Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak masa prasejarah umat manusia telah menggunakan berbagai zat dengan
harapan akan mengurangi rasa sakit fisik atau mengubah kondisi kesadaran. Hampir
seluruh manusia telah menemukan semacam zat beracun yang mempengaruhi sistem saraf
pusat, menghilangkan penderitaan fisik dan mental atau menghasilkan euforia. Terlepas
dari konsekuensi mengonsumsi zat-zat semacam itu yang sering kali sangat merusak, efek
awalnya biasanya menyenangkan, suatu faktor yang mungkin menjadi akar
penyalahgunaan zat.

Orang-orang yang menyalahgunakan obat-obatan mengalami kerugian yang sangat


besar karenanya hubungan pribadi yang dekat sering kali hancur, dan performa kerja
sangat menurun. Kerugian karena penyalahgunaan obat termasuk kematian dini para
penyalahguna, penanganan para penyalahguna, kriminalitas, dan penyakit medis yang
sering kali ditimbulkan oleh penyalahgunaan obat.

Pada tahun 1999, di Amerika Serikat hampir 15 juta orang rnenuturkan bahwa
mereka menggunakan obat terlarang pada bulan sebelumnya. Selain itu, 105 juta orang
Amerika yang berusia di atas 12 tahun menuturkan bahwa mereka mengkonsumsi alkohol
dari berbagai jenis, dan 45 juta orang Amerika menuturkan bahwa mereka melakukan
minimal satu episode minum berlebihan (minum 5 gelas atau lebih) dalam 30 hari terakhir
(SAMHS, 2000).

Bukan hanya itu saja, beberapa obat-obatan medis yang sering kita jumpai pun saat
ini sudah banyak disalahgunakan oleh para remaja untuk memberikan efek yang sama
seperti halnya saat menggunakan narkoba. Mereka menyalahgunakan obat-obatan medis
tersebut karena obat tersebut dapat dijumpai dengan mudah di lingkungannya sendiri dan
harganya pun lebih murah jika dibandingkan dengan narkoba itu sendiri. Untuk itu,
berdasarkan latar belakang ini, kami akan mencoba membahas tentang penyalahgunaan
obat-obat medis dan dampak dari penyalahgunaan tersebut.

B. Tujuan
Makalah ini dimasukkan sebagai pedoman, agar mahasiswa mengetahui tentang obat
medis apa saja yang terkadang disalahgunakan dan bahaya penyalahgunaan obat-obatan
tersebut.

C. Rumusan Masalah

Secara garis besar, masalah yang kami rumuskan adalah sebagai berikut.

1. Apakah yang dimaksud penyalahgunaan zat / obat?

2. Obat medis apa saja yang sering disalahgunakan?

3. Apa sajakah faktor yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan obat?

4. Bagaimanakah pencegahan penyalahgunaan obat-obat medis?

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan yang diperoleh dari makalah ini, yaitu :

1. Bagi penyusun

a. Khususnya sebagai objek studi.

b. Untuk menambah wawasan tentang penyalahgunaan obat-obat medis.

2. Bagi kampus

a. Sebagai bahan pelajaran tambahan bagi mahasiswa.

b. Sebagai tolak ukur sejauh mana kemampuan mahasiswa membuat sebuah


makalah.

3. Bagi masyarakat

a. Memberikan informasi tentangbahaya penyalahgunaan obat-obat medis.

E. Metode Penulisan
Adapun metode yang kami gunakan dalam karya tulis ini adalah metode studi
pustaka, yaitu cara pengumpulan data dengan membaca buku-buku dan berbagai literatur
lainyang berkaitan dengan permasalahan.

F. Sumber Data

Dalam karya tulis ini, kami memperoleh data dengan cara membaca buku – buku
dan dan mencari bahan dari sumber lain yang berkaitan dengan permasalahan yang akan
dibahas.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Penyalahgunaan Zat / obat

Penyalahgunaan zat / obat adalah penggunaan zat secara terus menerus bahkan
sampai setelah terjadi masalah (Stuart & Sundeen, 1998). Penggunaan zat secara patologis
dikelompokkan dalam dua kategori: penyalahgunaan zat dan ketergantungan zat.
Ketergantungan zat ditandai oleh adanya berbagai masalah yang berkaitan dengan
konsumsi suatu zat. Ini mencakup penggunaan zat yang lebih banyak dari yang
dimaksudkan, mencoba untuk berhenti, namun tidak berhasil, memiliki berbagai masalah
fisik atau psikologis yang semakin parah karena penggunaan obat, dan mengalami masalah
dalam pekerjaan atau dengan teman-teman.

Penyalahgunaan obat merupakan suatu keadaan dimana suatu obat digunakan tidak
untuk tujuan mengobati penyakit, akan tetapi digunakan untuk mencari atau mencapai
tujuan tertentu seperti ingin mendapatkan kenikmatan dari pemakaian obat tersebut.

B. Obat Medis Yang sering Disalahgunakan

1. Paracetamol

Obat demam atau panas yang tergolong populer saat ini adalahparacetamol
atau acetaminophen. Obat ini tergolong antipyretic (penurun panas). Untuk dewasa
biasanya 500 mg per tablet, 3x sehari jika perlu. Jangan sampai meminumnya lebih dari
satu tablet sekali minum, dan tentunya sebaiknya sesuai dengan anjuran dosisnya (jika
3x sehari artinya diminum setiap 6-8 jam). Paracetamol ini muncul dalam berbagai
kemasan obat dengan merek yang berbeda-beda baik pada obat penurun panas, maupun
pada obat batuk, atau flu.

Selain paracetamol, terdapat juga golongan senyawa obat lain yang juga bisa
berfungsi menurunkan panas yakni dari golongan anti-radang non-steroid (NSAIDs,
Non Steroidal AntiInflammatory Drugs). Contoh obat-obatan golongan ini adalah dari
jenis salicylates (seperti : acetyl salicylic acid atau aspirin, sodium salicylate, choline
salicylate, dll), ibuprofen, ketoprofen, naproxen. Obat jenis ini juga berfungsi
menghilangkan rasa sakit (terutama akibat peradangan).

Tak ada obat yang dikatakan tepat untuk menyembuhkan pilek dan flu.Obat-obatan
yang ada lebih bersifat mengurangi gejala-gejala tak nyaman sebagaimana disebutkan
di atas. Khusus untuk flu saat ini ada obat yang memang bersifat menyerang virus
penyebab flu seperti Tamiflu, Relenza; akan tetapi digunakan hanya bila dirasa perlu
dan harus atas resep dokter. Pilek atau flu yang relatif biasa akan hilang sendiri
(melemah) dalam beberapa hari terutama jika diiringi dengan istirahat yang banyak,
banyak minum air, dan bantuan suplemen dan vitamin.

Paracetamol pada saat ini sering disalahgunakan oleh kalangan remaja menjadi
obat yang memberikan rasa tenang (seperti narkotik). Karena penjualan obat yang
sekarang sangat bebas serta beredar pula di apotik dimana – mana dan tanpa
pengawasan yang ketat, bermacam obat pereda demam seperti paracetamol ini juga
sering disalahgunakan oleh kalangan remaja maupun dewasa. Apabila obat ini
disalahgunakan, tentunya akan menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.

2. Obat penghilang rasa nyeri

Obat pereda atau penghilang rasa nyeri sering menjadi sahabat orang dewasa untuk
menghilangkan rasa sakit di tubuh. Sayangnya seringkali orang menjadi ketergantungan
terhadap obat penghilang rasa nyeri dan mengalami overdosis hingga menyebabkan
kematian.

Menurut sebuah laporan baru yang dikeluarkan oleh Centers for Disease Control
and Prevention (CDC), resep obat penghilang rasa sakit (painkiller) yang tidak tepat
telah mnyebabkan kematian 15.000 orang di Amerika Serikat setiap tahun

Kematian akibat overdosis obat penghilang rasa sakit sekarang melebihi jumlah
kematian overdosis gabungan heroin dan kokain. Menurut data yang telah
dipublikasikan pada 1 November 2011, resep obat penghilang rasa sakit yang sering
disalahgunakan adalah oxycodone (Oxycotin), metadon atau xanax (Vicodin).

Tetapi ada banyak merek obat lain yang juga disalahgunakan, antara lain:

a) Formulasi Oxycodone: termasuk merek Oxyfast, Percolone, dan Roxicodone


b) Oxycodone dikombinasikan dengan obat lain: termasuk merek Endocet,
Percocet, Percodan, dan Xolox.

c) Hydrocodone: termasuk merek Lortab, Tussionex, dan Vanacet

Obat nyeri yang juga sering disalahgunakan adalah Obatsomadril yang fungsinya
untuk mengatasi penyakit nyeri otot, nyeri sendi, serta rematik, dan telah lama beredar
di sejumlah warung obat, diduga sering disalahgunakan untuk kepentingan teler atau
mabuk para pembelinya. Bila obat ini digunakan dalam dosis yang tinggi maka akan
menyebabkan gangguan koordinasi motorik, gangguan konsentrasi, hipotensi, dan
bahkan dapat menyebabkan koma jika terus-menerus digunakan dalam jumlah yang
banyak.

3. Misoprostol / Cytotec

Misoprostol yang efektif digunakan untuk mencegah penyakit maag dan radang
lambung, belakangan ini semakin banyak disalahgunakan untuk menggugurkan
kandungan. Cytotec sebetulnya untuk mengobati maag dan dilarang keras digunakan
untuk perempuan hamil dan ibu menyusui. Cytotec sebetulnya mempunyai indikasi
untuk mengobati maag kronis. Cara kerjanya dalam mengobati lambung adalah
menetralisir asam lambung yang tinggi (yang menjadi penyebab mual dan muntah
pasien maag). Selain itu cytotec mampu melapisi dinding usus yang terluka, yang
menjadi penyebab meningkatnya asam lambung. Tetapi efek samping dari obat ini yaitu
memacu kontraksi sel otot polos di mulut rahim wanita yang dapat menyebabkan
keguguran (pada wanita hamil). Oleh sebab itu, obat ini tidak disarankan bagi wanita
hamil.

Jika obat ini disalahgunakan oleh wanita hamil untuk melakukan aborsi, maka
Pelaku aborsi bisa mengalami pendarahan terus menerus. Kalau pendarahan terjadi
tanpa bisa dicegah, bisa saja pelaku aborsi meninggal dunia.

4. Flunitrazepam
Obat flunitrazepam digunakan untuk pengobatan seperti gangguan kecemasan
dan insomnia. Tapi efek kuat dari obat ini yang membuat orang tertidur panjang hingga
2-8 jam kadang digunakan untuk kejahatan agar si korban tertidur.

Di banyak negara, obat flunitrazepam umumnya dikenal dengan sebutan date rape
drugkarena bisa melumpuhkan perempuan selama penyerangan seksual seperti
pemerkosaan.

Flunitrazepam memiliki efek fisiologis yang mirip dengan valium (diazepam), tapi
10 kali lipat lebih kuat. Ketika seseorang mengalami intoksifikasi umumnya dikaitkan
dengan gangguan penilaian dan keterampilan motorik.

Obat ini tidak memiliki rasa dan bau serta larut dalam air yang membuatnya sulit
dideteksi sehingga banyak orang tidak menyadarinya ketika ia dicampurkan ke dalam
makanan atau minuman.

Sekitar 10 menit setelah obat tersebut dikonsumsi, seseorang mungkin akan merasa
pusing dan bingung, merasa udara di sekitarnya terlalu panas atau terlalu dingin serta
mual.

Secara perlahan ia juga akan mengalami kesulitan berbicara dan bergerak hingga
akhirnya pingsan. Puncak dari efek ini terjadi dalam waktu 2 jam dan bisa bertahan
hingga 8 jam. Umumnya orang yang konsumsi obat ini tidak bisa mengingat apa yang
terjadi selama ia berada dalam pengaruh obat.

Jika obat ini dikombinasikan dengan alkohol, maka efeknya terhadap memori dan
kemampuan menilai sesuatu akan lebih besar. Dilaporkan kombinasi ini bisa
menyebabkan seseorang tidak sadar selama 8-12 jam setelah dikonsumsi.

Efek samping dari penggunaan obat ini termasuk penurunan tekanan darah,
gangguan memori, mengantuk, gangguan penglihatan, pusing, merasa bingung,
gangguan pencernaan dan gangguan pada retensi urine.

5. Kodein yang disalahgunakan sebagai morfin

Kodein adalah salah satu turunan morfin, bisa juga diubah menjadi narkotik yang
lebih kuat seperti heroin. Kodein sebenarnya adalah obat yang sering diresepkan dokter,
bisa digunakan sebagai analgetika (penghilang rasa sakit), anti diare dan antitusive
(penekan batuk). Apoteker/pharmacist harus berhati-hati, karena kodein dapat juga
disalahgunakan, jika diminum langsung ternyata ada sekian persen yang diubah
menjadi morfin di saluran pencernaan. Lebih parah lagi bila ternyata pembeli memang
sengaja membeli kodein untuk di ubah menjadi morfin atau heroin. Jika kodein
disalahgunakan menjadi morfin, maka akan menyebabkan hilangnya rasa nyeri,
ketegangan berkurang dan adanya rasa nyaman diikuti perasaan seperti mimpi dan rasa
mengantuk. Jika terus menerus disalahgunakan, tentunya akan menyebabkan
ketergantungan dan meninggal karena overdosis.

6. Obat anti-cemas

Sisa-sisa kecemasan bisa diobati dengan obat anti-cemas yang sesuai, terapi
perilaku atau psikoterapi. Obat anti-cemas disebut juga ansiolitik atau obat penenang,
diberikan untuk mengatasi gejala-gejala kecemasan. Obat anti-cemas memiliki efek
mengendurkan otot-otot, mengurangi ketegangan, membantu tidur dan mengurangi
kecemasan. Yang paling sering digunakan adalahbenzodiazepin. Obat ini
mempercepat relaksasi mental dan fisik dengan cara mengurangi aktivitas saraf di
dalam otak. Tetapibenzodiazepin bisa menyebabkan ketergantungan fisik dan
pemakaian pada alkoholik harus sangat hati-hati. Contoh benzodiazepin adalah:

Alprazolam

Klordiazepoksid

Diazepam

Flurazepam

Lorazepam

Oksazepam

Temazepam

Triazolam.

Secara klinis, semua senyawa benzodiazepin menyebabkan depresi susunan saraf


pusat yang bervarisai tergantung pada dosis yang diberikan.
Sebelum ditemukannyabenzodiazepin, barbituratmerupakan obat pilihan untuk
mengatasi kecemasan. Tetapi obat ini berpotensi untuk disalahgunakan, sering terjadi
gejala putus obat dan overdosis serta sering menyebabkan kematian; sehingga jarang
digunakan lagi.

Obat-obat anti-depresi kadang juga diberikan untuk penyakit kecemasan.


Obat anti-depresi yang sering digunakan adalah:

Selective serotonin reuptake inhibitors (fluoksetin, fluvoksamin, paroksetin,


sertralin)

Monoamine oxidase inhibitors (fenelzin, tranilsipromin)

Anti-depresi trisiklik (amitriptilin,


amoksapin, klomipramin,imipramin, nortriptilin, rotriptilin).

Alprazolam adalah salah satu obat anticemas yang sering disalahgunakan dan
paling banyak menimbulkan ketergantungan. Alprazolam adalah obat yang cara
kerjanya memperlambat pergerakan bahan kimia di dalam otak yang membuat
ketidakseimbangan. Dengan cara kerja ini, ketegangan saraf (kecemasan) seseorang
pun berkurang, sehingga si pemakai relatif tenang.

Obat ini dapat menyebabkan ketergantungan jika digunakan dalam pemakaian


jangka panjang. Jika obat ini disalahgunakan, maka akan menyebabkan kesulitan
berkonsentrasi dan dapat terjadi halusinasi.

7. Dextromethorpan

Dextromethorpan (atau biasa disebut pil dekstro) adalah suatu obat penekan
batuk (anti tusif) yang dapat diperoleh secara bebas, dan banyak dijumpai pada sediaan
obat batuk maupun flu. Dosis dewasa adalah 15-30 mg, diminum 3-4 kali sehari. Efek
anti batuknya bisa bertahan 5-6 jam setelah penggunaan per-oral. Jika digunakan sesuai
aturan, jarang menimbulkan efek samping yang berarti.

Sebelum FDA (Food and Drug Administration) mengganti narcotic


codeine dengan dextromethorpan sebagai obat penekan batuk yang dijual bebas sekitar
tahun 1970-an, remaja dengan mudah mendapatkannya untuk disalahgunakan.
Bertahun-tahun, remaja membuat penemuan bahwamereka dapat merasa ‘high/mabuk’
dengan mengkonsumsi obat-obatan bebas yang mengandung dextromethorpan (juga
disebut DXM). Ditemukan pada tablet, kapsul, dan gel. seperti juga sirup,
dextromethorpan ini terkandung di obat-obatan yang diberi label DM, batuk, penekan
batuk atau Tuss (mengandung ‘tuss’ pada nama obatnya).

Obat-obatan yang mengandung dextromethorpan sangat mudah ditemukan, dapat


dibeli sesuai kantong remaja, dan legal. Mendapatkannya sangat mudah, yaitu dengan
membeli di toko obat atau mencarinya di kotak kotak obat dirumahnya. Dan karena
ditemukan pada obat-obatan bebas, maka remaja mengasumsikan bahwa DXM tidaklah
berbahaya.

Meskipun pada media sekarang, menurut US Department of Health and Human


Services Substance Abuse and Mental Health Services Administration (SAMHSA)
yang memonitor hubungan antara obat-obatan dengan kunjungan pada Gawat Darurat
dan kematian secara luas, tidak ada perubahan secara signifikan pada kunjungan di
Gawat Darurat RS akibat penyalahgunaan DXM sejak 1994.

Perbedaan antara penyalahgunaan obat-obatan batuk dari tahun-tahun dulu dengan


sekarang adalah yaitu remaja sekarang menggunakan internet tidak hanya untuk
membeli DXM dalam bentuk bubuk murni, tapi juga belajar untuk disalahgunakan lebih
lanjut. Karena mengkonsumsi dalam volume besar dari sirup batuk dapat menyebabkan
muntah, maka obat-obatan tersebut diekstrak dari obat batuk dan dijual kembali di
Internet dalam bentuk tablet yang kemudian ditelan atau bubuk yang dihirup. Bahkan
di versi online terdapat kalkulator yang dapat menghitung seberapa besar dikonsumsi
sesuai dengan berat dan tinggi badannya.

Meskipun DXM dapat dikonsumsi secara aman pada dosis 15 hingga 30 miligram
untuk menekan batuk, namun pengguna biasanya mengkonsumsi lebih dari 360 mg
bahkan lebih. Mengkonsumsi dalam jumlah banyak produk yang mengandung DXM
dapat menyebabkan halusinasi, hilang kendali dari kendaraan (pada saat mengemudi),
dan sensasi ‘out of body’.

Efek samping lainnya yang mungkin terjadi dari penyalahgunaan DXM yaitu :
bingung, sulit mengambil keputusan, penglihatan yang buram, pusing, paranoia,
keringat berlebihan, bicara mencerca, mual, muntah-muntah, sakit perut, detak jantung
yang tidak normal, tekanan darah tinggi, pusing, lesu, mati rasa pada jari kaki dan
tangan, pucat, kulit yang kering dan gatal, hilang kesadaran, demam, kerusakan pada
otak dan bahkan kematian.

Ketika mengkonsumsi dalam jumlah banyak, DXM juga dapat menyebabkan


hyperthermia, atau demam tinggi.

8. Dexametasone

Dexametasone (micronized) 0.5 mg dan clorpeniramina maleat 2 mg adalah obat-


obatan yang lazim dipakai untuk mengobati alergi Sehingga sering diberikan pada
penyakit alergi menahun seperti asma bronchiale, urticaria dan berbagai penyakit alergi
lainnya. Obat yang mengandung komponen ini sering disalahgunakan untuk
menggemukkan badan karena dampak menahan airnya, atau untuk meningkatkan
kualitas tidur pemakainya. Efek sampingnya adalah timbulnya penyakit pencernaan
seperti penyakit maag, luka di lambung, kelainan pencernaan lainnya. Karena sifatnya
yang menahan air, menyebabkan penderita meningkat nafsu makannya dan bertambah
berat. Selain itu obat yang mengandung Dexamethasone merupakan pemicu timbulnya
penyakit kencing manis, apalagi kalau pemakai mempunyai riwayat penyakit kencing
manis di keluarga. Obat ini juga menyebabkan timbulnya beberapa penyakit kejiwaan
bila dipakai secara berkesinambungan. Karena dampaknya imunosupresif, pemakai
mudah menderita penyakit infeksi virus dan jamur pada tubuhnya.Pemakai jangka
panjang juga akan menderita pengeroposan tulang yang disebut sebagai osteoporosis.
Bila penderita terlalu sensitive, dapat pula terjadi shok, yang berujung dengan kematian.

C. Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Obat

Motivasi dan penyebabnya seseorang menyalahgunakan obat bisa bermacam-


macam, antara lain:

1. Ada orang-orang yang bertujuan untuk mengurangi atau meniadakan rasa tertekan
(stres dan ketegangan hidup).

2. Ada orang-orang yang bertujuan untuk sekadar mendapatkan perasaan nyaman,


menyenangkan.
3. Ada orang-orang yang memakainya untuk lari dari realita dan tanggung jawab
kehidupan.

4. Faktor-faktor Lingkungan. Para remaja dapat menyalahgunakan obat-obatan


dikemudian harinya jikalau kita memanjakan mereka, melindungi mereka secara
berlebih-lebihan, tidak mengizinkan mereka untuk mandiri, tidak pernah melatih
mereka menghadapi dan menyelesaikan persoalan-persoalan mereka sendiri.
Sehingga masa kecil yang seperti itu, maka akan menghasilkan :

Pribadi yang tidak matang / labil dan selalu ingin lari dari tanggung jawab.
Seorang anak yang tidak biasa menghadapi dan menyelesaikan persoalan-
persoalan hidupnya sendiri akan cenderung memilih obat-obatan jikalau ia mau
melepaskan diri dan lari dari realita kehidupan yang menekan.

Pribadi yang ikut-ikutan. Apalagi sedang mengalami tekanan lingkungan


dimana sebagai pemuda / remaja yang sedang mencari identitas pribadi, mereka
akan tergoda untuk menjadi bagian dari grup di mana penggunaan obat-obatan oleh
satu orang bisa diikuti oleh setiap orang dalam grup itu.

Ketergantungan total pada orangtuanya. Keterpisahan dengan orangtua


(kematian atau putusnya hubungan) akan menyebabkan si anak kehilangan
pegangan, apalagi jikalau ia menghadapi tekanan-tekanan hidup yang lain.

Pendidikan keluarga yang buruk seringkali diberikan oleh tipe-tipe keluarga


dengan latar belakang orangtua yang bercerai, ibu yang mengepalai rumah tangga
dan menekan si ayah, kedua orangtua yang memanjakan anak tunggal, orangtua
peminum, pergaulan bebas dan sebagainya.

5. Faktor kontribusi : Hubungan interpersonal yang terganggu, atau keadaan orang


tua yang patologis/kacau.

6. Faktor pencetus : Pengaruh teman kelompok, dan tersedianya obat/zat.

D. Pencegahan Penyalahgunaan Obat Medis

Terkait dengan semakin maraknya penyalahgunaan obat medis terutama


penyalahgunaan dextromethorpan, banyak bermunculan oknum penjual pil dekstro murni
dalam bentuk serbuk yang dikemas/dimasukan kedalam kapsul atau bahkan dicampur
dengan obat-obatan terlarang lainnya seperti ekstasi, metamfetamin, dll.

Untuk mewaspadai/mencegah meningkatnya dampak buruk akibat penyalahgunaan


obat-obatan medis diperlukan peran tenaga kesehatan (termasuk apoteker), orang tua,
guru, masyarakat dan instansi keamanan/kepolisian secara bersama dan
berkesinambungan.

Tips untuk mengantisipasi penyalahgunaan obat-obatan medis :

1. Apotek dan toko obat perlu mewaspadai terhadap pembelian obat-obatan medis
seperti yang telah disebutkan sebelumnya dalam jumlah yang tidak wajar.

2. Apoteker perlu menjadi front liner atau petugas gardu terdepan dalam memberi
pelayanan, agar dapat berkomunikasi secara langsung dengan konsumen / masyarakat,
sehingga dapat segera mengantisipasi dan mengambil sikap terhadap hal-hal yang
tidak wajar terkait dengan pembelian obat-obatan medis di apotik.

3. Orang tua diharapkan rajin mengontrol kamar tidur, lemari pakaian / buku, laci
putra-putrinya untuk mengetahui barang-barang yang tersimpan di dalamnya. Jika
ditemukan obat-obatan medis, perlu segera dipastikan apakah putra-putri anda
memerlukan obat tersebut atau tidak.

4. Jika masyarakat menemukan oknum pengedar pil dekstro atau obat-obatan lain
yang bertujuan untuk disalahgunakan, diharapkan segera melaporkan pada pihak
keamanan, karena pil dekstro atau obat-obatan lain walaupun dapat dibeli secara bebas
tapi sebenarnya obat-obatan tersebut hanya boleh dijual di apotik atau toko obat
berizin.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyalahgunaan zat / obat adalah penggunaan zat secara terus menerus bahkan
sampai setelah terjadi masalah (Stuart & Sundeen, 1998). Penggunaan zat secara patologis
dikelompokkan dalam dua kategori: penyalahgunaan zat dan ketergantungan zat.
Ketergantungan zat ditandai oleh adanya berbagai masalah yang berkaitan dengan
konsumsi suatu zat. Ini mencakup penggunaan zat yang lebih banyak dari yang
dimaksudkan, mencoba untuk berhenti, namun tidak berhasil, memiliki berbagai masalah
fisik atau psikologis yang semakin parah karena penggunaan obat, dan mengalami masalah
dalam pekerjaan atau dengan teman-teman.

Penyalahgunaan obat merupakan suatu keadaan dimana suatu obat digunakan tidak
untuk tujuan mengobati penyakit, akan tetapi digunakan untuk mencari atau mencapai
kesadaran tertentu karena pengaruh obat pada jiwa.

Obat-obat medis yang sering disalahgunakan oleh masyarakat saat ini adalah :

Paracetamol

Obat penghilang rasa nyeri

Misoprostol / Cytotec

Flunitrazepam

kodein yang disalahgunakan sebagai morfin

Obat anti-cemas

Dextromethorpan

Dexametasone

Motivasi dan penyebabnya seseorang menyalahgunakan obat bisa bermacam-


macam, antara lain:
1. Ada orang-orang yang bertujuan untuk mengurangi atau meniadakan rasa
tertekan (stres dan ketegangan hidup).
2. Ada orang-orang yang bertujuan untuk sekadar mendapatkan perasaan nyaman,
menyenangkan.
3. Ada orang-orang yang memakainya untuk lari dari realita dan tanggung jawab
kehidupan.
4. Faktor-faktor Lingkungan.
5. Faktor kontribusi : Hubungan interpersonal yang terganggu, atau keadaan orang
tua yang patologis/kacau.
6. Faktor pencetus : Pengaruh teman kelompok, dan tersedianya obat/zat.
Terkait dengan semakin maraknya penyalahgunaan obat medis terutama
penyalahgunaan dextromethorpan, banyak bermunculan oknum penjual pil dekstro murni
dalam bentuk serbuk yang dikemas/dimasukan kedalam kapsul atau bahkan dicampur
dengan obat-obatan terlarang lainnya seperti ekstasi, metamfetamin, dll.

Untuk mewaspadai/mencegah meningkatnya dampak buruk akibat penyalahgunaan


obat-obatan medis diperlukan peran tenaga kesehatan (termasuk apoteker), orang tua,
guru, masyarakat dan instansi keamanan/kepolisian secara bersama dan
berkesinambungan.

B. Saran

Di era modern ini, obat-obat yang disalahgunakan bukan hal yang sulit lagi
didapatkan. Bahkan obat-obat yang beredar dipasaran terkadang disalahgunakan oleh
banyak remaja saat ini. Untuk itu, sebagai perawat, kita sebaiknya tahu tentang obat-obat
apa saja yang sering disalahgunakan pada saat ini dan kita sebaiknya mampu memberikan
penyuluhan kedepannya nanti tentang bahaya dari penyalahgunaan obat-obat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Martono, Lydia Harlina. 2006.Pencegahan dan Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta: Balai


Pustaka

http://avrillavigneismiatere.blogspot.com/2012/06/makalah-obat-yang-
disalahgunakan.html

http://fatahfiki.wordpress.com/edukasi/obat-yang-disalahgunakan.html

Anda mungkin juga menyukai