Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Selama masa hidupnya orang lebih banyak bersosialisasi di sekitar


lingkungannya daripada menyendiri. Pada dasarnya orang tidak mampu hidup
sendiri. Hampir sebagian besar tujuannya hanya dapat terpenuhi apabila yang
bersangkutan berhubungan dengan orang lain. Dengan kata lain semua manusia
harus mempunyai tujuan hidup yang direncanakan terlebih dahulu.

Dalam ruang lingkup kegiatan, suatu organisasi memerlukan suatu


perencanaan yang merupakan bagian terpenting , karena perencanaan adalah
proses pengambilan keputusan yang mengembangkan dan menyeleksi
sekumpulan kegiatan untuk menyelesaikan suatu masalah.

Adapun strategi yang salah satu program untuk mencapai tujuan organisasi
dalam mencapai misi agar organisasi memiliki dasar yang membedakan
organisasi dari organisasi lainnya. Ditetapkan pula tujuan dari organisasi yang
memiliki fungsi penting sebagai sumber motivasi bagi anggotanya yang berada
dalam lingkungan organisasi tersebut.

1.2

1
BAB II
ISI
PLANNING

2.1 Pengertian Planning

Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk


mencapai tujuan tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama
manajemen dan meliputi segala sesuatu yang manajer kerjakan. Di dalam
planning, manajer memperhatikan masa depan, mengatakan “Ini adalah apa yang
ingin kita capai dan bagaimana kita akan melakukannya”.

Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena


setiap pilihan dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap rencana. Planning
penting karena banyak berperan dalam menggerakan fungsi manajemen yang lain.
Contohnya, setiap manajer harus membuat rencana pekerjaan yang efektif di
dalam kepegawaian organisasi. Dalam perencanaan, ada beberapa faktor yang
harus dipertimbangkan. Yaitu harus SMART :

1. Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang


lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis
2. Measurable artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur tingkat
keberhasilannya
3. Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan
4. Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada.
Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tapi tetap ada tantangan
5. Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan,
semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi

2
2.2 Manfaat Perencanaan

Perencanaan bermanfaat sebagai:


(1) standar pelaksanaan dan pengawasan
(2) pemilihan berbagai alternatif terbaik
(3) penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
(4) menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
(5) membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
(6) alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait, dan
(7) alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti

2.3 Ciri- Ciri

Rencana dapat dikatakan baik apabila memenuhi sepuluh ciri yang akan dibahas
berikut ini.
1. Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Artinya bahwa penyusunan suatu rencana tidak boleh dipandang
sebagai suatu tujuan, melainkan sebagai cara yang sifatnya sistematik untuk
mencapai tujuan
2. Rencana sungguh-sungguh memahami hakikat tujuan yang ingin dicapai
3. Pemenuhan persyaratan keahlian teknis. Penyusunan suatu rencana untuk
kemudian disahkan oleh manajer seyogianya diserahkan kepada orang yang betul-
betul memenuhi persyaratan keahlian teknis menyusun rencana
4. Rencana harus disertai oleh suatu rincian yang cermat. Artinya, penjabaran
rencana harus menyangkut semua segi kehidupan organisasi
5. Keterkaitan rencana dengan pelaksanaan
6. Kesederhanaan. Idealnya sebuah rencana harus sederhana sehingga dapat
dipahami oleh orang lain, terutama para pelaksana dan memperoleh pengertian
yang sama dengan yang dimaksudkan oleh para perencana

3
7. Fleksibilitas. Berarti sebuah rencana itu memperhitungkan apa yang
mungkin dilaksanakan, tergantung pada keadaan nyata yang dihadapi
8. Rencana memberikan tempat pada pengambilan resiko
9. Rencana yang pragmatik. Yaitu suatu rencana yang mempunyai sebuah
idealisme yang baik dengan dipadukan dengan faktor-faktor eksternal lainnya.
10. Rencana sebagai instrumen peramalan dimasa depan

2.4 Cara Menyusun planning

1. Menetapkan sasaran

Kegiatan perencanaan dimulai dengan menetapkan apasaja yang ingin dicapai


oleh organisasi, tanpa dasar yang jelas, sumber daya yang ada akan meluas
menyebar dengan menetapkan prioritas dan merinci serta mengkalkulasi sasaran
secara jelas maka organisasi dapat mengarahkan sumber daya yang lebih efektif
dan efisien serta tepat guna dan tepat sasaran.

2. Merumuskan Posisi Organisasi

Posisi organisasi saat ini dimana pemimpin harus tahu dengan posisi
organisasinya saat ini. Sumber daya apa yang dimiliki organisasinya saat ini.
Barulah rencana dapat disusun setelah diketahui posisi organisasinya, kekuatan-
kekuatan yang akan melaksanakan dari apa-apa yang telah direncakan dengan
mengetahui keuangan.

3. Mengidentifikasi berbagai Faktor

Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat selanjutnya perlu diketahui


faktor-faktor balik dari dalam maupun yang dating dari luar yang diperkirakan
dapat membantu dan mendukung serta yang menghambat organisasi untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

4
4. Menyusun langkah-langkah untuk mencapai sasaran

Langkah terakhir dalam menyusun perencanaan adalah mengembangkan berbagai


kemungkinan alternative atau langkah yang diambil untuk mencapai sasaran yang
telah ditetapkan, mengevaluasi alternative ini dengan memilih mana yang baik
yang dianggap cocok dan memuaskan.

2.5 Unsur – Unsur

1. Tujuan

Segala sesuatu yang hendak dicapai dalam usaha kerjasama atau organisasi.
Tujuan yang dimaksudkan dapat berupa material ataupun alat pemuas kebutuhan
spiritual. Untuk dapat dipakai sebagai dasar dalam pelaksanaan kerja, maka tujuan
yang hendak dicapai haruslah dirumuskan secara jelas dan tegas.

2. Politik atau Kebijaksanaan

Merupakan peraturan-peraturan atau pedoman yang digariskan oleh organisasi.


Atau dengan kata lain lazim disebut sebagai pedoman tindakan untuk mencapai
tujuan.

3. Prosedur

Suatu tata urutan pelaksanaan kerja yang harus dilakukan atau diikuti. Jadi dengan
prosedur orang-orang akan senantiasa mengetahui dari mana mereka harus
memulai dan mengakhiri tugas-tugasnya.

5
3. Budget

Suatu anggaran yang berupa ikhtisar daripada hasil yang diharapkan akan dicapai
dan beaya atau input yang diperlukan untuk mencapai hasil itu. Budget itu
lazimnya dinyatakan dalam bentuk angka-angka.

5. Program

Campuran dari pada tujuan, politik, prosedur, dan budget yang dimaksudkan
untuk menetapkan suatu kerangka tindakan untuk waktu yang akan datang.

Apabila kita mengkaji kembali definisi sebelumnya dengan teliti, kiranya akan
menjadi jelas terlihat bahwa planning sebagai fungsi organik manajemen
merupakan perumusan yang teliti daripada kebijaksanaan-kebijaksanaan
mengenai berbagai aspek serta kegiatan, termasuk penggunaan resources (sumber
daya), dalam rangka pencapaian tujuan yang ditentukan.

Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dirumuskan dalam suatu rencana mencakup


struktur organisasi yang hendak diciptakan, pengadaan serta penggunaan tenaga
kerja, sistem dan prosedur yang hendak dipergunakan, serta alat-alat lain yang
diperlukan untuk kelancaran kegiatan tersebut.

Melihat pengertian-pengertian yang diberikan di atas, menjadi jelas bahwa


rencana adalah satu keputusan. Dan menurut eksistensinya dapat dikatakan bahwa
planning adalah fungsi organik dari administrasi dan manajemen. Planning
menjadi fungsi organik pertama, karena ia merupakan dasar dan titik tolak dari
kegiatan pelaksanaan selanjutnya.

6
ORGANIZING

2.1 Pengertian Organizing

Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik


setiap sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang
berhubungan dengan organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap
aktifitas, membagi pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan menentukan
siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa tugas.

Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan kegiatan ke


departemen atau beberapa subdivisi lainnya. Misalnya kepegawaian, untuk
memastikan bahwa sumber daya manusia diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi. Memekerjakan orang untuk pekerjaan merupakan aktifitas
kepegawaian yang khas. Kepegawaian adalah suatu aktifitas utama yang
terkadang diklasifikasikan sebagai fungsi yang terpisah dari organizing.

Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam organisasi


biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian dipecah
menjadi berbagai jabatan. Pada setiap jabatan biasanya memiliki tugas, tanggung
jawab, wewenang dan uraian jabatan (Job Description).

Semakin tinggi suatu jabatan biasanya semakin tinggi tugas, tanggung


jawab dan wewenangnya. Biasanya juga semakin besar penghasilannya. Dengan
pembagian tugas tersebut maka pekerjaan menjadi ringan. Berat sama dipikul,
ringan sama dijinjing. Disinilah salah satu prinsip dari manajemen. Yaitu
membagi-bagi tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing.

7
2.2 Aktivitas Pengorganisasian

Aktivitas (activity, kesibukan, kegiatan) yang dimaksud di sini adalah


segala macam kegiatan berorganisasi di luar kegiatan belajar yang mencakup
kegiatan organisasi ekstra maupun intra :

1. Kegiatan Organisasi Ekstra


Yang dimaksud dengan kegiatan organisasi ekstra adalah kegiatan organisasi
kemasyarakatan, seperti kegiatan remaja masjid, organisasi kedaerahan, dan
seterusnya.
2. Kegiatan Organisasi Intra
Yang dimaksud dengan kegiatan intra adalah kegiatan berorganisasi yang ada
dan diselenggarakan oleh pihak sekolah, yang dalam hal ini adalah kegiatan
kesiswaan yang ada di lingkungan sekolah.

2.3 Aspek-Aspek Penting Proses Pengorganisasian

Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu organisasi


dapat mencapai tujuannya. Aspek penting dalam pembagian kerja adalah sebagai
berikut :

1. Pembagian kerja.
2. Departementalisasi ( atau sering disebut departemensasi ).
3. Bagan organisasi formal.
4. Rantai perintah dan kesatuan perintah.
5. Tingkat-tingkat hirarki manajemen.
6. Saluran komunukasi.
7. Penggunaan komite.

8
8. Rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tak dapat
dihindarkan.

2.4 Unsur-Unsur Organisasi

Agar sebuah organisasi berjalan dengan baik, maka harus terdapat


beberapa unsur penting di dalamnya. Berikut ini adalah unsur-unsur organisasi
secara umum:

1. Personil (Man)

Ini adalah unsur terpenting di dalam sebuah organisasi dimana masing-


masing personil memiliki tingkatan dan fungsi tersendiri.

2. Kerjasama (Team Work)

Organisasi hanya bisa mencapai tujuan bersama bila para anggotanya


melakukan tugas dan tanggungjawab secara bersama-sama.

3. Tujuan Bersama

Ini adalah sasaran yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi, baik dari sisi
prosedur, program, pola, hingga hasil akhir dari pekerjaan organisasi tersebut.

4. Peralatan (Equipment)

Untuk mencapai tujuan diperlukan sarana dan prasarana berupa


kelengkapan sebuah organisasi, seperti; kantor/ gedung, material, uang, sumber
daya manusia, dan lainnya.

9
5. Lingkungan (Environment)

Faktor lingkungan juga sangat berpengaruh pada sebuah organisasi.


Misalnya sosial budaya, kebijakan, anggaran, peraturan, dan kondisi ekonomi.

6. Sumber Daya Alam

Selain lingkungan, sumber daya alam juga merupakan unsur penting yang
harus terpenuhi agar organisasi berjalan dengan baik. Beberapa contohnya adalah;
air, keadaan iklim, kondisi tanah, cuaca, flora dan fauna.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perencanaan yaitu yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan


kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan
serta program-program yang dilakukan atau yang diusulkan dalam pembuatan
perencanaan.
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditentukan.

3.2 Saran

11
DAFTAR PUSTAKA

Sutarno, NS. 2004. Manajemen Perpustakaan. Sumitra Media Utama. Jakarta.

Usman, Husaini. 2011. Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara. Hal.65-66.

Handoko, Hani.2006. Manajemen. Jogjakarta: BPFE

Heidjrachman, Ranupandojo.1998. Manajemen Personalia. Jogjakarta. BPFE.

12

Anda mungkin juga menyukai