Anda di halaman 1dari 33

KIMIA

“Senyawa Hidrokarbon”

Oleh :

Kelompok IV

1. Nurlisa Mutmainnah D11113049


2. Tirana Novitri D11113305
3. Satya Adiyaksa D11113319
4. M.Akram Arifin D11113315
5. Asri Risaldi D11113321
6. Jurmawanti D11113328

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

2014
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
kesehatan dan kesempatan kepada penulis, sehingga penulisan makalah Kimia yang berjudul
“Senyawa Hidrokarbon” ini terselesaikan tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tetap tecurahkan kepada Nabi Muhammad SAW serta
Keluarga beliau, Para sahabat dan Para pengikut beliau sampai akhir zaman, amin ya Rabbal
Alamin.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari, bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari berbagai pihak yang sifatnya
membangun dan untuk perbaikan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini
memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amiin.

Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.

Makassar, 6 April 2014

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI
Halaman judul……………………………………………………………………..
Kata pengantar…………………………………………………………………….
Daftar isi…………………………………………………………………………..

BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang………………………………………………………........... 1

1.2.Rumusan Masalah……………………………………………………......... 1

1.3.Tujuan Makalah……………….……………………………………........... 2

1.4.Manfaat Makalah……………….……………………………………........ 2

BAB II. PEMBAHASAN


II.1. Pengertian Senyawa Karbon….……………………………………......... 3
II.2. Karakteristik Hidrokarbon........................................................................ 4
II.3.Penggolongan Senyawa Hidrokarbon...................................................... 4
II.4.Senyawa Hidrokarbon............................................................................... 5
II.5.Sikloalkana................................................................................................ 26
II.6.Hidrokarbon Aromatik.............................................................................. 27

BAB III. PENUTUP


III.1. Kesimpulan…….…………………………………………………….... 29
III.2. Saran…………………….…………………………………………...... 29

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 30

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Salah satu rumpun senyawa yang melimpah di alam adalah senyawa karbon. Senyawa ini
tersusun atas atom karbon dan atom-atom lain yang terikat pada atom karbon, seperti
hidrogen, oksigen, nitrogen, dan atom karbon itu sendiri. Salah satu senyawa karbon paling
sederhana adalah hidrokarbon. Hidrokarbon banyak digunakan sebagai komponen utama
minyak bumi dan gas alam.

Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas hidrogen dan karbon. Pembakaran
sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H 2O) dan karbon dioksida (CO2)
dan pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H 2O),
karbon dioksida (CO2), dan karbon monoksida (CO). Sumber utama senyawa karbon adalah
minyak bumi dan batu bara.

Adanya uap air dapat dideteksi dengan menggunakan kertas kobalt biru yang akan
menjadi berwarna merah muda dengan adanya air. Sedangkan adanya gas karbon dioksida
dapat dideteksi dengan menggunakan air barit (Ca(OH)2 atau Ba(OH)2) melalui reaksi:
CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l)

Senyawa karbon yang pertama kali disintesis adalah urea (dikenal sebagai senyawa
organik) oleh Friederick Wohler dengan memanaskan amonium sianat menjadi urea di
laboratorium.

I.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian hidrokarbon ?
2. Bagaimana karakteristik hidrokarbon ?
3. Bagaimanakah penggolongan senyawa hidrokarbon?
4. Seperti apakah senyawa alkana, alkena dan alkuna?
5. Bagaimanakah keisomeran pada sikloalkana?
6. Apa itu senyawa aromatik? 4
I.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari hidrokarbon ?
2. Memahami karakteristik dari hidrokarbon ?
3. Mengetahui penggolongan senyawa hidrokarbon?
4. Untuk mempelajari senyawa alkana, alkena dan alkuna?
5. Untuk mengetahui keisomeran pada sikloalkana?
6. Mengetahui senyawa aromatik?

1.4. Manfaat

1. Sebagai media pembelajaran khususnya mata kuliah Kimia Dasar


2. Bahan informasi untuk pengembangan ilmu khususnya di bidang kimia.

BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Pengertian Senyawa Karbon

Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas hidrogen dan karbon.
5
Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O) dan karbon
dioksida (CO2) dan pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan
uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), dan karbon monoksida (CO). Sumber utama senyawa
karbon adalah minyak bumi dan batu bara.

Adanya uap air dapat dideteksi dengan menggunakan kertas kobalt biru yang akan
menjadi berwarna merah muda dengan adanya air. Sedangkan adanya gas karbon dioksida
dapat dideteksi dengan menggunakan air barit (Ca(OH)2 atau Ba(OH)2) melalui reaksi:
CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l)

Senyawa karbon yang pertama kali disintesis adalah urea (dikenal sebagai senyawa
organik) oleh Friederick Wohler dengan memanaskan amonium sianat menjadi urea di
laboratorium.
Karbon organic Karbon anorganik
Di dalam strukturnya terdapat rantai Di dalam strukturnya tidak terdapat
atom karbon. rantai atom karbon
Struktur molekulnya dari yang
sederhana sampai yang besar dan Struktur molekulnya sederhana
kompleks
Mempunyai isomer Tidak mempunyai isomer
Mempunyai ikatan kovalen Mempunyai ikatan ion
Titik didih/leleh rendah Titik didih/leleh tinggi
Umumnya tidak mudah larut dalam
Mudah larut dalam air
air
Kurang stabil terhadap pemanasan Lebih stabil terhadap pemanasan
Reaksi umumnya berlangsung lambat Reaksi berlangsung lebih cepat

II.2. Karakteristik Hidrokarbon


Atom karbon memiliki empat elektron valensi dengan rumus Lewis yang ditunjukkan di
samping. Keempat elektron valensi tersebut dapat membentuk empat ikatan kovalen melalui
penggunaan bersama pasangan elektron dengan atom-atom lain. Atom karbon dapat berikatan
kovalen tunggal dengan empat atom hidrogen membentuk molekul metana (CH4).

Selain dapat berikatan dengan atom-atom lain, atom karbon dapat juga berikatan

6
kovalen dengan atom karbon lain, baik ikatan kovalen tunggal maupun rangkap dua dan tiga,
seperti pada etana, etena dan etuna (lihat pelajaran Tata Nama Senyawa Organik).
Kecenderungan atom karbon dapat berikatan dengan atom karbon lain memungkinkan
terbentuknya senyawa karbon dengan berbagai struktur (membentuk rantai panjang atau
siklik). Hal inilah yang menjadi ciri khas atom karbon.

Jika satu atom hidrogen pada metana (CH 4) diganti oleh gugus –CH3 maka akan
terbentuk etana (CH3–CH3). Jika atom hidrogen pada etana diganti oleh gugus –CH3 maka
akan terbentuk propana (CH3–CH2–CH3) dan seterusnya hingga terbentuk senyawa karbon
berantai atau siklik.

II.3.Penggolongan Senyawa Hidrokarbon

1. Berdasarkan jumlah atom karbon yang diikat oleh atom karbon lainnya

a. Atom C primer, adalah atom C yang diikat oleh 1 atom C yang lain.
b. Atom C sekunder, adalah atom C yang diikat oleh 2 atom C yang lain.
c. Atom C tersier, adalah atom C yang diikat oleh 3 atom C yang lain.
d. Atom C kuartener, adalah atom C yang diikat oleh 4 atom C yang lain.
keterangan:
nomor (1) : atom C primer
nomor (2) : atom C sekunder
nomor (3) : atom C tersier
nomor (4) : atom C kuartener

2. Berdasarkan kerangkanya

a. Senyawa hidrokarbon rantai terbuka (alifatik), adalah senyawa hidrokarbon yang


memiliki rantai karbon terbuka, baik lurus, bercabang, berikatan tunggal atau berikatan
rangkap 2 atau rangkap 3.
b. Senyawa hidrokarbon rantai tertutup (asiklik), adalah senyawa hidrokarbon yang

-
memiliki rantai tertutup. Dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
7
Senyawa hidrokarbon asiklik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai tertutup yang
mengandung ikatan jenuh atau tidak jenuh. atau dapat ditulis.
- Senyawaa hidrokarbon aromatik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai tertutup yang
membentuk cincin benzena atau terdapat ikatan rangkap dan tunggal yang bergantian.
atau dapat ditulis.

3. Berdasarkan kejenuhan ikatannya


Hidrokarbon jenuh, adalah senyawa hidrokarbon yang atom C nya mempunyai ikatan
tunggal/tidak mempunyai ikatan rangkap. Contoh golongan alkana.

II.4. Senyawa Hidrokarbon

Dalam berikatan sesama atom karbon terdapat tiga kemukinan, pertama membentuk
ikatan tunggal, ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga. Untuk penyederhanaan dapat kita
ibaratkan Ikatan tunggal terjadi dari orbital s dan disebut ikatan (σ) sigma pada orbital hibrid
sp3 dan bentuk molekul tetrahedron dengan sudut 109,5 o. Senyawa dengan ikatan tunggal
disebut dengan senyawa hidrokarbon jenuh.

Senyawa hidrokarbon dengan ikatan rangkap dua terjadi pada orbital p, dan ikatan ini
dikenal dengan ikatan π, pada ikatan rangkap dua terjadi perubahan sudut akibat dua orbital p
berposisi sejajar sehingga membentuk orbital sp2 (segi tiga datar) dan sudut yang terbentuk
adalah 120o. Sama halnya dengan ikatan rangkap tiga terdapat dua orbital p dalam posisi
sejajar sehingga merubah bentuk orbital sp menjadi (bentuk planar) dengan sudut 180o.
Atom karbon pada senyawa hidrokarbon memiliki posisi yang berbeda-beda.
Semua atom karbon (merah) yang dapat mengikat 3 atom hidrogen dan berposisi di tepi,
disebut dengan atom karbon primer. Atom karbon nomor 3 (hijau) yang mengikat 2 atom
hidrogen disebut dengan atom karbon sekunder. Demikian pula atom karbon yang mengikat
hanya 1 atom hidrogen (warna abu-abu) memiliki posisi sebagai atom karbon tersier.
Setiap atom Karbon dalam kerangka senyawa hidrokarbon dapat mengikat atom lain seperti
atom hidrogen, oksigen, nitrogen, belerang, klor dan lainnya. Perbedaan atom yang diikat
menyebabkan perubahan khususnya pada polaritas sehingga menyebabkan perbedaan sifat-
sifat kimia molekul yang dibentuk.
8
Secara umum senyawa hidrokarbon memiliki ciri-ciri seperti, dibangun oleh kerangka atom
karbon, ikatan yang membentuk senyawa merupakan ikatan kovalen. Senyawa ini titik didih
yang rendah sesuai dengan berkurangnya jumlah atom karbon penyusunnya, mudah terbakar.
Untuk senyawa hidrokarbon yang berikatan dengan atom H bersifat polar, dan jika mengikat
atom lainnya seperti oksigen, nitrogen, belerang, klorida menyebabkan terjadinya molekul
yang lebih polar.

1. Alkana

Alkana adalah hidrokarbon jenuh yang diturunkan dari metana dengan ikatan sp 3 . Adapun
deret homolog senyawa alkana seperti terlihat pada tabel II.1.

Nama alkana Rumus Mr Titik leleh Titik didih Wujud pada


molekul (ºC) (ºC) 25ºC
Metana CH4 16 -182 -162 Gas
Etana C2H6 30 -183 -89 Gas
Propana C3H8 44 -188 -42 Gas
Butana C4H10 58 -138 -0,5 Gas
Pentana C5H12 72 -130 36 Cair
Heksana C6H14 6 -95 69 Cair
Heptana C7H16 100 -91 99 Cair
Oktana C8H18 114 -57 126 Cair
Nonana C9H20 128 -54 151 Cair
Dekana C10H22 142 -30 174 Cair
Undekana C11H24 156 -26 196 Cair
Dodekana C12H26 170 -9,6 216 Cair
Tridekana C13H28 184 -5,4 235 Cair
Tetradekana C14H30 198 5,9 254 Cair
Pentadekana C15H32 212 9,9 271 Cair
Heksadekan C16H34 226 18 287 Cair
a
Heptadekana C17H36 240 22 302 Cair
Oktadekana C18H38 254 28 316 Padat
Nonadekana C19H40 268 32 330 Padat
Eikosana C20H42 282 37 343 Padat
a. Tatanama Senyawa Alkana

Berdasarkan penjelasan mengenai hubungan antara penamaan senyawa hidrokarbon dan


jumlah atom C serta jenis ikatan. Berikut langkah-langkah penamaan senyawa alkana.

1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan tunggal, berarti senyawa tersebut
merupakan senyawa alkana.
9
2. Hitung jumlah atom C-nya.
3. Tuliskan awalan berdasarkan jumlah atom C-nya dan diakhiri dengan akhiran -ana.

Untuk lebih jelas, pelajari contoh soal berikut.

Tentukan nama senyawa hidrokarbon berikut.

1. C2H6

2. C4H10

JAWAB

1. Struktur kimia C2H6 dapat digambarkan sebagai berikut.

C2H6memiliki ikatan tunggal (-ana) dengan jumlah atom C sebanyak 2 (eta). Jadi,
C2H6memiliki nama etana.

2. Struktur kimia C4H10 dapat digambarkan sebagai berikut.

C4H10memiliki ikatan tunggal (-ana) dengan jumlah atom C sebanyak 4 (buta). Jadi,
C4H10memiliki nama butana.

Dengan cara yang sama, penamaan senyawa-senyawa alkana lainnya dapat ditentukan. Tabel
berikut menunjukkan penamaan senyawa alkana.

Tabel II.2 Penamaan Senyawa Alkana 10


Perhatikan rumus molekul senyawa-senyawa alkana pada tabel. Ternyata, selisih antara
alkana yang jumlah atom C–nya berbeda 1 selalu sama, yaitu –CH2atau 14 satuan massa atom
sehingga membentuk suatu deret yang disebut deret homolog (deret sepancaran).
Berdasarkan deret homolog senyawa alkana, senyawa alkana memiliki rumus umum sebagai
berikut.

CnH2n+2

Contoh:

Suatu senyawa alkana memiliki jumlah atom C sebanyak 6 buah. Tentukan rumus molekul
dan namanya.?

Jawab: Senyawa alkana memiliki rumus umum CnH2n+2 sehingga alkana yang memiliki 6
atom C akan memiliki rumus molekul C6H14. Senyawa ini memiliki nama heksana.

Berdasarkan rumus strukturnya, senyawa alkana dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
rantai lurus dan rantai bercabang. Berikut beberapa contoh senyawa alkana rantai bercabang.

11
Aturan Penamaan Senyawa Alkana Rantai Bercabang
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan tunggal, berarti senyawa tersebut
merupakan senyawa alkana.

2. Tentukan rantai induk dan rantai cabangnya.

3. Beri nomor pada rantai induk sedemikian rupa sehingga rantai cabang menempel pada
atom C yang bernomor paling kecil.

4. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkana rantai lurus.

5. Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.

Tabel II.3. Struktur dan Nama Beberapa Gugus Alkil

6. Tuliskan nomor cabang, diikuti tanda (-), nama rantai cabang yang menyambung dengan
nama rantai lurus.

Aturan Penamaan Senyawa Alkana Rantai Bercabang Lebih dari 1


12
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan tunggal, berarti senyawa tersebut
merupakan senyawa alkana.
2. Tentukan rantai induk terpanjang dan jumlah rantai cabangnya yang paling banyak.

3. Beri nomor pada rantai induk sedemikian rupa sehingga salah satu rantai cabang
menempel pada atom C yang paling kecil.

4. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkana rantai lurus.

5. Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.

6. Tuliskan nomor cabang 1 diikuti tanda (-) nama gugus alkil rantai cabang 1, nomor
cabang 2 diikuti tanda (-) nama gugus alkil rantai cabang 2, ditulis bersambung
dengan nama rantai lurus. Nama alkil disusun berdasarkan abjad.

7. Jika rantai cabang memiliki gugus alkil yang sama, rantai cabang diberi nama sesuai
jumlah atom C dan jumlah rantai cabangnya.

Tabel II.4.. Jumlah Rantai Cabang dan Namanya

8. Tuliskan nomor-nomor cabang, diikuti tanda (-), nama jumlah rantai cabang dan gugus
alkil ditulis bersambung dengan nama rantai lurus.

Tabel II.5. Penamaan Senyawa Alkana Berantai Cabang

13
b. Isomer Senyawa Alkana

Pada senyawa alkana, keisomeran dimulai dari senyawa dengan rumus kimia C 4H10 . Jenis
isomernya, yaitu isomer struktur. Perhatikan dua isomer yang dimiliki C 4H10 serta titik
didihnya.

Cara sistematis mencari jumlah kemungkinan isomer alkana adalah sebagai berikut.

Sebagai contoh kita pilih C6H14.

1) Mulailah dengan isomer rantai lurus

2) Kemudian kurangi rantai induknya dengan satu atom karbon dan jadikan cabang.
Tempatkan cabang itu mulai dari atom karbon nomor 2, kemudian ke nomor 3, dan
seterusnya hingga semua kemungkinan habis. Untuk C6H14, hanya ada dua kemungkinan

Sebagaimana Anda lihat, cabang metal tidak dapat ditempatkan pada atom karbon nomor 4,
sebab sama saja dengan penempatan cabang di nomor 2.

3) Selanjutnya, kurangi lagi rantai induknya. Kini, dua atom atom karbon dijadikan cabang,
yaitu sebagai dimetil atau etil. Sebagai contoh isomer dengan dua cabang metal ada dua
kemungkinan sebagai berikut.

14
Isomer dengan cabang etil untuk C6H14 tidak dimungkinkan, karena:

Jadi, untuk alkana dengan rumus molekul C6H14 ada 5 kemungkinan isomer.

c. Sifat senyawa alkana

Sifat Fisik Alkana

1) Semua hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air. Jika
suatu hidrokarbon bercampur dengan air, maka lapisan hidrokarbon selalu di atas sebab
massa jenisnya lebih kecil daripada 1. Pelarut yang baik untuk hidrokarbon adalah pelarut
nonpolar, seperti CCl4 atau atau sedikit polar (dietil eter atau benzena).

2) Alkana mudah larut dalam pelarut organik.


Semakin bertambah jumlah atom C maka Mr ikut bertambah akibatnya titik didih dan titik
leleh semakin tinggi. Alkana rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding alkana
rantai bercabang dengan jumlah atom C sama. Semakin banyak cabang, titik didih makin
rendah.

3) Pada suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH 4 sampai C4H10 berwujud
gas. Pentana (C5H12) sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair, sedangkan oktadekana
(C18H38) dan seterusnya berwujud padat.

Sifat Kimia Alkana

15
1) Alkana dan sikloalkana tidak reaktif, cukup stabil apabila dibandingkan dengan senyawa
organik lainnya. Oleh karena kurang reaktif, alkana kadang disebut paraffin (berasal dari
bahasa Latin: parum affins, yang artinya "afinitas kecil sekali").
2) Pembakaran/oksidasi alkana bersifat eksotermik (menghasilkan kalor). Pembakaran alkana
berlangsung sempurna dan tidak sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan
gas CO2 sedang pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO. [1] Itulah sebabnya
alkana digunakan sebagai bahan bakar. Secara rata-rata, oksidasi 1 gram alkana menghasilkan
energi sebesar 50.000 joule.

Reaksi pembakaran sempurna :

CH4(g) + 2 O2(g) → CO2(g) + 2 H2O(g) + Energi


Reaksi pembakaran tak sempurna:
2 CH4(g) + 3 O2(g) → 2 CO(g) + 4 H2O(g) + Energi

3) Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2), maka atom-atom H pada
alkana mudah mengalami substitusi (penukaran) oleh atom-atom halogen.
CH4 + Cl2 → CH3Cl (metilklorida (klorometana)) + HCl

CH3Cl + Cl2 → CH2Cl2 (diklorometana) + HCl

CH2Cl2 + Cl2→ CHCl3 (kloroform (triklorometana)) + HCl

CHCl3 + Cl2 → CCl4 (karbon tetraklorida) + HCl

4)Senyawa alkana rantai panjang dapat mengalami reaksi eliminasi. Reaksi eliminasi adalah
reaksi penghilangan atom/gugus atom untuk memperoleh senyawa karbon lebih sederhana.
Contoh pada reaksi eliminasi termal minyak bumi dan gas alam.

800 - 900 oC
CH3 - CH2 - CH3 → CH3 - CH = CH2 + H2
propana propena
800 - 900 oC
CH3 - CH2 - CH3 → CH2 = CH2 + CH4
propana etena Metana
16
d. Kegunaan Alkana
Alkana adalah komponen utama dari gas alam dan minyak bumi. Kegunaan alkana
dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut.

 Bahan bakar, misalnya elpiji, kerosin, bensin, dan solar.

 Pelarut. Berbagai jenis hidrokarbon, seperti petroleum eter dan nafta, digunakan sebagai
pelarut dalam industri dan pencucian kering (dry cleaning).

 Sumber hidrogen. Gas alam dan gas petroleum merupakan sumber hidrogen dalam
industri, misalnya industri amonia dan pupuk.

 Pelumas. Pelumas adalah alakana suku tinggi (jumlah atom karbon tiap molekulnya
cukup besar, misalnya C18H38)

 Bahan baku untuk senyawa organik lain. Minyak bumi dan gas alam merupakan bahan
baku utama untuk sintesis berbagai senyawa organik seperti alkohol, asam cuka, dll.

 Bahan baku industri. Berbagai produk industri seperti plastik, deterjen, karet sintetis,
minyak rambut, dan obat gosok dibuat dari minyak bumi atau gas alam.

e. Sumber Alkana

Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka
dan semua ikatan atom karbon-karbonnya merupakan ikatan tunggal. Nama alkana dimulai
dari metana, etana, propana, butana, pentana, heksana, heptana, oktana, nonana, dekana.
Nama alkana ditentukan dari jumlah atom C-1 sampai C-10. C-1 merupakan metana sampai
dengan C-10 yaitu dekana. Rumus umum alkana : CnH2n+2.
Sumber utama alkana adalah bahan bakar fosil dalam bentuk minyak bumi dan gas
alam. Minyak bumi mengandung alkana. Mulai dari rantai terpendek sampai rantai
terpanjang, sedangkan gas alam mengandung alkana rantai pendek.

17
2 .ALKENA

Alkena atau olefin dalam kimia organik adalah hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah
ikatan rangkap dua antara atom karbon. [1] Alkena asiklik yang paling sederhana, yang
membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun, maka
akan membentuk suatu kelompok hidrokarbon dengan rumus umum:

CnH2n

Alkena yang paling sederhana adalah etena atau etilena (C2H4) Senyawa aromatik seringkali
juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi struktur dan ciri-ciri mereka berbeda sehingga
tidak dianggap sebagai alkena.

a. Tatanama alkena

1) Alkena rantai lurus

Nama alkena rantai lurus sesuai dengan nama–nama alkana, tetapi dengan mengganti akhiran
–ana menjadi –ena.

Contoh:

• C2H4etena

• C3H6propena

• C4H8butena

2) Alkena rantai bercabang

Urutan penamaan adalah:

a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.

Contoh:
18
b) Memberi nomor, dengan aturan penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk,
sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil (bukan berdasarkan posisi cabang).

Contoh:

c) Penamaan, dengan urutan:

- nomor atom C yang mengikat cabang

- nama cabang

- nomor atom C ikatan rangkap

- nama rantai induk (alkena)

Contoh:

19
b. Isomer pada alkena

Pada senyawa alkena, keisomeran dimulai dari senyawa dengan rumus kimia C4H8. Jenis
isomernya, yaitu isomer struktur, isomer fungsi, dan isomer geometri. Perhatikan tiga isomer
struktur yang dimiliki senyawa alkena C4H8.

Alkena dapat mempunyai keisomeran geometri karena mempunyai ikatan rangkap.


Contohnya yaitu keisomeran pada 2-butena. Dikenal 2 jenis 2-butena, yaitu cis-2-butena dan
trans-2-butena. Keduanya mempunyai struktur yang sama, tetapi berbeda konfigurasi. Pada
cis-2-butena, kedua gugus metal terletak pada sisi yang sama dari ikatan rangkap, sebaliknya
pada trans-2-butena, kedua gugus metal itu berseberangan.

Alkena akan mempunyai keisomeran geometri jika kedua atom C yang berikatan rangkap
mengikat gugus-gugus yang berbeda.

C. Sifat pada Alkena


Sifat Fisik Alkena
1) Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena sedikit
larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang membentuk ikatan π.
Ikatan π tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif sebagian. 20
2) Titik leleh dan titik didih alkena hampir sama dengan alkana yang sesuai, makin
bertambah jumlah atom C, harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.
Sifat Kimia Alkena

Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya ikatan rangkap. Reaksi alkena
terutama terjadi pada ikatan rangkap tersebut.

Reaksi-reaksi alkena sebagai berikut.

a) Reaksi Adisi (penambahan atau penjenuhan)

Reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan cara mengikat
atom lain.

Zat-zat yang dapat mengadisi alkena adalah :

(1) Gas hidrogen (H2)

Reaksi adisi merupakan reaksi pemutusan ikatan rangkap. Pada adisi alkena, ikatan rangkap
berubah menjadi ikatan tunggal. [2]

a) CH2 = CH2 (etena) + H2 → CH3 – CH3 (etana)

b) CH2 = CH – CH3 (propena) + H2 → CH3 – CH2 – CH3 (propana)

(2) Halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2)

Reaksi adisi oleh halogen akan memutus rantai rangkap alkena membentuk alkana.
Selanjutnya halogen tersebut akan menjadi cabang/substituen dari alkana yang terbentuk.

21
(3) Asam halida (HCl, HBr, HF, dan HI)

Jika alkena menangkap asam halida berlaku aturan Markovnikov, yaitu atom H dari asam
halida akan terikat
pada atom C berikatan rangkap yang telah memiliki atom H lebih banyak.

Jika atom C yang berikatan rangkap memiliki jumlah H yang sama, halida akan terikat pada
atom C yang paling panjang. [2]

Pada gambar di atas ikatan rangkap membagi sama banyak atom C dan atom H, sehingga
simetris.

Pada gambar di atas ikatan rangkap tidak membagi sama banyak atom C dan atom H,
sehingga tidak simetris.

Keterangan: H terikat pada atom C1 karena C1 mengikat 2 atom H dan C2 mengikat hanya 1
atom H. Sedangkan Br terikat pada atomC2.

b) Reaksi Pembakaran (oksidasi dengan oksigen)

1) Pembakaran sempurna alkena menghasilkan CO2 dan H2O.

C2H4 + 3 O2 → 2 CO2 + 2 H2O

2) Pembakaran tidak sempurna alkena menghasilkan CO dan H2O.

C2H4 + 2 O2 → 2 CO + 2 H2O

c) Reaksi Polimerisasi

Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana (monomer)


22
menjadi molekul besar (polimer).
Contoh :
Polimerisasi etena menjadi polietena

n CH2 = CH2 → – CH2 – CH2– → [– CH2 – CH2 –]n

d.Kegunaan Alkena
Kegunaan alkena sebagai bahan baku untuk sintesis senyawa organik di industri, seperti
plastik, farmasi dan insektisida.
e.Sumber Alkena
Dalam industri, alkena dibuat dari alkana melalui pemanasan dengan katalis, yaitu
dengan proses yang disebut perengkahan atau cracking. Alkena, khususnya suku-suku
rendah, adalah bahan baku industri yang sangat penting, misalnya untuk membuat plastik,
karet sintetis, dan alkohol.
Di alam, sumber alkena berada dalam jumlah yang kecil, sehingga alkena harus
disintesis dari gas alam dan minyak bumi melalui reaksi perekahan.
Kegunaan alkena sebagai bahan baku untuk sintesis senyawa organik di industri, seperti
plastik, farmasi dan insektisida.

3. Alkuna
Alkuna merupakan deret senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang dalam tiap
molekulnya mengandung satu ikatan rangkap 3 diantara dua atom C yang berurutan. Untuk
membentuk ikatan rangkap 3 atau 3 ikatan kovalen diperlukan 6 elektron, sehingga tinggal
satu elektron pada tiap-tiap atom C tersisa untuk mengikat atom H. Jumlah atom H, yang
dapat diikat berkurang dua, maka rumus umumnya menjadi
CnH2n+2 – 4H = CnH2n-2

Seperti halnya alkena, alkuna juga mempunyai suku pertama dengan harga n = 2,
sehingga rumus molekulnya C2H2, sedang rumus strukturnya H – C º C – H. Senyawa alkuna
tersebut mempunyai nama etuna atau dengan nama lazim asetilena. Asetilena merupakan
suatu gas yang dihasilkan dari reaksi karbon dengan air dan banyak digunakan oleh tukang
las untuk menyambung besi.
23
Tata nama alkuna sama dengan alkana atau alkena, bagian pertama menunjuk pada jumlah
sedang bagian kedua adalah akhiran -una, tetapi suku pertamanya juga mempunyai n = 2
seperti alkena. Etuna merupakan suku alkuna satu-satunya yang dapat dibuat. Suku-suku
alkuna lain sering diberi nama atau dianggap sebagai turunan etuna. Jadi propuna disebut
metil asetilena.

a. Tatanama pada alkuna

1) Alkuna rantai lurus namanya sama dengan alkana, hanya akhiran “ana” diganti dengan
“una”.

Contoh:

C3H4: propuna

C5H8: pentuna

C4H6: butuna

2) Alkuna rantai bercabang

Urutan penamaan adalah:

a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang

mengandung ikatan rangkap tiga. Contoh:

24
b) Penomoran alkuna dimulai dari salah satu ujung rantai induk, sehingga atom C yang
berikatan rangkap tiga mendapat nomor terkecil. Contoh:

c) Penamaan, dengan urutan:

• nomor C yang mengikat cabang

• nama cabang

• nomor C yang berikatan rangkap tiga

• nama rantai induk (alkuna)

Contoh:

3–metil–1–butuna

(bukan 2–metil–3–butuna)

4–metil–2–heksana
25
(bukan 3–metil–4–heksana) (John Mc. Murry Fay, 4th ed.)
Contoh

1. Tulislah nama senyawa berikut ini.

jawab:

4–metil–2–pentuna

2–metil–3–heksuna

b. Keisomeran pada alkuna

Pada senyawa alkuna, keisomeran dimulai dari senyawa butuna dengan rumus kimia
C4H6. Jenis isomernya, yaitu isomer struktur dan isomer fungsi. Pada pembahasan berikut
akan dijelaskan mengenai isomer struktur senyawa alkuna. Perhatikan dua isomer yang
dimiliki butuna (C4H6).

26
c. Sifat pada alkuna
Sifat Fisik Alkuna

1) Sifat fisika alkuna sama dengan alkana dan alkena. Alkuna juga sedikit larut dalam air.

2) Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Semakin bertambah jumlah atom C
harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.

Sifat Kimia Alkuna

Reaksi- reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, hanya berbeda pada kebutuhan jumlah
pereaksi untuk penjenuhan ikatan rangkap.

Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena untuk jumlah
ikatan rangkap yang sama.

Contoh :

Reaksi penjenuhan etena oleh gas hidrogen

CH2 = CH2 (etena) + H2→ CH3 – CH3 (etana)

a) Oksidasi

Sebagaimana hidrokarbon pada umumnya, alkuna jika dibakar sempurna akan menghasilkan
CO2 dan H2O.

C3H4 + 4O2 → 3CO2 + 2H2O

b) Adisi H2

27
Alkuna mengalami dua kali adisi oleh H2 untuk menghasilkan alkana.
Contoh :

HC ≡ C – CH3 + H2 → H2C = CH – CH3 + H2 → H3C – CH2 –


CH3
Propuna propena propana

c) Adisi Halogen

d) Adisi Asam halida

Adisi alkuna oleh asam halida mengikuti aturan Markovnikov sebagaimana pada alkena.

d.Kegunaan Alkuna
· Sebagai bahan bakar untuk obor oksiasetilena yang digunakan untuk pengelasan dan
pemotongan logam. Hal ini dikarenakan reaksi antara etuna dan O2 murni dapat melepas
panas yang mencapai 2.500-3.0000 C
· Sebagai bahan baku untuk sintesis senyawa organik, seperti etanol, asam asetat, dan vinil
klorida.

28
e.Sumber Alkuna

Alkuna adalah hidrokarbon alifatik tidak jenuh dengan satu ikatan karbon-karbon
rangkap tiga. Senyawa yang mempunyai 2 ikatan karbon-karbon rangkap tiga disebut
alkadiuna, sedangkan yang mempunyai 1 ikatan karbon-karbon rangkap dan 1 ikatan karbon
rangkap tiga disebut alkenuna. Tiga nama pertama dari alkuna antara lain, etuna, propuna,
butuna. Rumus umum alkuna : CnH2n-2. Tata nama alkuna diturunkan dari nama alkana
yang sesuai dengan mengganti akhiran ana menjadi una. Tata nama alkuna bercabang, yaitu
pemilihan rantai induk, penomoran, dan cara penulisan, sama seperti pada alkena. Alkuna
yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (C2H2). Nama lain etuna adalah
asetilena. Dalam industri asetilena dibuat dari metana melalui pembakaran tak sempurna.
Dalam jumlah sedikit, asetilena dapat dibuat dari reaksi batu karbid (kalsium karbida) dengan
air. Pembuatan gas karbid dari batu karbid ini digunakan oleh tukang las (las karbid). Jika
diperhatikan, gas karbid berbau tidak sedap. Namun sebenarnya gas asetilena murni tidaklah
berbau busuk bahkan sedikit harum. Bau busuk itu terjadi karena gas asetilena yang dibuat
dari batu karbid tidak murni, tetapi mengandung campuran. Perlu diketahui bahwa gas forfin
juga bersifat racun. Jadi ada untungnya gas ini berbau tidak sedap, sehingga orang akan
menghindarinya.
Alkuna ditemukan dalam gas rawa, batu=bara, dan minyak bumi. Tetapi dalam
jumlah yang sedikit. Jadi industri harus mensintesis alkuna. Satu alkuna sintetis yang penting
adalah etuna(asetilena).

II.5.Sikloalkana

Sikoalkana memiliki kereaktifan yang sangat mirip dengan alkana, kecuali untuk
sikloalkana yang sangat kecil – khususnya siklopropana. Siklopropana jauh lebih reaktif
dibanding yang mungkin anda kira.

Alasannya karena sudut-sudut ikatan dalam cincin. Normalnya, apabila karbon


membentuk empat ikatan tunggal, maka sudut-sudut ikatannya adalah sekitar 109,5°. Pada
siklopropana sudut ini sebesar 60°.
29
Dengan pasangan-pasangan elektron yang saling berdekatan, terjadi tolak menolak antara
pasangan-pasangan elektron yang menghubungkan atom-atom karbon. Ini membuat ikatan-
ikatan lebih mudah terputus.

Pengaruh dari tolak-menolak ini akan dibahas lebih lanjut pada halaman tentang reaksi-reaksi
dari senyawa-senyawa ini dengan halogen.

Konformasi Alkana dan sikloalkana


Setiap atom karbon dalam senyawa alkana dan sikloalkana membentuk empat ikatan
tunggal atau memiliki hibridisasi sp. Adanya ikatan tunggal ini menyebabkan atom-atom
dalam molekul alkana dan sikoalkana bisa mengalami perubahan orientasi karena ikatan
tunggal dapat berotasi. Perubahan orientasi ini disebut konformasi. K ecuali metana, etana,
dan propana, setiap konformasi memiliki tingkat energi molekul yang berbeda-beda.
Sebagaicontoh molekul butana. Rotasi ikatan C 2 - C3 dari 0 - 3600 akan menghasilkan
perubahankonformasi dari anti-eklips-gauce-eklips-gauce-eklips-anti diikuti dengan
perubahan energimekanik molekul. Perubahan energi mekanik molekul dari konformasi anti
ke konformasieklips metil, konformsi anti ke konformasi eklips, dan konformasi anti ke
konformasi gauce,berturut-turut adalah 5 kkal/mol; 3,4 kkal/mol dan 0,8 kkal/mol.

II.6.Hidrokarbon aromatik

Sebuah hidrokarbon aromatik atau arena (kadang juga disebut hidrokarbon aril)
adalah hidrokarbon dengan ikatan tunggal dan atau ikatan ganda di antara atom-atom
karbonnya. Konfigurasi 6 atom karbon pada senyawa aromatik dikenal dengan cincin
benzena. Hidrokarbon aromatik dapat berupa monosiklik atau polisiklik.

Beberapa senyawa aromatik yang bukan merupakan turunan benzena disebut dengan
heteroarena, senyawa-senyawa ini mengikuti Aturan Hückel. Pada senyawa-senyawa ini, 30
paling sedikit ada satu atom karbon yang digantikan oleh atom lainnya, misalnya oksigen,
nitrogen, atau sulfur. Salah satu contohn senyawanya adalah furan, sebuah senyawa
heterosiklik cincin yang mempunyai 5 anggota, salah satunya atom oksigen. Contoh lainnya
adalah piridina, sebuah senyawa heterosiklik cincin dengan 6 anggota, salah satunya atom
nitrogen.

Substitusi aromatik

Pada substitusi aromatik, 1 substituen pada cincin arena (biasanya hidrogen) akan
digantikan dengan substituen lainnya. 2 tipe utama adalah substitusi aromatik elektrofilik
(reagen aktifnya elektrofil) dan substitusi aromatik nukleofilik (reagennya nukleofil). Pada
substitusi aromatik radikal-nukleofilik, reagen aktifnya berupa radikal. Salah satu contohnya
adalah nitrasi dari asam salisilat:

Nitrasi dari asam salisilat

31
BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas hidrogen dan karbon.
Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O) dan karbon
dioksida (CO2) dan pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan
uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), dan karbon monoksida (CO). Sumber utama senyawa
karbon adalah minyak bumi dan batu bara.

Senyawa Hidrokarbon yang terdiri dari alkana, alkena dan alkuna memiliki penaman
yang hampir sama namun sifat-sifat baik sifat fisika maupun kimia, ketiga mempunya poin
yang cukup berbeda. Sama halnya dengan keisomeran, kegunaan dan sumber dari senyawa
tersebut, ketiganya juga memiliki poin yang berbeda.

III.2. Saran
Ada baiknya jika proses pembelajaran mata kuliah Kimia tidak dilaksanakan dengan
metode diskusi kelompok. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman materi bagi
mahasiswa itu sendiri. Nah, salah satu solusinya adalah pada awal pembelajaran dosen yang
menjelaskan materi sepenuhnya dan diakhir perkuliahan barulah mahasiswa diberikan
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan materi yang kurang dipahami. Lain
halnya dengan mata kuliah yang hanya menggunakan wawasan luas seperti mata kuliah
Wawasan Sosial Budaya Maritim, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Agama dan
lainnya. Beberapa mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah yang pembelajarannya sangat
cocok dilaksanakan melalui metode diskusi.

32
DAFTAR PUSTAKA

Justin, Sandri. Kimia 1 SMA Kelas X. 2006. Jakarta Timur : Yudisthira

Purba. Michael. Kimia Untuk SMA Kelas X. 2006. Jakarta : Erlangga

Sumber lain : www.googole.com

33

Anda mungkin juga menyukai