1.2 Peralatan
a. Botol Le Chatelier dengan kapasitas 250 ml.
b. Kerosin bebas air atau naptha berat jenis 62 API (American Proteleum Institute).
c. Ember atau bak plastik yang berisi air.
d. Corong dari kertas.
e. Lidi.
f. Thermometer.
g. Sendok.
h. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
1.3 Bahan
a. Semen Portland Tiga Roda PCC Tipe 1 sebanyak 64 gram.
b. Air untuk penyesuaian suhu di dalam ember atau bak plastik.
Dimana:
V1 = Pembacaan pertama pada skala botol
KELOMPOK 13
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I
PEMERIKSAAN BERAT JENIS SEMEN PORTLAND
V2 = Pembacaan kedua pada skala botol
(V2-V1) = Isi cairan dipindahkan oleh semen dengan suhu berat tertentu
d = Berat isi air pada suhu 4C (1 gr/cm3
Diketahui:
Berat semen = 64 gr
V1 = 0,1 ml
V2 = 20,7 ml
d = 1 gr/cm3
64 1
= 20,7 0,1 . 1 gr/cm3
= 3,1068 gr/cm3
1.6 Pembahasan
Semen yang digunakan untuk beton adalah semen Portland Tiga Roda PCC
Tipe 1, berupa semen hidrolik yang berfungsi sebagai bahan perekat bahan penyusun
beton. Dengan jenis semen tersebut diperlukan air guna berlangsungnya reaksi kimia
pada proses hidrasi. Pada proses hidrasi semen mengeras dan mengikat bahan
penyusun beton membentuk massa padat. Semen Portland terutama mengandung
kalsium dan aluminium silika.
Untuk menghasilkan campuran beton dengan mutu yang baik semen portland
harus memenuhi beberapa standarisasi yang disyaratkan. Dan salah satu standarisasi
yang harus dipenuhi adalah dengan mengetahui berat jenis dari semen portland itu
sendiri. Berdasarkan ketentuan dari ASTM C 188 – 92 standart berat jenis semen
portland adalah sekitar 3,15 – 3,17 dengan toleransi yang diperkenankan ± 0.01.
Melalui percobaan ini kita dapat menentukan kelayakan semen tersebut untuk
digunakan dalam campuran beton.
KELOMPOK 13
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I
PEMERIKSAAN BERAT JENIS SEMEN PORTLAND
Dalam percobaan ini diperoleh berat jenis (BJ) semen portland tipe 1, adalah
3,1068. Jadi selisih berat jenis = 3,14 – 3,1068 = - 0,0332. Pada percobaan ini kami
tidak mencapai target karena beberapa faktor. Adapun faktor-faktor tersebut antara
lain adalah:
Keadaan awal semen yang terbuka pada udara ruangan, sehingga semen
sediit lebih mengeras.
Air ledeng dari PDAM yang ditampung terlebih dahulu di tempat
penampungan, sehingga mungkin berpengaruh terhadap asil akhir.
Pengunaan kertas koran sebagai corong saat memasukkan semen ke dalam
Le Chatelier
Penggunaan lidi pada saat memasukkan sisa semen di mulut Le Chatelier
Menggunakan Le Chatelier yang sudah dibersihkan tapi tidak dalam posisi
kering betul.
Suhu ruangan yang berubah-ubah karena fakor luar.
1.7 Kesimpulan
KELOMPOK 13
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I
PEMERIKSAAN BERAT JENIS SEMEN PORTLAND