Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN KRITIS

Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU)


diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Kritis

disusun oleh
Nama NIM
1. Angga Saputra 4002180138
2. Angga Setyo I. 4002180114
3. Dede Rahmat H. 4002180123
4. Deris Riandi S. 4002180115
5. Halimatus Sa’diyah 4002180129
6. Irma Agustiani 4002180167
7. Ongki Saputra 4002180161
8. Pahriadi 4002180164
9. Shofia Siti Jauza 4002180116
10. Siti Solihat 4002180021

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN ALIH TRANSFER


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG
BANDUNG
2018
A. Ruang Lingkup Pelayanan ICU

Ruang lingkup pelayanan yang diberikan di ICU adalah sebaghai berikut:

1. Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang

mengancam mnyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit

sampai beberapa hari

2. Memberikan bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus

melakukan penatalaksanaan spesifik problema dasar

3. Pemantauan fungsi vital tubuh terhadap komplikasi yang ditimbulkqan oleh

penyakit atau iatrogenic

4. Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat

bergantung pada alat/mesin dan orang lain

B. Indikasi yang Benar

Pada dasarnya pasien yang dirawat di ICU adalah pasien dengan gangguan

akut yang masih diharaokan reversible (pulih kembali), mengingat ICU adalah

tempat perawatan yang memerlukan biaya tinggi dari segi peralatan dan tenaga

(yang khusus). Pasien yang layak di rawat di ICU, adalah:

1. Pasien yang memerlukan intervensi medis segera oleh Tim Intensive Care.

2. Pasien yang memerlukan pengelolaan fungsi sistem organ tubuh secara

terkoordinasi dan berkelanjutan sehingga dapat dilakukan pengawasan yang

konstan terus-menerus dan metode terapi titrasi.

3. Pasien sakit kritis yang memerlukan pemantauan kontinuitas dan tindakan

segera untuk mencegah timbulnya dekompensasi fisiologis.

2
C. Kerjasama Multidisipliner dalam Masalah Medik Kompleks

Dalam pengelolaan pasien ICU adalah pendekatan multidisiplin dari

berbagai disiplin ilmu terkait yang dapat memberikan kontribusinya sesuai dengan

bidang keahliannya dan bekerjasama di dalam tim yang dipimpin oleh seorang

dokter intensif/dokter spesialis anestesiolog untuk rumah sakit kelas C sebagai

kepala ICU, seorang dokter intensif atau dokter spesialis anestesiolog sebagai ketua

tim. Tim intensive care tersebut minimal terdiri dari :

1. Intensivis/spesialis anestesiolog atau dokter spesialis yang berkompeten dalam

ilmu kedokteran intensive care dengan level ICU.

2. Perawat Intensive Care.

3. Dokter ahli mikrobiologi klinik.

4. Ahli farmasi klinik.

5. Dietisien, Ahli nutrisi klinik.

6. Fisioterapis.

7. Tenaga lain sesuai klasifikasi pelayanan ICU.

Tim Multidisiplin mempunyai 5 (lima) karakteristik :

1. Staf medik dan keperawatan yang purna waktu sebagai kepala dengan otoritas

dan tanggung jawab penuh terhadap manajemen ICU.

2. Staf medik, keperawatan, farmasi klinik, farmakologi klinik,, gizi klinik, dan

mikrobiologi klinik yang berkolaborasi pada pendekatan multidisiplin.

3. Mempergunakan standar, protokol atau guideline untuk memastikan pelayanan

yang konsisten baik oleh dokter, perawat maupun staf yang lain.

3
4. Memiliki dedikasi untuk melakukan koordinasi dan komunikasi bagi seluruh

manajemen ICU.

5. Menekankan pada pelayanan yang sua tersetifikasi, pendidikan, penelitian,

masalah etik, dan pengutamaan pasien.

D. Kriteria Pasien Masuk ICU

1. Pasien prioritas 1 (satu)

Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang

memerlukan terapi intensif seperti dukungan atau bantuan ventilasi dan alat

bantu suportif organ atau system yang lain, infus obat-obat vasoaktif kontinyu,

obat aritmia kontinyu dan lain-lainnya. Contoh pasien kelompok ini antara lain

pasca bedah kardiotoraksik, pasien sepsis berat, gangguan keseimbangan asam

basa dan elektrolit yang mengancam nyawa. Terapi pada pasien prioritas 1

(satu) umumnya tidak mempunyai batas.

2. Pasien prioritas 2 (dua)

Pasien ini memerlukam pelayanan pemantauan canggih di ICU. Sebab

sangat berisiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya

pemantauan intensif menggunakan pulmonary arterial catheter. Contoh pasien

seperti ini antara lain mreka yang menderita penyakit dasar jantung, paru, gagal

ginjal akut dan berat atau yang telah mengalami pembedaha major. Terapi pada

pasien priori6tas 2 tidak terbatas karena kondisi mediknya senantiasa berubah.

4
3. Pasien prioritas 3 (tiga)

Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status

kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akut secara

sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan atayu manfaat terapi di

ICU sangat kecil. Contoh pasien ini antara lain pasien dengan metastase disertai

penyulit infeksi, pericardial tamponade, sumbatan jalan napas, atau pasien

penyakit jantung, penyakit paru terminal disertai komplikasi penyakit akut

berat. Pengolahan hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja.

E. Kriteria Pasien Keluar ICU

Prioritas pasien dipindahkan dari ICU berdasarkan pertimbangan medis

oleh kepala ICU dan tim yang merawat pasien.

1. Pasien prioritas 1 (satu)

Pasien prioritas 1 (satu dikeluarkan dari Intensive Care unit (ICU) bila

kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi, atau bila terapi telah gagal

dan prognosis jamgka pendek jelek dengan kemungkinan kesembuhan atau

manfaat dari terapi intemsif kontinu kecil. Contoh hal terakhir adalah pasien

dengan tiga atau lebih gagal system organ yang tidak berespons terhadap

pengelolaan agresif dan meninggal dunia.

2. Pasien prioritas 2 (dua)

Pasien prioritas 2 (dua) dikeluarkan bila kemungkinan untuk mendadak

memerlukan terapi intensif telah berkurang.

5
3. Pasien prioritas 3 (tiga)

Pasien prioritas 3 (tiga) dikeluarkan dari Intensive Care Unit (ICU) bila

kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi, tetapi mereka mungkin

dikeluarkan lebih dini bila kemungkinan kesembuhannya atau manfaat dari

terapi intensif kontinu kecil. Contohnya adalah pasien dengan penyakit lanjut

(penyakit paru kronis, penyakit jantung atau liver terminal, karsinoma yang

telah menyebar luar dan lain-lainnya) yang telah tidak berespons terhadap

terapi Intensive Care Unit (ICU) untuk penyakit akutnya, yang tidak ada terapi

yang potensial untuk memperbaiki prognosisnya.

F. Klasifikasi Pelayanan ICU

Dalam menyelenggarakan pelayanannya dirumah sakit, pelayanan ICU

dibagi dalam beberapa klasifikasi pelayanan. Jenis tenaga dan kelengkapan

pelayanan menentukan klasifikasi pelayanan di rumah sakit tersebut atau

sebaliknya.

Tabel 1. Klasifikasi Pelayanan ICU

Kemampuan Pelayanan
No
Primer Sekunder Tersier
1 Resusitasi Jantung Paru Resusitasi Jantung Paru Resusitasi Jantung Paru
Pengelolaan jalan napas, Pengelolaan jalan napas, Pengelolaan jalan napas,
2 termasuk intubasi trakeal termasuk intubasi trakeal termasuk intubasi trakeal
dan ventilasi mekanis dan ventilasi mekanis dan ventilasi mekanis
3 Terapi Oksigen Terapi Oksigen Terapi Oksigen
Pemasangan kateter vena
Pemasangan kateter vena Pemasangan kateter vena
4 sentral, arteri, Swan Ganz
sentral sentral dan arteri
dan ICP monitor
Pemantauan EKG,
Pemantauan EKG, Pemantauan EKG, pulsoksimetri dan tekanan
5 pulsoksimetri dan tekanan pulsoksimetri dan tekanan darah non invasive dan
darah non invasive darah non invasive invasive, Swan Ganz dan
ICP serta ECHO Monitor.
Pelaksanaan terapi secara Pelaksanaan terapi secara Pelaksanaan terapi secara
6
titrasi titrasi titrasi

6
Pemberian nutrisi ecteral Pemberian nutrisi ecteral Pemberian nutrisi ecteral
7
dan parenteral dan parenteral dan parenteral
Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium
8 khusus dengan cepat dan khusus dengan cepat dan khusus dengan cepat dan
menyeluruh menyeluruh menyeluruh
Fungsi vital dengan alat-alat Fungsi vital dengan alat-alat Fungsi vital dengan alat-alat
9 portabel selama transportasi portabel selama transportasi portabel selama transportasi
pasien gawat pasien gawat pasien gawat
Kemampuan melakukan
10 Melakukan fisioterapi dada Melakukan fisioterapi dada
fisioterapi dada
11 - Melakukan prosedur isolasi Melakukan prosedur isolasi
Melakukan hemodialisis Melakukan hemodialisis
12 -
intermiten dan kontinuitas intermiten dan kontinuitas

G. Ketenagaan

Tenaga yang terlibat dalam pelayanan ICU terdiri dari tenaga dokter

intensivis, dokter spesialis dan dokter yang telah mengikuti pelatihan ICU dan

perawat terlatih ICU. Tenaga tersebut menyelenggarakan pelayanan ICU sesuai

dengan kompetensi dan kewenangan yang diatur oleh masing-masing RS sesuai

jenis dan klasifikasi RS.

Tabel 2. Ketenagaan (Kementrian Kesehatan RI)

Jenis Klasifikasi Pelayanan


No
Tenaga ICU Primer ICU Sekunder ICU Tersier
1. Dokter spesialis 1. Dokter intensivis Dokter intensivitis
anestesiolog 2. Dokter spesialis
Kepala
1 2. Dokter spesialis lain yang anestesiologi
ICU
telah mengikuti pelatihan
ICU
1. Dokter spesialis sebagai 1. Dokter spesialis (yang 1. Dokter spesialis
konsultan apam memberikan 2. Dokter jaga 24 jam
2. Dokter jaga 24 jam dengan pelayanan setiap dengan kemampuan
Tim
2 kemampuan RJP yang diperlukan) ALS/ACLS dan FCCS.
Medis
bersertifikat BHD dan 2. Dokter jaga 24 jam
BHL dengan kemampuan
ALS/ACLS dan FCCS
Perawat terlatih yang Minimal 50% dari Minimal 75% dari jumlah
3 Perawat bersertifikat BHD dan jumlah seluruh perawat seluruh perawat di ICU
BHL di ICU merupakan merupakan perawat

7
perawat terlatih dan terlatih dan bersertifikat
bersertifikat ICU. ICU.
1. Tenaga administrasi di 1. Tenaga administrasi di 1. Tenaga administrasi di
ICU harus mempunyai ICU harus mempunyai ICU harus mempunyai
kemampuan kemampuan kemampuan
mengoperasikan komputer mengoperasikan mengoperasikan
yang berhubungan dengan komputer yang komputer yang
masalah administrasi berhubungan dengan berhubungan dengan
Tenaga
2. Tenaga Prakarya masalah administrasi masalah administrasi
4 Non
3. Tenaga Kebersihan 2. Tenaga Prakarya 2. Tenaga Laboratorium
Medis
3. Tenaga Kebersihan 3. Tenaga Kefarmasian
4. Tenaga Rekam Medis
5. Tenaga untuk kepentingan
ilmiah dari penelitian.
6. Tenaga Prakarya
7. Tenaga Kebersihan

8
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :1778/Menkes/SK/XII/2010 tentang


Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan ICU di Rumah Sakit.

Keputusan Ditektur Bina Upaya Kesehatan Nomor : HK.02.04/I/1966/11 Tentang


Petunjuk Teknik Penyelenggaraan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit.

SNARS. (2016). Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Intensif/ICU.


https://snars.web.id/rs/pedoman-pelayanan-instalasi-rawat-intensif/ Diakses
pada 02 Oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai