Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan prakikum yang berjudul “MENARA
PENDINGIN”ini.
Laporan ini merupakan rangkuman dari beberapa percobaan yang telah penulis
lakukan dalam kurun waktu tertentu.Mulai dari pengumpulan data, penyajian sertaa analisa
data oleh penulis. Laporan ini jjuga merupakan saah satu persyaratan untuk lulus pada mata
kulian “Praktek Pengukuran Fluida Thermal”.
Dalam menyelesaikan laporan ini penulis telah menerima bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itupada kesempatan ini penulis mengucapkan erima kasih kepada Ir.
Rufinus, MT., Selaku dosen pengampu pada mata kuliah ini.
Penulis berharap laporanini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah
pengetahuan. Penulis juga menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
ke depannya

Medan,

Penulis,

Adelia Br Panggabean

Nim : 1605051022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam suatu proses pabrik pendingin sangat vital. Air digunakan untuk sumber
pendingin membutuhkan suatu sarana yang dapat mengembalikan ke kondisi semula. Dalam
industri , air pendingin sangat dibutuhkan sebagai media untuk melakukan pertukaran antara
fluida yang panas dan air pendingin. Berlangsungnya pertukaran panas tersebut terjadi di
dalam suatu heat exchanger atau yang lebih spesifik disebut dengan cooler. Pertukaran panas
tersebut menyebabkan air dingin mengalami perubahan temperatur dimana temperatur air
pendingin menjadi naik karena disebabkan oleh panas yang dibawa oleh suatu fluida yang
diserap oleh air.
Air yang mengalami perubahan temperatur tersebut tidak dapat langsung digunakan
kembali sebagai pendingin karena temperatur air yang dibuang masih sangat tinggi.
Untuk mengatasi itu perlu dilakukan suatu proses pendinginan untuk menurunkan
temperatur air tersebut sehingga dapat digunakan kembali sebagai pendingin sehingga dapat
dipompakan kembali ke ketel uap/boiler. Proses pendinginan air tersebut dapat dilakukan di
dalam suatu tower pendingin yang disebut Cooling Tower. Dimana proses pendinginan dapat
terjadi dengan bantuan udara luar serta alat untuk mempercepat pendinginan tersebut, yang
biasa digunakan di dalam industri adalah kipas (fan). Penggunaan teknologicooling
tower (menara pendingin) dewasa ini dirasakan sangat penting dalam tiap industri dalam
rangka pelaksanaan efisiensi dan konservasi energi. Oleh karena itu pemahaman tentang
prinsip kerja atau operasi cooling tower sangat diperlukan.

B. Tujuan
1. Mengetahui cara dan prinsip kerja Cooling Tower Apparatus.
2. Mengetahui perhitungan pada Cooling Tower Apparatus.
3. Mengukur temperatur TDB.
4. Mengukur temperatur TWB.
BAB II
LANDASAN TEORI

Apakah Menara Pendingin itu?


Air dingin diperlukan untuk, sebagai contoh, penyejuk udara/ AC, proses-proses
manufakturing atau pembangkitan daya. Menara pendingin merupakan suatu peralatan yang
digunakan untuk menurunkan suhu aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan
mengemisikannya ke atmosfir dimana sebagian air diuapkan ke aliran udara yang bergerak
dan kemudian dibuang ke atmosfir.
Sebagai akibatnya, air yang tersisa didinginkan secara signifikan (Gambar 1). Menara
pendingin mampu menurunkan suhu air lebih dari peralatan-peralatan yang hanya
menggunakan udara untuk membuang panas, seperti radiator dalam mobil, dan oleh karena
itu biayanya lebih efektif dan efisien energinya.
Menurut El. Wakil, menara pendingin didefinisikan sebagai alat penukar kalor yang
fluida kerjanya adalah air dan udara yang berfungsi mendinginkan air dengan kontak
langsung dengan udara yang mengakibatkan sebagian kecil air menguap. Dalam kebanyakan
menara pendingin yang bekerja pada sistem pendinginan udara menggunakan pompa
sentrifugal untuk menggerakkan air vertikal ke atas melintasi menara. Prestasi menara
pendingin biasanya dinyatakan dalam range dan approach seperti yang terlihat pada gambar
berikut.
Range dan approach temperatur pada menara pendingin.
Range adalah perbedaan suhu antara tingkat suhu air masuk menara pendingin dengan
tingkat suhu air yang keluar menara pendingin atau selisih antara suhu air panas dan suhu air
dingin, sedangkan approach adalah perbedaan antara temperatur air keluar menara pendingin
dengan temperatur bola basahudara yang masuk atau selisih antara suhu air dingin dan
temperatur bola basah(wet bulb) dari udara atmosfir. Temperatur udara sebagaimana
umumnya diukur dengan menggunakan termometer biasa yang sering dikenal sebagai
temperatur bola kering (dry bulb temperature), sedangkan temperatur bola basah (wet bulb
temperature) adalah temperatur yang bolanya diberi kasa basah, sehingga jika air menguap
dari kasa dan bacaan suhu pada termometer menjadi lebih rendah daripada temperatur bola
kering. Pada kelembaban tinggi, penguapan akan berlangsung lamban dan temperatur bola
basah (Twb) identik dengan temperatur bola kering (Tdb). Namun pada kelembaban rendah
sebagian air akan menguap, jadi temperatur bola basah akan semakin jauh perbedaannya
dengan temperatur bola kering.
Adapun sistem mesin pendingin yang paling banyak digunakan adalah sistem kompresi
uap. Secara garis besar komponen sistem pendingin siklus kompresi uap terdiri dari:
Kompresor, berfungsi untuk mengkompresi refrijeran dari fasa uap tekanan rendah
evaporator hingga ke tekanan tinggi kondensor. Kondensor juga berfungsi untuk
mengkondensasi uap refrijeran kalor lanjut yang keluar dari kompresor.
Katup ekspansi, berfungsi untuk mencekik (throttling) refrijeran bertekanan tinggi yang
keluar dari konsensor dimana setelah melewati katup ekspansi ini tekanan refrijeran turun
sehingga fasa refrijeran setelah keluar dari katup ekspansi ini adalah berupa fasa cair + uap.
Evaporator, berfungsi untuk menguapkan refrijeran dari fasa cair + uap menjadi fasa uap.

Fungsi Menara Pendingin


Semua mesin pendingin yang bekerja akan melepaskan kalor melalui kondensor, refrijeran
akan melepas kalornya kepada air pendingin sehingga air menjadi panas. Selanjutnya air
panas ini akan dipompakan ke menara pendingin.Menara pendingin secara garis besar
berfungsi untuk menyerap kalor dari air tersebut dan menyediakan sejumlah air yang relatif
sejuk (dingin) untuk dipergunakan kembali di suatu instalasi pendingin atau dengan kata lain
menara pendingin berfungsi untuk menurunkan suhu aliran air dengan cara mengekstraksi
panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfer. Menara pendingin mampu menurunkan
suhu air lebih rendah dibandingkan dengan peralatan-peralatan yang hanya menggunakan
udara untuk membuang panas, seperti radiator dalam mobil, dan oleh karena itu biayanya
lebih efektif dan efisien energinya.

Prinsip Kerja Menara Pendingin


Prinsip kerja menara pendingin berdasarkan pada pelepasan kalor dan
perpindahan kalor. Dalam menara pendingin, perpindahan kalor berlangsung dari air ke
udara. Menara pendingin menggunakan penguapan dimana sebagian
air ke udara. Menara pendingin menggunakan penguapan dimana sebagian air
diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir.
Sehingga air yang tersisa didinginkan secara signifikan.
Gambar 1. Diagram skematik sistim menara pendingin
(Laboratorium Nasional Pacific Northwest, 2001)

Prinsip kerja menara pendingin dapat dilihat pada gambar di atas. Air dari bak/basin
dipompa menuju heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke menara pendingin. Air panas yang
keluar tersebut secara langsung melakukan kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara
paksa karena pengaruh fan atau blower yang terpasang pada bagian atas menara pendingin,
lalu mengalir jatuh ke bahan pengisi. Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air
karena suhu kondensasinya sangat rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Air yang sudah
mengalami penurunan suhu ditampung ke dalam bak/basin. Pada menara pendingin juga
dipasang katup make up water untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi
kehilangan air ketika proses evaporative cooling tersebut sedang berlangsung.
Macam-Macam Cooling Tower
Pada dasarnya cooling tower terbagi beberapa macam antara lain, yaitu:
1. Berdasarkan arah aliran udara masuk
a). Cross flow.
b). Counter current flow
2). Berdasarkan cara pemakaian alat bantu seperti fan atau blower
a). Induced draf (alat bantu berada dibagian puncak tower)
b). Force draf (alat bantu berada dibagian bawah tower)
3). Berdasarkan kondisi aliran udara bebas tanpa alat pembantu
a) Atmosphere (udara pada kondisi atmosphereric mengalir bebas tanpa memakai
penutup tower).
b) Natural draf (udara mengalir dalam udara pendinginan dari tower namun kondisi
udara belum tentu atmospheric).
c) Peralatan Cooling Tower

Peralatan-peralatan yang digunakan untuk pengolahan/ penyediaan cooling tower adalah


a) Cooling Tower (Basin, ID fan).
b) Pompa Cooling Tower
c) Sistem Injeksi bahan kimia.

Cooling towerr atau air pendingin adalah suatu media air yang berfungsi sebagai suatu
media air yang berfungsi untuk mengambil panas dari suatu proses atau equipment dengan
jalan perpindahan panas (heat transfer). Cooling tower sistem pada garis besarnya dibagi
menjadi 2 (dua) tipe, yaitu:

1. Recirculation Type.
a) Open type, yaitu dimana sebagian air setelah mengalami pemanasan akan diuapkan
untuk proses pendinginannya kembali.
b) Close type, yaitu dimana pendingin kembali airnya tanpa penguapan. Type ini
biasanya dipakai untuk internal engine combustion system.
2. Once Through Type (tergantung penggunaannya).
Cooling tower sangat penting gunanya untuk pabrik, karena apabila ada gangguan cooling
water akan menyebabkan terjadinya pengurangan produksi atau akan menyebabkan
kerusakan alat baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu Cooling Water
System harus dikontrol dengan sebaik-baiknya, minimal mampu beroperasi tanpa
gangguan selama 1-2 tahun. Adapun tujuan digunakannya cooling tower adalah :
a) Korosi yang terjadi dalam peralatan dapat dihindari sekecil mungkin.
b) Deposit yang terjadi didalam peralatan dapat dihindari sekecil mungkin.
c) Pertumbuhan bakteri, jamur, lumut terkendali.
d) Menaikkan efisiensi alat pendingin.
e) Tidak merusak lingkungan.
BAB III
KOMPONEN PERCOBAAN

Komponen Menara Pendingin


Adapun konstruksi menara pendingin jenis aliran angin tarik (induced
draft counterflow cooling tower) adalah sebagai berikut.

Konstruksi menara pendingin


Konstruksi menara pendingin secara garis besar terdiri atas:
1. Kipas (fan)
Kipas merupakan bagian terpenting dari sebuah menara pendingin karena berfungsi untuk
menarik udara dingin dan mensirkulasikan udara tersebut di dalam menara untuk
mendinginkan air. Jika kipas tidak berfungsi maka kinerja menara pendingin tidak akan
optimal. Kipas digerakkan oleh motor listrik yang dikopel langsung dengan poros kipas.
2. Kerangka pendukung menara (tower supporter)
Kerangka pendukung menara berfungsi untuk mendukung menara pendingin agar dapat
berdiri kokoh dan tegak. Tower supporter terbuat dari baja.
3. Rumah menara pendingin (casing)
Rumah menara pendingin (casing) harus memiliki ketahanan yang baik terhadap segala
cuaca dan umur pakai (life time) yang lama. Casing terbuat dari
seng.
4. Pipa sprinkler
Pipa sprinkler merupakan pipa yang berfungsi untuk mensirkulasikan air secara merata
pada menara pendingin, sehingga perpindahan kalor air dapat menjadi efektif dan efisien.
Pipa sprinkler dilengkapi dengan lubang-lubang kecil untuk menyalurkan air.
5. Penampung air (water basin)
Water basin berfungsi sebagai pengumpul air sementara yang jatuh dari filling material
sebelum disirkulasikan kembali ke kondensor. Water basin terbuatdari seng
6. Lubang udara (inlet louver)
Inlet louver berfungsi sebagai tempat masuknya udara melalui lubanglubang yang ada.
Melalui inlet louver akan terlihat kualitas dan kuantitas air yang akan didistribusikan. Inlet
louver terbuat dari seng.
7. Bahan Pengisi (filling material)
Filling material merupakan bagian dari menara pendingin yang berfungsi untuk
mencampurkan air yang jatuh dengan udara yang bergerak naik. Air masuk yang mempunyai
suhu yang cukup tinggi (33oC) akan disemprotkan ke filling material. Pada filling material
inilah air yang mengalir turun ke water basin akan bertukar kalor dengan udara segar dari
atmosfer yang suhunya (28oC). Oleh sebab itu, filling material harus dapat menimbulkan
kontak yang baik antara air dan udara agar terjadi laju perpindahan kalor yang baik. Filling
material harus kuat, ringan dan tahan lapuk.Filling material ini mempunyai peranan sebagai
memecah air menjadi butiran-butiran tetes air dengan maksud untuk memperluas permukaan
pendinginan sehingga proses perpindahan panas dapat dilakukan seefisien mungkin. Filling
material ini umumnya terdiri dari 2 jenis lapisan:
 1st level packing
Merupakan Filling material lapisan atas yang mempunyai celah sarang lebah lebih
besar dimaksudkan untuk pendinginan tahap pertama. Fluida yang akan didinginkan pertama
kali dialirkan ke lamella ini.
 2nd level packing
Merupakan Filling material yang lebih lembut untuk second stage pendinginan.
Pabrikan package menara pendingin umumnya merancang Filling material pada stage ini
lebih tebal sehigga dapat menampung kapasitas fluida yang lebih banyak.
Jenis bahan pengisi dapat dibagi menjadi:
a. Bahan pengisi jenis percikan (Splash fill)
Air jatuh diatas lapisan yang berurut dari batang pemercik horisontal,secara terus
menerus pecah menjadi tetesan yang lebih kecil, sambil membasahi permukaan bahan
pengisi. Luas permukaan butiran air adalah luas permukaan perpindahan kalor dengan udara.
Bahan pengisipercikan dari plastik memberikan perpindahan kalor yang lebih baik daripada
bahan pengisi percikan dari kayu

#Splash Fill

b. Bahan pengisi jenis film (film fill)


Terdiri dari permukaan plastik tipis dengan jarak yang berdekatan dimana diatasnya
terdapat semprotan air, membentuk lapisan film yang tipis dan melakukan kontak dengan
udara. Permukaannya dapat berbentuk datar, bergelombang, berlekuk, atau pola lainnya. Pada
bahan pengisi film, air membentuk lapisan tipis pada sisi-sisi lembaran pengisi. Luas
permukaan dari lembaran pengisi adalah luas perpindahan kalor dengan udara sekitar. Jenis
bahan pengisi film lebih efisien dan memberi perpindahan kalor yang sama dalam volume
yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis splash. Bahan pengisi film dapat menghasilkan
penghematan listrik yang signifikan melalui kebutuhan air yang lebih sedikit dan head pompa
yang lebih kecil.
#Film Fill

c. Bahan pengisi sumbatan rendah (Low-clog film fill)


Bahan pengisi sumbatan rendah dengan ukuran flute yang lebih tinggi, saat ini dikembangkan
untuk menangani air yang keruh. Jenis ini merupakan pilihan terbaik untuk air laut karena
adanya penghematan daya dan kinerjanya dibandingkan tipe bahan pengisi jenis percikan
konvensional.

#Low-clog film fill


Kinerja Menara Pendingin
Kinerja menara pendingin dievaluasi untuk mengkaji tingkat approach dan range
operasi terhadap nilai rancangan, mengidentifikasi area terjadinya pemborosan energi, dan
juga untuk mendapatkan saran perbaikan.Sebagai evaluasi kinerja, pemantauan dilaksanakan
untuk mengukur parameter-parameter signifikan berikut ini:

1. Temperatur udara wet bulb.


2. Temperatur udara dry bulb.
3. Temperatur air masuk menara pendingin
4. Temperatur air keluar menara pendingin
5. Temperatur udara keluar
6. Laju aliran air
7. Laju aliran udara.
BAB IV
PROSEDUR PERCOBAAN

A. Prosedur Percobaan
1. Siapkan Peralatan Cooling Tower supaya dapat beroperasi.
2. Isi aquades ke basin.
3. Hubungkan cooling tower ke arus listrik, atur debit air yang mengalir dan Q sesuai
dengan yang dikehendaki.
4. Catat temperatur inlet dan outlet untuk dry bulb dan wet bulb T1-T2, tekanan dan
pressure drop yang ditunjukkan. Lakukan pengambilan data sebanyak 3 kali dengan
tekanan yang berbeda-beda.
5. Hitung lajur alir udara masing-masing data.
BAB V
DATA PERCOBAAN

LOG SHEETS DATA PERCOBAAN


Inlet Cooling TWB = 30 ºC Suhu air outlet kondenser
Tower TDB = 32 ºC turbin (T0) = 34 ºC ṁ = 17 m3/jam
Outlet Cooling TWB = 32 ºC Suhu air inlet kondenser
Tower TDB = 34 ºC turbin (T1) = 26 ºC
BAB VI
ANALISA DATA

1. Analisa Data Percobaan Cooling Tower


Dari data percobaan cooling tower diperoleh :
ṁa = 17 m3/jam;
T0 = 34oC
T1 = 26oC
Ca = 4,186 J/kgoC (konstanta)
Ditanya :
1. Qair =....?
2. ṁudara =....?
Penyelesaian:
Diketahui dari data percobaan cooling tower diperoleh:
ṁ = 17 m3/jam = 4,722 x 10-3 m3/s;
Sehingga, untuk mendapatkan ṁa dalam satuan kg/s, maka dapat dihitung
dengan:
ṁa = ṁ.ρa
= 4,722 x 10-3 m3/s . 1000 kg/m3
ṁa = 4,722 kg/s

maka: Qa = ṁa (h1 − h0 )
= ṁa Ca (T1 − T0 )
Qa = ṁa Ca (T1 − T0 )
= 4,722x 4,186 (34 − 26)
Qa = 158,130 Watt
 Dari inlet cooling tower, maka diperoleh:
TWB = 30 ºC
TDB = 32 ºC
Sehingga dari diagram psikometrik diperoleh:
h1 = 87,5 kJ/kg

 Dari outlet cooling tower, maka diperoleh:


TWB = 32 ºC
TDB = 34 ºC
Sehingga dari diagram psikometrik diperoleh:
h2 = 90 kJ/kg

karena Qa = Qu, maka:


Qa = Qu = ṁu (h2 − h1 )

158.130 = ṁu (h2 − h1 )
158.130 = ṁu (90 − 87,5)
158.130
ṁu =
2.5
kg
= 63.252 ⁄s
BAB VII
PENJELASAN TAMBAHAN

A. FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP COOLING TOWER

1). Make Up Air Pendingin


Sebagai make up adalah filter water. Hal ini mempunyai pengaruh yang besar karena
filter water membawa beberapa komponen yang dapat mengakibatkan timbulnya deposit
maupun korosif.
2). Lingkungan Sekitar
Karena sebagai media pendingin dari air pendingin di cooling water adalah udara yang
diambil dari sekitarnya, maka tidak lepas dari kotoran atau benda asing lainnya yang dibawa
udara masuk kesistem air pendingin, akibatnya terkontaminasi.
3). Proses yang terkait
Yang dimaksud proses terkait adalah bentuk atau macam fluida yang didinginkan, Hal
ini biasanya terjadi karena kebocoran dari peralatan. Misalnya Heat Exchanger untuk
pelumas gas ammoniak atau gas sintesa apabila terjadi kebocoran akan mengakibatkan
kontaminasi air pendingin.
4) Bahan Kimia
Penggunaan bahan kimia melalui injeksi tidak terkontrol menimbulkan efek samping,
pengaruh ini lebih dominan bilamana jumlahnya semakin besar.

B. TREATMENT PROSEDUR
Ada beberapa batasan yang harus diperhatikan air sebelum masuk ke cooling tower, yaitu:
1. pH harus dijaga kondisi normal, yaitu 6-7, karena pH yang lebih tinggi akan
menyebabkan perubahan lignin pada penangasan weed fiber.
2. Inhibitor korosi dipilih berdasarkan pada adanya serat-serat kimia dalam make
up water dan material dari peralatan Heat Exchanger.
3. Penambahan zat anti alga dan jamur diperlukan untuk menjaga keadaan zat
kimia tersebut.
C. PENGONTROLANCOOLING TOWER
Yang dimaksud dengan Cooling tower control system adalah usaha-usaha untuk
menjaga kualitas dan kuantitas cooling water sesuai dengan parameter design yang
telah ditetapkan. Kuantitas / jumlah cooling water ditentukan oleh kondisi mekanik
seperti pompa, opening valve, tekanan yang mempengaruhi flow cooling water.
Sedangkan kualitas cooling waterditentukan oleh chemical treatment yang dilakukan.
Adapun bahan kimia yang diinjeksikan untuk chemical treatment adalah:
1. Pencegah Korosi (Corrossion Inhibitor)
Korosi adalah suatu peristiwa perusakan water olehreaksi kimia atau reaksi
elektrokimia.
Untuk menghindari ini maka diinjeksikan bahan kimia yang dapat melapisi permukaan metal
(protective film) agar terhindar dari pengaruh korosi atau dapat menurunkan kecepatan
korosi. Bahan kimia ini berupa cairan yang terdiri dari Ortho Phospat, Poly Phospat dan
Phospat dengan perbandingan tertentu, diinjeksikan ke dalam cooling water system sampai di
dapat kadar Ortho Phospat sebesar 12 – 17 ppm.
2. Pencegah Kerak (Scale Inhibitor)
Kerak terjadi karena adanya endapan deposit dipermukaan metal. Endapan ini dapat
digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu:
Mineral scale, yaitu pengendapan garam-garam kistal apabila daya kelarutannya dilampaui
(misalnya: garam-garam Ca, Mg, SiO2).
a) Suspended metter, yaitu partikel-partikael asing yang masuk ke dalam sistem karena
terbawa udara (misalnya: debu).
b) Corrosion Product, hasil sampingan dari proses korosi yang tidak larut dalam air.
Adanya kerak dalam permukaan pipa akan menyebabkan, sebagai berikut:
a) Mengganggu perpindahan panas.
b) Menyebabkan penyumbatan pipa.
c) Penyebab korosi.

Untuk menghindari terbentuknya pengendapan, yang berupa garam Ca, maka diinjeksikan
scale inhibitor (Dispersant). Terbentuknya kerak ini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
a) pH, makin tinggi pH maka makin mudah terjadinya pengendapan.
b) Temperatur, makin tinggi temperatur maka kelarutan garam calsium carb semakin
turunsehingga bertendensi terjadi pengendapan
c) Flow rate, semakin rendah flow rate memperbesar kesempatan pengendapan
3. Pencegah Slime (Slime inhibitor)
Slime dalah lendir yang berwarna coklat kehitaman yang menempel di permukaan pipa.
Slimeakan mengurangi effect pencegahan korosi dan menurunkan efisiensi cooling water.
Slime disebabkan oleh adanya bakteri mikroorganisme yang terbentuk dalam cooling water.
Untuk mencegah bakteri/ mikroorganisme tersebut, diinjeksikan gas chlorine yang akan
mampu membunuh hampir semua mikroorganisme yang ada. Disamping bakteri, gas chlorine
juga mampu menghilangkan fungi/ jamur, alga/ganggang dan lumut. (Utility Plant, PT
PUSRI, Page 8 – 10).
Secara umum elemen-elemen yang dimiliki oleh suatu steam plant terlihat pada komponen-
komponen antara lain boiler, kondensor, pompa, turbin dan juga cooling tower. Cooling
towerterbagi beberapa macam antara lain:
1) Menurut metode perpindahan panas
a) Wet cooling tower (cooling tower basah)
Pada Menara Pendingin jenis ini, air panas didinginkan sampai pada temperatur yang
lebih rendah dari temperatur bola basah udara sekitar, jika udara relatif kering. Seperti
udara jenuh yang melewati aliran air, kedua aliran akan relatif sama. Udara, jika tidak
jenuh, akan menyerap uap air lebih banyak, meninggalkan sedikit panas pada aliran
air.
b) Dry cooler (pendingin kering)
Menara Pendingin ini beroperasi dengan pemindahan panas melewati permukaan
yang memisahkan fluida kerja dengan udara ambient. Dengan demikian akan terjadi
perpindahan panas konveksi dari fluida kerja, panas yang dipindahkan lebih besar
daripada proses penguapan.
c) Fluid cooler (pendingin fluida)
Pada Menara Pendingin ini saluran fluida kerja dilewatkan melalui pipa, dimana air
hangat dipercikkan dan kipas dihidupkan untuk membuang panas dari air.
Perpindahan panas yang dihasilkan lebih mendekati ke Menara Pendingin basah,
dengan keuntungan seperti pada pendingin kering yakni melindungi fluida kerja dari
lingkungan terbuka.
2) Menurut metode pembangkitan aliran udara
a) Natural draft (penggerak udara alami)
Udara dialirkan dengan memanfaatkan gaya buoyancy melewati cerobong yang tinggi.
Udara campuran secara alami meningkat sampai terjadi perbedaan densiti dengan
udara kering, pendingin udara luar.
b) Mechanical draft (penggerak udara mekanik)
Menara draft mekanik memiliki fan yang besar untuk mendorong atau mengalirkan
udara melalui air yang disirkulasi. Air jatuh turun diatas permukaan bahan pengisi,
yang membantu untuk meningkatkan waktu kontak antara air dan udara. Hal ini
membantu dalam memaksimalkan perpindahan panas diantara keduanya.
Menurut letak kipasnya maka Menara Pendingin dapat dibagi menjadi dua yaitu
sebagai berikut:
1. Induced draft
Kipas pada Menara Pendingin ini berada di bagian keluaran yang menghisap udara
melintasi menara.Hal ini menghasilkan kecepatan udara masukan rendahdan kecepatan udara
keluaran yang tinggi, sehingga mengurangi kemungkinan resirkulasi udara.
2. Forced draft
Pada Menara Pendingin ini kipas terletak pada bagian masukan tower,
sehngga menyebabkan kecepatan udara yang tinggi pada bagian masukan dan
kecepatan yang rendah pada bagian keluaran.Kecepatan yang rendah pada bagian
keluaran menyebabkan lebih mudah terjadi resirkulasi udara. Kerugian lainnya
desaipenggerak paksa membutuhkan daya motor yang lebih tinggi daripada desain kipas pada
tipe induced draft. Keuntungan penggerak paksa adalah kemampuannya dalam bekerja pada
tekanan statik yang tinggi.
3) Menurut arah aliran udara terhadap aliran air
a) Aliran crossflow
Pada tipe ini, aliran udara bergerak memotong secara tegak lurus terhadap aliran
air pada bahan pengisi. Kemudian udara melintasi menara melalui bagian
keluaran udara akibat gaya tarik dari fan yang berputar.
b) Aliran counterflow
Pada tipe ini, aliran udara pada saat melewati bahan pengisi (fill material)
sejajar dengan aliran air dengan arah yang berlawanan.
FUNGSI COOLING TOWER
Cooling tower sangat dibutuhkan oleh industri sebab cooling tower merupakan
bagian dari utilitas yang banyak digunakan. Dimana cooling tower memproses
air yang panas menjadi air yang dingin yang digunakan kembali yang bisa
dirotasikan. Cooling tower salah satu alat yang juga mengolah air untuk
mengatasi masalah polusi lingkungan.
PERSYARATAN PROSES COOLING TOWER
Umumnya batasan operasi cooling tower adalah pada suhu 120oF. Temperatur air keluar
biasanya lebih rendah dari 120 oF. Pada saat temperatur air proses melebihi 120 oF perlu
dilakukan tahapan evaporasi dengan menggunakan cooler sehingga tidak terjadi kontak
langsung antar air panas dan udara.Temperatur air terendah yang mungkin didinginkan di
dalam cooling tower tergantung pada wet bulbtemperatur udara, tetapi ini bukanlah batasan
mutlak karena tekanan uap keluar dan wet bulb temperatur dalam cooling tower disebut
Approach.
PACKING COOLING TOWER
Jenis bahan isian atau packing pada cooling tower biasanya khusus, seperti kayu sipres yang
mempunyai daya tahan aksi gabungan air dan angin. Pengisian packing pada cooling tower
harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:
1) Permukaan interfacial antara fuida yang akan didinginkan dengan fluida yang
mendinginkan besar.
2) Memiliki karakteristik aliran fluida yang didinginkan pada packing harus
terjadi pertukaran volume fluida yang besar melalui cross section tower yang kecil
tanpa loading/ fleeding dan presure drop yang rendah untuk gas.
3) Zat inert fluida dapat diproses secara kimia.
4) Mempunyai kekuatan struktural sehingga mudah dalam penangan dan instalasi.
5) Biayanya murah.
Terdapat dua cara pengisian packing, yaitu:
1. Random Packing
Jenis random packing yang digunakan, yaitu:
a. Rasching ring
b. Lessing ring
c. Partition ring
d. Belt saddle
e. Intalox saddle
f. Tellerate
g. Pall ring atau flexiring
2. Regular Packing
Jenis regular packing yang digunakan, yaitu:
a. Rasching ring
b. Doble spiral ring
c. Section through expanded metal packing
d. Wood grids

HOUSE POWER
Pada cooling tower sumber daya yang digunakan sebagai pengeluar udara adalah fan atau
blower, kecepatan tergantung dari beberapa banyak air yang akan diinginkan. Jumlah dari fan
tergantung pada faktor cooling tower, termasuk type fill, konfigurasi tower dan kondisi
BAB VIII
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Prinsip kerja menara pendingin adalah menurunkan suhu air pendingin dengan
cara kontak air dengan udara dengan cara dehumdifikasi.
2. Menara pendingin terdiri dari rangka wadah, kolam penampung, fan, motor fan,
dan pipa –pipa saluran penyambung ke tiap unit.
3. Cooling tower memproses air yang panas menjadi air yang dingin yang digunakan
kembali yang bisa dirotasikan.
4. Cooling tower salah satu alat yang juga mengolah air untuk mengatasi masalah
polusi lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Engineeringbuilding.blogspot.com.
https://hvactutorial.wordpress.com.
www.coolingtowersystem.com.
www.deltacooling.com.
www.newinmachine.com/en.wikipedia.org.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................................

Daftar Isi......................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI......................................................................................................

BAB III KOMPONEN PERCOBAAN.......................................................................................

BAB IV PROSEDUR PERCOBAAN.........................................................................................

BAB V DATA.............................................................................................................................

BAB VI ANALISA DATA.........................................................................................................

BAB VII PENJELASAN TAMBAHAN....................................................................................

BAB VIII PENUTUP..................................................................................................................

Daftar Pustaka..............................................................................................................................

Lampiran......................................................................................................................................
.

Anda mungkin juga menyukai