Pada stadium awal Alzheimer, terjadi keadaan mudah lupa dan kehilangan ingatan ringan.
Terdapat kesulitan ringan dalam aktivitas pekerjaan dan social. Depresi dapat terjadi pada saat ini.
Pasien dapat kehilangan kemampuannya mengenali wajah, tempat, dan objek yang sudah
dikenalnya. Pasien juga sering mengulang-ulang cerita yang sama karena lupa telah
menceritakannya. Kemampuan berbicara memburuk sampai pembentukan suku kata yang tidak
masuk akal, agitasi, dan peningkatan aktivitas fisik. Nafsu makan pun bertambah secara
berlebihan. Terjadi pula disfagia dan inkontinensia. Pasien dapat menjadi depresif, curiga,
paranoid, dan kasar(perubahan kepribadian).
Mengalami perubahan dalam kepribadian dan penilaian, misalnya mudah tersinggung, mudah
menuduh ada yang mengambil barangnya, bahkan menuduh pasangannya selingkuh
2. Terapi Alzheimer
Saat ini, hanya 2 golongan terapi farmakologi yang tersedia untuk pasien dengan
Demensia Alzheimer. Penghambat kolinesterase donepezil, rivastigmine, galantamine
adalah terapi yang direkomendasikan untuk pasien dengan demensia Alzheimer derajat
ringat, sedang, maupun berat, begitu juga dengan demensia Parkinson. Memantine, yang
memiliki aktivasi seperti antagonis non-kompetitif N-methyl-D-aspartate dan agonis
dopamine, yang terbukti berguna untuk pasien dengan Alzheimer dengan derajat sedang-
berat dengan MMSE<15 yang menunjukkan kesulitan dalam hal perhatian dan bahaya.
Weller J, Budson A. Current understanding of Alzheimer's disease diagnosis
and treatment. F1000Res. 2018;7:F1000 Faculty Rev-1161. Published 2018 Jul 31.
doi:10.12688/f1000research.14506.1
PERDOSSI. Panduan Praktik Klinik : Diagnosis dan Tatalaksana Demensia.
Jakarta : PERDOSSI. 2017
Clock drawing test (CDT) merupakan instrumen penapisan demensia yang dapat
diandalkan namun dipengaruhi usia, jenis kelamin dan edukasi. Pada subjek usia
lanjut dengan tingkat pendidikan kurang dari 4 tahun kurang valid untuk dijadikan
alat penapisan demensia. Tes ini dapat dilakukan dengan cara menggambar
mengikuti perintah atau meniru gambar yang ada. Kedua cara ini menunjukkan
AUC-Receiver Operating Characteristic (ROC) yang tinggi yaitu 84% dan 85%
secara berurutan. Tes ini memiliki akurasi yang cukup baik dalam membedakan
DFT dari DA dan subjek normal, dapat mengidentifikasi 88,9% kasus DFT dan
76% kasus DA dengan prediksi akurasi 83,6%.