Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN PADA

MANUSIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah IKD 4

Disusun oleh Kelompok 1:

Aisyah Mansur

Andri Dwi Pranata

Farhan Malik Ibrahim Syafrudin

Haerudin Firmansyah

Marwah Denda Fitriana

Mohamad Ihsan Arief G

Noor Azmi Fajria Setiawan

Pudja Antika Julianti

Putri Oktavia Hasyim

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR
BANDUNG
2019
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk hidup yang senantiasa beraktivitas.

Kebutuhan manusia sangatlah banyak dan diantaranya ialah kebutuhan manusia

akan udara. Udara dibutuhkan untuk membawa limbah-limbahyang harus

dikeluarkan oleh tubuh manusia. Limbah-limbah dihasilkan dari proses-proses

penyerapan zat yang penting. Kemudian dihasilkan zat yang tidak berguna bagi

tubuh manusia. Keseluruhan proses tersebut harus dilakukan oleh alat-alat

tertentu. Oleh karena itu, dibutuhkan orang-orang yang bekerja sebagai alat untuk

melakukan aktivitas tersebut. Makalah ini akan membahas sistem pernapasan atau

respirasi manusia, orang- orang yang berperan didalamnya, proses-proses jalannya

sistem pernapasan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu sistem pernafasan?

2. Apa organ dan fungsi organ sistem pernafasan?

3. Bagaimana proses kerja sistem pernafasan?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui sistem pernafasan

2. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi organ sistem pernafasan

3. Untuk mengetahui proses kerja sistem pernafasan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pernapasan

Untuk kelangsungan hidupnya manusia butuh bernapas. Sistem

pernapasan sangat penting dimana terjadi pertukaran gas oksigen dan karbon

dioksida. Bernafas adalah pergerakan udara dari atmosfer ke sel tubuh dan

pengeluaran karbon dioksida dari sel tubuh sampai keluar tubuh. Sistem respirasi

berperan untuk menukar udara dari luar ke permukaan dalam paru-paru. Setelah

udara masuk dalam sistem pernapasan, akan dilakukan penyaringan,

penghangatan, dan pelembapan udara. Salah satu organ yang sangat

membutuhkan oksigen dan peka terhadap kekurangannya adalah otak. Tidak

adanya oksigen dalam 3 menit akan mengakibatkan seseorang kehilangan

kesadaran.

Pernapasan adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas didalam

jaringan (pernapasan dalam), yang terjadi didalam paru-paru disebut pernapasan

luar. Pada pernapasan melalui paru-paru atau respirasi eksternal, oksigen dihisap

melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernapas, oksigen masuk melalui batang

tenggorok atau trakea dan pipa bronkhial ke alveoli, dan erat hubungannya dengan

darah didalam kapiler pulmonalis.

Respirasi atau pernapasan merupakan pertukaran oksigen dan karbon

dioksida antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Semua sel mengambil oksigen

yang akan digunakan dalam bereaksi dengan senyawa-senyawa sederhana dalam


mitokondria sel untuk menghasilkan senyawa-senyawa kaya energi, air dan

karbondioksida. Pernapasan eksternal (luar), yaitu proses bernapas atau

pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida serta uap air antara

organisme dan lingkungannya. Pernapasan internal (dalam) atau respirasi sel

terjadi didalam sel yaitu sitoplasma dan mitokondria.

2.2 Organ dan Fungsi Organ Sistem Pernapasan

2.2.1 Hidung

Ujung hidung ditunjang oleh tulang rawan dan pangkal hidung ditunjang

oleh tulang nasalis. Kedua lubang hidung menghubunhgkan atmosfer dengan

rongga hidung. Oleh septum nasalis rongga hidung dibagi menjadi 2, kanan dan

kiri. Bagian depan septum ditunjang oleh tulang rawan , sedangkan bagian

belakang ditunjang oleh tulang vomer, dan tonjolan tulang etmoid.

Batas-batas rongga hidung adalah bagian bawah (tulang palatum,

maksila),. Bagian samping (tulang maksila, konkha nasalis inferior, etmoid).

Bagian atas (tulang etmoid), dan bagian tengah (septum nasalis). Didaerah lubang

hidung yakni dipermukaan rongga hidungnya diselaputi oleh epitel berlapis pipih

dengan rambut-rambut kasar. Disebelah dalam rongga hidung diselaputi oleh

epitel berlapis semu bersilia bersel goblet yang dibawahnya mengandung banyak

kapiler pada dinding lateral terdapat tiga tonjolan yang disebut konkha nasalis

superior, media, dan inferior. Udara pernafasan akan mengalir melalui celah-celah

ketiga tonjolan dan udara inspirasi akan dipanaskan oleh darah didalam kapiler

dan dilembabkan oleh lendir yang disekresikan oleh sel goblet.


Pada atap rongga hidung ada yang disebut daerah olpaktorius yang

mengandung sel-sel pembau, dimana sel pembau ini berhubungan dengan saraf

otak pertama (nervas alfaktorius).

Empat rongga para nasal berhubungan dengan sinus maksilaris, sinus

frontalis, sinus ethmoidal, dan sinus sfenoidal. Di rongga atas hidung

berhubungan dengan kelopak mata melalui dua lubang yang disebut koane.

Kadang-kadang saluran hidung teriritasi oleh masuknya partikel debu atau

kotoran. Saluran kemudian mengaktifkan gerak reflek berupa bersin saat serabut

yang peka pada selaput lendir hidung terangsang. Setelah impuls dikirim ke sarap

pusat, perintah untuk mengkontraksi otot tertentu dikirim. Udara dihirup dalam

dalam, glotis terbuka dan langit langit lunak pada posisi terendah. Kemudian

udara dikeluarkan dengan keras melalui hidung untuk mengeluarkan partikel

asing yang di dalamnya.

2.2.2 Faring

Merupakan saluran yang memiliki panjang mira-kira 13cm yang

menghubungkan nasal dan rongga mjulut kepada laring pada dasar tengorokan.

Faring terbagi menjadi 3 bagian yaitu:

1. Nasofaring

Adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka karena rongga nasal

melalui 2 naris internal (koana) yaitu:


a. Dua tuba eustachius (auditorik) yang menghubungkan nasofaring

dengan telinga tengah. Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan

tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga.

b. Amandel (Adenoid) faring adalah penumpukan jaringan limfatik

yang terletak di dekat naris internal. Pembesaran pada adenoid

dapat menghambat aliran darah.

2. Orofaring

Dipisahkan dari nasofaring oleh palatum lunak muscular, suatu

perpanjangan palatum keras tulang

a. Uvula (anggur kecil) adalah prosesus kerucut (conisial) kecuali

yang menjulur kebawah dari bagian tengah tapi bawah palatum

lunak.

b. Amandel palatinum terletak pada kedua sisin orofaring posterior.

3. Laringofaring

Mengelilingi mulut esofagus dan laring yang merupakan gerbang

untuk sistem respiratori selanjutnya.

2.2.3 Laring

Laring atau tangkal tenggorok merupakan tulang rawan yang dilengkapi

dengan otot,membran,jaringan ikat,dan ligamentum. Sebelah atas pintu

masuk laring membentuk tepi epiglotis, lipatan dari epiglogtis aritenoid

dan pita interaritenoid, sebelah bawah tepi bawah kartilago krikoid. Tepi

tulang dari pita suara asli kiri dan kanan membatasi daerah epiglotis.
Laring menghubungkan faring dan trakea, laring yang dikenal sebagai

kotak suara(pangkal tenggorok) mempunyai bentuk seperti tabung pendek

dengan bagian besar diatas dan menyempit kebawah.

Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh sembilan buah

tulang-tulang rawan yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh sendi

membran elastikus serta ligamen-ligamen dan otot-otot penggerak tulang

rawan. Kesembilan tulang rawan itu adalah:

1. Satu tulang rawan epiglotis

Terletak dipuncak laring berbentuk daun. Ujung bawahnya melekat

pada tulang rawan tiroid yang terletak dibawahnya, sedangkan ujung

atasnya bergerak bebas. Sewaktu proses menelan, laring terangkat

keatas, maka ujung bebas epiglotis akan bertindak sebagai katup yang

menutup rongga glotis (rongga diantara pita suara). Dengan demikian

bolus makanan atau minuman masuk kedalam trakea, maka timbulah

refleks batuk yang akan mengeluarkannya dari saluran pernafasan.

2. Satu tulang rawan tiroid

Berbentuk seperti perisai yang terletak disebelah anterior dari laring.

Pada pria dewasa, tulang rawan tiroid lebih besar dan menonjol

daripada wanita, membentuk jakun.

3. Satu tulang rawan krikoid

Tulang rawan ini membatasi bagian bawah lain, berbentuk cincin

4. Dua tulang rawan aritenoid yang terletak diatas krikoid


Kedua tulang rawan ini berbentuk piramid berhubungan dengan pita

suara dan dapat digerakan oleh otot-otot laring, dengan demikian dapat

membuka-menutup, menegakkan dan melemaskan pita suara.

5. Dua tulang rawan kuneiformis

Terletak diantara epiglotis dan aritenoid

6. Dua tulang rawan kornikulatum

Berbentuk agak lancip terletak diatas aritenoid.

2.2.4 Trakea

Trakea juga dikenal sebagai tengorokan. Ini adalah tabung tulang, yang

menghubungkan hidung dan mulut ke paru-paru, maka merupakan bagian

penting dari sistem pernapasan pada vertebrata. Ini adalah tabung berotot

kaku yang terletak didekat kerongkongan, yang sekitar 4,5 inci panjang

dan lebar 1 inci. Diameter dalam adalah sekitar 21-27 mm dan panjang

kira-kira 10-16 cm. Ada sekitar 15-20 cincin tulang rawan berbentuk C

tidak lengkap, yang dilindungi trakea dan menjaga jalan napas. Otot-otot

trakea yang terhubuhng ke cincin lengkap dan kontrak saat batuk, yang

mengurangi ukuran lumen trakea untuk meningkatkan aliran udara.

Kartilago memastikan bahwa laring dan trakea tidak runtuh, ketika tidak

ada udara didalamnya.

2.2.5 Bronkus

Bronkus merupakan percabangan trakea. Setiap bronkus primer bercabang

9-12 kali untuk membentuk bronkis sekunder dan tersier dengan diameter

yang semakin kecil. Struktur mendasar dari paru-paru adalah percabangan


bronkhial yang selanjutnya secara berurutan adalah bronchi, bronkiolus,

bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratori, duktus alveolar, dan alveoli.

Dibagian bronkus masih disebut pernapasan ekstrapulmonar dan sampai

memasuki paur-paru disebut intrapulmonar.

Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi

bronkus lobaris (sekunder) dan kemudian menjadi lobus segmentalis

(tersier). Percabangan ini berjalan terus menjadi bronkus yang ukurannya

semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkiolus terminalis yaitu

saluran udara terkecil yang tidak me gandung alveoli (kantong udara).

Bronkiolus terminalis memiliki diameter kira-kira 1mm. Saluran ini

disebut bronkiolus. Bronkiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan.

Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukuranya dapat berubah.

Bronkiolus memasuki lolubus pada bagian puncaknya, bercabang lagi

membentuk 4-7 bronkiolus terminalis. Seluruh saluran udara kebawah

sampai tingkat bronkiolus terminalis disebut saluran penghantar udara

karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ketempat

pertukaran gas paru-paru.

Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus

termninalis, yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia. Bronkiolus

terminalis ini kemudian menjadi bronkiolus respiratori, yang dianggap

menjadi saluran transisional antara jalan udara konduksi dan jalan udara

pertukaran gas. Sampai saat ini, jalan udara konduksi mengandung sekitar

150ml udara dalam percabangan trakeobronkial yang tidak ikutserta dalam


pertukaran gas. Ini dikebal sebagai ruang rugi pisiologi. Bronkiolus

respiratori kemudian mengarah kedalam duktus alveolar dan sakus

alveolar kemudian alveoli. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi

dalam alveoli.

2.2.6 Alvelous

Paru terbentuk sekitar 300 juta alveoli, yang tersusun dalam klaster antara 15-20

alveoli. Begitu banyaknya alveoli ini sehingga jika mereka bersatu untuk

membentuk satu lembar, akan menutup area 70m².

Terdapat tiga jenis sel sel alveolar. Sel sel alveolar tipe 2, sel sel yang aktif secara

metabolik, mengsekresi surfaktan, suatu hosfolid yang melapisi permukaan dalam

dan mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel sel alveoli tipe 2 adalah makrofag

yang merupakan sel sel fagositis yang besar yang memakan banyak benda asing

(lendir,bakteri dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan yang penting)

2.2.7 Paru paru

Paru paru merupakan alat penting pada respirasi, mempunyai struktur seperti karet

busa (spons,lunak tapi kenyal terletak dalam rongga dada (kaptum torakis)

sebelah kiri dan kanan. Paru paru dibungkus pleura. Pleura terdiri dari bagian

yang menempel dengan dinding dalam rongga dada (pleura parietalis) dan bagian

yang melekat dengan paru paru (pleura fiseralis). Paru paru dibagi oleh alur paru

paru menjadi beberapa bagian yang disebut lobus. Paru kiri terdiri dari dua lobus

(lobus superior dan lobus inferior) dan paru kanan terdiri dari tiga lobus (Lobus

Superior,lobus medius, dan lobus inferior).


Selain terbagi lobus – lobus, paru paru juga terdiri atas segmen – segmen. Segmen

bronkopulmonal diperlengkap dengan bronkus tersier yang bertempat di tengah

tengah, disertai sebuah arteri yang juga di tengah tengah, mempunyai beberapa

vena yag letaknya intersegmental, yang juga mengalirkan darah dari segmen

segmen yang berdampingan.

Paru paru kanan terdiri dari sepuliuh segmen bronkopulmonal : apikal, posterior,

anterior, tateral, medial, superior basal, medial basal, anterior basal, lateral basal,

dan posterior basal. Paru paru kiri terdiri atas 8 buah segmen bronko pulmonal,

yaitu : Apiko – posterior, anterior, superior lingular, inferior lingular, superior

basal, anterior medial basal, lateral basal, dan posterior basal.

Rongga dada dipisahkan dari rongga perut oleh sekat rongga badan (diafragma)

Paru paru dilapisi oleh dua selaput yaitu selaput dada pembungkus yang melapisi

paru paru dan selaput dada yang melapisi paru paru dan selaput dada pelindung

yang melapisi dada sebelah dalam. Paru paru mempunyai permukaan luar yang

menyuntuh rusuk rusuk, permukaan dalam yang memuat tampuk paru paru, sisi

belakang yang menyentuh tulang belakang dan sisi depan yang menutupi sisi

depan jantung. Di dalam paru paru terdapat kira kira 300 juta alveoli, yang bila

luasnya dibentangkan kira kira 80m³. Di alveolus lah pertukaran oksigen dari

udara dengan karbon dioksida.


2.3 fisiologi sistem pernafasan

A. Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru. Ventilasi
paru mencakup gerakan dasar atau kegiatan bernafas atau inspirasi dan ekspirasi.
Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara
intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana pada saat inspirasi tekanan
intrapleural lebih negatif (752 mmHg) dari pada tekanan atmosfer (760 mmHg)
sehingga udara akan masuk ke alveoli.
Hukum Boyle’s :
Jika volume meningkat maka tekanan menurun
Jika volume menurun maka tekanan meningkat
Inspirasi → bersifat aktif
Selama inspirasi terjadi kontraksi otot diafragma dan intercosta eksterna, hal ini
akan meningkatkan volume intrathorak → menurunkan tekanan intratorak →
tekanan intrapleural makin negatif → paru berkembang → tekanan
intrapulmonary menjadi makin negatif → udara masuk paru.
Ekspirasi → bersifat pasif
Selama ekspirasi terjadi relaksasi otot diafragma dan interkosta eksterna, hal ini
akan menurunkan volume intratorak → meningkatkan tekanan intratorak →
tekanan intrapleural makin positif → paru mengempis → tekanan intrapulmonal
menjadi makin positif → udara keluar paru.

Kepatenan ventilasi tergantung pada faktor :


- Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan nafas akan
menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru.
- Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan.
- Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru
- Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosta, internal
interkosta, otot abdominal.
B . Perfusi Paru
Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk
dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang mengalir
dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung. Darah ini memperfusi paru
bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaran oksigen dan
karbondioksida di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah
jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume
darah yang besar sehingga dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi
penurunan volume atau tekanan darah sistemik.
Adekuatnya pertukaran gas dalam paru dipengaruhi oleh keadaan ventilasi dan
perfusi. Pada orang dewasa sehat pada saat istirahat ventilasi alveolar (volume
tidal = V) sekitar 4,0 lt/menit, sedangkan aliran darah kapiler pulmonal (Q) sekitar
5,0 lt/menit, sehingga rasio ventilasi dan perfusi adalah :
Alveolar ventilasi (V) = 4,0 lt/mnt = 0,8
Aliran darah kapiler pulmonar(Q) 5,0 lt/mnt
Besarnya rasio ini menunjukkan adanya keseimbangan pertukaran gas.
Misalnya jika ada penurunan ventilasi karena sebab tertentu maka rasio V/Q akan
menurun sehingga darah yang mengalir ke alveolus kurang mendapatkan oksigen.
Demikian halnya dengan jika perfusi kapiler terganggu sedangkan ventilasinya
adekuat maka terjadi penigkatan V/Q sehingga daya angkut oksigen juga akan
rendah.

C. Difusi
Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area
konsentrasi rendah. Oksigen terus menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke
dalam aliran darah dan karbondioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke dalam
alveoli. Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membran kapiler.
Perbedaan tekanan pada area membran respirasi akan mempengaruhi proses
difusi. Misalnya pada tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100 mmHg
sedangkan tekanan parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen
akan berdifusi masuk dalam darah. Berbeda halnya dengan CO2 dengan PCO2
dalam kapiler 45 mmHg sedangkan alveoli 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi
keluar alveoli.

D. Proses perfusi O2 dan CO2 pada membrane respirasi


Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk
dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang mengalir
dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung. Darah ini memperfusi paru
bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaran oksigen dan
karbondioksida di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah
jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume
darah yang besar sehingga dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi
penurunan volume atau tekanan darah sistemik.
Adekuatnya pertukaran gas dalam paru dipengaruhi oleh keadaan ventilasi
dan perfusi. Pada orang dewasa sehat pada saat istirahat ventilasi alveolar (volume
tidal = V) sekitar 4,0 lt/menit, sedangkan aliran darah kapiler pulmonal (Q) sekitar
5,0 lt/menit, sehingga rasio ventilasi dan perfusi adalah :
Alveolar ventilasi (V) = 4,0 lt/mnt = 0,8
Aliran darah kapiler pulmonar(Q) 5,0 lt/mnt
Besarnya rasio ini menunjukkan adanya keseimbangan pertukaran gas.
Misalnya jika ada penurunan ventilasi karena sebab tertentu maka rasio V/Q akan
menurun sehingga darah yang mengalir ke alveolus kurang mendapatkan oksigen.
Demikian halnya dengan jika perfusi kapiler terganggu sedangkan ventilasinya
adekuat maka terjadi penigkatan V/Q sehingga daya angkut oksigen juga akan
rendah.
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga bisa menyelesaikan
makalah ini tentang “Management Stress”.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar perbuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Kita menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami butuhkan untuk
menyempurnaan makalah ini.

Bandung, September 2019

Anda mungkin juga menyukai