tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses pembelajaran di


laboratorium, maka pembelajaran dilaboratorium sangat efektif untuk
mencapai tiga ranah secara bersama-sama , sebagai berikut:

a) Keterampilan kognitif yang tinggi


b) Keterampilan afektif
c) Keterampilan psikomotor

Kegunaan pembelajaran di laboratorium

a) Mengajarkan materi teori yang tidak bisa diajarkan di tempat lain.


b) Menyajikan dan menjelaskan bahan ajar.
c) Menumbuhkembangkan bahan ajar.

17
d) Meningkatkan kemampuan dalam mengikuti petunjuk.
e) Membiasakan mahasiswa dengan peralatan dan perlengkapan
pratikum.
f) Membiasakan mahasiswa merancang dan mengkontruksi peralatan
percobaan.
g) Meningkatkan keahlian pengamatan.
h) Meningkatkan keahlian dalam mengumpulkan dan interprestasi data.
i) Meningkatkan kemampuan menjelaskan hasil percobaan.
4. Prinsip Metode Pembelajaran Di Laboratorium
a. Prinsip belajar untuk berbuat
b. Curiosity (keingin tahuan)
c. Berpikir ilmiah
5. Metode Pembelajaran Di Laboratorim

Mahasiswa Dosen/instruktur
1. Secara aktif mencari pengalaman. 5. Merencanakan dan membagi
2. Menggambarkan/menguji ide dan tugas-tugas.
asumsi-asumsi. 6. Mengamati, memberi umpan
3. Membagi pengalaman, balik, membimbing dan
menjelaskan, memilih cara kerja. membantu.
4. Membangun rasa percaya diri 7. Memberi bantuan jika
diperlujkan dan membantu
menghubungkan dengan
kenyataan.
8. Mendorong, mendukung, dan
memastikan

6. Cara Konvensional Pembelajaran Di Laboratorium


a. Peragaan (Demonstration)
b. Latihan (exercises)
c. Penyelidikan terstruktur (structured enquiries)
d. Penyelidikan secara terbuka (open ended enquries)
e. Proyek (project)
f. Personalizet system of instruction (PSI) atau rencana Keller.
g. Audio tutorial method (AT)

18
h. Computer assisted learning (KAL)
i. Modular laboratory
j. Integrated laboratory
k. Project work
l. Participation in research
7. Peningkatan Pembelajaran Di Laboratorium

Menurut Brown and Atkins (1988) ada 5 kategori yang perlu


diperhatikan dalam peningkatan pembelajaran di laboratorium, yaitu

a. Tujuan atau sasaran


b. Petunjuk pelaksanaan.
c. Asisten laboratorium terlatih.
d. Cara memfasilitasi
e. Pertanyaan dan daftar pengecekan untuk evaluasi diri
8. Pelaksanaan Pratikum
a. Rencana pembelajaran pratikum
b. Metodologi pratikum
c. Penyusunan tugas problema
d. Organisasi pratikum
e. Bimbingan pada pratikum.
9. Persiapan pembelajaran laboratorium
a. Menentukan kompetensi yang ingin dicapai Kompetensi
b. Menentukan alat, bahan dan model yang digunakan dalam
pembelajaran di laboratorium.
c. Mempersiapkan instruction sheet yakni berupa lembar panduan kerja,
dalam bentuk daftar tilik atau jobsheet, dll
d. Berlatih keterampilan yang akan diajarkan
e. Menetukan metode dalam pembelajaran di laboratorium kebidanan
f. Persiapkan alat bantu audiovisual untuk pengajaran di laboratorium
g. Menentukan cara evaluasi dan instrumen evaluasi dari tujuan
instruksional yang telah ditentukan di awal.

19
B. SARAN

Karena pembelajaran dengan hanya penjelasan kurang efektif terhadap


proses belajar mengajar maka pembelajaran pratika (laboratorium) bisa
menjadi pendamping untuk teori sehingga teori dapat diterapkan secara
langsung. Pengalaman langsung tersebut dapat melatih keahlian mahasiswa
menjadi lebih baik.

20
DAFTAR PUSTAKA

Brown and Atkins, 1998, Effective teaching in Hingher Education, London:


Marthuen, 1998.
Direktorat Pendidikan Tinggi, 1982, Pratikum, Jakarta
Djuli Onggo, PhD, 2002 http://www.chem.itb/safety/tim keselamatan kerja
Departeman Kimia,Institute Technology Bandung.
Hachette, 1998, Le Dictionnaire Pratique du Francais, hlm. 621

21

Anda mungkin juga menyukai