BAB VII
PENENTUAN VISCOSITAS KINEMATIK
SECARA COBA-COBA (TENTAIVE METHOD)
Viscositas
Tekanan Reservoir Pb
Grafik 7.1.
Hubungan Antara Tekanan Reservoir
Dengan Viscositas Pada Temperatur Yang Sama
C = Vh1 / t
Dimana:
Vh 1 = viskositas kinematik (1,0038 cs pada 200C).
C = konstanta viscometer.
t = waktu alir, detik.
maka harga konstanta C dapat ditentukan: C = 1.0038 / t.
Kemudian tentukan viskositas sample hidrokarbon ke-1 yang lebih
viscous daripada air pada viskometer yang sama, kemudian
menggunakan harga viskositas diatas untuk kalibrasi pada viskometer
kedua dengan diameter yang lebih besar.
Gunakan persamaan :
C = Vh2 / t
Dimana :
Vh2 = Viskositas kinematik dari hidrokarbon yang digunakan untuk
kalibrasi.
t = Waktu alir, detik.
Setelah viskometer kedua dikalibrasi, harga viskositas kinematik
dapat ditentukan untuk sample hidrokarbon dengan viscositas yang
lebih besar. Harga viskositas tersebut digunakan untuk menentukan
kalibrasi viscometer ketiga. Seperti pada viscometer kedua, jadi untuk
viscometer ketiga perlu dua hidrocarbon untuk menentukan konstanta
viscometernya.
# Kalibrasi viscometer dengan minyak standart.
Lihat tabel II dan III. Mengukur waktu aliran untuk cairan (air
destilasi, tabel II dan tabel III). Minimum waktu alir untuk setiap
minyak standar pada setiap tabung yang dikalibrasi harus kurang dari
200 detik. Koefisien viscometer B adalah koefisien energi kinematik
41
Dimana:
Vh = viscositas kinematik hidrokarbon yang digunakan untuk kalibrasi.
B = Koefisien viscometer.
Terakhir hitung viscositas kinematik dari suatu hidrokarbon yang
diinginkan dalam centistoke, sebagai berikut:
Viskositas kinematik (Vh) = (C x t) – (B/t)
Sample minyak II = 25 ml
Waktu alir, Air I = 273 detik (viscometer 50 ml)
PERHITUNGAN :
Menghitung CA ( konstanta ) =
VhA
CA =
Vis cositasAir50
1.0038
=
273
= 0,004235
Menghitung viscometer kinematik (Vh) =
Diketahui T2A = 810 detik
Vh = CA . T1
= 0,004235 x 810 detik
= 1.0037 cm2/detik
Menghitung konstanta (C2A) =
Diketahui T2A = 1815 detik
Vh 1.0037
C2A = = = 0,00189
T2 A 1815
44
Menghitung Vh1 =
Vh1 = C2A . T2A
= 0,00189 x 1815 detik
= 3.43035 cm2/detik
Menghitung Vh2 =
Diketahui T2B = 1695,9
Vh2 = C2A . T2B
= 0,00189 x 1500 detik
= 2.835 cm2/detik
Menghitung Koefisien Viscometer ( B ) =
B =
T2 A xT2 B
T2 B 2 T2 A2
.[ Vh . T
2 A - Vh . T
1 B
]
= -
2722500
1044225
.[ 2.835 x 273 - 1.0037 x 810
]
2722500
= . ( 773.955 – 812.997 )
1044225
= 368.064 Cp
Menghitung konctanta alat keseluruhan ( C ) =
C A C2 A
C =
2
[Vh1 ( B / T2 A )] / T2 A [Vh2 ( B / T2 B )] / T2 B
=
2
= 2.026 x 10 3
B
viscositas kinematik = (C x T) -
T
368.064
= (0.002026x 1815) -
1815
= 3.474 Cs
B
< ( 0,01 x C x T )
T
B
viscositas kinematik = (C x T) -
T
46
368.064
= (0.002026 x 1500) -
1500
= 2.794 Cs
7.6 PEMBAHASAN
Dalam suatu cairan yang mengalir, lapisan-lapisan dari cairan yang mengalir
tersebut bergerak dengan kecepatan yang tidak sama. Viscositas adalah derajat
kekentalan / keengganan cairan untuk mengalir Dengan kata lain didefinisikan
sebagai gaya yang bekerja pada suatu bidang horizontal yang terpisah pada satuan
jarak dari kedua bidang ini, dimana bidang pertama bergerak sepanjang satu satuan
kecepatan .
Satuan viscositas adalah poise, dimana cairan dikatakan mempunyai
viscositas 1 poise bila gaya sebesar 1 dyne akan menyebabkan dua lapisan zat cair
yang luasnya 1 cm2 dan berjarak 1 cm bergerak satu terhadap yang lain dengan
kecepatan 1 cm / dtk.
Pada percobaan penentuan viscositas kinematik ini digunakan tiga buah
viscometer yaitu viscometer yang berdiameter 50 dan dua buah viscometer yang
mempunyai diameter 100 yang mana kemudian kedalamnya akan kita iai dengan
menggunakan air dan menggunakan dua macam sample, yaitu minyak ringan dan
juga minyak berat untuk masing-masing viscosimeter. Air atau H2O pada
percobaan ini digunakan untuk kalibrasi sebelum dilakukan pengukuran/referensi
dengan menggunakan minyak ringan ataupun minyak berat. Setelah dilakukan
percobaan dan perhitungan maka didapatkan Koefisien viscosimeter (B) yang
berharga 1,9581142 x 10-7.
Dalam percobaan ini praktikan harus melihat skala suhu yang ada pada
termometer dan mempertahankan supaya suhu tetap konstan seperti yang
diinginkan. Selain itu faktor kebersihan alat perlu dipertahankan agar tidak
mempengaruhi hasil viscositas kinematik minyak.
47
7.7 KESIMPULAN
1. Dsari percobaan ini diperoleh viscositas kinematik ( Mundu ) 3.474 serta
viscositas kinematik ( Nglobo ) 2.794. Viscositas merupakan salah satu
sifat penting dari minyak bumi, dimana viscositas ini dapat didefinisikan
48
sebagai daya hambatan yang dilakukan oleh cairan apabila suatu benda
berputar dalam cairan tersebut.
2. Viscositas minyak perlu diketahui agar lebih mudah dalam hal
pengendalian ataupun pencegahan kesulitan pada waktu transportasi
minyak tersebut dalam pipa-pipa yang nantinya akan kita produksikan
lebih lanjut atau dengan kata lain , semakin tinggi viscositas dari sampel
minyak mentah maka semakin lama pula waktu yang diperlukan untuk
mengalir dalam pipa produksi.
3. Viscositas fluida tergantung pada tekanan, temperatur, suhu dan unsur-
unsur penyusunnya atau komposisi dari hidrokarbpon tersebut.
4. Semakin ringan minyak bumi yang akan kita produksikan maka akan
semakin kecil harga viscositas minyak tersebut, dan hal ini akan sangat
menguntungkan karena akan semakin mudah untuk diproduksikan dan
akan semakin mahal harganya.
5. Untuk minyak berat titik bakarnya tinggi (tidak mudah terbakar), titik beku
rendah sedangkan untuk minyak ringan titik bakarnya rendah ( mudah
terbakar ), titik beku tinggi.
6. Pada umumnya semakin tinggi oAPI suatu crude oil, maka akan semakin
kecil harga viscositas yang nantinya kita dapatkan.
7. Viscositas berbanding terbalik dengan suhu, oleh karena itu pada pipa
produksi, suhunya dibuat agar viscositas turun sehingga tidak ada
hambatan dalam aliran produksi crude oil kepermukaan.
8. Laju alir crude oil formasi Mundu lebih cepat dibandingkan dengan laju
alir formasi Nglobo.
49