Kehutanan
Kehutanan
1. Hutan Heterogen adalah hutan yang terdiri atas berbagai jenis tumbuhan seperti hutan hujan
tropis yang terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan. Sulawesi dan Papua.
2. Hutan homogen adalah hutan yang terdiri atas satu jenis pohon seperti hutan jati, hutan
bambu, hutan karet, dan hutan pinus.
WWF Global
Adria
Argentina
Armenia
Austria
Australia
Belgium
Bhutan
Bolivia
Borneo
Brasil
Bulgaria
Cambodia
Canada
Caucasus
Central America
Chile
China
Colombia
Croatia
Denmark
Ecuador
European Policy Office
Finland
France
Germany
Greater Mekong
Greece
Guianas
Hong Kong
Hungary
India
Indonesia
Italy
Japan
Korea
Laos
Madagascar
Malaysia
Mediterranean
Mexico
Mongolia
Mozambique
Myanmar
Nepal
Netherlands
New Zealand
Norway
Pakistan
Papua New Guinea
Paraguay
Peru
Philippines
Poland
Portugal
Romania
Russia
Senegal
Serbia
Slovakia
Slovenia
Singapore
South Africa
South Pacific
Spain
Suriname
Sweden
Switzerland
Tanzania
Thailand
Turkey
Ukraine
United Arab Emirates
United Kingdom
United States
Vietnam
Home
Tentang Kami
Program
Ruang Pers
Publikasi
Cara Anda Membantu
English
DONATE
Program
Reduksi Dampak Lingkungan
o Kehutanan
Produk Kayu
Pulp and Paper
o Pertanian
o Perikanan
o Panduan Konsumen Cerdas dan Bertanggung jawab
Kehutanan
54 0 413
Menurut data statistik Kementerian Kehutanan tahun 2011, laju deforestasi di Indonesia pada
periode 2000-2010 melesat hingga 1,2 juta hektar hutan alam setiap tahun. Walaupun angka ini
telah menunjukkan penurunan sejak 2010, bahaya deforestasi masih mengancam dari pola
produksi dan konsumsi yang tidak bertanggung jawab.
Hutan tropis Indonesia menyimpan kekayaan hayati yang unik dan tidak tergantikan.
• menyimpan cadangan air dan karbon
• rumah bagi 3300-an spesies amphibi, burung, reptil dan mamalia
• tumbuhnya tanaman obat dan biomedis
Banyak spesies yang belum teridentifikasi di dalam hutan tropis Indonesia. Antara 1994-2007
sudah ditemukan lebih dari 400 spesies baru di hutan Kalimantan.
Ancaman terbesar pada hutan alam Indonesia adalah alih fungsi hutan menjadi perkebunan,
penebangan liar, perambahan, kebakaran hutan serta eksploitasi hutan secara tidak lestari untuk
pengembangan pemukiman dan industri.
Untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh industri kehutanan yang tidak berkelanjutan,
WWF-Indonesia mengembangkan berbagai inisiatif agar praktik konvensional dapat berubah
menjadi praktik yang bertanggungjawab.
Tingginya permintaan pasar atas produk kehutanan juga kerap memicu produsen untuk
memaksakan jalur-jalur produksi yang lebih cepat, antara lain menambah luas lahan yang dapat
diambil kayunya dengan cara melanggar hukum, misalnya melalui korupsi perijinan.
Pelanggaran seperti ini menyebabkan laju deforestasi pun semakin cepat.
Data dari Human Rights Watch tahun 2013 menunjukkan bahwa setiap tahunnya Indonesia
merugi 2 milyar USD dari praktek-praktek korupsi dan pencucian uang di sektor kehutanan.
WWF Indonesia berkoalisi dengan organisasi masyarakat madani yang tersebar di seluruh
Indonesia, berupaya memperkuat integritas dan akuntabilitas pemangku kepentingan pada sektor
kehutanan demi kelestarian hutan dan akses yang merata terhadap sumberdaya alam yang
berkelanj
Kamu juga bisa menyelamatkan hutan Indonesia dengan bergaya hidup hijau. Mulailah memilih,
membeli, dan menggunakan produk-
produk kayu dan turunannya seperti kertas dan tisu yang diproduksi secara lestari.
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Hutan dalam pengertian fisik adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,
yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
Ketergantungan manusia terhadap sumberdaya alam (natural resource) telah dimulai sejak
kehadiran manusia pertama di bumi. Ketergantungan tersebut dalam upaya mempertahankan
eksistensinya dan selanjutnya guna peningkatan kesejahteraannya. Akibat peningkatan populasi
dan konsekwensi pemenuhan kebutuhannya (primer, sekunder, dan tersier), manusia dalam hal
ini masyarakat lokal tradisional mulai mencoba memelihara dan membuat aturan main
pemanfaatan sumberdaya agar tidak punah. Meskipun demikian pengalaman perusakan
sumberdaya, misalnya hutan, tidak pernah terdengar akibat eksploitasi berlebihan dari
masyarakat lokal, khususnya masyarakat adat
Kebijakan pengelolaan hutan di Indonesia dimulai setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 yaitu Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. Maka
dengan mengacu pada Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 pemerintah mulai menata pengaturan hukum
pengelolaan hutan yang sesuai dengan kondisi Indonesia sebagai suatu negara yang merdeka dan
berdaulat penuh.
b. Rumusan Masalah.
c. Tujuan
a. Kesimpulan
Hutan dalam pengertian fisik adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,
yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
Secara harfiah, pada dasarnya istilah masyarakat lokal (local communities), penduduk asli
(indigenous people), masyarakat setempat, dan masyarakat (hukum) adat; sebagaimana
dipaparkan di atas, mengacu pada satu pengertian yang sama, yaitu masyarakat yang tergantung
terhadap kawasan hutan, dan/atau merupakan kelompok-kelompok masyarakat yang tinggal di
dalam dan di sekitar kawasan hutan serta mengandalkan hasil hutan demi kelangsungan
hidupnya.
Kebijakan pembangunan kehutanan di Indonesia diawali pada tahun 1957 yang ditandai
dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 1957 (Lembaran Negara Tahun 1957
No. 169) tentang Penyerahan urusan bidang kehutanan kepada Daerah Swatantra Tingkat I.
DAFTAR PUSTAKA
http://septiwidiyanti.blogspot.com/2011/02/dasar-dasar-kebijakan-kehutanan.html
Diakses pada tanggal 30 September 2014 pada pukul 10.06
http://www.dephut.go.id/INFORMASI/RRL/RLPS/mangrove.htm
Diakses pada tanggal 30 September 2014 pada pukul 14.13
http://mukti-aji.blogspot.com/2009/03/kebijakan-pemerintah-untuk-pengelolaan.html
Diakses pada tanggal 30 September 2014 pada pukul 14.30
http://fkkehutananmasyarakat.wordpress.com/
Diakses pada tanggal 29 September 2014 pada pukul 16.00