Anda di halaman 1dari 39

PERANCANGAN LISTRIK ENERGI SURYA UNTUK

PENGGERAK POMPA AIR SISTEM PERTANIAN


HIDROPONIK

TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2018

1
DAFTAR ISI

Halaman
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.2. Batasan Masalah
I.3. Tujuan
I.4. Manfaat Rancangan
I.5. Teknik Pengumpulan Data
I.6. Analisa dan Evaluasi Data
I.7. Pengumpulan Data
I.8. Asistensi
I.9. Sistematika Bahasan

BAB II DASAR TEORI


II.1. Panel Surya
II.2. Pengatur Pengisian Baterai
II.3. Baterai
II.4. Inverter
II.5. Voltmeter
II.6. Amperemeter
II.7. Motor Pompa Air
II.8. Sistem Hidroponik
BAB III PERANCANGAN ALAT
III.1. Perancangan Sistem Penyedia Tenaga Listrik Energi Surya
III.2. Persemaian Bibit
III.3. Peletakan Bibit Pada Sistem Hidroponik
III.4. Kebutuhan Bahan Untuk Sistem Hidroponik
III.5. Spesifikasi Sistem Hidroponik
BAB IV PENGUJIAN ALAT
IV.1. Tegangan Luaran Open Circuit Panel Surya
IV.2. Tegangan Masuk dan Arus Masuk Ke Pengatur Pengisian
IV.3. Tegangan Masuk dan Arus Masuk Ke Baterai
IV.4. Tegangan Masuk dan Arus Masuk Ke Inverter
IV.5. Tegangan Masuk dan Arus Masuk Ke Pompa Air Vitamin
IV.6. Effisiensi Total Sistem
BAB V KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

2
INTI SARI

Pada tulisan ini dilakukan suatu perancangan sistem pertanian dengan cara
hidroponik yang pompa air untuk sirkulasi air vitaminnya dilakukan dengan listrik
energi surya. Untuk membangun sistem tersebut dibutuhkan sistem hidroponik
dengan 32 lubang untuk pot tanaman. Satu unit panel surya 50Wp, satu unit
pengatur pengisian 12V 10A, satu unit baterai 12V 45Ah, satu unit inverter
500W, satu unit pompa air 25W. Sistem dibangun sedemikian rupa agar air
vitamin dapat mengalir dari tangki air vitamin kapasitas 30 liter ke pipa tanaman
atas dan terus mengalir ke pipa tanaman bawah dan kembali ke tangki air vitamin.
Effisiensi total sistem adalah 0.09 dan sistem sirkulasi air vitamin dioperasikan
hanya saat matahari cerah karena saat itu tanaman butuh air vitamin memadai.

Kata kunci: panel surya, pengatur pengisian, baterai, inverter, pompa air,
hidroponik

Abstract

In this paper is built a design for farming with hydroponic system and we use
water pump for circulation of vitamin water and using electrical from solar panel
system. To built the system we needs a hydroponic system with 32 holes with 4
pipes for farming pot. One unit solar panel 50Wp, one unit charge controller 12V
10A, one unit battery 12V 45Ah, one unit inverter 500W, one unit water pump
25W. The system we built so the vitamin water can flow from the tank vitamin
water with 30litre capacity to farming pipes from upper pipe to under pipe and go
back to the water tank. The total efficiency system is 0.09 and circulation system
of vitamin water operated only sun shine bright because the vegetables needs
much vitamin water and enough.

Key words: solar panel, charge controller, battery, inverter, water pump,
hydroponic

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

3
Pada saat ini banyak terjadi kemajuan teknologi, diantaranya kemajuan teknologi
kelistrikan dan teknologi pertanian. Untuk teknologi kelistrikan adalah mudahnya
mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Berikutnya adalah kemajuan
teknologi pertanian dalam hal pembibitan, persemaian dan hidroponik.
Hidroponik adalah pertanian tanpa menggunakan media tanah untuk menanam
tumbuhan tapi menggunakan aliran air di pipa saat terjadi proses pemanasan oleh
matahari, namun air tersebut sudah diberi zat tertentu dengan perbandingan
tertentu pula. Teknologi hidroponik bisaanya dilakukan karena lahan sempit,
diinginkan mutu tanaman yang baik dan segar, umumnya tanaman jenis sayuran.
Dilakukan ditempat yang kaya sinar matahari namun dengan energi listrik gratis
tentunya, karena energi listrik yang dibutuhkan hanya untuk memutar pompa air
selama 12 jam saja, saat matahari bersinar. Dimalam hari akan dimatikan secara
manual bisa juga otomatis.

I.2. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah membahas; panel surya, pengatur
pengisian baterai, baterai, inverter, pompa air, sistem pertanian hidroponik, dan
sistem secara keseluruhan.

I.3. Tujuan

Tujuan perancangan sistem ini adalah agar dapat menggunakan energi matahari
untuk melakukan kerja pompa air untuk mengaliri tanaman dengan zat khusus
yang dicampur air agar terjadi sirkulasi selama 12 jam terus menerus dengan
menggunakan energi matahari secara gratis dan menyimpan energi tersebut dalam
baterai kalau energi listrik tersebut tidak dipakai.

I.4. Manfaat Rancangan

Manfaat rancangan ini adalah agar hasil rancangan dapat dipakai para petani sayur
walaupun daerahnya belum ada dialiri energi listrik dan tidak disibukkan dengan
mencangkul tanah atau menyiram tanaman dan hasil sayur dengan kualitas tinggi.

I.5. Teknik Pengumpulan Data

4
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melakukan pengukuran
tegangan luaran panel surya kondisi terminal terbuka dari mulai matahari terbit
hingga terbenam dalam satuan volt. Mengukur tegangan panel surya saat terminal
terhubung ke pengatur pengisian baterai dalam satuan volt dan secara bersamaan
juga mengukur arus ke pengatur pengisian baterai dalam satuan ampere.
Berikutnya adalah pengukuran tegangan ke masukan baterai dalam satuan volt,
dan pengukuran arus masukan baterai dalam satuan ampere. Kemudian
pengukuran tegangan ke masukan inverter dalam satuan volt, dan secara
bersamaan mengukur arus masukan ke inverter dalam satuan ampere. Untuk yang
terakhir adalah pengukuran tegangan luaran inverter yang merupakan tegangan
masukan ke motor pompa dalam satuan volt dan secara bersamaan mengukur arus
luaran inverter yang juga merupakan arus masukan ke motor pompa dalam satuan
ampere.

I.6. Analisa dan Evaluasi Data

Analisa dan evaluasi data dilakukan untuk data yang diperoleh dari aktivitas I.5.
yang diantaranya adalah,

a. tegangan panel surya dalam keadaan terminal terbuka,


b. tegangan panel surya dalam keadaan terminal terhubung,
c. arus masukan ke pengatur pengisian,
d. tegangan masukan ke baterai,
e. arus masukan ke baterai,
f. tegangan masukan ke inverter,
g. arus masukan ke inverter,
h. tegangan luaran inverter, atau tegangan masukan ke motor pompa air,
i. arus luaran inverter, atau arus masukan ke motor pompa air.

I.7. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan, voltmeter untuk


mengukur tegangan listrik, amperemeter untuk mengukur arus listrik, wattmeter
untuk mengukur daya listrik, gelas ukur untuk mengukur kapasitas kemampuan
pompa air,

I.8. Asistensi

5
Asistensi dilaksanakan sesuai jadwal bimbingan tugas akhir per minggu.

I.9. Sistematika Bahasan

Sistematika bahasan yang dilakukan adalah membahas tentang panel surya,


membahas tentang pengatur pengisian, membahas tentang baterai, membahas
tentang inverter, membahas tentang motor pompa air, membahas tentang
pertanian hidroponik.

BAB II
DASAR TEORI

II.1. Panel Surya

Panel Surya terbuat dari potongan silikon yang sangat kecil dengan dilapisi bahan
kimia khusus untuk membentuk dasar dari sel surya. Sel surya pada umumnya
memiliki ketebalan minimum 0,3 mm yang terbuat dari irisan bahan
semikonduktor dengan kutub positif dan negatif. Tiap sel surya biasanya
menghasilkan tegangan 0,5 volt. Sel surya merupakan elemen aktif
(semikonduktor) yang memanfaatkan efek photovoltaic untuk merubah energi
surya menjadi energi listrik.

6
Gambar 2. 1. Diagram kerja sel surya

Pada sel surya terdapat sambungan (junction) antara dua lapisan tipis yang
terbuat dari bahan semikonduktor yang masing-masing diketahui sebagai
semikonduktor jenis “P” (positif) dan semikonduktor jenis “N” (negatif).
Semikonduktor jenis-N dibuat dari kristal silikon dan terdapat juga sejumlah
material lain (umumnya posfor) dalam batasan bahwa material tersebut dapat
memberikan suatu kelebihan elektron bebas. Elektron adalah partikel sub atom
yang bermuatan negatif, sehingga silikon paduan dalam hal ini disebut sebagai
semikonduktor jenis-N (negatif). Semikonduktor jenis-P juga terbuat dari kristal
silikon yang di dalamnya terdapat sejumlah kecil materi lain (umumnya boron)
yang mana menyebabkan material tersebut kekurangan satu elektron bebas.
Kekurangan atau hilangnya elektron ini disebut lubang (hole). Karena tidak ada
atau kurangnya elektron yang bermuatan listrik negatif maka silikon paduan
dalam hal ini sebagai semikonduktor jenis-P (positif).

Susunan sebuah sel surya, sama dengan sebuah dioda, terdiri dari dua
lapisan yang dinamakan PN juction. PN junction itu diperoleh dengan jalan
menodai sebatang bahan semikonduktor silikon murni (valensinya 4) dengan
impuriti yang bervalensi 3 pada bagian sebelah kiri, dan yang di sebelah kanan
dinodai dengan impuriti bervalensi 5.

7
Gambar 2. 2. Efek medan listrik dalam sebuah sel surya

Gambar 2. 3. Operasi dari sebuah sel surya

8
Gambar 2. 4. Struktur dasar dari sebuah sel surya

Sehingga pada bagian kiri terbentuk silikon yang tidak murni lagi dan
dinamakan silikon jenis P, sedangkan yang sebelah kanan dinamakan silikon jenis
N. Di dalam silikon murni terdapat dua macam pembawa muatan listrik yang
seimbang. Pembawa muatan listrik yang positif dinamakan hole, sedangkan yang
negatip dinamakan elektron. Setelah dilakukan proses penodaan itu, di dalam
silikon jenis P terbentuk hole (pembawa muatan listrik positif) dalam jumlah yang
sangat besar dibandingkan dengan elektronnya. Oleh karena itu di dalam silikon
jenis P hole merupakan pembawa muatan mayoritas, sedangkan elektron
merupakan pembawa muatan minoritas. Sebaliknya, di dalam silikon jenis N
terbentuk elektron dalam jumlah yang sangat besar sehingga disebut pembawa
muatan mayoritas, dan hole disebut pembawa muatan minoritas. Di dalam batang
silikon itu terjadi pertemuan antara bagian P dan bagian N. Oleh karena itu
dinamakan PN junction. Bila sekarang, bagian P dihubungkan dengan kutub
positif dari sebuah batere, sedangkan kutub negatifnya dihubungkan dengan
bagian N, maka terjadi hubungan yang dinamakan “forward bias”.

9
II.2. Pengatur Pengisian

Gambar 2. 2.1. Pengatur Pengisian

Pengatur Pengisian adalah alat yang berfungsi mengontrol proses


pengisian energi listrik dari panel surya ke baterai. Pada saat panel surya
mendapat energi dari sinar matahari di siang hari, rangkaian Pengatur Pengisian
ini otomatis bekerja dan mengisi (charger) baterai dan menjaga tegangan baterai

10
agar tetap stabil. Sebagai contoh jika menggunakan baterai 12 volt, maka
rangkaian akan menjaga agar tegangan pengisian 12 volt ± 10 %, tegangan
pengisian yang dibutuhkan antara 13,2 sampai 13,4 volt dan jika telah tercapai
tegangan tersebut, rangkaian Pengatur Pengisian otomatis akan menghentikan
proses pengisian baterai tersebut. Sebaliknya apabila tegangan baterai turun
hingga 10,8 volt, maka Pengatur Pengisian akan memutuskan tegangan ke beban
sehingga baterai tidak sampai habis terpakai. Secara keseluruhan fungsi dari
Pengatur Pengisian ini adalah menjaga agar baterai tidak kelebihan (over
charger) dan kehabisan tegangan (under charger) dengan begitu maka umur dari
baterai akan bertambah lama. Baterai yang digunakan di penelitian produk terapan
ini spesifikasinya adalah 12V, 45Ah, 1 unit.

II.3. Baterai

Gambar 2.3.1: Baterai 12V, 45Ah

11
Baterai adalah perangkat yang mampu menghasilkan tegangan DC, yaitu
dengan cara mengubah energi kimia yang terkandung didalamnya menjadi energi
listrik melalui reaksi elektro kima, Redoks (Reduksi–Oksidasi). Baterai terdiri
dari beberapa sel listrik, sel listrik tersebut menjadi penyimpan energi listrik
dalam bentuk energi kimia. Sel baterai tersebut terdiri dari elektroda – elektroda.
Elektroda negatif disebut katoda, yang berfungsi sebagai pemberi elektron.
Elektroda positif disebut anoda yang berfungsi sebagai penerima elektron.

Antara anoda dan katoda akan mengalir arus yaitu dari kutub positif
(anoda) ke kutub negatif (katoda). Sedangkan elektron akan mengalir dari katoda
menuju anoda. Terdapat 2 proses yang terjadi pada baterai

1. Proses Pengisian : Proses pengubahan energi listrik menjadi energi kimia.


2. Proses Pengosongan : Proses pengubahan energi kimia menjadi energi
listrik

II.4. Inverter

Inverter yang digunakan adalah inverter satu fasa jembatan penuh. Prinsip kerja

inverter satu fasa dapat dijelaskan dengan Gambar 2.4a Rangkaian terdiri dari 4

(empat) buah saklar transistor. Pada saat transistor Q1 dan Q2 dinyalakan pada

waktu To 2 , tegangan sesaat (instantaneous voltage) muncul pada beban vo yaitu

sebesar Vs. Bila transistor Q3 dan Q4 dinyalakan pada waktu To 2 , maka tegangan

yang muncul pada beban adalah -Vs. Rangkaian pengendali harus didisain

sedemikian rupa sehingga transistor Q1, Q2 dan transistor Q3, Q4 tidak menyala

pada saat yang bersamaan. Inverter seperti ini membutuhkan sumber dc tiga

kawat (three-wire dc source), ketika transistor padam tegangan baliknya sebesar

Vs bukan Vs 2 . Bentuk gelombang untuk tegangan keluaran dan arus transistor

12
dengan beban resistif dapat dilihat pada Gambar 2.10b Inverter ini dikenal sebagai

inverter satu fasa jembatan penuh (full-bridge inverter).

Vao
Vs
2 0 t
Vbo
Vs +
Q1 D1 D3 Q3 Vs
2 - t
- + io i1 2 0 To T0
a b 2 Arus Fundamental
0 Load Vab
Vs
i2
Vs + Q4 Vab  Vo D2 Q2 0 t
2 - D4 To To
2

(a) Rangkaian (b) Bentuk Gelombang dengan Beban Resistif


io
Vs
4fL

D1 D2 Q1 Q2 D3 D4 Q3 Q4
on on on on

(c) Arus Beban dengan Beban Induktif

Gambar 2.4.1: Inverter satu fasa jembatan penuh

Tegangan keluaran efektif (rooth mean square = rms) dapat ditentukan


dari persamaan :

1
 
To 2
2 2 2 
Vo    Vs dt   Vs ……………………….………...............…...(2.4.1)
 To 0 
 

dengan :

Vo = Tegangan keluaran efektif [volt]

Vs = Tegangan masukan dc [volt]

13
Tegangan keluaran sesaat dapat dinyatakan dalam bentuk deret Fourier, yaitu:


4Vs
vo  
n 1,3 ,5 ,... nπ
sin nωt ……………………...……....…................(2.4.2)

dengan ω  2  f o adalah frekuensi tegangan keluaran dalam rad/s.

Untuk n  1 , maka persamaan (2.4.2) memberikan nilai efektif dari komponen


dasar, yaitu :

4Vs
V1   0,9Vs …………………………………..........…………(2.4.3)
 2

dengan:

V1 = tegangan keluaran efektif pada frekuensi fundamental [volt]

Vs = tegangan masukan dc [volt]

Gambar 2.4.2: Rangkaian inverter 12V(DC)/220V(AC)

Jika tegangan searah (DC) sebesar 12 Volt diberikan pada rangkaian,


maka tegangan ini akan dirubah menjadi tegangan bolak-balik (AC) sebesar 9V.

14
Tegangan keluaran dari rangkaian ini akan dihubungkan dengan transformator
penaik tegangan (step up) 9V-220V seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.4.2.
sehingga tegangan keluaran dari inverter sebesar 220 V AC.

Untuk beban induktif, arus beban tidak dapat berubah bersamaan dengan
perubahan tegangan keluaran. Jika transistor Q1, Q2 padam saat t  T 2 arus
o
beban akan selalu mengalir secara kontinyu melalui D3 dan D4, beban, dan ke
sumber dc bagian bawah sampai arus beban menjadi nol. Sama halnya jika Q3, Q4
padam saat t  To , arus beban mengalir melalui D1 dan D2, beban, dan ke bagian
sumber dc bagian atas. Ketika dioda D1, D2 atau D3, D4 konduksi, daya akan
dialirkan kembali ke sumber dc, dan dioda-dioda ini dikenal sebagai dioda umpan
balik (feedback diode). Arus beban dan interval konduksi tiap komponen untuk
beban induktif dapat dilihat pada Gambar 2.10c. Gambar 2.4.1c ini
memperlihatkan transistor konduksi hanya selama To 2 (atau 90º). Periode
konduksi dari transistor dapat berubah dari 90º sampai 180º tergantung pada
faktor daya beban.

Bila waktu padam transistor adalah tq, maka harus ada keterlambatan dari
tq antara pemadaman transistor dan penyalaan transistor berikutnya. Kondisi
hubung singkat akan dialami oleh kedua transistor bila tidak ada keterlambatan
dari tq. Waktu konduksi maksimum dari transistor, tc adalah:

To
tc   tq
2

Untuk beban R-L arus beban sesaat io ditentukan dari persamaan:


2Vs
io   sin nωt  θ n  …………...............……..(2.4.4)
R  nωt 
2 2
n 1,3 ,5 ,... nπ

dengan θ n  tan 1 
nωt 

 R 

15
dengan besar nilai reaktansi induktif:

X L  2  fL
.....................................................................................................(2.4.5)

dimana:

XL = nilai rektansi induktif beban (Ohm)

f = frekuensi kerja beban (Hz)

L = nilai induktansi beban (Henry)

Sedangkan untuk beban R-L nilai impedansi beban ialah:

Z  R2  X L
2

................................................................................................(2.4.6)

Bila I01 adalah nilai efektif dari komponen dasar, maka daya keluaran dari

komponen dasar (untuk n  1 ) dihitung dengan persamaan :

P01  V1 cos  1  I 012 R

…………………….…………...........………(2.4.7)

2
 
P01    R
2Vs
 
 2 R  ωL
2 2

…….…………………………........….(2.4.8)

dengan:

P01 = Daya keluaran dari komponen dasar [watt]

Rumus umum efisiensi:

16
Pout
  100% ............................................................................................. (2.4.9)
Pin

II.4.1. Pengaturan Tegangan Keluaran Inverter Satu Fasa

Metode yang paling efisien dalam pengaturan gain (tegangan keluaran) adalah
dengan menerapkan kontrol modulasi lebar pulsa (pulse-width modulation) pada
inverter. Teknik yang sering digunakan adalah :

1) Single-pulse-width modulation (SPWM)


2) Multiple-pulse-width modulation (MPWM)
3) Sinusoidal pulse-width modulation
4) Modified sinusoidal pulse-width modulation
5) Phase-displacement control
Dalam penelitian produk terapan ini yang akan dipakai Single-Pulse-Width
Modulation (SPWM).

Single Pulse Width Modulation, SPWM

Dalam pengaturan modulasi lebar pulsa tunggal, hanya ada satu pulsa setiap
setengah siklus (T/2) dan lebar pulsa diubah-ubah untuk mengatur tegangan
keluaran inverter. Gambar 2.4.3 menunjukkan pembangkitan sinyal gate dan
tegangan keluaran inverter satu fasa jembatan penuh dengan teknik kontrol
modulasi lebar pulsa tunggal (SPWM).

17
Vo Sinyal
carrier
Ac Ac
Ar Sinyal
referensi
0 ωo t

g1 δ
Sinyal gate
untuk Transistor Q1
0 ωo t
π δ π π δ π 2π
     
 2 2 2  2 2
g4 Sinyal gate
untuk Transistor Q4
0 ωo t

Vo
Vs/2
δ
0 ωo t
π δ π π δ π 3
π 2π
      2
-Vs/2  2 2 2  2 2

Gambar 2. 4.3.: Modulasi lebar pulsa tunggal

Pada gambar 2.4.3, terlihat saat sinyal referensi terjadi di 0 s/d π, terjadi
sinyal gate untuk transistor Q1 sebesar δ dan untuk sinyal gate transistor Q4,
sebesar δ juga tetapi berada diantara π dan 2 π, sehingga terjadi gelombang seperti
AC dengan δ pada setengah gelombang pertama positif antara 0 ke π dan δ pada
setengah gelombang kedua negatif antara π ke 2π sebesar δ juga, ini merupakan
hasil perubahan untuk satu siklus.

18
Gambar 2.4.4: Rangkaian Inverter

II.5. Voltmeter

Voltmeter adalah alat untuk mengukur tegangan listrik dalam satuan volt.
Voltmeter terbagi dua yaitu voltmeter AC dan voltmeter DC. Dua jenis voltmeter
ini akan dipakai, diantaranya voltmeter DC untuk mengukur tegangan antara
panel surya dan pengatur pengisian, kemudian mengukur tegangan antara
pengatur pengisian dengan baterai dan juga untuk mengukur tegangan antara
inverter dengan baterai, dengan range 0-30V. Sementara untuk mengukur
tegangan antara inverter dan motor pompa air dipakai voltmeter AC, dengan range
0-400V.

II.6. Amperemeter

Amperemeter yang digunakan adalah untuk mengukur arus listrik dalam satuan
ampere. Amperemeter ada dua jenis yaitu amperemeter AC dan amperemeter DC.
Untuk mengukur arus dari panel surya ke pengatur pengisian digunakan
amperemeter DC, begitu juga untuk mengukur arus dari pengatur pengisian ke
baterai, demikian juga untuk mengukur arus listrik dari baterai ke inverter, dengan
range 0-10A. Untuk mengukur arus listrik dari inverter ke motor pompa air
digunakan amperemeter AC, dengan range 0-3A.

II.7. Motor Pompa Air

Pompa air yang dipakai adalah jenis pompa air yang digerakkan oleh motor
induksi rotor sangkar dengan kapasitas daya 25W, 220V, 50Hz. Tugasnya
memompa air vitamin ke atas kea rah pipa aliran hidroponik atas kemudian air
jatuh ke pipa aliran hidroponik tengah dan terus mengalir ke pipa aliran
hidroponik bawah dan diakhiri kembali ke tangki air vitamin. Begitu terus aliran
air vitamin dialirkan pada saat ada sinar matahari sejak pagi hingga petang hari.
Debit air 1300liter/jam, kemampuan ketinggian Hmax 1.2meter.

19
II.8. Sistem Hidroponik

Sistem hidroponik yang dilayani oleh perancangan listrik energi surya adalah
seperti yang sudah diterangkan pada II.7. motor pompa air. Namun dapat juga
untuk penerangan malam hari dipakai lampu 3W atau 7W jenis lampu 220V LED
860 Lumens. Atau untuk mengecas laptop atau hand phones. Dalam keadaan
darurat dapat juga dipakai untuk memompa air dari sumur untuk mengisi air
vitamin bila kurang. Demikian guna perancangan listrik energi surya untuk sistem
pertanian hidroponik.

BAB III
PERANCANGAN ALAT

III.1. Perancangan Sistem Penyedia Tenaga Listrik Energi Surya

20
ENERGI FOTON
MATAHARI

Rated Max Power 50W, Current at Pmax 2.9A,


PANEL SURYA DIM 850*550*25 50W 17.4V 2.9A Voltage at Pmax 17.4V, Max System Voltage
700V, Temp Range -45-+80°C.

_
+
2A 14.04V

PENGENDALI + INVERTER
PENGISIAN BATERAI 2.08A 12V 12V DC 220V AC
LVP 11+/-0.3V
_ 500W
HVP 14.5+/-0.5V

2A 12V
_
+
0.11A 220V

BATERAI POMPA AIR


12V 45Ah 25W 220V 50Hz

Gambar III.1. : Perancangan Listrik Energi Surya Untuk Hidroponik

21
ARAH SIRKULASI CAIRAN AB MIX

8 LUBANG

PIPA HIDROPONIK

8 LUBANG

PIPA HIDROPONIK

8 LUBANG
25W, 220V,
PIPA HIDROPONIK 50Hz

8 LUBANG STOP
KONTAK

PIPA HIDROPONIK TANGKI


AB MIX

MOTOR
Maks 1.2 m CAIRAN POMPA AIR
AB MIX

Gambar III.2. : Sistem Hidroponik

Pada gambar III.1. dapat dilihat saat matahari terbit maka panel surya mendapat
sinar matahari. Dari energi foton matahari oleh panel surya diubah menjadi energi
listrik arus searah dan dialirkan ke pengendali atau pengatur pengisian menuju
baterai untuk diubah menjadi energi kimia. Arus listrik terkumpul di baterai dalam
bentuk energi kimia. Bila akan dipakai, energi kimia tersebut diubah menjadi
energi listrik arus searah dan oleh inverter diubah menjadi arus bolak balik 220V,
50Hz, untuk dicatu ke motor pompa air yang fungsinya memompa air vitamin dari
tangki air vitamin (AB Mix) ke instalasi hidroponik dan kembali ke tangki air
vitamin. Sistem Hidroponik perhatikan pada gambar III.2.

III.2. Persemaian Bibit

Pada awalnya disiapkan bahan seperti busa yang disebut dengan rockwool
disiapkan dengan ukuran 2.5cmx2.5cmx3cm berbentuk persegi dan bagian tengah
dari luasan 2.5cmx2.5cm dibuat lubang secukupnya sedalam sekitar 1cm.
Kemudian lubang tersebut diisi bibit yang akan disemai, bisa satu atau empat
tergantung jenis bibit tanamannya. Demikian disiapkan dan kemudian kumpulkan
dalam talam khusus dan talam tersebut diisi air bersih. Kelihatan bahwa rockwool

22
menyerap air, dan talam tersebut diletakkan dibawah sinar matahari namun
terlindung agar bibit tidak bergeser. Bila air kurang tambahkan sedikit demi
sedikit. Biarkan semaian selama 14 hari atau bibit telah pecah dan tumbuh daun
kecil 4 lembar atau mana yang lebih dahulu.

Gambar III.2.1. : Semaian bibit di rockwool pada talam dengan air bersih

Gambar III.2.2. : Semaian yang mulai tumbuh

Gambar III.2.3. : Semaian semakin tumbuh

23
Gambar III.2.4. : Semaian dilihat dari atas

Gambar III.2.5. : Semaian siap dipindah ke sistem hidroponik

III.3. Peletakan Bibit Pada Sistem Hidroponik

Setelah kelihatan daun tumbuh, semaian tersebut dapat segera dipindahkan ke


gelas hidroponik dan diletakkan dilubang pipa hidroponik, yang pipanya dialiri air
vitamin AB mix selama dua belas jam di siang hari. AB mix merupakan campuran
antara air bersih dengan vitamin jenis cairan A dan vitamin jenis cairan B.
Komposisinya adalah, satu liter air bersih dicampur dengan 0.5ml vitamin jenis
cairan A dan 0.5ml vitamin jenis cairan B. Inilah yang biasa disebut air vitamin
AB mix.

24
Gambar III.3.1 : Semaian bibit di sistem hidroponik
Untuk pertumbuhan hari ke 15 hingga hari ke 25, untuk tumbuhan kangkung siap
panen dapat dilihat pada halaman lampiran.

III.4. Kebutuhan Bahan Untuk Sistem Hidroponik

No Nama Bahan Ukuran Jumlah Satuan


1 Connector Profil “L” 3/4" 15 unit
2 Connector Profil “T” 3/4" 14 unit
3 Tutup Buntu 3/4" 6 unit
4 Connector Konversi 3" ke 2" 7 unit
5 Connector Profil “L” 2" 7 unit
6 Connector Konversi 3" ke 1/2" 1 unit
7 Kran 1/2" 1 unit
8 Pipa Pralon 1/2" 50 cm
9 Pipa Pralon 2" 60 cm
10 Pipa Pralon 3" 492 cm
11 Pipa Pralon (utk panjang) 3/4" 492 cm
12 Pipa Pralon (utk lebar) 3/4" 120 cm
13 Pipa Pralon (utk sambung) 3/4" 96 cm
14 Pot 4cmx5cmx3,5cm 32 unit
15 Tangki Air Vitamin 30 liter 1 unit
kapasitas
16 Pompa Air AR1600 220V,50Hz,25W 1 unit

III.5. Spesifikasi Sistem Hidroponik

N0 Nama Ukuran
1 Panjang Sistem Hidroponik 140cm
2 Lebar Sistem Hidroponik 60cm
3 Tinggi Sistem Hidroponik 75cm
4 Panjang pipa untuk pot 117cm
5 Diameter pipa untuk pot 7,5cm
6 Jarak antar lubang pot 10,5cm
7 Diameter lubang pot 4,5cm

25
8 Tinggi pipa pot terendah 45cm
9 Diameter pot 3,5cm
10 Tinggi genangan air di pipa 2,5cm
11 Tinggi pot 5cm
12 Tinggi tangki air vitamin 40cm
13 Diameter atas tangki air vitamin 35cm
14 Diameter bawah tangki air vitamin 30cm
15 Debit pompa air 1200 liter/h
16 Kapasitas tangki 30liter
17 Tegangan operasional pompa 220V, 50Hz
18 Daya listrik pompa 25W
19 Lama sirkulasi air vitamin Maks 24 jam, min 12 jam siang
hari.

26
BAB IV
PENGUJIAN ALAT LISTRIK ENERGI SURYA UNTUK PERTANIAN
SISTEM HIDROPONIK

IV.1. Tegangan Luaran Open Circuit Panel Surya

Tabel 4. 1. 1. Data hasil pengukuran tegangan open circuit panel surya

PANEL SURYA

Arus I = 0

V
posiitip negatip

Gambar IV.1.1. : Tegangan open circuit panel surya

Waktu Tegangan output V 9.40 18,1


(jam) (volt) 9.45 18
8.30 17,9 9.50 18
8.35 17,9 9.55 18
8.40 17,9 10.00 18
8.45 17,9 10.05 18
8.50 18 10.10 18,4
8.55 18,2 10.15 18,4
9.00 18 10.20 19,4
9.05 18,1 10.25 19,8
9.10 18,1 10.30 19,8
9.15 18 10.35 19,8
9.20 18 10.40 19,8
9.25 18 10.45 19,8
9.30 18,1 10.50 19,6
9.35 18,1 10.55 19,6

27
11.00 19,6 14.55 18,2
11.05 19,6 15.00 18,2
11.10 19,4 15.05 18,2
11.15 19,4 15.10 18,2
11.20 18,8 15.15 18,2
11.25 18,6 15.20 18,2
11.30 18,4 15.25 18,2
11.35 18,4 15.30 18,2
11.40 18,2 15.35 18
11.45 19 15.40 18
11.50 19 15.45 18
11.55 19,4 15.50 18
12.00 19,6 15.55 18
12.05 19,6 16.00 18
12.10 19,6 Nilai rata-rata 18.2
12.15 18,4
12.20 18,4
12.25 18,4
12.30 18,4
12.35 18,2
12.40 18,2
12.45 18,2
12.50 18,2
12.55 18,2
13.00 18,2
13.05 18,2
13.10 18,2
13.15 18,2
13.20 19
13.25 19
13.30 18,4
13.35 18,4
13.40 19,8
13.45 19
13.50 18,6
13.55 18,4
14.00 18,2
14.05 18
14.10 18
14.15 18
14.20 18,2
14.25 18,2
14.30 18,2
14.35 18,2
14.40 18,2
14.45 18,2
14.50 18,4

28
Grafik Pengukuran Tegangan Open Circuit
vol t
20

19,5

19

18,5

18

17,5 jam
8,00 9,00 10,00 11,00 12,00 13,00 14,00 15,00 16,00

Gambar 4. 1. Grafik pengukuran tegangan open circuit

Pada pengukuran ini kondisi cuaca pada hari tersebut cerah berawan. Dari pengujian di
atas didapat bahwa tegangan keluaran rata-rata panel surya adalah 18,2V. Dari jam
10.00 sampai dengan jam 11.00 terjadi tegangan output 19,8 V yang cukup konstan. Dari
jam 8.30 sampai dengan jam 10.00 terjadi tegangan output 18 V. Dari jam 14.00 sampai
dengan jam 16.00 terjadi tegangan output 18,2 V. Dari grafik dapat dilihat bahwa
tegangan open circuit panel surya cukup konstan dengan selang waktu yang cukup lama
dikarenakan perubahan intensitas sinar matahari juga tidak signifikan.

29
Tabel 4.1.2. : Konversi Energi Surya Menjadi Energi Listrik AC 220V 50Hz Untuk
Pompa Air Vitamin Sistem Pertanian Hidroponik

Pukul Teg antara Arus Ke Teg antara Arus Ke Teg Arus Teg Arus
Panel Surya Pengatur Pengatur Baterai Input Input Luaran Luaran
Dgn Pengisian Pengisian [A] Inverter Inverter Inverter Inverter
Pengatur [A] Dgn [V] [A] atau Teg atau
Pengisian Baterai [V] Input Arus
[V] Pompa Input
Air [V] Pompa
Air [A]
09.00 16.0 2.5 14.04 2.4 12 2.00 220 0.11
09.30 15.0 2.4 14.04 2.4 12 2.08 215 0.11
10.00 16.0 2.5 14.03 2.4 12 2.00 220 0.11
10.30 15.5 2.2 14.04 2.4 12 2.08 220 0.11
11.00 16.5 2.5 14.04 2.4 11 2.08 220 0.11
11.30 17.0 2.4 14.03 2.5 12 2.00 215 0.11
12.00 17.5 2.6 14.04 2.5 12 2.08 220 0.11
12.30 17.0 2.6 14.04 2.4 12 2.00 220 0.11
13.00 17.5 2.5 14.04 2.4 11 2.08 220 0.11
13.30 17.0 2.4 14.03 2.4 12 2.08 215 0.11
14.00 16.0 2.3 14.04 2.4 12 2.00 220 0.11
14.30 15.0 2.3 14.04 2.4 12 2.08 220 0.11
15.00 15.0 2.3 14.04 2.4 12 2.08 220 0.11

IV.2. Tegangan Masuk dan Arus Masuk Ke Pengatur Pengisian

Tegangan masuk ke pengatur pengisian sesuai dengan tegangan luaran saat open circuit,
namun juga sangat tergantung pada cerahnya cahaya matahari. Namun tugas pengatur
pengisian tersebut sangat penting, karena alat inilah yang mengatur tegangan jangan
lebih dari (17% x 12V + 12V) atau sekitar 14.04V yang diizinkan masuk ke baterai, lebih
dari besaran tersebut akan merusak baterai. Misalnya luaran panel surya 17V maka tugas
pengatur pengisian untuk memotongnya, hingga tegangan 14.04V.
Tentang arus masuk ke pengatur pengisian bervariasi tergantung cerahnya sinar
matahari, menurut penelitian, untuk kota Medan khususnya panel surya harus
membentuk sudut 19° dengan sumbu Utara, dan panel surya menghadap arah Selatan.
Arus masuk ke pengatur pengisian bervariasi tetapi tidak lebih dari 2.9A. Misal matahari
sangat cerah maka akan masuk arus sebesar 2.9A ke pengatur pengisian dan diteruskan
ke baterai.

IV.3. Tegangan Masuk dan Arus Masuk Ke Baterai

30
Tegangan masuk ke baterai pasti 14.04V, karena sudah diatur oleh alat pengatur
pengisian dan syarat besar tegangan pengisian yang harus lebih besar 17% dari tegangan
nominal baterai. Arus yang masuk ke baterai bervariasi sesuai cerahnya sinar matahari,
namun maksimumnya tidak lebih dari 2.9A sesuai yang tertera pada kemampuan panel
surya, dan setelah diukur saat penggunaan ternyata hanya mampu sekitar 2.5A. Kalau per
hari rata-rata sinar matahari cerah mulai jam 09.00 hingga jam 15.00 maka sinar
matahari efektif selama 6 jam, atau 6h. Sehingga kapasitas yang terkumpul di baterai
2.5A x 6h sama dengan 15Ah. Inilah energi listrik yang tersimpan di dalam baterai
dalam bentuk energi kimia.

IV.4. Tegangan Masuk dan Arus Masuk Ke Inverter

Tegangan masuk ke inverter adalah 12V dengan toleransi ±10% artinya dengan (12V-
1.2V) dan hingga (12V + 1.2V). Arus yang masuk ke inverter adalah 25W sebagai daya
pompa air yang dilayani inverter dibagi dengan besar tegangan masuk inverter, hingga
25W dibagi dengan 12V dan hasilnya 2.08A. Kalau inverter bekerja selama 6jam maka
inverter butuh 2.08 x 6 = 12.48Ah.

IV.5. Tegangan Masuk dan Arus Masuk Ke Pompa Air Vitamin

Tegangan masuk ke pompa air adalah 220V efektif 50Hz dengan toleransi ±10% artinya
dengan (220V – 22V) dan hingga (220V+22V) . Daya pompa air yang digunakan adalah
25W. hingga untuk bekerja normal pompa air butuh arus listrik bolak balik sebesar,
25W/220V sama dengan 0.11A. Jika pompa air bekerja dari jam 09.00 hingga jam 15.00
maka pompa air tersebut bekerja selama 6 jam. Sehingga butuh 0.11A x 6h sama dengan
0.66Ah. Dari pembahasan tersebut per hari pompa air membutuhkan 0.66Ah dari
inverter.

IV.6. Effisiensi Sistem

Effisiensi Panel Surya = 0.20 (asumsi pabrikan)

Effisiensi Pengatur Pengisian = 14.04 x 2.5/ 17 x 2.9 x 100% = 35.1 /49.3 x 100% = 0.71

Effisiensi Baterai = 12.48/15 x 100% = 83% atau 0.83

31
Effisiensi Inverter = 220 x 0.11/12 x 2.08 x 100% = 24.2/24.96 x 100% = 0.95

Effisiensi Pompa Air = 0.83 ( tergantung pada; eff hidrolis, eff mekanis, eff volumetric)

Effisiensi Total Sistem = 0.20 x 0.71 x 0.83 x 0.95 x 0.83 = 0.09

BAB V

V.1. KESIMPULAN

1. Effisiensi total sistem 0.09


2. Listrik untuk kebutuhan pompa air vitamin gratis
3. Tumbuhan bersih, subur dan segar
4. Ideal di tempatkan dilahan sempit dan tanah yang tak subur
5. Perawatan mudah dan sederhana
6. Sangat potensial untuk sayuran yang relatif tidak murah dan untuk konsumsi
hotel atau rumah sakit

V.2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Archie W. Culp, Jr., Ir. Darwin Sitompul, M.Eng., 2014., Prinsip Prinsip Konversi
Energi.

P. van. Harten., Ir. E. Setiawan., 2014., Instalasi Listrik Arus Kuat

PUIL., 2000., Peraturan Umum Instalasi Listrik.

Rashid, Muhammad H., 2012., Power Electronics Circuits, Devices, And Applications,
Third Edition, Prentice Hall.
Wasito. S., 1999., Vademekum Elektronika, Edisi Kedua.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

32
33
34
35
36
37
38
39

Anda mungkin juga menyukai