TINJAUAN PUSTAKA
Rumus Struktur
H
H3C N NH2
O
H3CO O CH3 O O
S
O O OH
Cl
2-[(2Aminoethoxy)methyl]-4-(o –chlorophenyl)
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak atau hampirtidak
berbau.
ultra violet.
2.1.2 Farmakologi
17
sekunder disebabkan oleh penyakit gagal ginjal kronik. Penyebab utama kematian
(masuknya) ion kalsium melalui membran kedalam otot polos vascular dan
sampai 50 jam, serta efek dan kadar dalam plasma meningkat selama 7-10 hari
penurunan tekanan darah yang berlangsung selama 24 jam. Onset kerja amlodipin
18
maupun keadaan iskemia. Pada pasien angina, dosis amlodipin satu kali sehari
dan dapat digunakan pada pasien asma, diabetes serta gout (Anonim, 2010).
pusing, nyeri kepala, rasa panas di muka dan terutama pada derivat-piridin dan
udema pergelangan kaki (akibat vasodilatasi perifer). Umumnya, efek ini bersifat
2.1.4 Dosis
Hipertensi dan angina variant/stabil 1 dd 5 mg (besilat=benzosulfonat),
19
radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Teknik yang
Gugus fungsi yang menyerap radiasi di daerah ultraviolet dekat dan daerah
tampak disebut kromofor dan hampir semua kromofor mempunyai ikatan tak
jenuh. Pada kromofor jenis initransisi terjadi dari π→ π*, yang menyerap pada λ
max kecil dari 200nm (tidak terkonyugasi), misalnya pada >C=< dan –C ≡ C -
.Kromofor ini merupakan tipe transisi dari sistem yang mengandung elektron
perbedaan energi antara keadaan dasar dan keadaan tereksitasi menjadi lebih kecil
(Dachriyanus, 2004).
Gugus fungsi seperti –OH, -NH2, dan –Cl yang memberikan transisi n→
π* disebut gugus auksokrom. Gugus ini adalah gugus yang tidak dapat menyerap
radiasi ultraviolet-sinar tampak, tetapi apabila gugus ini terikat pada gugus
(efekbatokromik).
20
maksimum.
Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai
Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa pada kisaran nilai absorbansi tersebut,
kesalahan fotometrik yang terjadi adalah paling minimal (Gandjar dan Rohman,
2007)
21
yang disinari. Menurut Hukum Beer, yang hanya berlaku untuk cahaya
monokromatik dan larutan yang sangat encer, serapan berbanding lurus dengan
konsentrasi (banyak molekul zat). Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu
terhadap konsentrasi dan ketebalan sel, yang dapat ditulis dengan persamaan :
Dimana: A = serapan
a = absorptivitas
b = ketebalan sel
c = konsentrasi
ε = absorptivitas molar
ketebalan sel dan serapan. Absorptivitas merupakan suatu tetapan dan spesifik
A = A 11 . b. c
22
yaitu:
1. Analisis kualitatif
yang diserap oleh suatu molekul sebagai fungsi frekuensi radiasi. Suatu grafik
untuk suatu molekul dengan struktur kimia yang berbeda tidaklah sama sehingga
sebagai bahan informasi yang bermanfaat untuk analisis kualitatif (Rohman dan
Gandjar, 2007).
2. Analisis kuantitatif
detektor. Parameter kekuatan energi radiasi khas yang diabsorpsi oleh molekul
adalah absorban (A) yang dalam batas konsentrasi tertentu nilainya sebanding
µg/ml, tetapi untuk senyawa yang nilai absorptivitasnya besar dapat diukur pada
23
(Satiadarma, 2004).
1. Metode Regresi
persamaan regresi yang didasarkan pada harga serapan dan konsentrasi standar
2. Metode Penekatan
AsxCb
C=
Ab
penggabungan dari dua fungsi alat yang terdiri dari spektrometer yang
24
berikut(Khopkar, 1990):
panjang gelombang dari 190-350 nm, sementara lampu halogen kuarsa atau
3. Kuvet: Pada pengukuran di daerah tampak, kuvet kaca atau kuvet kaca corex
menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini.
Umumnya tebal kuvet adalah 10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang
lebih besar dapat digunakan. Sel yang biasa digunakan berbentuk persegi,
tetapi bentuk silinder dapat juga digunakan. Kuvet yang tertutup digunakan
untuk pelarut organik. Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan
yang homogen.
5. Suatu amplifier (penguat) dan rangkaian yang berkaitan yang membuat isyarat
25
yang ditentukan pada validasi adalah akurasi, presisi, kespesifikan, limit deteksi,
hasil analisis dengan kadar analit sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen
melalui dua cara yaitu metode simulasi (spiked placebo recovery) dan metode
campuran bahan sediaan farmasi (plasebo), lalu campuran tersebut dianalisis dan
dicampur dan dianalisis kembali. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar
yang sebenarnya (hasil yang diharapkan). Dalam kedua metode tersebut, persen
perolehan kembali dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan
A− B
% PerolehanKembali = x100%
C
26
hasil uji, jika prosedur analisis diterapkan berulang kali pada sejumlah cuplikan
yang diambil dari satu sampel homogen. Presisi dinyatakan sebagai deviasi
standar atau deviasi standar relative (koefisien variasi). Presisi dapat diartikan
(keterulangan).
dengan blanko. Batas deteksi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
3 xSB
Batas deteksi =
Slope
Batas kuantitasi adalah jumlah analit terkecil dalam sampel yang masih
dapat diukur dalam kondisi percobaan yang sama dan memenuhi kriteria cermat
dan seksama.
10 xSB
Batas Kuantitasi =
Slope
bahwa nilai hasil uji langsung atau setelah diolah secara secara matematika,
konsentrasi tertentu.
tertinggi dan konsentrasi terendah analit yang dapat ditentukan dengan presisi,
27