Anda di halaman 1dari 3

PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

MTs NEGERI 1 PEKANBARU

Pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen (bagian) dari
keseluruhan penyelengaraan pendidikan di sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan yang
mempunyai strategi dasar sebagian tempat berpijak bagi pelaksanaan bantuan/pelayanan yang
harus diberikan kepada siswa yang bersangkutan yang memiliki masalah. Dengan demikian
jelaslah bagi kita bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling ialah suatu proses pemberian
bantuan/pelayanan kepada siswa pada setiap jenjang sekolah, dengan memperhatikan
kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi siswa dalam
rangka mengembangkan pribadinya secara optimal. Sehingga siswa dapat memahami tentang diri,
mengarahkan diri, serta perilaku atau bersikap sesuai dengan tuntutan keadaan lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat. Bantuan mana yang diberikan dengan melalui cara-cara yang efektif
yang bersumberkan pada ajaran agama serta nilai-nilai agama yang ada pada diri pribadinya.
Langkah ini pada pokoknya merupakan seperangkat kegiatan yang telah diprogramkan
secara terpadu, menyeluruh, terencana dan berkelanjutan. Pelaksanaan bimbingan dan konseling
di sekolah meliputi beberapa aspek di antaranya:
a. Persiapan penyusunan program bimbingan dan konseling
Dalam persiapan penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah, langkah-
langkah yang harus dilalui diantaranya meliputi:
1) Studi Kelayakan. dalam studi kelayakan perlu dipertimbanglan beberapa aspek diantaranya
sarana dan prasarana. Dari hasil pengkajian tersebut beberapa kesimpulan (a)Suatu kegiatan layak
diksanakan, b) suatu kegiatan layak dilaksanakan, c) kegiatan layak dilaksanakan.
2) Penyususnan Program. Program bimbingan dan konseling di sekolah di laksanakan secara
terpadu, menyeluruh, terencana dan berkelanjutan. Setiap tahun ajaran sekolah hendaknya
menyusun program bimbingan dan konseling yang selaras dengan program sekolah secara
keseluruhan.
3) Penyediaaan fasilitas Bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling sebagai suatu sistem
akan membutuhkan ruang dan waktu serta perlengkapan. Dalam penerapannya keadaan untuk
pelaksanaan bimbingan dan konseling nini tidak selalu memadai suatu hal yang lumrah pada
hampir semua kegiatan. Fasilitas yang perlu disediakan dalam rangka pelaksanaan bimbingan dan
konseling adalah:

a) Fasilitas Fisik berupa


1. Menetapkan ruangan khusus untuk keperluan bimbingan dan konseling dari bangunan sekolah
yang ada.
2. Memanfaatkan ruang-ruang kegiatan lain untuk kepentingan bimbingan dan konseling saat tidak
dipakai.
3. Memanfaatkan lapangan, halaman atau lahan kosong sekolah untuk kegiatan bimbingan dan
konseling.
4. Menyediakan ruang penyimpanan hasil-hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling.
5. Menyiapkan ruangan sumber bimbingan dan konseling
6. Menetapkan ruang khusus untuk penyuluhan
7. Menyediakan alat-alat perlengkapan ruangan bimbingan dan konseling yang memadai, seperti
papan pengumuman, almari, meja, kursi dan sebagainya
b) Fasilitas teknis. Penyediaan fasilitas teknis meliputi seperti tes psikologi, angket, kuesioner,
inventori dan buku paket bimbingan dan konseling dan buku tugas bimbingan dan konseling serta
sumber-sumber informasi, seperti: Klasifikasi Jabatan Indonesia (KJI).
c) Penyediaan anggaran. Anggaran yang perlu dipersiapkan di antaranya untuk pos-pos:
pembiayaan personil, pengadaan dan pengembangan alat-alat teknik, biaya operasional dan biaya
riset.
4) Pengorganisasiaan. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah perlu
diorganisasikan semua kegiatan bimbingan dan konseling. Pengorganisasian bertujuan mengatur
cara kerja, prosedur, kerja, dana pola kerja atau mekanisme kerja kegiatan bimbingan dan
konseling. Unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah ialah
kepala sekolah, koordinator BP beserta guru BP lainnya, wali kelas, guru mata pelajaran, orang
tua, pejabat dan tokoh masyarakat, serta unsur-unsur yang terkait.
5) Pertemuan petugas Bimbingan dan Konseling dengan Staf Sekolah yang terkait. Mengadakan
pertemuan antara petugas bimbingan dan konseling dengan staf sekolah lainnya yang terkait pihak-
pihak yang lain meliputi: pertemuan insidentil, pertemuan rutin, dan pertemuan khusus.
6) Menerapkan instrumen, paket bimbingan dan konseling. Pengadaan instrumen, paket BK dan
sumber informasi mengenai bimbingan dan konseling dilakukan dengan cara:
a) Menugaskan pada setiap siswa untuk membeli paket bimbingan dan konseling yang telah
diterbitkan oleh penerbit.
b) Menggunakan paket BK yang sama jumlahnya dengan banyak siswa secara mandiri.
c) Mengadakan paket BK terbatas untuk satu atau dua kelas saja (LKS) digandakan sesuai dengan
jumlah siswa masih mengenai pendidikan, perguruan tinggi dan sebagainnya.
d) Menyediakan informasi, seperti informasi mengenai pendidikan, perguruan tinggi dan
sebagainnya.
e) Instrumen tentang bakat dan minat.

b. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling


Pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah meliputi beberapa sapek,
diantaranya:
1) Layanan informasi, kepada: siswa, guru bidang studi, wali kelas, orang tua/wali, instansi,
masyarakat. Layanan informasi dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling memegang peranan
penting, karena informasi merupakan suatu proses yang dinamis dalam menuju suatu sasaran
pengetahuan, dengan layanan informasi akan secara langsung bisa membantu para siswa untuk
memahami dirinya dalam kaitannya dengan dunia kerja, pendidikan, sosial dan masalah-masalah
kemasyarakatan lainnya.
2) Pengaturan jadwal kegiatan pelaksanaan tugas siswa. Pengaturan jadwal kegiatan pelaksanaan
tugas siswa adalah merupakan seperangkat kegiatan berupa pengaturan jadwal pemberian tugas
kepada siswa sehingga para siswa di sekolah tetap dapat melakukan tugas-tugas intrakurikuler,
kokurikuler dan ekstrakurikuler, disamping melaksanakan tugas-tugas dalam melaksanakan
bimbingan dan konseling.
3) Ceramah dari tokoh berkarir. Dalam memberikan informasi tentang karir dapat pula diberikan
atau dilakukan dengan mengundang orang-orang atau tokoh-tokoh berkarir tertentu ke sekolah-
sekolah untuk memberikan ceramah.
4) Kunjungan pengumpulan informasi di berbagai perusahaan atau pun perguruan tinggi
(PTN/PTS) dari lapangan pekerjaan. Kunjungan pengumpulan informasi dapat diartikan sebagai
suatu bentuk kegiatan mendapatkan berbagai keterangan yang bersangkut paut dengan kehidupan,
dunia kerja, pendidikan, dan instansi-instansi atau perusahaan-perusahaan yang dikunjungi.
5) Membuat peta dunia kerja di lingkungan daerahnya. Kegiatan dalam pelaksanaan penyusunan
program bimbingan karir di sekolah-sekolah kiranya terlebih dahulu perlu dibuat peta dunia kerja.
6) Konsultasi/konseling. Konseling yang dimaksud disini ialah suatu proses pemberian bantuan
kepada siswa secara individu agar dapat memilih program studinya di sekolah secara tepat.
Konseling merupakan teknik bimbingan yang dilaksanakan memulai pendekatan individu dalam
rangkaian wawancara konseling.

c. Program penilaian dan tindak lanjut dalam bimbingan dan konseling


Penilaian dan tindak lanjut dalam bimbingan dan konseling adalah seperangkat kegiatan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam upaya untuk
mengatasi berbagai bentuk hambatan yang dihadapi dan dijumpai dalam pelaksanaan bimbingan
dan konseling. Kegiatan penilaian dan tindak lanjut dalam bimbingan dan konseling meliputi:
1) Penilaian hasil kegiatan bimbingan dan konseling di kelas dan tindak lanjutnya, meliputi:
a) Menilai sampai seberapa jauh para siswa mampu memilih secara tepat program studi pilihan
yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
b) Menilai sampai seberapa jauh siswa memiliki motivasi untuk berprestasi.
c) Mengadakan follow-up studies terhadap lulusan, terutama berkaitan dengan kelanjutan studi dan
proses memasuki dan mengembangkan karirnya.
d) Membuat kemungkinan-kemungkinan perbaikan program bimbingan dan konseling.
2) Penilaian hasil kegiatan bimbingan dan konseling di ruang bimbingan dan tindak lanjutnya,
diantaranya:
a) Menilai seberapa jauh dilaksanakan koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling.
b) Menilai keberhasilan mekanisme kerja antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling.
c) Menilai seberapa banyak data-data siswa yang telah terkumpul, diolah, dan bermanfaat dalam
menunjang pelaksanaan bimbingan dan konseling.
d) Menilai keberhasilan penyusunan program bimbingan dan konseling baik yang dilaksanakan di
kelas maupun di luar sekolah.
e) Mengadakan follow-up studies terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang
telah disusun.
f) Mengadakan kemungkinan perbaikan program.

3) Penilaian hasil kegiatan bimbingan dan konseling di luar sekolah dan tindak lanjut, diantaranya:
a) Menilai sampai seberapa jauh dapat dikumpulkannya informasi-informasi yang dalam kegiatan
bimbingan dan konseling.
b) Menilai hasil-hasil kegiatan siswa yang telah terkumpul berupa laporan kegiatan.
c) Menilai sampai seberapa jauh sekolah dapat melaksanakan orientasi atau latihan kerja bagi para
siswa di instansi/masyarakat.
d) Memonitoring terhadap siswa yang melakukan orientasi atau latihan kerja.
e) Menilai sampai seberapa jauh dalam dimanfaatkannya sumber yang tersedia di masyarakat.

4) Penilaian program bimbingan dan konseling secara keseluruhan dan tindak lanjutnya. Kegiatan
tersebut merupakan seperangkat kegiatan untuki mengetahui sampai seberapa jauh tingkat
keberhasilan keseluruhan bimbingan dan konseling dan usaha-usaha untuk mengatasinya.
Biasanya penilaian dan tindak lanjutnya diselenggarakan pada akhir masa program.

Anda mungkin juga menyukai