Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

Fisika
Bangunan
POKOK BAHASAN
1. Sistem pengkondisian
Udara

Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh

09
Fakultas Teknik Program MK10230 Dr.Ir.M. Syarif Hidayat, M.Arch.
Studi Arsitektur

Abstract Kompetensi
Mata kuliah ini membahas tentang Setelah mengikuti mata kuliah ini
keterlibatan lingkungan ruang dalam diharapkanan dapat menjelaskan
(indoor environmental) serta peralatan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan
yang ada dalam bangunan dalam kenyamanan termal, visual, dan audio
mencapai kenyamanan termal, visual serta dapat menganalisis secara
dan audio, sehingga tercapai sederhana terhadap aspek tersebut.
produktifitas kerja.
8.1 Teori dasar Sistem pengkondisian Uda

1. Pengertian Alat Pendingin Central

Alat pendingin central merupakan alat yang digunakan untuk mengkondisikan udara
ruangan, dimana udara dingin dari alat tersebut dialirkan ke ruangan yang
dikondisikan melalui saluran khusus ( ducting ).
Bentuk dan cara pengoperasian dibuat sesederhana mungkin dengan
memperhatikan keindahan dan kemudahan dalam perawatannya.
Jenis pendingin udara ada beberapa macam :
1. Tipe window.
2. Tipe split.
3. Tipe central.

2. Dasar-Dasar Psikometrik

Psikometrik merupakan suatu bahasan tentang sifat-sifat campuran udara dengan


uap air, dan ini mempunyai arti yang sangat penting dalam pengkondisian udara
karena udara pada atmosfir merupakan percampuran antara udara dan uap air, jadi
tidak benar-benar kering. Kandungan uap air dalam udara pada untuk suatu
keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan.
Pada bagan psikometrik ada dua hal yang penting, yaitu penguasaan akan dasar-
dasar bagan dan kemampuan menentukan sifat-sifat pada kelompok-kelompok
keadaan lain, misalnya tekanan barometrik yang tidak standar.
Untuk memahami proses-proses yang terjadi pada karta psikometrik perlu adanya
pemahaman tentang hukum Dalton dan sifat-sifat yang ada dalam karta psikometrik,
antara lain :

1. Temperatur bola kering.


Temperatur bola kering merupakan temperatur yang terbaca pada
termometer sensor kering dan terbuka, namun penunjukan dari temperatur ini
tidak tepat karena adanya pengaruh radiasi panas.
2. Temperatur bola basah.
Temperatur bola basah merupakan temperatur yang terbaca pada
termometer dengan sensor yang dibalut dengan kain basah. Untuk mengukur
temperatur ini diperlukan aliran udara sekurangnya adalah 5 m/s. Temperatur
bola basah sering disebut dengan temperatur jenuh adiabatik.
3. Titik embun.
Titik embun adalah temperatur air pada keadaan dimana tekanan uapnya
sama dengan tekanan uap air dari udara. Jadi pada temperatur tersebut uap
air dalam udara mulai mengembun dan hal tersebut terjadi apabila udara
lembab didinginkan. Pada tekanan yang berbeda titik embun uap air akan
berbeda, semakin besar tekanannya maka titik embunnya semakin besar.
4. Kelembaban relatif.
Kelembaban relatif didefinisikan sebagai perbandingan fraksi molekul uap air
di dalam udara basah terhadap fraksi molekul uap air jenuh pada suhu dan
tekanan yang sama, atau perbandingan antara tekanan persial uap air yang
ada di dalam udara dengan tekanan jenuh uap air yang ada pada temperatur
yang sama. Kelembaban relatif dapat dikatakan sebagai kemampuan udara
untuk menerima kandungan uap air, jadi semakin besar RH semakin kecil
kemampuan udara tersebut untuk menyerap uap air.
Kelembaban ini dapat dirumuskan :

Pw
RH  x100% ………………………( 1 )
Pws
dimana :
Pw = Tekanan parsial uap air
Pws = Tekanan jenuh uap air

( Stoecker, W.F and jones, J.W. 1989 . Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, edisi ke-2.Alih
bahasa Ir.Supratman Hara.Jakarta : Erlangga )

5. Kelembaban spesifik (rasio kelembaban)


Kelembaban spesifik (w) adalah berat atau massa air yang terkandung
didalam setiap kilogram udara kering, atau perbandingan antara massa uap
air dengan massa udara kering yang ada didalam atmosfir.
Kelembaban spesifik dapat dirumuskan :

Mw
w …………….……………( 2 )
Ma
Dimana :
W = Kelembaban spesifik
Mw = Massa uap air
Ma = Massa udara kering

( Stoecker, W.F and jones, J.W. 1989 . Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, edisi ke-2.Alih bahasa Ir.Supratman
Hara.Jakarta : Erlangga )

6. Entalpi.
Entalpi merupakan energi kalor yang dimiliki oleh suatu zat pada temperatur
tertentu, atau jumlah energi kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg
udara kering dan x kg air ( dalam fasa cair ) dari 0 oC sampai mencapai t oC
dan menguapkannya menjadi uap air ( fasa gas).
7. Volume spesifik.
Volume spesifik merupakan volume udara campuran dengan satuan meter-
kubik per kilogram udara kering.

3. Proses Udara Thermal


Proses udara yang terjadi dalam karta psikometrik adalah :
1. Proses pemanasan (Heating).
2. Proses pendinginan (Cooling).
3. Proses pelembaban (humidifikasi).
4. Proses penurunan kelembaban (dehumidifikasi).
5. Proses pemanasan dan pelembaban (Heating dan humidifikasi).
6. Proses pemanasan dan penurunan kelembaban (Heating dan
dehumidifikasi).
7. Proses pendinginan dan pelembaban (Cooling dan humidifikasi).
8. Proses pendinginan dan penurunan kelembaban (Cooling dan
dehumidifikasi).

( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA . John Wily and Sons. Inc.)

3.1. Proses pemanasan (Heating).

Proses pemanasan adalah proses penambahan kalor sensibel ke udara sehingga


temperatur udara tersebut naik. Proses ini hanya disebabkan oleh perubahan
temperatur bola kering udara tanpa perubahan rasio kelembaban. Garis proses pada
karta psikometrik adalah garis horizontal ke arah kanan.

Twb2

Twb1 w

Tdb1 Tdb2

Gambar .1 Pemanasan Sensibel


( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA . John Wily and Sons. Inc.)

3.2 Proses pendinginan (Cooling).

Proses pendinginan adalah proses pengambilan kalor sensibel dari udara sehingga
temperatur udara tersebut mengalami penurunan. Proses ini hanya disebabkan oleh
perubahan temperatur bola kering udara tanpa perubahan rasio kelembaban. Garis
proses pada karta psikometrik adalah garis horizontal ke arah kiri.

Twb1

Twb2 w

Tdb2 Tdb1

Gambar 2 Pendinginan Sensibel


( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA . John Wily and Sons. Inc.)

3.3. Proses pelembaban (humidifikasi).


Proses pelembaban adalah proses penambahan kandungan uap air ke udara
sehingga terjadi kenaikan entalpi dan ratio kelembaban. Pada proses ini terjadi
perubahan kalor laten tanpa disertai perubahan kalor sensibel . Garis proses pada
karta psikometrik adalah garis vertikal ke arah atas.

Twb2

w2
Twb1

w1

Tdb

Gambar 3 Pelembaban
( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA . John Wily and Sons. Inc.)

3.4 Proses penurunan kelembaban (dehumidifikasi).

Proses penurunan kelembaban adalah proses pengurangan kandungan uap air ke


udara sehingga terjadi penurunan entalpi dan ratio kelembaban. Pada proses ini
terjadi perubahan kalor laten tanpa disertai perubahan kalor sensibel. Garis proses
pada karta psikometrik adalah garis vertikal ke arah bawah.

Twb1

w1
Twb2

w2

Tdb

Gambar 4 Penurunan Kelembaban


( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA . John Wily and Sons. Inc.)

3.5 Proses pemanasan dan pelembaban (Heating dan humidifikasi).


Pada proses ini udara dipanaskan disertai dengan penambahan uap air, yaitu
dengan mengalirkan udara melewati ruangan semburan air atau uap yang
temperaturnya lebih tinggi dari temperatur udara, sehingga didapatkan peningkatan
kalor sensibel dan kalor laten secara bersamaan. Pada proses ini terjadi kenaikan
rasio kelembaban, entalpi, Tdb, Twb dan kelembaban relatif. Garis proses pada karta
psikometrik adalah garis kearah kanan atas.

Twb2

w2
Twb1

w1

Tdb1 Tdb2

Gambar 5 Pemanasan dan Pelembaban


( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA . John Wily and Sons. Inc.)

3.6. Proses pemanasan dan penurunan kelembaban


(Heating dan dehumidifikasi)
Pada proses ini udara mengalami pendinginan dahulu sampai temperaturnya
dibawah titik embun udara, pada temperatur ini udara mengalami pengembunan
sehingga kandungan uap air akan berkurang, kemudian udara dilewatkan melalui
koil pemanas sehingga temperatur udara akan meningkat. Proses ini terjadi pada
alat pengering udara (dehumidifier). Pada proses ini terjadi penurunan rasio
kelembaban, entalpi, Twb, entalpi dan kelembaban relatif tetapi terjadi peningkatan
Tdb. Garis proses pada karta psikometrik adalah garis kearah kanan bawah.
Twb1

w1
Twb2

w2

Tdb1 Tdb2

Gambar . 6 Pemanasan dan Penurunan Kelembaban


( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA . John Wily and Sons. Inc.)

3.7 Proses pendinginan dan pelembaban (Cooling dan humidifikasi)

Proses ini dilakukan dengan melewatkan udara pada ruangan semburan air yang
temperaturnya lebih rendah dari temperatur udara, tetapi lebih tinggi dari titik embun
udara sehingga temperatur akan mengalami penurunan dan rasio kelembaban akan
mengalami peningkatan.

Twb 2
Twb1 w2

w1

Tdb2 Tdb1

Gambar 7. Pendinginan dan Pelembaban

( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA . John Wily
and Sons. Inc.)
3.8 Proses pendinginan dan penurunan kelembaban
(Cooling dan dehumidifikasi).

Proses ini dilakukan dengan cara melewatkan udara pada koil pendingin atau
ruangan semburan air dimana temperaturnya lebih rendah dari temperatur udara
sehingga terjadi penurunan kalor laten dan kalor sensibel.

Twb1

w1
Twb2

w2

Tdb2 Tdb1

Gambar 8. Pendinginan dan Penurunan Kelembaban


( G Pita, Edward . 1981 . Air Conditioning Principles and Systems . USA . John Wily
and Sons. Inc.)

4. Siklus Kompresi Uap


Siklus kompresi uap merupakan salah satu siklus yang digunakan dalam proses
pendinginan, siklus kompresi uap memerlukan beberapa komponen utama agar
siklus ini dapat bekerja dengan baik seperti kompresor, kondensor, katup
ekspansi, dan evaporator. Adapun proses ideal yang terjadi pada siklus kompresi
uap adalah proses kompresi, kondensasi, proses ekspansi dan proses evaporasi,
dan proses ini dapat digambarkan sebagai berikut :

( Stoecker, W.F and jones, J.W. 1989 . Refrigerasi dan Pengkondisian Udara,
edisi ke-2.Alih bahasa Ir.Supratman Hara.Jakarta : Erlangga )

Gambar 9 Diagram P-H Sistem Kompresi Uap


Kondensor
4

Katup Ekspansi

Kompresor

Evaporator 2

Gambar .10 Diagram Sistem Kompresi Uap

1–2 Proses Evaporasi

Pada tahap ini terjadi pertukaran kalor di evaporator, dimana kalor dari lingkungan
atau media yang didinginkan diserap oleh refrigerant cair dalam evaporator sehingga
refrigerant cair yang berasal dari katup ekspansi yang bertekanan dan bertemperatur
rendah berubah fasa dari fasa cair menjadi uap yang mempunyai tekanan dan
temperatur tinggi. Maka besar kalor yang diserap oleh refrigerant adalah :

Qc = mº ( h2 – h1 ) ………………………( 3 )

Dimana :
Qc = Banyaknya kalor yang diserap di evaporator per satuan waktu
( kj/s).
mº = Laju aliran massa refrigerant ( kg/s).
h2 – h1 = Efek refrigerasi (kj/kg).

2–3 Proses Kompresi

Tahap ini terjadi di kompresor dimana refrigerant yang berfasa uap dengan
temperatur dan tekanan rendah dikompresi secara isentropic sehingga temperatur
dan tekanannya menjadi tinggi, besar kapasitas pemanasan dapat ditulis dengan
persamaan :

Qw = mº ( h3 – h2 ) ………………………( 4 )
Dimana :

Qw = Kapasitas pemanasan ( kj/s).


mº = Laju aliran massa refrigerant ( kg/s).
h3 – h2 = Kerja kompresi (kj/kg).

3–4 Proses Kondensasi

Tahap ini terjadi di dalam kondensor, dimana panas dari refrigerant yang berfasa
uap dari kompresor dibuang ke lingkungan sehingga refrigerant tersebut mengalami
kondensasi. Pada tahap ini terjadi perubahan fasa dari dari fasa uap superheat
menjadi fasa cair jenuh, pada fasa cair jenuh ini tekanan dan temperaturnya masih
tinggi. Besarnya kalor yang dilepaskan di kondensor adalah :

qc = h3 – h4……………………….………( 5 )

Dimana :
qc = Kalor yang dilepas di kondensor (kj/kg)
h3 = Entalpi refrigerant yang keluar dari kompresor (kj/kg)
h4 = Entalpi refrigerant cair jenuh (kj/kg)

4–1 Proses Ekspansi

Tahap ini terjadi di katup ekspansi dimana refrigerant diturunkan tekanannya yang
diikuti dengan turunnya temperatur isentalphi.
Referensi
Munandar , wiranto (2000). Sistem Penyegaran Udara.

Anda mungkin juga menyukai