Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN

Disusun Oleh :
Kelompok 11

o Siti Nassirotun Nissa (19250017)


o Dede Winengsih (19250047)
o Wahi Silvana Manoe (19250008)
o Emiliana S.Wruin (19250035)

FAKULTAS EKONOMI ILMU MANAJEMEN

STIE JAYAKARTA TAHUN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan kesempatan yang telah diberikan kepada kami yaitu kesempatan
untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang Sejarah Pengembangan
Manajemen.

Sekaligus pula, kami menyampaikan rasa terimakasih sebanyak-banyaknya untuk


Bapak Isman Perpadi, SE.MM selaku dosen mata kuliah Prinsip Manajemen yang telah
menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.

Kami juga berharap dengan adanya makalah ini mampu berguna serta bermanfaat
dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait dengan sejarah pengembangan
dasar-dasar manajemen yakni kita dapat mengetahui sejarah dan perkembangan manajemen.

Selain itu kami sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami siap menerima kritik dan
saran untuk kemudian hari sehingga kami dapat revisi dan tulis kembali serta kami juga
berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk untuk kami supaya kami lebih
mengutamakan kualitas makalah dimasa selanjutnya .

Jakarta, 19 September 2019

Kelompok 11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................................


B. Rumusan Masalah ................................................................................

BAB II PENDAHULUAN

A. Pengertian Manajemen.........................................................................
B. Sejarah Manajemen ..............................................................................
C. Sejarah Perkembangan Manajemen .....................................................
D. Teoi-teori Manajemen………………………………………………...
E. Pengertian Teori-teori Manajemen ......................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah perkembangan manajemen tidak jauh beda dengan perkembangan
manusia, karena manajemen itu sudah ada bersamaan dengan adanya manusia.
Bisa dikatakan manajemen itu ada saat manusia tercipta. Oleh karena itu,
manajemen dan manusia sangat berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan. Memang
hakikatnya manusia tidak bisa terlepas dari manajamen, dari prinsip-prinsip
manajemen, baik secara langsung ataupun tidak langsung, baik yang disari ataupun
yang tidak didasari.Seiring perkembangan dan tuntutan hidup manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, manajemen pun berkembang sesuai keahlian,
pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki oleh manusia itu sendiri.

Mempelajari sejarah perkembangan manajemen sangat penting bagi kita,


sebagai makhkuk yang menjadi poros perkembangan dibumi ini. Kita, manusia
memperoleh gambaran, bagaiamana manajemen itu berlangsung dan berkembang
dari mempelajari sejarah perkembangan manajemen. Serta mengetahui prinsip-
prisip apa yang harus dikembangkan pada zaman ini. Kita bisa mendapatkan
prinsip-prinsip itu dari mempelajari tentang sejarah perkembangan pada masa
sebelum kita.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Apa definisi dari teori manajemen ?
2. Bagaimana perkembangan teori manajemen ?
3. Bagaimana perkembangan teori manajemen di masa mendatang ?
BAB II

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan waktu manajemen mengalami perkembangan.


Telah banyak sejarah yang telah dialami oleh manajemen. Sebelum kita mempelajari
lebih lanjut kita harus tahu dahulu apa itu pengertian dari sejarah dan apa itu
manajemen.

Sejarah merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang kejadian-kejadian


yang terjadi pada masa lampau. Dengan adanya sejarah kita dapat mempelajari
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada masa lampau. Oleh karena itu, adanya
manajemen sangat berkaitan dengan sejarah.

A. PENGERTIAN MANAJEMEN
Kata manajemen berasal dari bahasa Italia (1561) yaitu “Menaggiare” yang
berarti “mengendalikan”,terutamanya “mengendalikan kuda” atau berasal dari bahasa
Perancis Kuno yaitu “ Menagement” yang mempunyai arti “seni melaksanakan dan
mengatur” atau atau juga dari bahasa Latin “Manus” yang memeiliiki arti “tangan”
kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manege yang berarti “kepemilikan
kuda” ( yang berasal bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda ), dimana
istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Kemudian bahasa Perancis
mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi menagement yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur.

Seiring dengan perkembangannya banyak para ilmuwan dan professor


memberikan pendapat mereka mengenai apa itu manajemen. Seperti pada beberapa
tokoh terkenal berikut ini.

1. Ensiclopedia of The Social Sciences Dalam Ensiclopedia of The Social


Sciences, manajemen diartikan sebagai proses pelaksanaan suatu tujuan
tertentu yang diselenggarakan dan diawasi .

2. Ricky W. Griffin, Mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses


perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber
daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti
bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal.
3. Prof. Drs. Oei Liang Lie, Manajeman adalah ilmu dan seni perencanaan,
pengorganisasian , pengerahan, pengkoordinasian, dan pengawasan sumber
daya manusia dan alam , terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.

4. Mary Parker Follet, Mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan


pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi.

5. G.R. Terry Menurut pendapat beliau manajemen diartiakan sebagai suatu


proses yang khas yang teerdiri atas perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan usaha
mencapai sasaran-sasaran dengan memanfaatkan sumber daaya manusia dan
sumberdaya lainnya.

Sebagai mana yang telah kita baca dari definisi-definsi para ilmuwan kita dapat
menarik beberapa pokok pikiran penting, sebagai berikut.

 Menyelenggarakan
 Mengawasi
 Perencanaan
 Pengorganisasian
 Pengontrolan
 Pengkoordinasian

B. SEJARAH MANAJEMEN
Keberadaan manajemen telah ada dari ribuan tahun yang lalu hanya saja sangat sulit
untuk menemukan dan melacak sejarah manajemen tersebut apalagi di negara indonesia yang
masih belum terbentuk ketika awal mula manajemen. Manajemen sendiri telah dipelajari dan
diajarkan sejak awalabad 20.

Berikut beberapa contoh yang membuktikan bahwa ilmu manajemen sudah ada sejak dahulu:

1. Bangunan Piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000
orang selama 20 tahun. Piramida tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang
yang memperdulikan apa sebutan untuk manajer atau leader ketika itu. Dialah orang
yang merencanakan apa saja yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta
bahan bakunya, memimpin dan mengkoordinasikan para pekerja.
2. Pada jaman Nabi Musa As telah ada pemikiran manajemen. Ini terlihat pada waktu
perjalanan Nabi Musa meninggalkan Mesir menuju Shiftim, yang mana jaraknya
kurang lebih 380 mil. Perjalanan sepanjang itu dilakukan bersama dengan ribuan
pengikutnya. Semula persoalan yang timbul diputuskan oleh Nabi Musa sendiri,
sehingga selama 39 tahun perjalanan tersebut hanya mencapai 240 mil saja.
Kemudian Jethro ( Mertua Nabi Musa) memberikan nasihat agar perjalanan lebih
cepat dan masalah Nabi Musa menjadi ringan, maka Nabi Musa disuruh
mendelegasikan tugas dan wewenang kepada orang-orang kepercayaanya dengan
kelompok-kelompok: 10, 50, 100, 500, dan 1.000 orang tiap kelompok. Dengan tugas
dan pendelegasian wewenang tersebut, sisa perjalanan dengan jarak 140 mil dapat
diselesaikan dengan waktu cuma 9 bulan saja.

3. Pada jaman Yunani Kuno. Yaitu cara mereka memerintah juga sudah memakai
pemikiran manajemen . pemakaian pemikiran manajemen yang digunakan ialah
membagi lembaga – lembaga pemerintah seperti councils ( Dewan-dewan), courts (
Pengadilan – pengadilan ), pejabat administrasi, Board of General. Dengan demikian
lembaga-lembaga ini menunjukkan pentingnya manajemen pada waktu itu.

4. Tembok besar di Cina, Candi Borobudur di Indonesia.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa tersebut mencetuskan pemikiran-


pemikiran baru tentang adanya manajemen. Beberapa kejadian-kejadian penting yang terjadi,
sebagai berikut.

1. Ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of
Nation pada tahuun 1776 M. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan
ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor),
yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan
menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh. Smith mengatakan bahwa dengan
sepuluh orang masing-masing melakukan pekerjaan khusus dari perusahaan peniti
dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap
orang bekerja sendiri. menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat
bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa
pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas diantaranya yaitu :
1. Meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja,
2. Menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan
3. Menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
2. Penggunaan mesin yang menggantikan tenaga dari manusia pada masa revolusi
industri menciptakan perpindahan dari produksi rumah tangga ke dalam bentuk
pabrik. Perpindahan itu menyebabkan makin menjamurnya manajer-manajer yang
mengarahkan pekerjaan didalam pabrik sehingga pekerjaan tersebut menjadi lebih
efektif dan efisien.
Setelah dua kejadian diatas, ilmu manajemen semakin berkembang dengan pesat.
Banyak ilmu-ilmu manajemen yang mulai digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
keluarga, mansyarakat ,negara maupun didalam dunia. Sehingga semakin bermunculan istilah
mengenai Era modern yang ditandai dengan adanya konsep manajemen total seperti W.
Edwards Deming (1900-1993).

C. SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN

Manajemen sebenarnya sudah ada sejak manusia ada. Hal ini dibuktikan dengan
keberhasilan arsitek Mesir Kuno mewujudkan karyanya berupa
piramid Cheops. Pembangunan piramid yang melibatkan ratusan ribu tenaga kerja tidak akan
terwujud tanpa adanya manajemen yang baik. Hanya saja istilah manajemen baru muncul
pada tahun 1886. Di Indonesia, manajemen sudah dipraktikkan pada masa pra sejarah.
Adanya Candi Borobudur pada abad ke-8 dan Candi Prambanan pada abad ke-9 merupakan
bukti bahwa manajemen sudah lama dipraktikkan di Indonesia.

Pertumbuhan manajemen meliputi tiga fase yaitu


1) Fase pra sejarah, yang berakhir pada tahun 1.
2) Fase sejarah, yang berakhir pada tahun 1886
3) Fase modern, mulai 1886 sampai sekarang.

Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah ada perkembangan sistem manajemen
indonesia?. Bagaimanakah perkembangan manajemen di Indonesia?. Pertanyaan-pertanyaan
ini akan mendapatkan jawaban yang tidak pasti. Ada yang mengatakan bahwa Indonesia
punya sistem manajemen yang ada sejak zaman dahulu kala, sebagai warisan akar budaya
bangsa oleh Raja-Raja Nusantara yang dapat kita sebut dengan sistem manajemen
partisipatif; salah satu contohnya adalah gotong royong. Ada juga yang mengatakan bahwa
sistem manajemen Indonesia sangat dipengaruhi oleh negara-negara yang pernah menjajah;
Belanda dan Jepang. sistem pemerintahan dengan DPR dalam perumusan kebijakan publik
adalah salah satu contoh dari birokrasi top-down yang dianut oleh VOC. Jepang sejak
menduduki Indonesia telah membuat sistem pengklusteran dengan sistem manejemen
bottom-up contohnya dengan membentuk organisasi masyarakat dari tingkat bawah hingga
tingkat atas.

Ada penulis yang mencatat sejarah perkembangan manajemen diawali dari pra
industrialisasi, ada yang mengawalinya sejak aliran klasik dan ada juga yang memulai dari
manajemen ilmiah. Demikian juga jika kita lihat dari banyaknya aliran atau periode
manajemen, ada yang menuliskan tiga periode, empat periode dan lebih dari empat periode.
Di samping itu, pengelompokkan penulis yang termasuk di dalam setiap periode atau aliran
juga bermacam-macam. Penulis empat periode atau aliran sejarah perkembangan manajemen
mengatakan bahwa dimulai dari aliran manajemen klasik, behavioristik, model sistem, dan
hubungan manusia atau neo-klasik.

Berbagai pandangan mengenai sistem manajemen yang sedang digunakan di


Indonesia, belum ada yang menyatakan model yang pas mengenai sistem (Style) manajemen
yang asli dan khas Indonesia, bila dibandingkandengan Jepang, Cina atau Amerika dan
negara-negara Eropa yang tampaknyasudah menemukan bentuk sistem manajemen yang
dijalankannya.

Meskipun demikian bukan berarti bahwa pengelolaan administrasi negara dan bisnis
selama ini di Indonesia tidak memakai konsep manajemen. Para pimpinan administrasi
negaradan pimpinan perusahaan telah mengadopsi bentuk menajemen. Apalagi kalau kita
mengikuti pola dan jalan pikiran Peter F. Drucker (1977: 7),manajemen menyandang fungsi
sosial. Manajemen tidak dapat dipisahkan darimasyarakat atau bagian dari masyarakat yang
dilayaninya, sehingga tak terlepasdari kaitan budaya (kultur) yang disandang oleh masyarakat
yang dilayaninya. Kulturitu bahkan tampil sebagai bagian terpadu dalam keseluruhan
manajemen tersebut.

Merujuk dari pemikiran Peter F. Drucker di atas, sesuatu yang pasti bahwa Indonesia
punya budaya (cultur) oleh karena itu ‘pasti’ punya nilai-nilai dasar manajemen. Sehingga
menjadi sangat mendesak (urgent) untukmengembangkan kekuatan imbangan yang ada pada
nilai-nilai budaya bangsaIndonesia, yaitu pengembangan manajemen yang berciri khas
Indonesia. Karena bangsa Indonesia sedang menghadapi banyak masalah akibat ‘salah urus’
(mis-management)dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ditandai oleh merajalelanya
kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) di hampir semua segi. Pada saat yang sama, Indonesia
juga harus berkompetisi dengan negara-negara lain dalam upaya menghadapi peradaban atau
tuntutan global.

Menemukan sistem manajemen dari akar budaya dan karakter dasar bangsa Indonesia
hampir dipastikan dapat lebih efektif dan efisien, jika dibanding dengan negara-negara yang
telah melaksanakannya seperti; Jepang, Cina, Eropa, dan amerika. Kita jangan lagi
mengadopsi sistem manajemen dari luar yangsebenarnya tidak semua cocok untuk diterapkan
Indonesia, sehingga mengakibatkan kegagalan pengelolaan. Berhasinya manajemen
Indonesia, sangattergantung dari cara penyaringan berbagai budaya (suku/etnis) yang ada
dimasyarakat Indonesia serta penerapannya dalam kehidupan organisasi.

Namun ada juga pendapat beberapa ahli manajemen yang menyatakan bahwa tak ada
satu sistem pun yang paling baik. Jauh lebih efektif bila anda menggunakan beberapa sistem
manajemen, dimana sistem itu disebut dengan “manajemen situasional”. Dalam
implementasinya oleh para leadership, pendekatan ini dikenal dengan “situational leadership”
atau kepemimpinan situasional.
Kepemimpinan situasional, manajer dianjurkan untuk mengubah-ubah sistem
kemanajemenannya tergantung pada jawaban atas dua pertanyaan berikut:
1) Seberapa kompeten karyawan anda menyelesaikan tugas-tugasnya?.
2) Seberapa mandiri karyawan anda melakukan tugas-tugasnya sendiri?.

Keefektifan dari seorang manajer tidak ditentukan oleh sistem apa yang cocok bagi
dirinya, melainkan apakah sistem manajemen tersebut cocok bagi karyawannya.

Sebagaimana dikemukakan oleh Fiedler dalam Budi Paramita (1992), “tampaknya


akan lebih memenuhi harapan apabila kita senantiasa belajar mengetahui situasi dimana kita
dapat menunjukkan prestasi terbaik, yaitu dengan memodifikasi situasi untuk menyesuaikan
sistem kepemimpinan kita”. Oleh karena itu Fiedler tertarik untuk mengembangkan falsafah
perekayasaan organisasi (organizational engineering) didalam manajemen, dengan prinsip
“lebih mudah mengubah lingkungan kerja seseorang ketimbang mengubah kepribadian atau
sistem seseorang dalam berhubungan dengan orang lain”.

Manajemen situasional yang diterapkan dalam pendekatan sistem kepemimpinan


situasional terdiri dari empat macam sistem:
(1) Directing atau pengarahan,
(2) Cosultative atau coaching atau konsultasi/ bimbingan,
(3) Supporting/dukungan, dan
(4) Delegating/ delegasi.

D. TEORI-TEORI MANAJEMEN
Perkembangan teori manajemen sampai pada saat ini telah berkembang dengan pesat.
Tapi sampai detik ini pula belum ada suatu teori yang bersifat umum ataupun berupa
kumpulan-kumpulan hukum bagi manajemen yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi
dan kondisi.
Para manajemen banyak mengalami dan menjumpai pandangan-pandangan tentang
manajemen, yang berbeda adalah dalam penerapannya.

1. Teori Manajemen Klasik

Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen, yaitu :

 Robert Owen

Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Mnajer Pabrik Pemintalan Kapas di New
Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor
produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan
bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan
keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja
dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehatan, tunjangan
dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada
perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi
oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal
sebagai Bapak Manajemen Personalia.

 Charles Babbage (1792-1871)

Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh
perhatian dan minat pada bidang manajemen. Dia dipercaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip
ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja menurunkan biaya,
karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar para
manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen. Pembagian
kerja (devision of labour), mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :

1. Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.


2. Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke
pekerjaan lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu
diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
3. Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja
terus menerus dalam tugasnya.
4. Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena
perhatiannya pada itu-itu saja.

2. Teori Manajeman Ilmiah


Tokoh-tokoh dari teori manajemen ilmiah antara lain Frederick Winslow Taylor, Frank
dan Lilian Gilbreth, Henry L. Gantt dan Harrington Emerson.
 Frederick Winslow Taylor

Pertama kali manajemen ilmiah atau manajemen yang menggunakan ilmu


pengetahuan dibahas, pada sekitar tahun 1900an. Taylor adalah manajer dan penasihat
perusahaan dan merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor dikenal sebagai
bapak manajemen ilmiah (scientifick management). Hasil penelitian dan analisanya
ditetapkan beberapa prinsip yang menggantikan prinsip lama yaitu sistem coba-coba atau
yang lebih dikenal dengan nama sistem trial and error.

Hakekat pertama daripada manajemen ilmiah yaitu A great mental revolution, karena
hal ini menyangkut manajer dan karyawan. Hakekat yang ke dua yaitu penerapan ilmu
pengetahuan untuk menghilangkan sistem coba-coba dalam setiap unsur pekerjaan. Taylor
mengemukakan empat prinsip Scientific Management, yaitu :

1. Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu


pengetahuan disetiap unsur-unsur kegiatan.
2. Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan
latihan dan pendidikan kepada pekerja.
3. Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam
menjalankan tugasnya.
4. Harus dijalin kerja sama yang baik antara pimpinan dengan pekerja.

Hal yang menarik dari pendapat taylor salah satunya adalah mengenai posisi manajer.
Dimana manajer adalah pelayan bagi bahwahannya yang bertentangan dengan pendapat
sebelumnya yang mengatakan bahwa bawahan adalah pelayan manajer. Oleh taylor ini
dinamakan studi gerak dan waktu (time and a motion study).

 Henry Laurance Gantt (1861-1919)


Henry merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang konsultan,
dimana titik perhatiannya pada unsur manusia dalam menaikkan produktivitas kerjanya.
Adapun gagasan yang dicetuskannya yaitu :
1. Kerja sama yang saling menguntungkan antara manajer dan tenaga
kerja untuk mencapai tujuan bersama.
2. Mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
3. Pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
4. Penggunaan instruksi kerja yang terperinci.

3. Teori Administrasi Umum


Ada sekelompok penulis yang memandang manajemen dari sudut pandang
organisasi secara keseluruhan. Pendekatan ini dikenal sebagai teori administrasi
umum (general administrative theory). Teori ini lebih menitik beratkan apa yang
dikerjakan seseorang manajer dan praktikpraktik manajemen yang baik,. Beberapa
figure yang paling menonjol dibalik perkembangan teori ini yaitu :

 Mary Parker Folett (1868-1933)


Mari percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara karyawan dan
manajemen brdasar persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya benar untuk
memisahkan atasan sebagai pemberi perintah dengan bawahan sebagai penerima
perintah. Beliau menganjurkan kedudukan kepemimpinan dalam organisasi, bukan
hanya karena kekuasaan yang bersumber dari kewenangan formil, tapi haruslah
berasal dari pada pengetahuan dan keahliannya sebagai manajer.

 Oliver Sheldon (1894 -1951)


Filsafat rnanajemen yang pertama kali ditulis dalam bukunya pada tahun
1923, yang menekankan tentang adanya tanggung jawab sosial dalam dunia ,
usaha, sehingga etika sarna pentingnya dengan ekonomi alam manajemen, dalam
arti melakukan pelayanan barang dan jasa yang tepat dengan harga yang wajar
kepada masyarakat. Manajemen juga harus memperlakukan pekerja dengan adil
dan jujur. Beliau menggabungkan nilainilai efisiensi manajemen ilmiah dengan
etika pelayanan kepada masyarakat
Ada 3 prinsip dari Oliver, yaitu :
a. Kebijakan, keadaan dan metoda industri haruslah sejalan dengan
kesejahteraan masyarakat.
b. Manajemen seharusnyalah mampu menafsirkan sangsi moral tertinggi
masyarakat sebagai keseluruhan yang memberi makna praktis terhadap
gagasan keadilan sosial yang diterima tanpa prasangka oleh masyarakat.
c. Manajemen dapat mengambil prakarsa guna meningkatkan standar etika
yang umum dan konsep keadilan sosial.

 Max Weber Max Webber


Adalah seorang sosiolog berkebangsaan Jerman yang mendalami bidang
organisasi. Ia menulis gagasan – gagasannya pada awal 1990an, dan
mengembangkan ssebuah teori mengenai struktur otoritas dan hubungan-hubungan
kewenangan berdasarkan sebuah model organisasi yang ideal, yang dinamakan
birokrasi atau sebuah organisasi yang dicirikan oleh adanya pembagian kerja yang
jelas, hierarki kepemimpinan yang tegas, arahan-arahan dan aturan-aturan yang
lugas, serta hubungan antar individu yang tidak bersifat pribadi ( alias professional
).

4. Teori Manajemen Kontenporer


Sebagaimana telah kita pelajari dimakalah ini, berbagai unsur teori teori
manajemen masa lalu masih tetap digunakan oleh para manajer masa kini, atau
setidaknya mempengaruhi mereka dalam menjalankan pekerjaan mereka.
Sebagaian besar teori terdahulu ini berfokus pada urusan-urusan manajer didalam
organisasi. Dimulai pada era 1960-an, para peneliti ilmu manajemen mulai
mengalihkan perhatiannya ke hal-hal yang terjadi dilingkungan di luar batasbatas
organisai. Dua teori pendekatan kontenporer yaitu : Kesisteman dan situasional,
merupakan bagian dari arus perubahan tersebut, Mari kita tinjau masing masing
teori pendekatan ini.
5. Teori Situasional
Para pakar manajemen teoritis dimasa-masa awal perkembangan bidang ini
dahulu mengemukakan prinsip-prinsip manajemen yang mereka anggap dapat
diterapkan secara universal. Penelitian-penelitian sesudahnya mengungkapkan
adanya banyak pengecualian diantara prinsip-prinsiip tersebut. Sebagai contoh,
prinsip pembagian kerja memang berharga dan telah digunakan secara luas, namun
pekerjaanpekerjaan dapat berubah menjadi terlalu sempit dan terkhususkan (
spesifik ). Birokrasi memang dibutuhkan didalam banyak situasi, namun dalam
berbagai situasi lainya, bentuk-bentuk struktur yang lebih lues dapat lebih
berfungsi efektif. Manajemen tidak (dan memang tidak dapat) didasarkan pada
prinsip-prinsip dasar yang kaku yang berlaku sama didalam segala hal keadaan.
Situasi –situasi yang berbeda dan cepat berubah mengharuskan para manajer
menggunakan beragam pendekatan dan teknik. Pendekatan situasional
(contingency approach) menyatakan bahwa setiap organisasi bersifat unik,
menghadapi situasi-situasi yang berlainan (contingencies), dan membutuhkan cara
pengelolaan yang berbeda-beda.

E. PERKEMBANGAN TEORI-TEORI MANAJEMEN


Ada beberapa teori dalam manajemen diantaranya :
1. Teori Manajemen Kuno
Manajemen ini telah dipraktekkan oleh masyarakat kuno. Konsep- konsep
manajemen juga sering di bicarakan oleh filosof Yunani atau Arab (Islam) pada
abad pertengahan.

Meskipun manajemen telah dipraktekkan dan dibicarakan di zaman kuno,


tetapi kejadian semacam itu relatif sporadif, dan tidak ada upaya untuk
mempelajari manajemen. Karena itu manajemen selama beberapa abad kemudian
“terlupakan“. Ada alasan lain, ilmu ekonomi berkembang terlebih dahulu.

Pada akhir abad 19-an, perkembangan baru membutuhkan studi manajemen


yang lebih serius. Pada waktu industrialisasi berkembang pesat, dan perusahaan-
perusahaan berkembang menjadi perusahaan raksasa. Perusahaan besar seperti
IBM, General Motors, mulai muncul pada awal abad 20-an. Pekerja mencapai
ribuan orang. Produksi dilakukan secara masal. Input masuk dalam jumlah besar,
proses produksi harus dilakukan dengan cepat (efisien). Pengelolaan perusahaan
besar tentunya semakin kompleks. Studi manajemen yang lebih serius semakin
diperlukan.

2. Teori Manajemen Klasik


Pengkajian formal manajemen baru dimulai pada awal abad keduapuluh.
Kajian awal manajemen, yang dikenal sebagai pendekatan klasik, berfokus pada
rasionalitas dan berusaha menjadikan organisasi dan para pekerja berfungsi
seefisien mungkin.
1. Robert Owen (1771-1858)
Seorang manajer beberapa pabrik pemintalan kapas di New
Lanark Skotlandia, menekankan pentingnya unsur manusia dalam
produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja,
seperti :
1. pengurangan hari kerja standar.
2. Pembatasan anak-anak di bawah umur yang bekerja.
3. Membangun perumahan yang lebih baik bagi karyawan.
2. Charles Babbage (1792-1871)
Seorang professor matematika dari Inggris, mencurahkan waktunya
untuk membuat operasi – operasi pabrik menjadi efisien, menciptakan alat
penghitung kalkulator mekanis pertama, dia percaya prinsip ilmiah pada
proses kerja akan menaikkan produktivitas dan menurunkan biaya.
Dalam teori manajemen klasik membahas tentang:

3. Teori Manajemen Ilmiah


Frederick Winslow Taylor (1856-1915) merupakan bapak manajemen
ilmiah. Ia menerbitkan buku yang berjudul Principles of Scientific
Management (Prinsip – prinsip Manajemen Ilmiah). Buku ini menjabarkan teori
manajemen ilmiah : penggunaan metode-metode ilmiah guna mendefinisikan
“satu cara terbaik” dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan.Prinsip-prinsip
Manajemen Ilimiah Taylor :
1. Pengembangan metode – metode ilmiah dalam manajemen.
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan.
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja

4. Pendekatan Perilaku
Aliran manajemen klasik tidak dapat menaikkan produktivitas sambil tetap
menjaga harmonisasi tempat kerja. Aliran klasik cenderung memandang organisasi
secara mekanistis. Teori perilaku kemudian muncul karena ketidakseimbangan
teori klasik dalam memandang organisasi. Mary Parker Follet dan Chester I
Barnard merupakan pioner dalam aliran perilaku.

 Pendekatan hubungan manusiawi (Human Relations)


Hubungan manusiawi (Human Relations) pada umumnya mengacu pada
suasana kerja yang berasal dari hubungan antara manajer dengan karyawan. Jika
hubungan manusia pada suatu organisasi efektif, maka masalah kerja akan
mendorong semangat kerja dan keharmonisan pelaksana kerja. Efektifitas kerja
diharapkan akan terjadi dari suasana kerja atau hubungan manusiawi yang baik.
 Elton Mayo (1880-1949) dan Kajian-kajian Hawthorne.
Elton Mayo bersama beberapa koleganya melakukan penelitian yang
kemudian diambil kesimpulan bahwa kenaikan produktifitas tersebut terjadi karena
kelompok kerja yng dijadikan studi dan kelompok kendali merasa menjadi
perhatian. Akibatnya mereka termotivasi untuk menjadi lebih baik. Para peneliti
berkesimpulan “Perhatian manajemen dapat meningkatkan semangat kerja
karyawan” gejala seperti itu disebut efek Hawthorne (Hawthorne effect).

 Perilaku Organisasi
Perkembangan aliran perilakun organisasi ditandai dengan pandangan dan
pendapat baru tentang perilaku manusia dan sistem social. Adapun prinsip-prinsip
dasar perilaku sebagai berikut:

1. Manajemen tidak dapat di pandang sebagai suatu proses tekhnik secara


ketat ( peranan, prosedur, prinsip).
2. Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus
dengan pertimbangan secara hati-hati.
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual
untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap
tujuan organisasi sangat dibutuhkan.

5. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif ditandai dengan berkembangnya tim-tim riset operasi
dalam pemecahan masalah-masalah industri. Prosedur-prosedur riset operasi
tersebut di formalisasikan dan disebut aliran Management Science. Langkah-
langkah pendekatan management science adalah:
1. Perumusan masalah.
2. Penyusunan suatu model matematis.
3. Mendapatkan penyelesaian dari model.
4. Pengujian model dan hasil yang di dapatkan dari model.
5. Penetapan pengawasan atas hasil.
6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Teori merupakan kumpulan prinsip-prinsip (principles) yang di susun secara


sistematis. Manajemen menurut stoner adalah proses perencanaa,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
yang telah di tetapkan. Dapat disimpulkan Teori manajemen merupakan suatu
prinsip yang disusun melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di
tentukan.

Dalam perkembangan teori manajemen ada lima teori diantaranya: Teori


Manajemen Kuno, Teori Manajemen Klasik yang di dalamnya (Teori Manajemen
Ilmiah, Teori Organisasi Klasik), Pendekatan Perilaku di dalamnya (Pendekatan
hubungan manusiawi, Elton Mayo (1880-1949) dan Kajian-kajian Hawthorne,
Perilaku Organisasi), Pendekatan Kuantitatif, Pendekatan Kontemporer di
dalamnya (Pendekatan system, Pendekatan kontingensi ).

Ada lima kemungkinan arah perkembangan teori manajemen selanjutnya di masa


mendatang : Dominan, Divergence, Convergence, Sintesa, Froliferation.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sabardi, Agus, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta, STIE, 1992.

2. Julitriarsa, Djati, Drs. Dan Suprihanto, John, Drs., M.I.M., Manajemen Umum,
Edisi Pertama,Yogyakarta, BPFE,1988

3. Pidarta, Made, DR. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Bina
Aksara.

4. Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar


Manajemen,Jakarta:MediaGroup.

5. Robbins, Stephen P dan Coulter, Mery, Manajemen, Edisi Kesepuluh, Jakarta,


Penerbit Erlangga,2010.

6. Mukhyi, Muhammad Abdul., Imam Hadi Saputro. Pengantar Manajemen


Umum (Untuk STIE). Jakarta: Universitas Gunadarma.1995

Anda mungkin juga menyukai