Penulis mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan prakikum yang berjudul “MENARA
PENDINGIN”ini.
Laporan ini merupakan rangkuman dari beberapa percobaan yang telah penulis
lakukan dalam kurun waktu tertentu.Mulai dari pengumpulan data, penyajian sertaa analisa
data oleh penulis. Laporan ini jjuga merupakan saah satu persyaratan untuk lulus pada mata
kulian “Praktek Pengukuran Fluida Thermal”.
Dalam menyelesaikan laporan ini penulis telah menerima bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itupada kesempatan ini penulis mengucapkan erima kasih kepada Ir.
Rufinus, MT., Selaku dosen pengampu pada mata kuliah ini.
Penulis berharap laporanini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah
pengetahuan. Penulis juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
ke depannya
Medan,
Penulis,
Adelia Br Panggabean
Nim : 1605051022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu proses pabrik pendingin sangat vital. Air digunakan untuk sumber
pendingin membutuhkan suatu sarana yang dapat mengembalikan ke kondisi semula. Dalam
industri , air pendingin sangat dibutuhkan sebagai media untuk melakukan pertukaran antara
fluida yang panas dan air pendingin. Berlangsungnya pertukaran panas tersebut terjadi di
dalam suatu heat exchanger atau yang lebih spesifik disebut dengan cooler. Pertukaran panas
tersebut menyebabkan air dingin mengalami perubahan temperatur dimana temperatur air
pendingin menjadi naik karena disebabkan oleh panas yang dibawa oleh suatu fluida yang
diserap oleh air.
Air yang mengalami perubahan temperatur tersebut tidak dapat langsung digunakan
kembali sebagai pendingin karena temperatur air yang dibuang masih sangat tinggi.
Untuk mengatasi itu perlu dilakukan suatu proses pendinginan untuk menurunkan
temperatur air tersebut sehingga dapat digunakan kembali sebagai pendingin sehingga dapat
dipompakan kembali ke ketel uap/boiler. Proses pendinginan air tersebut dapat dilakukan di
dalam suatu tower pendingin yang disebut Cooling Tower. Dimana proses pendinginan dapat
terjadi dengan bantuan udara luar serta alat untuk mempercepat pendinginan tersebut, yang
biasa digunakan di dalam industri adalah kipas (fan). Penggunaan teknologicooling
tower (menara pendingin) dewasa ini dirasakan sangat penting dalam tiap industri dalam
rangka pelaksanaan efisiensi dan konservasi energi. Oleh karena itu pemahaman tentang
prinsip kerja atau operasi cooling tower sangat diperlukan.
B. Tujuan
1. Mengetahui cara dan prinsip kerja Cooling Tower Apparatus.
2. Mengetahui perhitungan pada Cooling Tower Apparatus.
3. Mengukur temperatur TDB.
4. Mengukur temperatur TWB.
BAB II
LANDASAN TEORI
Prinsip kerja menara pendingin dapat dilihat pada gambar di atas. Air dari bak/basin
dipompa menuju heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke menara pendingin. Air panas yang
keluar tersebut secara langsung melakukan kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara
paksa karena pengaruh fan atau blower yang terpasang pada bagian atas menara pendingin,
lalu mengalir jatuh ke bahan pengisi. Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air
karena suhu kondensasinya sangat rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Air yang sudah
mengalami penurunan suhu ditampung ke dalam bak/basin. Pada menara pendingin juga
dipasang katup make up water untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi
kehilangan air ketika proses evaporative cooling tersebut sedang berlangsung.
Macam-Macam Cooling Tower
Pada dasarnya cooling tower terbagi beberapa macam antara lain, yaitu:
1. Berdasarkan arah aliran udara masuk
a). Cross flow.
b). Counter current flow
2). Berdasarkan cara pemakaian alat bantu seperti fan atau blower
a). Induced draf (alat bantu berada dibagian puncak tower)
b). Force draf (alat bantu berada dibagian bawah tower)
3). Berdasarkan kondisi aliran udara bebas tanpa alat pembantu
a) Atmosphere (udara pada kondisi atmosphereric mengalir bebas tanpa memakai
penutup tower).
b) Natural draf (udara mengalir dalam udara pendinginan dari tower namun kondisi
udara belum tentu atmospheric).
c) Peralatan Cooling Tower
Cooling towerr atau air pendingin adalah suatu media air yang berfungsi sebagai suatu
media air yang berfungsi untuk mengambil panas dari suatu proses atau equipment dengan
jalan perpindahan panas (heat transfer). Cooling tower sistem pada garis besarnya dibagi
menjadi 2 (dua) tipe, yaitu:
1. Recirculation Type.
a) Open type, yaitu dimana sebagian air setelah mengalami pemanasan akan diuapkan
untuk proses pendinginannya kembali.
b) Close type, yaitu dimana pendingin kembali airnya tanpa penguapan. Type ini
biasanya dipakai untuk internal engine combustion system.
2. Once Through Type (tergantung penggunaannya).
Cooling tower sangat penting gunanya untuk pabrik, karena apabila ada gangguan cooling
water akan menyebabkan terjadinya pengurangan produksi atau akan menyebabkan
kerusakan alat baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu Cooling Water
System harus dikontrol dengan sebaik-baiknya, minimal mampu beroperasi tanpa
gangguan selama 1-2 tahun. Adapun tujuan digunakannya cooling tower adalah :
a) Korosi yang terjadi dalam peralatan dapat dihindari sekecil mungkin.
b) Deposit yang terjadi didalam peralatan dapat dihindari sekecil mungkin.
c) Pertumbuhan bakteri, jamur, lumut terkendali.
d) Menaikkan efisiensi alat pendingin.
e) Tidak merusak lingkungan.
BAB III
KOMPONEN PERCOBAAN
#Splash Fill
A. Prosedur Percobaan
1. Siapkan Peralatan Cooling Tower supaya dapat beroperasi.
2. Isi aquades ke basin.
3. Hubungkan cooling tower ke arus listrik, atur debit air yang mengalir dan Q sesuai
dengan yang dikehendaki.
4. Catat temperatur inlet dan outlet untuk dry bulb dan wet bulb T1-T2, tekanan dan
pressure drop yang ditunjukkan. Lakukan pengambilan data sebanyak 3 kali dengan
tekanan yang berbeda-beda.
5. Hitung lajur alir udara masing-masing data.
BAB V
DATA PERCOBAAN
maka: Qa = ṁa (h1 − h0 )
= ṁa Ca (T1 − T0 )
Qa = ṁa Ca (T1 − T0 )
= 4,722x 4,186 (34 − 26)
Qa = 158,130 Watt
Dari inlet cooling tower, maka diperoleh:
TWB = 30 ºC
TDB = 32 ºC
Sehingga dari diagram psikometrik diperoleh:
h1 = 87,5 kJ/kg
158.130 = ṁu (h2 − h1 )
158.130 = ṁu (90 − 87,5)
158.130
ṁu =
2.5
kg
= 63.252 ⁄s
BAB VII
PENJELASAN TAMBAHAN
B. TREATMENT PROSEDUR
Ada beberapa batasan yang harus diperhatikan air sebelum masuk ke cooling tower, yaitu:
1. pH harus dijaga kondisi normal, yaitu 6-7, karena pH yang lebih tinggi akan
menyebabkan perubahan lignin pada penangasan weed fiber.
2. Inhibitor korosi dipilih berdasarkan pada adanya serat-serat kimia dalam make
up water dan material dari peralatan Heat Exchanger.
3. Penambahan zat anti alga dan jamur diperlukan untuk menjaga keadaan zat
kimia tersebut.
C. PENGONTROLANCOOLING TOWER
Yang dimaksud dengan Cooling tower control system adalah usaha-usaha untuk
menjaga kualitas dan kuantitas cooling water sesuai dengan parameter design yang
telah ditetapkan. Kuantitas / jumlah cooling water ditentukan oleh kondisi mekanik
seperti pompa, opening valve, tekanan yang mempengaruhi flow cooling water.
Sedangkan kualitas cooling waterditentukan oleh chemical treatment yang dilakukan.
Adapun bahan kimia yang diinjeksikan untuk chemical treatment adalah:
1. Pencegah Korosi (Corrossion Inhibitor)
Korosi adalah suatu peristiwa perusakan water olehreaksi kimia atau reaksi
elektrokimia.
Untuk menghindari ini maka diinjeksikan bahan kimia yang dapat melapisi permukaan metal
(protective film) agar terhindar dari pengaruh korosi atau dapat menurunkan kecepatan
korosi. Bahan kimia ini berupa cairan yang terdiri dari Ortho Phospat, Poly Phospat dan
Phospat dengan perbandingan tertentu, diinjeksikan ke dalam cooling water system sampai di
dapat kadar Ortho Phospat sebesar 12 – 17 ppm.
2. Pencegah Kerak (Scale Inhibitor)
Kerak terjadi karena adanya endapan deposit dipermukaan metal. Endapan ini dapat
digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu:
Mineral scale, yaitu pengendapan garam-garam kistal apabila daya kelarutannya dilampaui
(misalnya: garam-garam Ca, Mg, SiO2).
a) Suspended metter, yaitu partikel-partikael asing yang masuk ke dalam sistem karena
terbawa udara (misalnya: debu).
b) Corrosion Product, hasil sampingan dari proses korosi yang tidak larut dalam air.
Adanya kerak dalam permukaan pipa akan menyebabkan, sebagai berikut:
a) Mengganggu perpindahan panas.
b) Menyebabkan penyumbatan pipa.
c) Penyebab korosi.
Untuk menghindari terbentuknya pengendapan, yang berupa garam Ca, maka diinjeksikan
scale inhibitor (Dispersant). Terbentuknya kerak ini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
a) pH, makin tinggi pH maka makin mudah terjadinya pengendapan.
b) Temperatur, makin tinggi temperatur maka kelarutan garam calsium carb semakin
turunsehingga bertendensi terjadi pengendapan
c) Flow rate, semakin rendah flow rate memperbesar kesempatan pengendapan
3. Pencegah Slime (Slime inhibitor)
Slime dalah lendir yang berwarna coklat kehitaman yang menempel di permukaan pipa.
Slimeakan mengurangi effect pencegahan korosi dan menurunkan efisiensi cooling water.
Slime disebabkan oleh adanya bakteri mikroorganisme yang terbentuk dalam cooling water.
Untuk mencegah bakteri/ mikroorganisme tersebut, diinjeksikan gas chlorine yang akan
mampu membunuh hampir semua mikroorganisme yang ada. Disamping bakteri, gas chlorine
juga mampu menghilangkan fungi/ jamur, alga/ganggang dan lumut. (Utility Plant, PT
PUSRI, Page 8 – 10).
Secara umum elemen-elemen yang dimiliki oleh suatu steam plant terlihat pada komponen-
komponen antara lain boiler, kondensor, pompa, turbin dan juga cooling tower. Cooling
towerterbagi beberapa macam antara lain:
1) Menurut metode perpindahan panas
a) Wet cooling tower (cooling tower basah)
Pada Menara Pendingin jenis ini, air panas didinginkan sampai pada temperatur yang
lebih rendah dari temperatur bola basah udara sekitar, jika udara relatif kering. Seperti
udara jenuh yang melewati aliran air, kedua aliran akan relatif sama. Udara, jika tidak
jenuh, akan menyerap uap air lebih banyak, meninggalkan sedikit panas pada aliran
air.
b) Dry cooler (pendingin kering)
Menara Pendingin ini beroperasi dengan pemindahan panas melewati permukaan
yang memisahkan fluida kerja dengan udara ambient. Dengan demikian akan terjadi
perpindahan panas konveksi dari fluida kerja, panas yang dipindahkan lebih besar
daripada proses penguapan.
c) Fluid cooler (pendingin fluida)
Pada Menara Pendingin ini saluran fluida kerja dilewatkan melalui pipa, dimana air
hangat dipercikkan dan kipas dihidupkan untuk membuang panas dari air.
Perpindahan panas yang dihasilkan lebih mendekati ke Menara Pendingin basah,
dengan keuntungan seperti pada pendingin kering yakni melindungi fluida kerja dari
lingkungan terbuka.
2) Menurut metode pembangkitan aliran udara
a) Natural draft (penggerak udara alami)
Udara dialirkan dengan memanfaatkan gaya buoyancy melewati cerobong yang tinggi.
Udara campuran secara alami meningkat sampai terjadi perbedaan densiti dengan
udara kering, pendingin udara luar.
b) Mechanical draft (penggerak udara mekanik)
Menara draft mekanik memiliki fan yang besar untuk mendorong atau mengalirkan
udara melalui air yang disirkulasi. Air jatuh turun diatas permukaan bahan pengisi,
yang membantu untuk meningkatkan waktu kontak antara air dan udara. Hal ini
membantu dalam memaksimalkan perpindahan panas diantara keduanya.
Menurut letak kipasnya maka Menara Pendingin dapat dibagi menjadi dua yaitu
sebagai berikut:
1. Induced draft
Kipas pada Menara Pendingin ini berada di bagian keluaran yang menghisap udara
melintasi menara.Hal ini menghasilkan kecepatan udara masukan rendahdan kecepatan udara
keluaran yang tinggi, sehingga mengurangi kemungkinan resirkulasi udara.
2. Forced draft
Pada Menara Pendingin ini kipas terletak pada bagian masukan tower,
sehngga menyebabkan kecepatan udara yang tinggi pada bagian masukan dan
kecepatan yang rendah pada bagian keluaran.Kecepatan yang rendah pada bagian
keluaran menyebabkan lebih mudah terjadi resirkulasi udara. Kerugian lainnya
desaipenggerak paksa membutuhkan daya motor yang lebih tinggi daripada desain kipas pada
tipe induced draft. Keuntungan penggerak paksa adalah kemampuannya dalam bekerja pada
tekanan statik yang tinggi.
3) Menurut arah aliran udara terhadap aliran air
a) Aliran crossflow
Pada tipe ini, aliran udara bergerak memotong secara tegak lurus terhadap aliran
air pada bahan pengisi. Kemudian udara melintasi menara melalui bagian
keluaran udara akibat gaya tarik dari fan yang berputar.
b) Aliran counterflow
Pada tipe ini, aliran udara pada saat melewati bahan pengisi (fill material)
sejajar dengan aliran air dengan arah yang berlawanan.
FUNGSI COOLING TOWER
Cooling tower sangat dibutuhkan oleh industri sebab cooling tower merupakan
bagian dari utilitas yang banyak digunakan. Dimana cooling tower memproses
air yang panas menjadi air yang dingin yang digunakan kembali yang bisa
dirotasikan. Cooling tower salah satu alat yang juga mengolah air untuk
mengatasi masalah polusi lingkungan.
PERSYARATAN PROSES COOLING TOWER
Umumnya batasan operasi cooling tower adalah pada suhu 120oF. Temperatur air keluar
biasanya lebih rendah dari 120 oF. Pada saat temperatur air proses melebihi 120 oF perlu
dilakukan tahapan evaporasi dengan menggunakan cooler sehingga tidak terjadi kontak
langsung antar air panas dan udara.Temperatur air terendah yang mungkin didinginkan di
dalam cooling tower tergantung pada wet bulbtemperatur udara, tetapi ini bukanlah batasan
mutlak karena tekanan uap keluar dan wet bulb temperatur dalam cooling tower disebut
Approach.
PACKING COOLING TOWER
Jenis bahan isian atau packing pada cooling tower biasanya khusus, seperti kayu sipres yang
mempunyai daya tahan aksi gabungan air dan angin. Pengisian packing pada cooling tower
harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
1) Permukaan interfacial antara fuida yang akan didinginkan dengan fluida yang
mendinginkan besar.
2) Memiliki karakteristik aliran fluida yang didinginkan pada packing harus
terjadi pertukaran volume fluida yang besar melalui cross section tower yang kecil
tanpa loading/ fleeding dan presure drop yang rendah untuk gas.
3) Zat inert fluida dapat diproses secara kimia.
4) Mempunyai kekuatan struktural sehingga mudah dalam penangan dan instalasi.
5) Biayanya murah.
Terdapat dua cara pengisian packing, yaitu:
1. Random Packing
Jenis random packing yang digunakan, yaitu:
a. Rasching ring
b. Lessing ring
c. Partition ring
d. Belt saddle
e. Intalox saddle
f. Tellerate
g. Pall ring atau flexiring
2. Regular Packing
Jenis regular packing yang digunakan, yaitu:
a. Rasching ring
b. Doble spiral ring
c. Section through expanded metal packing
d. Wood grids
HOUSE POWER
Pada cooling tower sumber daya yang digunakan sebagai pengeluar udara adalah fan atau
blower, kecepatan tergantung dari beberapa banyak air yang akan diinginkan. Jumlah dari fan
tergantung pada faktor cooling tower, termasuk type fill, konfigurasi tower dan kondisi
BAB VIII
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Prinsip kerja menara pendingin adalah menurunkan suhu air pendingin dengan
cara kontak air dengan udara dengan cara dehumdifikasi.
2. Menara pendingin terdiri dari rangka wadah, kolam penampung, fan, motor fan,
dan pipa –pipa saluran penyambung ke tiap unit.
3. Cooling tower memproses air yang panas menjadi air yang dingin yang digunakan
kembali yang bisa dirotasikan.
4. Cooling tower salah satu alat yang juga mengolah air untuk mengatasi masalah
polusi lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Engineeringbuilding.blogspot.com.
https://hvactutorial.wordpress.com.
www.coolingtowersystem.com.
www.deltacooling.com.
www.newinmachine.com/en.wikipedia.org.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................................
Daftar Isi......................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
BAB V DATA.............................................................................................................................
Daftar Pustaka..............................................................................................................................
Lampiran......................................................................................................................................
.