Anda di halaman 1dari 7

GADAI (Pasal 1150 – 1160 KUHPerdata)

- Pengertian
 Hak kebendaan atas benda bergerak milik orang lain dan bertujuan tidak untuk
memberikan kenikmatan atas benda tersebut melainkan untuk memberi jaminan bagi
pelunasan utang orang yang memberi jaminan tersebut.
 Gadai memberi kepada kreditur:
o Hak untuk didahulukan daripada kreditur lain dalam pelunasan hutang
o Wewenang untuk menjual sendiri benda yang dijaminkan

 Benda yang dijadikan jaminan harus dilepaskan dari kekuasaan si pemberi gadai dan
diserahkan kepada penerima gadai (inbezitstelling)
 Gadai di rumah gadai (Jawatan Pengadaian/pachthuis) debtur bertanggung jawab sebesar
barang gadaiannya
 Intinya melepaskan sebagian kekuasaan pemilik, yaitu kekuasaan menyerahkan benda itu
 Tidak dilarang satu barang menjamin lebih dari satu piutang/ satu kreditur
 Hak kebendaan yang lahir terlebih dahulu kedudukannya lebih tinggi
 Tidka mengenal gadai atas benda penggantian

- Objek dan Subjek


Objek: Benda bergerak berwujud dan benda bergerak tidak berwujud.

o Untuk benda bergerak tidak berwujud  digunakan surat-surat piutang:


 Surat piutang atas nama  nama kreditur disebut jelas
 Surat piutang atas bawa  “Atau pembawa” (contoh: cek)
 Surat piutang atas tunjuk  “Atau pengganti” (contoh: Wesel)
Subjek:
o Pemberi gadai / debitur
o Penerima gadai / pemegang gadai / kreditur
o (bisa ada/tidak) Pihak ketiga pemegang-gadai => Ps 1150 KUHPer
o (bisa ada/tidak) Pihak ketiga pemberi-gadai => Ps 1154&1156 KUHPer

- Sifat-Sifat Gadai:
o Hak Absolut
o Droit de Suite (Ps 1152 Ayat (3) KUHPer)
o Droit de Preference (Pasal 1133 KUHPer)
o Hak Menggugat
o Sifat khusus:
 Accessoir  tidak dapat berdiri sendiri dan tergantung pada perjanjian pokok (Ps
1533)
 Barang gadai tidak dapat dibagi-bagi  meliputi seluruh benda sebagai satu kesatuan
 Barang yang digadaikan adalah jaminan pembayaran kembali utang debitur  tidak
boleh dipakai; dinikmati; dimiliki  kreditur sebagai houder bukan burgerlijke
bezitter
 Barang gadai ada dalam kekuasaan kreditur / penerima gadai (syarat inbezitstelling) 
1150 dan 1152 KUHPerdata  syarat utama sahnya perjanjian gadai
- Yang berhak menggadaikan
o Ps 1152 (4), 1977 (1), 582 KUHPer => yang beritikad baik dilindungi hukum

- Cara Mengadakan Gadai


o Benda bergerak berwujud, ada 2 tahap:
 Perjanjian antara para pihak  obligatoir konsensual (baru meletakkan hak-hak dan
kewajiban pada para pihak). Dapat dilakukan tertulis (otentik) atau di bawah tangan,
dan lisan
 Perjanjian kebendaan  Kreditur menyerahkan uang, debitur menyerahkan benda
jaminan (inbezitstelling)  Secara yuridis, gadai telah terjadi
o Benda bergerak tidak berwujud  tergantung surat piutang:
 Gadai piutang kepada pembawa (aan toonder)  tahap-tahap:
 Perjanjian gadai antara para pihak
 Penyerahan surat gadai atas bawa kepada pemegang gadai / pihak ketiga yang
disetujui para pihak
 Gadai piutang atas nama (op naarn)
 Perjanjian gadai antara kreditur dan debitur (tertulis)
 Memberi pemberitahuan kepada penerima gadai tentang telah terjadinya gadai
 Gadai piutang atas tunjuk (aan order)
 Perjanjian gadai antara para pihak
 Endosemen atas nama pemegang gadai sekaligus penyerahan suratnya
- Hak Penerima dan Pemberi Gadai
o Hak Kreditur (Penerima Gadai)
 Parate executie
 Pemegang gadai melaksanakan penjualan tanpa perantaraan Pengadilan, menjual
atas kekuasaan sendiri benda-benda debitur bila debitur wanprestasi disebut
Parate executie (Pasal 1155 ayat (1) KUHPerdata)
 Bersifat menambah (aanvullend recht) => bebas menetapkan lain
 Klo tidak ditentukan jangka waktu berarti setelah somasi
 Tidak boleh menjanjikan cara penjualan, tp klo menjanjikan bukan batal demi
hukum melainkan dapat dibatalkan
 Dapat dikecualiakn klo kreditur memegang pengakuan hutang berbentuk grosse,
yaitu mengandung titel eksekutorial => pelaksanaannya dimintakan fiat eksekusi
dari ketua Pengadilan
 Dalam hal pailit hak kreditur dapat dilaksanakan seakan tidak ada kepailitan (Ps
56 UU Kepailitan) dalam jangka waktu 2 bulan kecuali Hakim memutus lain (Ps
57 UU Kepailitan)
 Rieel executie  menjual benda milik debitur melalui perantaraan Hakim (1156
KUHPerdata)
 1157 ayat (2) KUHPerdata  kreditur berhak mendapatkan penggantian dari debitur
semua biaya yang bermanfaat yang telah dikeluarkan kreditur untuk keselamatan
benda gadai
 1158 KUHPerdata  Piutang digadaikan  menghasilkan bunga  kreditur berhak
menghitung bunga piutang itu untuk dibayarkan kepadanya. (Ps 1158 KUHPer)
 1159 KUHPerdata: Hak retentie  kreditur berhak menahan benda debitur sampai
debitur membayar sepenuhnya utang pokok + bunga + biaya kreditur lainnya
o Hak Debitur (Pemberi Gadai)
 Debitur berhak menerima kelebihan hasil penjualan barang gadai tersebut
 Apabila barang yang digadaikan kepada kreditur menghasilkan pendapatan yang
mengurangi hutang debitur  Debitur bisa minta diperhitungkan dalam pembayaran
utangnya.
- Kewajiban Penerima dan Pemberi Gadai
o Kewajiban Kreditur (Penerima Gadai)
 Menguasai benda selaku houder, bukan bezitter  barang gadai bukan untuk dinikmati
/ dipindahtangankan
 Memeri peringatan kpd debitur untuk melunasi tagihan (Ps 1153) biasanya exploit
jurusita =>
 Memberi tahu debitur bila benda gadai akan dijual (1156 KUHPerdata)
 Bertanggungjawab atas: (Ps 1157 KUHPer)
 Hilangnya benda gadai
 Merosotnya nilai benda gadai karena kelalaiannya
o Kewajiban Debitur (Pemberi Gadai)
 Inbezitstelling  menyerahkan fisik benda gadai kepada kreditur
 Menyerahkan kelengkapan dokumen (jika ada)
 Mengganti biaya yang dikeluarkan kreditur guna keselamatan barang gadai
- Gadai surat gaji dan surat pensiun
o Menyerahkan surat gaji dan pensiun serta memberikan surat kuasa yang ditandatangani
bendahara kantor pemohon kredit

- Gadai Saham
o Saham merupakan benda bergerak (Ps 509 dan 511 (4) KUHPer)
o Dasar gadai atas saham (Ps 60 (2) UUPT)
o Macam-macam saham (Pemilik saham diberikan bukti kepemilikan (Ps 51UUPT))
 Dikeluarkan surat saham (saham atas tunjuk pasti)
 Atas nama
Ada dalam daftar pemegang saham (Ps 50 (1) UUPT)
 Atas tunjuk (Ps 1152 (4) jo 1977 (1) KUHPer)
Tidak dicatet nama pemilik saham
Merupakan benda bergerak tidak bertubuh (Ps 667, 668, 1198, 1199, 1724
KUHPer
 Tidak ada surat saham
o Cara Pembebanan
Membalik nama benda di kantor pendaftaran (Ps 22 PP No 10/1961 jo Ps 44 PP No 24/97)
o Cara Penjaminan
 Saham atas nama
 Mencatatkan gadai pada PT yang mengeluarkan saham tersebut (Ps 1153)
 Saham atas tunjuk
 Penyerahan surat saham
o Saham tanpa warkat
 Tidak ada surat saham, hanya dicatat dalam rekening atau sarana komputer, dicatat oleh
lembaga penitipan saham yang disebut kustodian => disebut efek
 Cara pemindahan saham yg diperdagangkan di pasar modal diatur dlm UU Pasar Modal
(Ps 56 (5) UUPT)
 Berupa benda bergerak (Ps 509 (4) KUHPer)
 Yang berhak menjaminkannya
 Ps 3.6.1 Peraturan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
 Pemegang rekening yang mengajukan pemohonan mengagunkan efek secara
tertulis kepada KSEI
 Ps 3.6.2 Peraturan KSEI
 Efek yang diagunkan tidak dapat ditarik atau dipindahbukukan
 Sub 1 Surat KSEI No KSEI-0101/DIR/0101 15 Januari 2001
 Pemegang efek (bukan pemegang rekening) dapat mengajukan pemohonan
agunan ke tempat pemegang rekening efek membuka rekening (Penjelasan Ps
61 UU 8/95 Pasar Modal)
 Pemegang efek/investor dan pemegagn rekening efek dapat mengajukan pemohonan
kepada KSEI
 Kemana permohonan ditujukan
 Sub 1 Surat KSEI
 Tempat pemegang rekening efek membuka rekening
 Sub 5a Surat KSEI
 Tempat pemegang efek membuka rekening
 Ps 1.7.3 Peraturan KSEI
 Membuka subrekening
 Sub 5 Surat KSEI
 Pemegang rekening yang menerbitkan konfirmasi pencatatan agunan
efek kepada pemberi agunan
 Ps 3.6.3 Peraturan KSEI
 KSEI yang meneribitkan surat konfirmasi
 Permasalahan
 Surat KSEI dan Peraturan KSEI saling bertentangan
 Posisi efek “tidak dapat ditarik” dan “tidak dapat dipindahbukukan”
dalam hal ini disebut sebagai diblokir (Ps 3.5 Peraturan KSEI), hal
ini bertentangan dengan prinsip gadai yang mana kepemilikan masih
dalam pemberi-gadai. Hal tersebut membuat pemberi-gadai tidak
dapat mengambil tindakan kepemilikan.
- Eksekusi
 Berupa surat berharga dijual di bursa tempat dimana pemegang-gadai tinggl dan dihadiri 2
orang makelar (Ps 1152 (2) KUHPer)
 Memohon hakim menentukan cara penjualan (Ps 1156 KUHPer)
 Memohon Hakim mengizinkan pemegang-gadai membeli sendiri barang gadai dengan harga
yang ditentukan hakim (Ps 1156 KUHPer)
- Larangan
o Pemegang gadai tidak dapat menggadaikan barang yang digadaikan kepadanya
o Tidak boleh memperjanjikan gadai otomatis milik kreditur kalau debitur wanpres (Ps 1154 &
1155) =>mencegah kreditur mengambil keuntungan secara curang karena pada umumnya
harga barang gadai lebih besar dari hutang pokok
o Hak gadai tidak dapat dibagi-bagi (Pasal 1160 KUHPer)

- Hapusnya Gadai
o Hapusnya perikatan pokok (Pelunasan, kompensasi, novasi, ato penghapusan hutang)

o Benda gadai tidak lagi dikuasai oleh penerima gadai / kreditur tp masih mempunyai hak
untuk menuntut kembali (Ps 1152 (3) KUHPer)
o Hapus/musnahnya benda jaminan

o Dilepasnya benda gadai secara sukarela

o Pencampuran, yaitu pemegang-gadai menjadi pemilik barang gadai

o Penyalahgunaan benda gadai oleh pemegang-gadai (Ps 1159 KUHPer)


PERATURAN
UUPT
Pasal 48
(1) Saham Perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya.
(2) Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan
memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Dalam hal persyaratan kepemilikan saham sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah
ditetapkan dan tidak dipenuhi, pihak yang memperoleh kepemilikan saham tersebut tidak
dapat menjalankan hak selaku pemegang saham dan saham tersebut tidak diperhitungkan
dalam kuorum yang harus dicapai sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini dan/atau
anggaran dasar.
Pasal 50
(1) Direksi Perseroan wajib mengadakan dan menyimpan daftar pemegang saham, yang memuat sekurang-
kurangnya:
a. nama dan alamat pemegang saham;
b. jumlah, nomor, tanggal perolehan saham yang dimiliki pemegang saham, dan
klasifikasinya dalam hal dikeluarkan lebih dari satu klasifikasi saham;
c. jumlah yang disetor atas setiap saham;
d. nama dan alamat dari orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai hak
gadai atas saham atau sebagai penerima jaminan fidusia saham dan tanggal
perolehan hak gadai atau tanggal pendaftaran jaminan fidusia tersebut;
e. keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 34 ayat (2).
(2) Selain daftar pemegang saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direksi Perseroan wajib mengadakan
dan menyimpan daftar khusus yang memuat keterangan mengenai saham anggota Direksi dan Dewan Komisaris
beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada Perseroan lain serta tanggal saham itu diperoleh.
(3) Dalam daftar pemegang saham dan daftar khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dicatat
juga setiap perubahan kepemilikan saham.
Pasal 51
Pemegang saham diberi bukti pemilikan saham untuk saham yang dimilikinya.
Pasal 56
(1) Pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak.
(2) Akta pemindahan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau salinannya disampaikan
secara tertulis kepada Perseroan.
(3) Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan hak
tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2) dan memberitahukan perubahan susunan pemegang saham
kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal pencatatan pemindahan hak.
(4) Dalam hal pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum dilakukan, Menteri
menolak permohonan persetujuan atau pemberitahuan yang dilaksanakan berdasarkan
susunan dan nama pemegang saham yang belum diberitahukan tersebut.
(5) Ketentuan mengenai tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di pasar
modal diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
Pasal 60
(1) Saham merupakan benda bergerak dan memberikan hak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 52 kepada pemiliknya.
(2) Saham dapat diagunkan dengan gadai atau jaminan fidusia sepanjang tidak ditentukan lain
dalam anggaran dasar.
(3) Gadai saham atau jaminan fidusia atas saham yang telah didaftarkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan wajib dicatat dalam daftar pemegang saham dan
daftar khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50.
(4) Hak suara atas saham yang diagunkan dengan gadai atau jaminan fidusia tetap berada
pada pemegang saham.

UUPasar Modal
Penjelasan Pasal 61
Ketentuan dalam Pasal ini dimaksudkan untuk menegaskan bahwa pemegang rekening sewaktu-waktu dapat
meminjamkan atau menjaminkan Efek yang tercatat dalam rekening Efek tanpa mengeluarkan Efek tersebut dari
Penitipan Kolektif. Hal ini diperlukan agar peminjaman atau penjaminan Efek itu terlaksana dengan aman dan
efisien. Peminjaman atau penjaminan Efek dilakukan dengan pemberitahuan secara tertulis oleh pemegang
rekening kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian yang menerangkan jumlah,
jenis Efek yang dipinjamkan atau dijaminkan, Pihak yang menerima pinjaman atau penjaminan, dan persyaratan
peminjaman atau penjaminan.

Anda mungkin juga menyukai