Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga bola basket merupakan olahraga yang membutuhkan

kemampuan daya tahan fisik pemain yang baik karena sebagian besar

aktivitas dari olahraga ini merupakan aktivitas fisik yang berselang selama

40 menit dan beberapa diantaranya merupakan aktivitas fisik dengan

intensitas yang sangat tinggi (Sporiš et al., 2010). Olahraga bola basket

dimainkan dalam empat babak yang berlangung selama 10 menit pada tiap

babak. Seorang atlet basket dapat menempuh jarak 6,235 meter dengan

rataa-rata kecepatan bergerak 1.86 m/s dalam satu pertandingan sehingga

diperlukan daya tahan fisik yang baik (Erčulj et al., 2008).

Stamina (endurance) pada atlet Indonesia merupakan mayoritas

permasalahan utama dalam olahraga bola basket. Hal ini didukung oleh

pernyataan Wellyanto Pribadi, pelatih tim bola basket Jawa Timur yang

menyatakan kekalahan timnya pada perhelatan PON XIX/2016 karena

kedodoran dalam hal stamina (Darmanto, 2016). Perbedaan kapasitas

pengambilan oksigen maksimal (VO2max) kategori usia remaja pada atlet

Indonesia dan atlet mancanegara memiliki selisih angka yang cukup

signifikan. Menurut penelitian Sporiš et al. (2010), pada atlet Kroasia nilai

rata-rata VO2max mencapai angka 59.79 ml/Kg/min, sedangkan pada atlet

1
2

Indonesia menurut penelitian Aziz (2010), nilai rata-rata VO2max hanya

mencapai angka 43.40 ml/Kg/min.

Daya tahan kardiorespirasi mencerminkan kapasitas sistem

kardiovaskuler dan sistem pernapasan tubuh manusia secara keseluruhan

untuk melaksanakan latihan yang berat secara terus menerus. Oleh karena

itu, daya tahan kardiorespirasi dianggap sebagai suatu tolak ukur dari

tingkat kebugaran seseorang yang diukur dalam kapasitas pengambilan

oksigen maksimal (VO2max) (Ruiz et al., 2006). VO2max sangat

bergantung pada sistem transpor oksigen, kapasitas pengikatan oksigen

dalam darah, fungsi jantung, kemampuan ekstraksi oksigen, dan potensi

oksidatif pada otot-otot yang bekerja (Kisner & Colby, 2012).

Sewaktu istirahat volum udara yang keluar dari paru dalam

keadaan normal sebesar 5 liter per menit. Sedangkan, saat melakukan

olahraga jumlah udara yang dikeluarkan dapat meningkat hingga 100 liter

per menit. Bahkan, pada atlet terlatih jumlah udara yang dikeluarkan dapat

meningkat hingga 200 liter per menit (Anggriawan, 2015). Frekuensi

pernapasan tinggi menyebabkan rendahnya kadar karbon dioksida dalam

tubuh disertai dengan pergeseran efek Bohr yang mengakibatkan

berkurangnya proses okigenasi tubuh. Frekuensi pernapasan yang optimal

membawa kadar karbon dioksida pada kadar normal sehingga proses

oksigenasi menjadi lebih optimal (Agustiningsih et al., 2007).

Buteyko Breathing Technique (BBT) merupakan teknik pernapasan

yang unik dengan menggunakan metode kontrol pernapasan dan breath-


3

holding untuk menangani permasalahan kesehatan yang dipercayai

berhubungan dengan keadaan hiperventilasi dan rendahnya kadar karbon

dioksida tubuh. BBT meningkatkan kemampuan kontrol pernapasan,

meningkatkan biomekanika pernapasan, memberikan keuntungan bernapas

dengan frekuensi rendah, merubah kadar nitric oxide dalam tubuh, dan

memperbaiki ritme pernapasan (Courtney, 2008).

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Buteyko Breathing

Technique dalam Meningkatkan Daya Tahan Kardiorespirasi”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah, “apakah Buteyko

Breathing Technique (BBT) dapat meningkatkan daya tahan

kardiorespirasi”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui apakah terdapat pengaruh Buteyko Breathing

Technique dalam meningkatkan daya tahan kardiorespirasi.

2. Tujuan Khusus

a. Menagajarkan pola pernapasan yang baik dan benar menggunakan

pernapasan diafragma sebagai pernafasan utama,


4

b. Mengoptimalkan sistem oksigenasi tubuh melalui biomekanika

pernapasan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menjaga kadar karbon dioksida tubuh melalui pola pernapasan

frekuensi rendah untuk mengoptimalkan proses oksigenasi tubuh

sehingga terjadi peningkatan daya tahan kardiorespirasi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Siswa diharapkan dapat meningkatkan sistem oksigenasi

tubuh melalui teknik kontrol pernapasan untuk meningkatkan daya

tahan kardiorespirasi sehingga mampu mencapai prestasi yang

maksimal dalam berolahraga,

b. Bagi Fisioterapi

Penelitian ini diharapkan dapat memperbanyak referensi

sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran ilmu

fisioterapi terutama dalam bidang fisioterapi olahraga dan

fisioterapi kardiorespirasi,

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

kajian lebih lanjut bagi peneliti selanjutnya mengenai aspek

penelitian yang sama secara lebih mendalam.

Anda mungkin juga menyukai