Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan izin-Nya
penulis bisa menyelesaikan laporan laboratorium Mesin Konversi yang berjudul “Pengujian
Kualitas Uap/Fraksi Kekeringan Uap (Separating dan Throttling Calorimeter” ini
dengan baik dan tepat waktu. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. Rufinus
Nainggolan, M.T. yang telah memberikan bimbingan dalam melakukan praktikum ini, serta
teman-teman satu kelompok saya yang telah bersedia melaksanakan praktikum ini dengan
baik.

Laporan ini berisikan bagaimana cara melaksanakan praktikum sehingga para


pembaca dapat mengerti bagaimana kualitas uap yang sesungguhnya. Laporan ini juga
dilengkapi dengan analisa data yang jelas sehingga pembaca dapat memahami kualitas uap
dengan lebih mudah. Namun penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman
sekalian. Sekian dari saya semoga kiranya dapat bermanfaat bagi semua pihak dan diterima
dengan baik.

Medan,15 Juli 2018


Penulis

Yosafat T. Silaban

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................................3
B. Tujuan Percobaan........................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................................4
A. Teori Dasar..................................................................................................4
B. Rumusan Teori............................................................................................4
C. Kombinasi Separating dan Throttling.........................................................6
BAB III PELAKSANAAN PERCOBAAN....................................................................7
A. Peralatan Percobaan....................................................................................7
B. Rangkaian Percobaan..................................................................................8
BAB IV PROSEDUR PERCOBAAN.............................................................................9
BAB V DATA PERCOBAAN.....................................................................................10
BAB VI ANALISA DATA............................................................................................11
BAB VII PENJELASAN TAMBAHAN........................................................................14
BAB VIII PENUTUP.......................................................................................................19
A. Kesimpulan............................................................................................... 19
B. Saran..........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………......20

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kombinasi pemisah dan penyertaan kalorimeter digunakan untuk menentukan
kualitas uap (tingkat kekeringan uap). Pemisah kalorimeter merupakan alat untuk
memisahkan kandungan air dari uap melalui proses mekanis.
Uap yang masuk mengandung air dilewatkan pada pemisah kalorimeter, karena
kerapatan air lebih besar dari uap, maka air akan cenderung terlempar dari uap, air ini
dikumpulkan dan jumlahnya dapat dihitung.
Uap yang relatif sudah tidak mengandung air di alirkan ke throttling kalorimeter,
sehingga tekanannya turun. Tekanan setelah throttling menjadi sedikit dibawah
temperatur atmosfer. Ini menyebabkan uap menjadi kering dengan pengukuran
tekanan dan temperatur akhir uap maka tingkat kekeringan uap dapat dihitung karena
dua jenis kalorimeter tersebut mempunyai keterbatasan, maka digunakan kombinasi
pemisah dan throttling.

B. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui cara kerja peralatan separating dan throttling calorimeter;
2. Dapat mempraktekkan proses pengujian uap;
3. Dapat mengetahui tekanan uap sebelum dan sesudah throtttle dan mengukur
temperatur uap keluar (discharge) dari throttle dari alat ukur yang dipasang;
4. Dapat mengetahui jumlah air yang terpisahkan dari uap yang keluar dari separator
dan mengukur jumlah air yang keluar dari kondensat yang ditampung dalam gelas
ukur;
5. Dapat menggambarkan skema peralatan percobaan;
6. Dapat menghitung kualitas uap.

3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Dasar
Separating calorimeter merupakan suatu peralatan proses mekanis, dimana uap
basah masuk secara langsung melewati susunan berupa sudu-sudu tumpul. Pada saat
melewati sudu-sudu ini, gaya inersia air yang terkandung didalam uap menjadi
berkurang dan mencegahnya terikut didalam uap sehingga mengakibatkan air akan
jatuh dan terkumpul di dalam tabung (chamber).
Throttling caalorimeter merupakan peralatan pemasukan uap kedalam tabung
melalui orifice sehingga tekanan turun hingga sedikit diatas tekanan atmosfer (aliran
terbuka). Ini menyebabkan uap menjadi superheat. Melalui pengukuran tekanan dan
temperatur uap keluaran ini, maka fraksi kekeringan uap dapat dihitung karena uap
meninggalkan tabung separating kandungan air tidak dapat dipisahkan seluruhnya.
Separating and trottle calorimeter sangat penting untuk mengetahui fraksi
kekeringan uap. Oleh karena itu hal ini dapat dilakukan dengan melakukan
eksperimen sample uap. Suatu solusi dengan menggunakan alat pemisah (separator)
untuk memisahkan air dan uap, tetapi ini tidak dapat dilakukan 100% efektif jika
menggunakan tabung yang sangat besar.
Separating and trotling calorimeter mengunakan sebuah separator untuk
memisahkan air dari uap (tergantung jumlah sample) sehingga fraksi kekeringan uap
menjadi lebih tinggi (high dryness), kemudian menggunakan katub penyempitan
(trottling valve) untuk “mencekik” uap dan menjadikannya superheat.

B. Rumusan teori
1. Fraksi kekeringan
Fraksi kekeringan uap adalah banyaknya kandungan uap kering yang ada
dalam campuran uap basah.
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑢𝑎𝑝 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Fraksi kekeringan =
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑢𝑎𝑝 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 + 𝑘𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟

2. Separating calorimeter
Jika berat uap kering yang dikeluarkan oleh separator adalah Ms dan berat air
yang dipisahkan atau tertinggal dalam separator dalam waktu yang sama adalah
Ma, maka fraksi kekeringan yang diukur melalui separating calorimeter ini (Xs)
adalah :

4
𝑀𝑠
Xs =
𝑀𝑠+𝑀𝑎

3. Throttling Calorimeter
Memberikan aliran fluida melalui trottling orifice dari tekanan tinggi P1 ke
tekanan rendah P2. Dari persamaan energi tunak atau konstan (steady flow) dapat
ditunjukkan bahwa proses entalphi konstan (isentalphi) pada throttling adiabatis.
Aliran uap basah (wet satureted steam) sebelum throttling (karena ada air yang
terikut), maka akan menjadi uap superheat pada tekanan rendah setelah throttling.
Entalphi uap basah (wet saturated steam) sebelum throttling adalah:
h1 = hf1 + x1 hfg1
Entalphi uap superheat setelah throttling adalah:
h2 = hg2 + Cp ( t2 –ts2 )

karena h1 sama dengan h2

hf1 + x1 hfg1 = hg2 + Cp ( t2 –ts2 )

maka,
[ 𝐡𝐠𝟐 + 𝐂𝐩 (𝐭𝟐−𝐭𝐬𝟐)] –𝐡𝐟𝟏
𝐱𝟏 =
𝒉𝒇𝒈𝟏

dimana:
hf1 = panas sensibel tekana P1 [Kj/Kg]
xt = fraksi kekeringan masuk throttling calorimeter
hfg1 = panas latent pada tekanan P1 [Kj/Kg]
hg2 = entalphi uap jenuh pada tekanan P2 [ Kj/Kg]
Cp = panas spesifik / jenis pada tekanan konstan
= [ 1,8 – 2,0 ] Kj/Kg untuk uap
T2 = temperatur uap keluar throttling calorimeter [0C]
Ts2 = temperatur uap saturasi pada tekanan P2 [0C]

5
C. Kombinasi Separating dan Throttling
Jika m adalah jumlah air dalam uap meninggalkan separating calorimeter dan
masuk ke throttling calorimeter, maka melalui defenisi fraksi kekeringan uap
diperoleh sebagai berikut:
𝑀𝑠−𝑚
xt= dan m=Ms( 1- xt)
𝑀𝑠
tetapi separating calorimeter telah memisahkan air sebesar Ma. Oleh karena itu,
total jumlah berat air adalah ( Ma + m ) didalam uap basah. Jumlah uap basah adalah
Ms + Ma
dengan menggunakan defenisi fraksi kekeringan uap juga berlaku:
(𝑀𝑠+𝑀𝑎)−(𝑀𝑎+𝑚)
x= (𝑀𝑠+𝑀𝑎)
atau :
𝑀𝑠−𝑚
x = 𝑀𝑠+𝑀𝑎
tetapi :
m = Ms(1-xt)
𝑀𝑠−𝑀𝑠(1−𝑥)
x= 𝑀𝑠+𝑀𝑎
𝑀𝑠
x= 𝑀𝑠+𝑀𝑎x1
x =xs .xt
dimana:
x = fraksi kekeringan aktual atau sesungguhnya.

6
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN

A. Peralatan percobaan
1. Alat utama
 Alat utilitas Lab
 Uap dari Boiler
 Throttle
 Separator
 Oriffice
2. Alat bantu
 Katup
 Ember
 Kondenser
 Pipa u
3. Alat ukur
 Gelas ukur
 Peresure meter
 Termometer
4. Peralatan Pengujian
 Suplai Energi Listrik
 Air Umpan
 Cussons : P7600 Oil Fired Boiler
 Cussons : P7672 Separating and Trhottling Calorimetre

7
B. Rangkaian Percobaan

8
BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN

A. LANGKAH PERCOBAAN
1. On-kan MCB;
2. On-kan cool water unit;
3. On-kan steam turbin;
4. Hidupkan pompa pengisian air;
5. Cek air yang ada pada boiler;
6. Atur posisi katup-katup air yang sesuai;
7. Hidupkan boiler sampai tekanan 3 bar dan tahan tekanan tersebut selang beberapa
waktu , kemudian jalankan kembali sampai tekanan 6 bar;
8. Hidupkan pompa kondenser;
9. Buka katup uap dan katup separating ;
10. Sediakan gelas ukur untuk menampung air yang keluar dari separating dan dengan
wadah lain tampung juga air yang keluar dari throttling sebagai kondensatnya
sampai selang waktu yang ditentukan ;
11. Ukur dan catat jumlah air dalam separator dan jumlah kondensat yang terkumpul
dari kondenser pada waktu yang sama catat tekanan uap dalam tabung separator
dan tekanan uap setelah throtling, tekanan atmosfer, temperatur uap separator dan
setelah throttle;
12. Catat hasil pembacaan tekanan sedikitnya lima kali untuk memperoleh hasil rata-
rata yang lebih teliti ;
13. Jika pengukuran telah selesai matikan pengoperasian boiler lalu tutup suplai uap
dan catat jumlah air dan kondensat;
14. Biarkan peralatan hingga dingin, baru kemudian air kondenser dapat ditutup;
15. Buka katup keluaran separating kalori meter.

9
BAB V
LEMBAR DATA PERCOBAAN

Dari percobaan yang telah kami lakukan, maka dapat diperoleh data sebagai berikut:

RATA -
LOG SHETT 1 2 3 4 5
RATA
P Separator, barg 6,0 5,8 5,8 6,0 5,8 6,0 barg

P Keluar Throttle, mmHg 20 20 20 20 20 20 mmHg

T Keluar throttle, 0C 119 118 120 120 120 1200C

Jumlah Air M1 = 156 Air dalam pipa U

Jumlah Kondensor M2 = 2630ml H = 0 mmH2O

Tekanan Atmosfer P atm = 1,01325bar

Jumlah sampel = M1 + M2

= 156 ml + 2630 ml

= 2786 ml

10
BAB VI

ANALISA HASIL PERCOBAAN

6,0 + 5,8 + 5,8 + 6,0 + 5,8


1. Pseparator = P1 = = 6,0 bar
5
20 + 20 + 20 + 20 + 20
2. Pthrottle = P2 = = 20 mmHg
5
119 + 118 + 120 + 120 + 120
3. Tthrottle= T2 = = 1200C
5

Pseparator(abs) = Pgauge + Patm


P1 = 6,0Bar + 1,01325Bar
= 7,01325bar
= 701,325kPa
20
Pthrottle (abs) =P2 = (760 𝑥 1,01325) + 1,01325

= 𝟏, 𝟎𝟑𝟗𝟗 𝒃𝒂𝒓

= 103,99 kPa

Syarat throttling : h1 = h2

Dimana : h1= hf1 + x1 hfg1

h2= hg2 + Cp( t2 – t1 )

Cp = entalphi uap keluar throttle = 1,8𝐾𝑗⁄𝐾𝑔

Maka persamaan nya :

ℎ𝑓1 + 𝑥𝑡 . ℎ𝑓𝑔1 = ℎ𝑔2 + 𝐶𝑝 (𝑇2 − 𝑇𝑠2 )

𝑥𝑡 . ℎ𝑓𝑔1 = [ℎ𝑔2 + 𝐶𝑝 (𝑇2 − 𝑇𝑠2 )] − ℎ𝑓1

ℎ𝑔2 + 𝐶𝑝 (𝑇2 − 𝑇𝑠2 ) − ℎ𝑓1


𝑥𝑡 =
ℎ𝑓𝑔1

11
 P1 = 7,01325 Bar = 701,325 kPa dengan menggunakan interpolasidari table uap
berada diantara tekanan 7 bar dan 7,2 bar
ℎ𝑓𝑔(7,01325) − ℎ𝑓𝑔(7) 𝑃(7,01325) −𝑃(7)
 =
ℎ𝑓𝑔(7,2) − ℎ𝑓𝑔(7) 𝑃(7,2) −𝑃(7)

ℎ𝑓𝑔1 −2065,8 7,01325−7


=
2062,0−2065,8 7,2−7

0,01325
ℎ𝑓𝑔1 = 2065,8 + (2062,0 2065,8) = 𝟐𝟎𝟔𝟓, 𝟓𝟒𝟖 𝑲𝒋⁄𝑲𝒈
0,2

ℎ𝑓(7,01325) − ℎ𝑓(7) 𝑃(7,01325) −𝑃(7)


 =
ℎ𝑓(7,2) − ℎ𝑓(7) 𝑃(7,2) −𝑃(7)

ℎ𝑓1 −697,0 7,01325−7


=
701,97−697,0 7,2−7
0,01325
ℎ𝑓1 = 697,0 + (701,97 – 697,0) = 𝟔𝟗𝟕, 𝟑𝟐𝟗 𝑲𝒋⁄𝑲𝒈
0,2

 P2 = 1,0399 Bar = 103,99 kPadengan temperatur keluaran T2 = 1180C dari tabel uap
berada diantara tekanan 1 bar dan 1,1 bar.
ℎ𝑔(1,0399) −ℎ𝑔(1) 𝑃(1,0399) −𝑃(1)
 =
ℎ𝑔(1,1) − ℎ𝑔(1) 𝑃(1,1) −𝑃(1)

ℎ(1,0399) −2675 1,0399−1


=
2680−2675 1,1−1
0,0399
ℎ(1,0399) =ℎ𝑔2 = 2675 + (2680 – 2675)= 2676,995𝑲𝒋⁄𝑲𝒈
0,1

𝑇 (1,0399) −𝑇(1) 𝑃(1,0399) −𝑃(1)


 =
𝑇(1,1) −𝑇(1) 𝑃(1,1) −𝑃(1)

𝑇(1,0399) −99,66 1,0399−1


=
102,3−99,66 1,1−1
0,0399
𝑇(1,0479) = 99,66 + (102,3 – 99,66) = 100,7130C
0,1
𝑇(1,0479) = 𝑇𝑠2 =100,7130C

12
Maka :

ℎ𝑔2 + 𝐶𝑝(𝑇2 − 𝑇𝑠2 ) − ℎ𝑓1


𝑥𝑡 =
ℎ𝑓𝑔1

2676,995 + 1,8 (118 − 100,713) − 697,329


𝑥𝑡 =
2065,548

2010,7826
𝑥𝑡 =
2065,548

𝑥𝑡 = 𝟎, 𝟗𝟕𝟑𝟒

Mkondensat = 2630 ml

Mair = 156 ml

𝑀𝑘𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑎𝑡
𝑥𝑠 =
𝑀𝑘𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑎𝑡 + 𝑀𝑎𝑖𝑟

2630
𝑥𝑠 =
2786

𝑥𝑠 = 𝟎, 𝟗𝟒𝟒𝟎

Sehingga,

xaktual = xt .xs

= 0,9734 x0.9440

= 0.9188

xaktual = 0.9188x 100%

= 91,88%

Uap saturasi kering = 91,88 %

Cair Saturasi = 8,12 %

13
BAB VII

PENJELASAN TAMBAHAN

A. INSTRUMENTASI TEKANAN UAP SETELAH THROTTLING

Alat ukur (instrumentasi) merupakan bagian yang sangat penting dan sangat
dibutuhkan dalam suatu mekanisme system, karena instrumentasi tersebut dapat
mewujudkan hal-hal yang sangat penting yang harus diketahui dan harus dikendalikan
agar tidak terjadi kerusakan atau kecelakaan. Pada boiler juga banyak terdapat
instrumentasi seperti tekanan, temperatur, flow, level dan lain-lain yang bisa berupa
digital maupun analog.

Alat ukur tekanan bisa disebut manometer dan yang digunakan adalah Manometer
Bourdon yang menggunakan pipa U dan air raksa sebagai fluida dengan model hibrida.
Hampir semua udara dikumpilkan di puncak tensiometer. Kelebihan dan kelemahan
tensiometer manometer adalah sebagai berikut :

1. Manometer air raksa merupakan sensor tekanan paling tepat dan teliti serta histeresis
sangat baik;

2. Tidak memerlukan kalibrasi;

3. Kekurangan tensiometer manometer adalah pada pemakaian di tanah yang memiliki


kadar air sangat rendah, air raksa dapat terhisap memasuki cawan poros. Untuk
memperbaikinya perlu penganan khusus.

Nama-nama bagian rangkaian peralatan percobaan di atas :


1. Pipa Uap fungsinya untuk memasuki uap dari boiler ke separator
2. Gelas Ukur fungsinya untuk mengetahui jumlah air yang ada pada separator
3. Throttle fungsinya untuk menyempitkan uap yang keluar dari separator menuju
throttling
4. Sensor temperature fungsinya untuk mendeteksi temperatur yang ada di throttling
5. Alat ukur tekanan fungsinya untuk mengukur tekanan uap masuk separator
6. Alat ukur temperatur fungsinya untuk mengukur temperatur uap dalam throttling
setelah dideteksi oleh temperatur.

14
7. Pipa air fungsinya untuk memasukkan air dingin ke dalam kondenser dan keluaran
air setelah masuk kondeser
8. Kondenser fungsinya untuk mendinginkan uap yang keluar dari throttling
9. Gelas ukur fungsinya untuk menampung uap yang keluar dari kondenser
10. Alat ukur tekanan fungsinya untuk mengukur tekanan uap throttling yang
menggunakan air raksa dengan membandingkan tekanan atmosfer

B. Komponen Utama
Komponen utama terdiri dari separating and throttling calorimeter. Separating and
Throttling Calorimeter digunakan untuk mengetahui fraksi kekeringan uap. Dimana uap
dilewatkan pada alat percobaan ini sedangkan uap yang digunakan adalah uap sample
yang dihasilkan boiler. Separating and throttling calorimeter terdiri dari :

a. Separator
Separator terdiri dari sekat-sekat pemisah antara air dan uap sampel boiler. Di
sini uap yang dihasilkan boiler melewati sekat-sekat separator. Namun karena massa
air lebih besar dari massa uap sehingga air tertinggal pada bagian bawah separator.
Namun, tidak semua air yang terkandung dalam uap tertinggal pada separator
sebagian lagi ada yang terikut melewati throttle.

b. Throttle
Throttling calorimeter yaitu peralatan pemasukkan uap ke dalam tabung
melalui orifice sehingga tekanan turun hingga sedikit di atas tekanan atmosfer (aliran

15
terbuka). Ini menyebabkan uap menjadi superheat (panas lanjut), melalui pengukuran
tekanan dan temperatur uap keluaran ini, maka fraksi kekeringan uap dapat dihitung
karena uap meninggalkan tabung separating kandungan air tidak dapat di pisahkan
seluruhnya.

Pada praktek ini digunakan 2 buah kondenser, dimana yang pertama pada sistem
yang berfungsi untuk mengubah fasa uap pada tekanan rendah yang melalui turbin
menjadi fasa cair dan yang kedua pada alat pengujian yang berfungsi mengubah fasa uap
menjadi cair (air) dimana uap yang diubah diambil langsung dari boiler (uap sampel
boiler).

C. Alat Ukur dan Instrumentasi


Alat ukur dan instrumentasi terdiri dari:

1. Pressure Gauge
Pressure gauge/alat ukur tekanan disini berfungsi untuk mengukur tekanan
pada Uap masuk separator. Alat ini bekerja berdasarkan gerak d' Arsonval dimana
tekanan uap pada tabung/pipa yang dilewatkan melalui alat ukur tekanan sehingga
melawan gerak pegas pada alat ukur sehingga alat ukur bergerak.

2. Temperatur gauge
Temperatur merupakan salah satu dari empat besaran dasar yang diakui sistem
internasional (the international measuring system) dengan satuan SI, satuan suhu
adalah kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celsius, Fahrenheit, dan Reamur.

Pada skala Celsius, 0°Celsius adalah titik dimana airmembeku dan 100°C
adalah titik didih air pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini adalah yang paling sering
digunakan di dunia. Skala Celsius juga sama dengan Kelvin sehingga cara
mengubahnya ke kelvin cukup ditambahkan 273 (atau 273.15 untuk lebih tepatnya).

Skala Fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika Serikat. Suhu
air membeku adalah 32°F dan titik didih air adalah 212°F.

Sebagai satuan baku, kelvin tidak memerlukan tanda derajat dalam


penulisannya. Misalnya cukup ditulis suhu 20 K saja, tidak perlu 20° K.

16
Temperatur adalah kondisi penting dari suatu substrat, sedangkan panas adalah
salah satu bentuk energi yang disosialisasikan dengan aktifitas molekul-molekul dari
suatu substrat, partikel dari suatu substrat diasumsikan selalu bergerak. Pergerakan
partikel inilah yang kemudian dirasakan sebagai panas, sedangkan temperatur adalah
ukuran perbandingan dari panas tersebut.

Cara Kerja :

1. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume Merkuri berada pada kondisi awal.
2. Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon Merkuri dengan
perubahan volume.
3. Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut jika
suhu menurun.
4. Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.

D. Manometer U
Manometer adalah alat yang berupa tabung berskala yang dihubungkan
dengan tampungan air atau air raksa untuk mengukur perbedaan tekanan berdasarkan
kenaikan air atau air raksa dalam tabung berskala.

Tipe yang umum digunakan adalah manometer air raksa dengan model
hibrida. Hampir semua udara dikumpulkan di puncak tensiometer. Kelebihan dan
kelemahan tensiometer manometer adalah sebagai berikut.

17
a) Manometer air raksa merupakan sensor tekanan paling tepat dan teliti serta
histeresis sangat baik.

b) Tidak memerlukan kalibrasi.

c) Kekurangan tensiometer manometer adalah pada pemakaian ditanah yang


memiliki kadar air sangat rendah, air raksa dapat terhisap memasuki cawan porus.
Untuk memperbaikinya perlu penanganan khusus.

18
BAB VIII
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktek ini adalah :
1. Separating berfungsi untuk memindahkan uap dengan kandungan air dari uap basah
yang mengalir dari boiler. Di dalam separating terdapat sudut-sudut tumpul dan ketika
uap basah melewati sudut-sudut tumpul yang terdapat di separating maka uap dengan
air menjadi terpisah karena kandungan air tersangkut pada sudut-sudut tumpul dan
kemudia air akan jatuh kedalam tabung .
Sedangakan throttling merupakan semacam tabung orifice yang berfungsi untuk
menurunkan tekanan tekanan uap hingga sedikit di atas tekanan atmosfer. Uap yang
mengalir meningalkan separating masuk ke throttling terjadi penyempitan /
pengecilan saluran uap sehinga uap menjadi berkurang.
2. Tekana sesudah melewati throttel ( P2) lebih kecil dari tekanan sebelum melewati
throttle (P1) , temperatur keluaran throttle adalah 1200Cdan entalphi sebelum
melewati throttle (h1) sama dengan entalphi sesudah melewati throttle (h2).
3. Kondenser berfungsi untuk mendinginkan uap yang keluar dari throttling
4. Paramater-paraneter yang terdapat dalam boiler adalah ( P) [bar], entalphi (h) [kJ/kg],
temperatur (T) [0C] fraksi kekeringan uap (x)[%], massa (m) [liter]
5. Kualitas uap berdasarkan separating kalorometer (xs) adalah 94,4 %
6. Kualitas uap yang masukan di throttling calorimeter (xt) adalah 97,34%
7. Kualitas uap aktual (xact) adalah 91.88 % yang artinya 91,88 % uap kering dan 8,12%
merupakan uap basah.
8. Uap hasil pembakaran yang terjadi pada boiler merupakan uap basah dan kemudian
masuk ke separating untuk memisahkan uap dengan air untuk masik ke throttle

B. Saran
1. Agar semua sitem dalam boiler diperbaiki dan perawatan yang teratur sehingga
alat praktikum dapat digunakan dengan efisiensi maksimum
2. Agar suply listrik pada saat pemadaman PLN dapat diatasi dengan bunyi genset
3. Dalam melakukan praktikum harus sesuai prosedur yang sebenarnya

19
DAFTAR PUSTAKA

INSTRUKSION MANUAL (P7674)


HEAT ENGINEERING ( ROGER KINSKY)
Gean Koplis, C.J., Transport Process and Unit Operations. 2, Allyn and Bacon, inc.,
1987
www.google.co.id/search_boiler

www.google.co.id/search_kondenser

www.google.co.id/search_manometeru

www.google.co.id/search_separator

www.google.co.id/search_throttle

20

Anda mungkin juga menyukai