2.2 Peralatan
a.Mesin aduk (mixer) dengan daun-daun pengaduk dari baja tahan karat serta
mangkok yang dapat dilepas.
b. Alat Vicat ( dengan menggunakan ujung C )
c.Timbangan dengan ketelitian sampai 1.0 gram
d. Alat Pengorek (Scraper) dibuat dari karet yang agak kaku
e.Gelas ukur dengan kapasitas 150 atau 200 ml
f. Sendok perata (Trowel)
g. Stop Watch
h. Mold dan plat kaca
2.3 Bahan
a.Semen Portland Tiga Roda PCC tipe 1 seberat 500 gram
b. Air bersih (dengan temperatur kamar)
3. Penentuan Konsistensi
- Meletakkan cincin berisi pasta tepat di bawah batang B, tempelkan
ujung jarum C pada permukaan pasta dan kunci dengan sekrup E
- Atur indikator F sehingga tepat pada skala nol
- Lepaskan batang B hingga jarum C menusuk pasta
- Konsistensi normal tercapai, bila batang B dan jarum C menembus
batas (10 1 mm) di bawah permukaan dalam waktu 30 detik setelah
dilepaskan
KELOMPOK 13
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I
PEMERIKSAAN KONSISTENSI NORMAL
2 500 140 14 mm 28%
3 500 135 0.8 mm 27%
4 500 138 0.4 mm 27.6%
5 500 145 2 mm 29%
6 500 143 2.1 mm 28.6%
7 500 140 1 mm 28%
Contoh perhitungan :
BeratAir
Konsistensi Normal = X 100%
BeratSemen
140
= X 100%
500
= 28 %
2.6 Pembahasan
Konsistensi normal semen hidrolis tercapai jika jarum C pada alat vicat
menembus pasta (10 1) mm dari permukaan dalam waktu 30 detik sejak
pengunci di buka. Dengan adanya percobaan ini kita dapat menentukan banyak
air yang akan dipakai untuk mencampur semen dalam keadaan konsistensi
normal sehingga nantinya dapat menentukan banyaknya air dalam campuran
KELOMPOK 13
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I
PEMERIKSAAN KONSISTENSI NORMAL
semen pada saat mix design dan juga dapat menentukan apakah semen tersebut
telah mencapai konsistensi normal atau belum.
Grafik penurunan terhadap kadar air menunjukkan bahwa semakin banyak
air yang kita campurkan dengan semen penurunan yang terjadi semakin besar.
2.7 Kesimpulan
a. Konsistensi normal tercapai jika jarum A menembus pasta (10 1 mm) dari
permukaan dalam waktu 30 detik sejak pengunci dibuka.
b. Pada percobaan 1 penurunan lebih besar dari 10 mm, maka hal ini pasta
terlalu encer. Sedang pada percobaan 2 penurunan lebih besar dari 10 mm ,
maka pasta terlalu encer. Kemudian pada percobaan 3 pasta tidak terlalu
cair tetapi penurunnya tidak samapai 0,9. Kemudian pada percobaan 4 pasta
maupun encer sehingga didapat penurunan 10 mm.
c. Konsistensi normal sebesar 28 % tercapai pada perbandingan :
Semen : 500 gram.
Air : 140 ml.
KELOMPOK 13
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I
PEMERIKSAAN KONSISTENSI NORMAL
Gambar. 2. 1. Alat Vicat
50
Gambar 2. 2. Mixer
KELOMPOK 13
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI I
PEMERIKSAAN KONSISTENSI NORMAL