Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MORFOLOGI DAN SISTEMATIKA TUMBUHAN


“TAKSONOMI TUMBUHAN”
Laporan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan

Dosen Pengampu: Didin Ahidin M.Farm.,Apt

Disusun Oleh :
Ira Ramadani (12118061)

Faila Sufah (12118014)

Vivi Salsabila Kumaedi (12118039)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH
CIREBON
TA. 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Taksonomi merupakan cabang ilmu dari biologi yang masih sangat erat
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Unsur-unsur taksonomi langsung
maupun tidak, selalu ada dalam kehidupan manusia hingga saat ini.
Keanekaragaman sifat dan ciri yang dimiliki suatu makhluk hidup sesungguhnya
menggambarkan keanekaragaman potensi dan manfaat yang dapat digali. Bila
data dan informasi ilmiah mengenai sumber daya hayati belum sepenuhnya dapat
diungkap maka kepunahan suatu makhluk hidup sama artinya dengan kehilangan
kesempatan untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki makhluk hidup tersebut.
Seperangkat gen yang ikut hilang bersama peristiwa kepunahan itu mungkin
memiliki potensi dan manfaat yang tidak akan dijumpai lagi pada makhluk hidup
yang lain.
Kata taksonomi diciptakan oleh A.P. de Candolle, seorang ahli tumbuhan
bangsa Swiss di herbarium Genewa, yang artinya teori tentang klasifikasi
tumbuhan (Rideng, 1989). Secara etimologi taksonomi berasal dari bahasa
Yunani: takson artinya unit atau kelompok, dan nomos artinya hukum.
Jadi definisi taksonomi adalah hukum atau aturan yang digunakan untuk
menempatkan suatu makhluk hidup pada takson tertentu.
Taksonomi tumbuhan adalah suatu cara pengelompokan tumbuhan yang
didasarkan pada sifat dan ciri-ciri tertentu. Taksonomi tumbuhan pertama kali
diusulkan oleh John Ray (Inggris) lalu disempurnakan oleh Carl Von Linne
(Swedia)

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan taksonomi tumbuhan?
2. Apa saja tujuan dari klasifikasi tumbuhan?
3. Apa sejarah perkembangan sistem klasifikasi tumbuhan?
4. Apa saja komponen dasar taksonomi tumbuhan?
5. Bagaimana tatacara penamaan tumbuhan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui taksonomi tumbuhan
2. Untuk mengetahui tujuan klasifikasi
3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan sistem klasifikasi tumbuhan
4. Untuk mengetahui komponen dasar tumbuhan
5. Untuk mengatahui tatacara penamaan tumbuhan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Taksonomi Tumbuhan


Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari penelusuran,
penyimpanan contoh, pemerian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan
(klasifikasi), dan penamaan tumbuhan. Ilmu ini merupakan cabang dari
taksonomi.
Taksonomi tumbuhan adalah suatu cara pengelompokan tumbuhan yang
didasarkan pada sifat dan ciri-ciri tertentu. Taksonomi tumbuhan pertama kali
diusulkan oleh John Ray (Inggris) lalu disempurnakan oleh Carl Von Linne
(Swedia)

Tingkatan Takson

Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu


kelompok besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-
kelompok kecil sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok-kelompok terkecil
yang beranggotakan satu jenis makhluk hidup.
Tingkatan-tingkatan pengelompokan itu disebut takson, ilmunya
Taksonomi. Semakin tinggi tingkat taksonnya :

a. Anggotanya semakin banyak


b. Tingkat persamaannya semakin kecil
c. Detil pengelompokkannya semakin sederhana
d. Perbedaannya semakin banyak karena tuntutan kesamaannya sedikit
e. Tingkat kekerabatannya semakin jauh

Sebaliknya tingkat takson semakin rendah sifat-sifatnya kebalikan dari yang


disebutkan di atas.Tingkatan takson yaitu:
1. Kingdom
Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Kebanyakan
ahli Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ni dikelompokkan menjadi
5 kingdom (diusulkan oleh Robert Whittaker tahun 1969). Kelima kingdom
tersebut antara lain : Monera, Proista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
2. Filum/Divisio (Keluarga Besar)
Nama filum digunakan pada dunia hewan, dan nama division digunakan pada
tumbuhan. Filum atau division terdiri atas organism-organisme yang memiliki
satu atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas
sedangkan nama division umumnya memiliki akhiran khas, antara lain phyta dan
mycota.
3. Kelas (Classis)
Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau divisio
4. Ordo (Bangsa)
Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama ordo
umumnya diberi akhiran ales.
5. Famili
Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama famili tumbuhan
biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama idea.
Dalam penyebutan indonesia nama suku selalu diulang penyebutannya : kacang-
kacangan , angrek-anggrekan , jahe-jahean.
6. Genus (Marga)
Genus adalah takson yang lebih rendah dari pada famili. Nama genus terdiri
atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf kapital, dan seluruh huruf dalam
kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf lainnya.
7. Species (Jenis)
Species adalah takson yang terendah. Spesies adalah suatu kelompok
organisme yang dapat melakukan perkawinan antar sesamanya untuk
menghasilkan keturunan yang fertil (subur) aturan penulisannya disebut binomial
nomenklatur.

B. Tujuan Klasifikasi
1. Mengelompokkan tumbuhan berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki
2. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis tumbuhan untuk membedakannya dengan
tumbuhan dari jenis lain
3. Mengetahui hubungan kekerabatan
4. Memberi nama tumbuhan yang belum diketahui namanya atau belum
memiliki nama
5. Mengetahui perbedaan nama lokal dan nama ilmiah pada suatu tumbuhan

C. Sejarah Perkembangan Taksonomi Tumbuhan


Perbedaan dasar yang digunakan dalam klasifikasi tumbuhan akan
memberikan hasil klasifikasi yang berbeda – beda sehingga terbentuklah sistem
klasifikasi yang berlainan. Berdasarkan tingkat peradababnnya, manusia yang
pertama-tama melakukan kegiatan di bidang taksonomi tumbuhan khususnya
klasifikasi pasti memilah-milah dan mengelompokkan tumbuhan berdasarkan atas
kesaman ciri-ciri yang berkaitan langsung dengan kehidupan manusia.Misalnya
dihasilkan kelompok tumbuhan penghasil bahan pangan, penghasil bahan
sandang, penghasil bahan obat dan lain-lain. Selain itu jug a dapat berdasarkan
ciri-ciri yang mudah dilihat dengan mata telanjang seperti perawakan tumbuhan.
Berdasarkan perawakan tumbuhan (habitus), tumbuhan dikelompokkan menjadi
empat yaitu, pohon (arbor), yang tumbuh tinggi dan besar serta berumur panjang,
perdu, semak, dan terna (herba).
Dalam dunia taksonomi tumbuhan dikenal berbagai sistem klasifikasi yang
masing-masing diberi nama berdasarkan tujuan yang ingin dicapai atau dasar yang
digunakan dalam pengklasifikasian. Sistem klasifikasi yang bertujuan pada
penyederhanan objek studi dalam bentuk suatu ikhtisar lengkap seluruh tumbuhan
disebut sistem buatan atau sistem artifisial. Dengan keterlibatan ilmu-ilmu lain
dalam taksonomi tumbuhan muncul sistem klasifikasi lain yang tidak hanya
bertujuan menyederhanakan objek sistem klasifikasinya disebut sistem alam.
Setelah lahirnya teori evolusi muncul sistem filogenentik yang mencita-
citakan tercerminnya jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara golongan
tumbuhan yang satu dengan golongan tumbuhan yang lain serta urutannya dalam
sejarah perkembangan filogenetik tumbuhan.
Kemajuan dalam ilmu kimia dapat mengungkap zat-zat apa saja yang ada
dalam tumbuh-tumbuhan yang menyebabkan timbulnya saran agar
pengklasifikasian tumbuhan juga didasarkan pada kesamaan atau kekerabatan zat-
zat kimia yang terkandung di dalamnya. Sehingga terbentuk suatu aliran atau
cabang dalam taksonom tumbuhan yang disebut kemotaksonomi.

D. Komponen Dasar dalam Taksonomi


1. Klasifikasi Tumbuhan
Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh
tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara teratur
mengikuti suatu hierarki. Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan
klasifikasi berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan
tujuan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu.
Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah
mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat pada
tingkat takson (kategori) di atasnya. Perbedaan antara istilah takson dengan
kategori yaitu istilah takson yang ditekankan adalah pengertian unit atau
kelompok yang mana pun, sedangkan istilah kategori yang ditekankan adalah
tingkat atau kedudukan golongan dalam suatu hierarki tertentu. Dalam taksonomi
tumbuhan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu nama takson
sekaligus menunjukkan pula tingkat takson (kategori).
Ada tiga system klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan yaitu system
klasifikasi buatan, system klasifikasi alam, dan system klasifikasi filogenetik.
1. Sistem klasifikasi Buatan
Klasifikasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Carl Von Linne (1707-
1778) yang dikenal dengan nama Carolus Linnaeus, seorang ahli botani
berkebangsaan Swedia. Beliau dinobatkan sebagai “Bapak Taksonomi”.
2. Sistem klasifikasi alam
Tokoh klasifikasi sistem alami adalah Aristoteles, seorang berkebangsaan
Yunani pada tahun 350 SM. Beliau membagi makhluk hidup menjadi dua
dunia (kingdom), yaitu hewan dan tumbuhan. Dalam tumbuhan
dikelompokkan berdasarkan ukuran dan strukturnya.
Klasifikasi makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas persamaan
dan perbedaan struktur tubuh makhluk hidup, dengan cara-cara berikut:
a. Mengamati dan meneliti makhluk hidup, yaitu persamaan ciri struktur
tubuh luar maupun ciri struktur tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk
hidup.
b. Apabila ada yang memiliki ciri struktur tubuh sama atau mirip dijadikan
satu kelompok, adapun yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan
tersendiri.
Tingkatan klasifikasi yang digunakan oleh Linnaeus adalah sebagai
berikut:
o Regnum
o Filum/Divisio
o Klassis
o Ordo
o Familia
o Genus
o Species

3. Sistem klasifikasi filogenetik


Didasarkan karena adanya hubungan antara klasifikasi dan evolusi. Sistem
ini disusun berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antara takson yang satu
dengan yang lainnya. Sistem ini menjelaskan adanya persamaan dan
perbedaan morfologi, anatomi, fisiologi.

Berdasarkan sejarah perkembangannya ketiga sistem klasifikasi tersebut


dibagi menjadi empat periode yaitu periode sistem habitus, periode system
numerik, periode system alam, dan periode system filogenetik.
a. Sistem Tertua
Dalam sistem ini secara formal belum dikenal adanya system
klasifikasi yang diakui (sejak ada kegiatan dalam taksonomi sampai kira-kira
abad ke-4 sebelum masehi). Sejak awal kehidupan manusia bergantung pada
bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan, manusia sejak dahulu telah
melakukan kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam lingkup taksonomi, seperti
mengenali dan memilah-milah tumbuhan mana yang berguna baginya dan
yang mana yang tidak, termasuk pemberian nama, sehingga apa yang
ditemukan dapat dikomunikasikan kapada pihak lain.
Pengklasifikaan tumbuhan didasarkan atas manfaatnya, sehingga periode
ini dinamakan dengan periode sistem manfaat.

 Tumbuhan penghasil bahan pangan


 Tumbuhan penghasil bahan sandang
 Tumbuhan penghasil obat-obatan
b. Sistem Habitus
Sistem klasifikasi tumbuhan berdasarkan bentuk dan tekstur. Selain
golongan-golongan pohon, perdu, semak seperti yang disebut di atas, ia juga
mengadakan pengelompokan menurut umur dan membedakan tumbuhan
berumur pendek (annual), tumbuhan berumur 2 tahun (biennial), serta
tumbuhan berumur panjang (perennial). Theophrastes juga telah dapat
membedakan bunga majemuk yang berbatas (centrifugal) dan yang tidak
berbatas (centripetal), juga telah dapat membedakan bunga dengan daun
mahkota yang bebas (polipetal atau dialipetal) dan yang berlekatan (gamopetal
atau simpetal) bahkan ia telah dapat mengenali perbedaan letak bakal daun
yang tenggelam dan yang menumpang. Adapun yang telah dilakukan oleh
theoprastes hasil klasifikasi tumbuhan yang telah diciptakan masih dianggap
nyata-nyata merupakan suatu sistem artifisial.
c. Sistem Numerik
Sistem ini terjadi pada permulaan abad ke 18, yang ditandai dengan sifat
sistem yang murni artifisial, yang sengaja dibuat sebagai sarana pembantu
dalam identifikas tumbuhan. Sistem ini tidak menggunakan bentuk dan tekstur
tumbuhan sebagai dasar utama pengklasifikasian. Tetapi pengambilan
kesimpulan mengenai kekerabatan antara tumbuhan.
Sistem klasifikasi tumbuhan yang diciptakan oleh Carolus Linnaeus masih
dikategorikan sebagai sistem artivisial. Nama Sistema Sexsuale untuk sistem
yang diciptakan sebenarnya tidak begitu tepat karena pada dasarnya sistem ini
tidak ditekankan pada masalah jenis kelamin, tetapi pada kesamaan jumlah
alat-alat kelamin seperti jumlah benangsari.
Nama-nama golongan tumbuhan yang diciptakan oleh linnaeus seperti
monandria (berbenang sari tunggal), diandria (berbenangsari dua), triandria
berbenangsari tiga dan seterusnya. Itulah sebabnya sistem klasifikasi
tumbuhan ciptaan Linnaeus dikenal pula sebagai sistem numerik.
d. Sistem Alam
Menjelang berakhirnya abad ke-18 terjadi perubahan-perubahan yang
revolusioner dalam pengklasifikasiaan tumbuhan. Sistem klasifikasi yang baru
ini disebut “sistem alam” yaitu golongan yang terbentuk merupakan unit-unit
ynag wajar (natural) bila terdiri dari anggota-anggota itu,dan dengan demikian
dapat tercermin pengertian manusia mengenai yang disebut yang dikehendaki
oleh alam. Secara harfiah istilah “sistem alam” untuk aliran baru dalam
klasifikasi ini tidak begitu tepat karena pada hakekatnya semua sistem
klasifikasi adalah sistem buatan. Untuk sitem klasifikasi yang digunakan
dalam periode ini, digunakan nama “sistem alam” (natural system) dengan
maksud untuk memenuhi keinginan manusia akan adanya penataan yang tepat
yang lebih baik dari sistem-sistem sebelumnya.
Sistem klasifikasi tumbuhan yang dipelopori oleh A.L. De Jussieu.
Pengklasifikaan tumbuhan ini didasarkan pada kesamaan bentuk.
a. Acotyledoneae
Terdiri dari 1 kelas dengan 6 suku: jamur, paku-pakuan, lumut dan
ganggang
b. Monocotyledoneae
Terdiri dari 3 kelas dengan 16 suku
c. Dicotyledoneae
e. Sistem klasifikasi filogenetik
Didasarkan karena adanya hubungan antara klasifikasi dan evolusi. Sistem
ini disusun berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antara takson yang satu
dengan yang lainnya. Sistem ini menjelaskan adanya persamaan dan
perbedaan morfologi, anatomi, fisiologi.
Sistem filogenetika lahir setelah muncul Teori Evolusi dari Charles
Darwin (dalam bukunya The Origin of Species) bahwa “mahluk hidup yg ada
sekarang merupakan hasil evolusi dari bentuk yg sederhana menjadi bentuk yg
kompleks”
Sistem klasifikasi filogenetika untuk mencerminkan gambaran urutan
perkembangan Mkhluk Hidup, yg menunjukkan tingkat kekerabatan.
Contoh: Sistem klasifikasi ciptaan Engler dan Prantl

Sistem Klasifikasi Engler dan Prantl


1. Divisi Thallophyta (tumbuhan talus)
Terdiri dari dua anak kelas Alga dan Fungi dibedakan dari Bryophyta dan
Pteridophyta berdasarkan pada struktur alat penghasil spora dan gamet serta
perkembangan zigotnya.
Berdasarkan kemajuan ilmu pengetahuan terutama dalam penelitian
fisiologi, biokimia, dan penggunaan mikroskop elektron, maka klasifikasi alga
ke dalam divisinya, kini didasarkan pada: pigmentasi, hasil fotointesis,
flagelasi, sifat fisik dan kimia dinding sel, ada atau tidak adanya inti sejati.
Atas dasar hal tersebut, Smith (1955) membagi alga menjadi; Divisi:
Chlorophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta, Chrysophyta, Phaeophyta,
Rhodophyta dan Cyanophyta. Pyrrophyta, Chrysophyta, dan Euglenophy
tatermasuk Protista (Protista algae), Cyanophyta termasuk Monera
Alga mempunyai bermacam-macam bentuk tubuh:
 Bentuk uniseluler: bentuk uniseluler yang berflagela dan yang tidak
berflagela.
 Bentuk multiseluler
Reproduksi Alga
 Vegetatif : Fragmentasi, pembelahan sel, pembentukan hormogonia.
 Aseksual : Pembentukan mitospora, zoospora, aplanospora,
hipnospora, stadium pamela.
 Seksual : Isogami, heterogami yang terdiri dari anisogami dan
oogami, aplanogami, autogami.
a. Divisi Chlorophyta
Ciri-ciri :
1. Pigmen, klorofil a dan b, santofil, dan karoten, terdapat dalam jumlah yang
banyak sehingga ganggang ini berwarna hijau
2. Hasil fotosintesis berupa amilum dan tersimpan dalam khloroplas.
3. Khloroplas berjumlah satu atau lebih; berbentuk mangkuk, bintang, lensa,
bulat, pita, spiral
4. Sel mempunyai 2 atau 4 flagela sama panja5g.
5. Dinding sel mengandung selulose.
6. Perkembangbiakan: aseksual dengan Zoospora dan seksual dengan
anisogami
7. Sebagian besar alga air tawar terdapat pula di tanah atau di dinding
tembok yang lembab, di atas batang pohon dan dapat pula sebagai epifil
(pada permukaan daun).

b. Divisi Phaeophyta
Ciri-ciri :
1. Tubuh selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen,
lembaran atau menyerupai semak/pohon yang dapat mencapai beberapa
puluh meter, terutama jenis-jenis yang hidup di lautan daerah beriklim
dingin.
2. Bersel banyak dan berwarna pirang (fikosantin)
3. Kromatofora mengandung klorofila, karotin dan xantofil, fikosantin.
4. Sebagian besar hidup di laut hanya ada beberapa jenis saja yang hidup di
air tawar.
c. Divisi Rhodophyta (ganggang merah)
Ciri-ciri :
1. Sel mempunyai dinding yang terdiri dari selulose. Rhodophyceae tidak
pernah menghasilkan sel-sel berflagela.
2. Pigmen Khlorofil: terdiri dari klorofil a, karotenoid, fikoeritrin dan
fikosianin yang sering disebut pigmen aksesoris. Karotenoid pigmen-
pigmen tersebut terdapat dalam kloroplas
3. Cadangan makanan berupa tepung floride (hasil polimerase dari glukosa)
dan terdapat diluar kloroplas.
4. Talus hampir semuanya multiseluler, hanya 2 marga saja yang uniseluler.
Talus yang multiseluler berbentuk filamensilinder ataupun helaian. Talus
umumnya melekat pada substrat dengan perantara analat pelekat.
5. Habitat : laut yang dalam

d. Divisi Chrysophyta
Ciri-ciri :
1. Bersifat uniselular, dinding sel terdiri atas pektin yang lunak
2. Selnya berinti, kromatofora mengandung klorofil a, karotin, santofil dan
sutu karotenoid yang menyerupai fikosantin.
3. Sebagian besar bersifat autotrof, kecuali yang tidak berwarna yaitu
heterotrof.
4. Tempat hidup : air lautdan air tawar (sering melekat pada tumbuhan air).

e. Fungi
Ciri-ciri:
1. Tidak berklorofil dan tidak berfotosintesis
2. Tubuhnya mempunyai benang-benang hifa
3. Perkembangbiakan Vegetatif : Dengan spora,
Perkembangbiakan Generatif : Dengan isogami, anisogami, oogami,
gametangiogami dan somatogami
4. Hidup secara heterotrof sebagai saprofit atau parasit
5. Jarang hidup di air, kebanyakan di daratan.

2. Divisi Bryophyta (Tumbuhan lumut)


Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat
sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Tumbuhan ini tingkatannya lebih tinggi
dari Thallophyta dengan habitus yang bermacam-macam
Ciri-ciri :
a. Warna hijau klorofil a dan b
b. Selnya berdinding terdiri dari selulosa
c. Alat kelamin terdiri atasan teridium dan arkegonium
d. Terdiri dari lumut daun (musci) dan lumut hati (hepaticae)
e. Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis.
f. Organ penyerap haranya adalah rizoid

Perkembangbiakan Tumbuhan Lumut


Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa
yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit
(tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat
tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat
menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.
Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel
kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ
penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium
yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan
terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi
ovum.
Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena
hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia
pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk
kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora
haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan
spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema.
Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan

3. Divisi Pteridophyta / Filicophyta (Tumbuhan paku / paku-pakuan )


Daur hidup (metagenesis) :
Daur hidup tumbuhan paku : pergiliran keturunan yang terdiri dari dua
fase utama yaitu gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat
merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase
gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang
berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak
berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak
berdaun.
Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari
prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid
atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum
atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media
spermatozoid berpindah menuju archegonium.
Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang tumbuh menjadi
tumbuhan paku. Setelah terjadi pembuahan (zigot berkembang), protalium hilang
Morfologi
a. Akar yang tumbuhpertamatidakdominan, disusulakar lain yang
tumbuhdaribatang
b. Batangbercabang, menggarpu
c. Dapat berbentuk semak , pohon sampai beberapa meter.
d. Ukuran daun bervariasi sampai 6 m;pada umumnya berdaun majemuk;”
tipe daun kecil, tidak bertangkai dan hanya mempunyai satu tulang daun,
tersusun rapat menurut garis spiral.
Perkembangbiakan
a. Vegetatif : spora
b. Sporangium dan spora terdapat pada daun-daun khusus : sporofil (sering
terkumpul membentuk alat yang menyerupai bunga pada Spermatophyta
Berdasarkan klasifikasi baru tumbuhan paku dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
1. Divisi Lycophyta dengan satu kelas: Lycopsida.
2. Divisi Pteridophyta dengan empat kelas :
a. KelasPsilotopsida
- Bangsa Ophioglossales
- Suku Ophioglossaceae (termasuk Botrychiaceae,
Helminthostachyaceae)
- Bangsa Psilotales
- Suku Psilotaceae (termasuk Tmesipteridaceae)
b. Kelas Equisetopsida (Sphenopsida)
- Bangsa Equisetales
- Suku Equisetaceae
- Kelas Marattiopsida
- Bangsa Marattiales
- Suku Marattiaceae (termasuk Angiopteridaceae, Christenseniaceae,
Danaeaceae, Kaulfussiaceae)
c. Kelas Polypodiopsida (Filicopsida, Pteridopsida)
- Bangsa Osmundales
- Suku Osmundaceae
- Bangsa Hymenophyllales
- Suku Hymenophyllaceae (termasuk Trichomanaceae)
- Bangsa Gleicheniales
- Suku Gleicheniaceae (termasuk Dicranopteridaceae,
Stromatopteridaceae)
- Suku Dipteridaceae (termasuk Cheiropleuriaceae)
- Suku Matoniaceae
- Bangsa Schizaeales
- Suku Lygodiaceae
- Suku Anemiaceae (termasuk Mohriaceae)
- Suku Schizaeaceae

4. Divisi Spermatophyta
 Tingkat perkembangan yang paling tinggi
 Telah menghasilkan biji : tumbuhan berbiji (Spermatophyta)
 Biji berasal dari bunga : tumbuhan berbunga (Anthophyta)
 Dibagi menjadi 2 sub divisi:
1. Tumbuhan berbiji telanjang (Gymnospermae) dan
2. Tumbuhan berbiji tertutup yaitu bakal biji terbungkus oleh
karpela/daun
buah (Angiospermae)
 Angiospermae terdiri dari dua kelas :
1. Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah/memiliki dua daun lembaga)
2. Monocotyledoneae ( mempunyai satu daun lembaga)

Sepuluh besar suku tumbuhan menurut banyaknya jenis adalah sebagai


berikut:
1. Asteraceae atau Compositae (suku kenikir-kenikiran): 23.600 jenis
2. Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan): 21.950
3. Fabaceae atau Leguminosae (suku polong-polongan): 19.400
4. Rubiaceae (suku kopi-kopian): 13.183
5. Poaceae, Glumiflorae, atau Gramineae (suku rumput-rumputan): 10.035
6. Lamiaceae atau Labiatae (suku nilam-nilaman): 7.173
7. Euphorbiaceae (suku kastuba-kastubaan): 5.735
8. Cyperaceae (suku teki-tekian): 4.350
9. Malvaceae (suku kapas-kapasan): 4.225
10. Araceae (suku talas-talasan): 4.025

Orchidaceae, Poaceae, Cyperaceae dan Araceae adalah monokotil.


Kesepuluh suku di atas mencakup beragam jenis tumbuhan penting dalam
kehidupan manusia, baik dalam bidang pertanian, kehutanan maupun industri.
Suku rumput-rumputan jelas merupakan suku terpenting karena menghasilkan
berbagai sumber energi pangan bagi manusia dan ternak dari padi, gandum,
jagung, juwawut, tebu, serta sorgum. Suku polong-polongan menempati tempat
terpenting kedua, sebagai sumber protein nabati dan sayuran utama dan berbagai
peran budaya lain (kayu, pewarna, dan racun). Suku nilam-nilaman beranggotakan
banyak tumbuhan penghasil minyak atsiri dan bahan obat-obatan.
2. Tatanama Tumbuhan
Tatanama tumbuhan adalah ilmu tentang cara pemberian nama suatu
tumbuhan, baik yang berupa fosil maupun yang masih ada, di lengkapi dengan
deskripsinya.

Prinsip dan Peraturan Tatanama Tumbuhan


Tatanama botani tidak berhubungan dengan tatanama zoologi. Nama yang
sama yang diberikan pada tumbuhan bisa juga digunakan ahli zoologi pada
hewan.
Pelaksanaan penamaan di dalam kelompok taksonomi ditentukan dengan
menggunakan tipe tatanama. Tipe untuk famili adalah genus, tipe untuk genus
adalah jenis, tipe untuk jenis adalah spesimen dan seterusnya.
Tatanama dari kelompok taksonomi haruslah berdasar pada prioritas
publikasi, dan nama yang benar adalah nama yang telah dipublikasi terlebih
dahulu dan mengacu pada aturan-aturan. Tatanama yang telah dipublikasikan
lebih dulu harus dipakai sebagai dasar pada publikasi berikutnya.
Setiap kelompok taksonomi, batasannya, posisinya, dan urutannya bisa
membuat satu nama yang benar. Nama ilmiah kelompok taksonomi disajikan
dalam bahasa latin tanpa menghiraukan asalnya. Aturan untuk penamaan genus
dan penunjuk jenis sama juga dengan yang lain harus dalam bahasa Latin.Suatu
nama yang sah tidak boleh ditolak karena alasan tidak disukai atau karena
kehilangan arti aslinya. Contoh: Hibiscus rosa-sinensis, aslinya bukan di Cina.
Perubahan nama hanya boleh dilakukan biala sudah betul-betul diteliti
taksonominya
Peraturan tatanama tumbuhan :
1. Nama suatu spesies terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan
penujuk genus dan kata kedua merupakan penunjuk jenis.
2. Huruf pertama nama genus di tulis dengan huruf capital, sedangkan
huruf pertama penunjuk jenisnya dengan huruf kecil.
3. Nama spesies menggunakan bahas latin atau yang di latinkan.
Misalnya :Carica papaya(papaya)
4. Nama spesies dicetak miring, digaris bawah atau dicetak dengan huruf
yang berbeda dengan teks lain.
5. Apabila nama tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua
dari berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.
Misalnya :Hibiscus rosa-sinensis
6. Nama spesies juga mencantumkan inisial pemberi nama spesies
tersebut.
Contohnya :Zea mays L. (yang memberi nama jagung adalah
Linnaeus)
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Taksonomi adalah pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki


(tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum dan
taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik.Selain itu, taksonomi juga
diartikan sebagai cabang ilmu biologi yg menelaah penamaan, perincian, dan
pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan pembedaan sifatnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.google.com/amp/s/kelasabiologysciencecomunity.wordpress.com
/2013/10/09/sejarah-perkembangan-taksonomi-tumbuhan/amp/
2. https://www.academia.edu/9832805/MAKALAH_BOTANI_Taksonomi_tum
buhan_KATA_PENGANTAR
3. https://www.academia.edu/23729371/Klasifikasi_Tumbuhan_ppt_kelompok_
7

Anda mungkin juga menyukai