Anda di halaman 1dari 17

KEK PADA IBU HAMIL

A. pengertian
Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan
yang berlangsung menahun yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu.
KEK dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil). Pada ibu hamil
lingkar lengan atas digunakan untuk memprediksi kemungkinan bayi yang dilahirkan
memiliki berat badan lahir rendah. Ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari
pengukuran LILA, adapun ambang batas LILA WUS (ibu hamil) dengan resiko KEK di
Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah
pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan
berat bayi lebih rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan
pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak. Lingkar lengan atas merupakan indicator
status gizi yang digunakan terutama untuk mendeteksi kurang energi protein pada anak-anak
dan merupakan alat yang baik untuk mendeteksi wanita usia subur dan ibu hamil dengan
resiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
B.penyebab
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KEK:
1. Faktor Sosial Ekonomi
 Pendapatan Keluarga
Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makanan. Orang dengan tingkat ekonomi
rendah biasanya akan membelanjakan sebagian besar pendapatan untuk makan, sedangkan
dengan tingkat ekonomi tinggi akan berkurang belanja untuk makanan.
Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas hidangan.
Semakin banyak mempunyai uang berarti semakin baik makanan yang diperoleh, dengan kata
lain semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula persentase dari penghasilan tersebut
untuk membeli buah, sayuran dan beberapa jenis makanan lainnya
 Pendidikan Ibu
Latar belakang pendidikan seseorang merupakan salah satu unsur penting yang dapat
mempengaruhi keadaan gizinya karena dengan tingkat pendidikan tinggi diharapkan
pengetahuan / informasi tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih baik.
 Faktor Pola Konsumsi
Pola makanan masyarakat Indonesia pada umumnya mengandung sumber besi heme
(hewani) yang rendah dan tinggi sumber besi non heme (nabati), menu makanan juga banyak
mengandung serat dan fitat yang merupakan faktor penghambat penyerapan besi
(Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007).
 Faktor Perilaku
Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, pada umumnya wanita lebih
memberikan perhatian khusus pada kepala keluarga dan anak-anaknya. Ibu hamil harus
mengkonsumsi kalori paling sedikit 3000 kalori / hari Jika ibu tidak punya kebiasaan buruk
seperti merokok, pecandu dsb, maka status gizi bayi yang kelak dilahirkannya juga baik dan
sebaliknya (Arisman, 2007).
2. Faktor Biologis
 Usia Ibu Hamil
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan kualitas janin/anak
yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu (Baliwati, 2004: 3). Karena pada ibu
yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan
ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang
terjadi selama kehamilan (Soetjiningsih, 1995: 96). Sehingga usia yang paling baik adalah
lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, sehingga diharapkan status gizi ibu hamil akan
lebih baik.
 Jarak Kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun. Penelitian
menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara kelahiran anaknya lebih
dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya
lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran dibawah 2 tahun. (Aguswilopo, 2004 : 5).
Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah dan
juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk memperbaiki
tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah
melahirkan anaknya). Dengan mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah gizi
ibu dan janin/bayi berikut yang dikandung. (Baliwati, 2004 : 3).
 Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable).
(Mochtar, 1998). Paritas diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu kali dengan janin yang
telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat janinnya hidup atau mati pada waktu lahir.
b) Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih kehamilan yang
berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.
c) Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami lima atau lebih kehamilan
yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.
Kehamilan dengan jarak pendek dengan kehamilan sebelumnya kurang dari 2 tahun /
kehamilan yang terlalu sering dapat menyebabkan gizi kurang karena dapat menguras
cadangan zat gizi tubuh serta organ reproduksi belum kembali sempurna seperti sebelum
masa kehamilan (Departemen Gizi dan Kesmas FKMUI, 2007).
 Berat Badan Selama Hamil .
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari pada berat badan rata-rata untuk umur tertentu
merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan agar
kehamilannya berjalan dengan lancar. Di Negara maju pertambahan berat badan selama
hamil sekitar 12-14 kg.
Jika ibu kekurangan gizi pertambahannya hanya 7-8 kg dengan akibat akan melahirkan bayi
dengan berat lahir rendah ( Erna, dkk, 2004 ).
Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 – 12 kg, dimana pada trimester I
pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg.
Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin.
C.Tanda dan gejala
1. Lingkar lengan atas sebelah kiri kurang dari 23,5 cm.
2. Kurang cekatan dalam bekerja.
3. Sering terlihat lemah, letih, lesu, dan lunglai.
4. Jika hamil cenderung akan melahirkan anak secara prematur atau jika lahir secara normal
bayi yang dilahirkan biasanya berat badan lahirnya rendah atau kurang dari 2.500 gram.
D. Dampak yang ditimbulkan

1. Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain:
Anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan terkena penyakit
infeksi. Sehingga akan meningkatkan kematian ibu (Zulhaida, 2003).
2. Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan
lama, persalinan prematur / sebelum waktunya, perdarahan post partum, serta persalinan
dengan tindakan operasi cesar cenderung meningkat (Zulhaida, 2003).

3. Janin
Kurang gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat
menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, asfiksia
intra partum, lahir dengan berat badan rendah (BBLR) (Zulhaida, 2003).
E.Kebutuhan nutrisi Ibu hamil.
Nutrisi yang diperlukan adalah:

a. Karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga untuk menghasilkan kalori dapat

diperoleh dari serealia, umbi-umbian.

b. Protein Protein sangat diperlukan untuk membangun, memperbaiki, dan mengganti

jaringan tubuh. Ibu hamil memerlukan tambahan nutrisi ini agar pertumbuhan janin optimal.

Protein dapat Anda dapatkan dengan mengkonsumsi tahu, tempe, daging, ayam, ikan, susu,

dan telur. sebagai sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan, telur dan kacang-

kacangan.

c. Mineral sebagai zat pengatur dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur – sayuran.

d. Vitamin B kompleks berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung agar

berfungsi secara normal. Dapat dijumpai pada serealia, biji – bijian, kacang-kacangan,

sayuran hijau, ragi, telur dan produk susu.

e. Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi Anda.

Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan susu.

f. Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat. Makanlah lembaga

biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan, minyak sayur dan sayuran hijau.

g. Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, banyak terdapat

pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol dan brokoli. Pada buah-

buahan, asam folat terdapat dalam jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan asam folat

selama hamil adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan.

Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada

susunan saraf pusat maupun otak janin.

h. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia, banyak terdapat pada

sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun pepaya), daging dan hati.
i. Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta melindungi ibu

hamil dari osteoporosis Jika kebutuhan kalsium ibu hamil tidak tercukupi, maka kekurangan

kalsium akan diambil dari tulang ibu. Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan

kacang-kacangan. Saat ini kalsium paling baik diperoleh dari susu serta produk olahannya.

Susu juga mengandung banyak vitamin, seperti vitamin A, D, B2, B3, dan vitamin C.

F. Pengobatan Kekurangan Energi pada Ibu Hamil

a. Pemberian makakanan tambahan yang mengandung tinggi kalori dan protein dan dipadukan

dengan penerapan porsi kecil tapiu sering

b. Konsumsi tablet Fe selama hamil

Kebutuhan ibu hamil terhadap energi, vitamin maupun mineral meninhgkat sesuai dengan

perubahan fisiologis ibu yang membutuhkan suplemen vitamin dan zat besi.

G.Pencegahan Kekurangan Energi Kalori Pada Kehamilan

a) Pemberdayaan ekonomi masyarakat sehingga mereka mampu memenuhi kebutuhan dasar


mereka, terutama dalam mencukupi kebutuhan akan makanan bergizi.
b) Memberikan pengertian bagi mereka dengan profesi yang menuntut memiliki tubuh kurus
tentang bahaya tubuh yang terlalu kurus apalagi jika mereka menguruskan badan dengan cara
tidak lazim, seperti anoreksia atau bulimia
c) Menjaga dan memperhatikan asupan makanan selama hamil
d) Mendeteksi secara dini tanda dan gejala kekurangan energi kalori pada kehamilanssssssssss

IMS adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual dengan pasangan
yang sudah tertular, hubungan seks ini termasuk hubungan seks lewat liang senggama, lewat
mulut (oral) atau lewat dubur (anal).
IMS juga disebut penyakit kelamin atau penyakit kotor, namun itu hanya menunjuk pada
penyakit yang ada di kelamin. Istilah Infeksi Menular Seksual lebih luas maknanya, karena
menunjuk pada cara penularannya. Tanda-tandanya tidak selalu ada di alat kelamin. Tanda-
tandanya juga ada di alat penglihatan, mulut, saluran pencernaan, hati,otak dan bagian tubuh
lainnya.

Contohnya HIV/AIDS dan Hepatitis B yang menular lewat hubungan seks, tetapi
penyakitnya tidak bisa dilihat dari alat kelaminnya. Artinya, alat kelaminnya masih tampak
sehat meskipun orangnya membawa bibit penyakit-penyakit ini.

Mengapa saya perlu tahu tentang IMS?


Kalau kita sudah pernah berhubungan seksual, maka kita dapat terkena IMS, walaupun
mungkin kita cuma pernah berhubungan seksual satu kali saja.

Apa bahayanya IMS?

 IMS membuat kita sakit-sakitan


 IMS membuat kita mandul
 IMS bisa merusak penglihatan, otak dan hati
 IMS bisa ditularkan pada bayi
 IMS bisa menyebabkan kita mudah tertular HIV
 IMS tertentu seperti HIV dan Hepatitis B, bisa menyebabkan kematian.

Apa saja jenis-jenis IMS itu?

 GO atau kencing nanah


 Klamidia
 Herpes kelamin
 Sifilis atau raja singa
 Jengger ayam
 Hepatitis
 HIV/AIDS

Gejala

 Keluarnya sekret atau nanah dari penis, vagina atau anus.


 Nyeri atau panas waktu kencing.
 Benjolan, Bintik atau luka pada penis, vagina, anus atau mulut.
 Pembekakan dipangkal paha A Peredaran setelah berhubungan kelamin A nyeri pada
perut bawah (wanita) A nyeri pada buah pelir.

Bila timbul gejala tersebut diatas, kemungkinan ada IMS dan sebaiknya segera periksakan ke
dokter dan diobatidan tidak dianjurkan untuk mengobati sendiri. Bila IMS tidak diobati bisa
terjadi berbagai resiko seperti kemandulan, mudah terinfeksi HIV, keguguran, menularkan
IMS kepada bayi yang dikandung, menularkan IMS pada pasangan.

Apa semua IMS bisa diobati?


Tidak semua IMS bisa diobati. HIV/AIDS, Herpes, jenger ayam dan hepatitis termasuk jenis-
jenis IMS yang tidak bisa disembuhkan. HIV/AIDS termasuk paling berbahaya. HIV/AIDS
tidak bisa disembuhkan dan merusak kekebalan tubuh manusia untuk melawan penyakit
apapun. Akibatnya, orang menjadi sakit-sakitan dan banyak yang meninggal karenanya.

Sementara Herpes, sering kambuh dan sangat nyeri kalau kambuh. Pada Herpes, yang diobati
cuma gejala luarnya saja, tetapi bibit penyakitnya akan tetap hidup di dalam tubuh
selamanya.
Catat! Hepatitis juga tidak bisa disembuhkan. Walau begitu, ada jenis Hepatitis tertentu yang
bisa dicegah dengan imunisasi.

Apa yang harus kita lakukan kalau terkena IMS?


Kalau terkena IMS atau curiga terkena IMS:

1. Cepat ke dokter! IMS harus diobati, tetapi jangan mengobati sendiri. Dokter saja perlu
melakukan tes untuk memastikan IMS yang diderita pasiennya. Obat IMS juga
berbeda-beda tergantung jenis IMS-nya. Cuma dokter yang tahu obat paling tepat
untuk IMS yang diderita. Pergilah ke dokter, klinik, puskesmas atau rumah sakit. ikuti
saran dokter atau petugas kesehatan dan habiskan semua obatnya meski sakit dan
gejalanya sudah hilang. Ajak atau anjurkan semua pasangan seks yang Anda ketahui
untuk juga berobat.
2. Jangan melakukan hubungan seks selama dalam pengobatan IMS.
3. Beberapa IMS meskipun diobati, tidak bisa disembuhkan dan sifatnya kumat-
kumatan. Herpes misalnya, akan kumat pada waktu-waktu tertentu.
4. Tes IMS tidak selalu dilakukan kecuali kalau perlu, biasanya dokter memeriksa
berdasarkan tanda-tanda atau gejala-gejala yang kita rasakan. Jawablah semua
pertanyaan dokter dengan jujur supaya ia dapat memberikan obat yang tepat.

Baca Juga: Seks Lebih Sering Lebih Baik


Mencegah IMS
Cara mencegah IMS pada orang dewasa terutama adalah dengan tidak membiarkan darah
atau cairan kelamin orang lain masuk ke dalam tubuh kita. Bagaimana mungkin?
Pencegahan penularan lewat seks:

 Absen dari seks, alias tidak berhubungan seks sama sekali sehingga tidak ada cairan
kelamin yang masuk ke dalam tubuh. ini sama dengan Pantang Seks atau Puasa Seks
saat jauh dari pasangan.
 Berlaku saling setia, atau berhubungan hanya dengan seseorang yang dapat dipastikan
hanya berhubungan seks dengan kita saja kalau sudah menikah atau kita tidak bisa
berpantang seks.
 Cegah infeksi dengan menggunakan kondom sewaktu berhubungan seks. BIla kita
tidak dapat memastikan kesetiaan pasangan kita, atau tidak tahu apakah ia pernah
menerima transfusi darah, tato, suntuka dengan jarum yang tidak steril, gunakan
kondom. Juga bila kita tidak bisa setia kepada pasangan kita. Gunakan kondom untuk
hubungan seksual baik lewat liang senggama, lewat mulut maupun lewat dubur.

Pencegahan penularan cara lainnya:

 Mencegah masuknya transfusi darah tambahan yang belum diperiksa kebersihannya


dari IMS ke dalam tubuh kita.
 Berhati-hati waktu menangani segala hal yang tercemar oleh darah segar.
 Mencegah pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak suci hama atau tidak steril
terhadap diri kita. Misalnya Jarum suntik, alat tato, alat tindik dan sejenisnya yang
bekas dipakai orang lain. Jarum suntik yang abru biasanya masih dalam plastik dan
dibuka dihadapan kita.

Penularan IMS
Kita bisa terkena IMS melalui hubungan seks yang tidak aman. Yang dimaksudkan tidak
aman adalah:

1. Hubungan seks lewat liang senggama tanpa kondom (zakar masuk ke vagina atau
liang senggama)
2. Hubungan seks lewat dubur tanpa kondom (zakar masuk ke dubur)
3. Seks oral (zakar dimasukkan ke mulut tanpa zakar ditutupi kondom)

I. Pengertian

Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan kepada bayi dan anak serta ibu
hamil terhadappenyakit tertentu.

II. Tujuan Imunisasi


Membentuk daya tahan tubuh sehingga bayi/anak terhndar dari penyakit tertentu dan kalau
terkena penyakit tidak menyebabkan kecacatan atau kematian.

III. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

1. Penyakit TBC

Penyakit TBC sangat menular dan menyerang semua umur. Banyak terdapat pada masyarakat
dengan ekonomi rendah, kurang gizi dan pada daerah perumahan padat. Ditandai dengan :

– Batuk lebih dari 2 minggu, dahak dapat bercampur darah.

– Nafsu makan menurun, BB menurun.

– Berkeringat malam tanpa aktifitas.

* Tes Mantoux : untuk menguji apakah pernah terinfeksi kuman TBC.

2. Penyakit Difteri

Difteri merupakan penyakit menular, teutama menyerang anak kecil. Ditandai dengan :

– Leher bengkak, terbentuk selaput putih kelabu dikerongkongan dan hidung sehingga
menyumbat jalan napas.

– Anak gelisah karena sesak napas yang makin berat.

– Anak tekak dan amandel membengkak dan merah.

3. Penyakit Batuk Rejan / Batuk Seratus Hari

Batuk Rejan adalah penyakit menular yang menyerang anak-anak. Ditandai dengan :

– Diawali batuk pilek biasa yang berlangsung sekitar 7 – 14 hari. Kemudian diikuti batuk
hebat yaitu lebih keras dan menyambung terus 10 – 30 kali disertai tarikan napas dan
berbunyi, kemudian muntah, muka merah sampai biru dan mata berair.

– Batuk batuk berlangsung beberapa minggu kemudian berkurang. Penyakit ini dapat
menyebabkan radang apru-paru dan terjadi kerusakan otak sehingga dapat menyebabkan
kejang, pingsan sampai terjadi kematian.

4. Penyakit Tetanus

Penyakit Tetanus menyerang semua umur, yang menyebabkan masalah yang cukup besar di
Indonesia karena banayk bai yang baru lahir mati akibat penyakit tersebut. Ditandai dengan :

– Kejang / kaku seluruh tubuh.


– Mulut kaku dan sukar dibuka, punggung kaku dan melengkung.

– Kejang dirasakan sangat sakit.

– Pada bayi yang baru lahir (5 – 28 hari) mendadak tidak dapat menetek karena mulutnya
kaku dan mencucu seperti mulut ikan.

5. Penyakit Polimielitis

Polimielitis sanagt cepat menular di daerah perumahan padat dan lingkungan kumuh.
Ditandai dengan :

– Anak rewel, panas dan batuk, dua hari kemudian leher kaku, sakit kepala, otot badan dan
kaki terasa kaku.

– Lumpuh anggota badan tetapi biasanya hanya satu sisi.

Penyakit ini dapat menyerang otot pernapasan dan otot menelan yang dapat menyebabkan
kematian.

6. Penyakit Campak

Penyakit ini sangat menular dan menyerang hampir semua bayi.

Tanda-tanda campak :

– Badan panas, batuk, pilek, mata merah dan berair.

– Mulut dan bibir kering serta merah.

– Beberapa hari kemudian keluar bercak-bercak di kulit dimulai di belakang telinga, leher
muka, dahi dan seluruh tubuh. Akibat lanjut dari penyakit ini adalah radang telinga sampai
tuli,radang mata sampai terjadi kebutaan, diare dan menyebabkan radang paru-paru serta
radang otak yang dapat menyebabkan kematian.

7. Hepatitis Virus B

Penyakit ini adalah penyakit menular yang menyerang semua umur.

Tanda-tanda :

– Mual, muntah serta nafsu makan menurun.

– Nyeri sendi, nyeri kepala dan badan panas.


IV. Jenis-Jenis Imunisasi

1. BCG : memberi kekebalan pada penyakit TBC

2. DPT : memberi kekbalan pada penyakit difteri, batuk rejan dan tetanus.

3. Polio : memberi kekebalan pada penyakit poliomielitis.

4. Campak: memberi kekebalan pada penyakit campak.

5. H B : memberi kekbalan pada penyakit hapatitis B

6. TT : memberi kekebalan pada penyakit tetanus

7. DT : memberi kekebalan pada penyakit difteri dan tetanus.

V. Sasaran Imunisasi

1. Bayi 0 – 9 bulan untuk imunisasi BCG, polio, DPT, HB, dan campak.

2. Anak SD kelas I untuk imunisasi DT.

3. Calon pengantin dan ibu hamil untuk imunisasi TT.

VI. Jadwal Pemberian Imunisasi

Jenis Imunisasi Waktu pemberian Keterangan

1. BCG, Polio I, DPT I umur 2 bulan

2. HB I, Polio II, DPT II umur 3 bulan

3. HB II, Polio III, DPT III umur 4 bulan


4. HB III, Polio IV, Campak umur 9 bulan

5. DT untuk SD kelas I khusus wanita

6. TT untuk SD kelas VI

untuk Catin 2x bila saat Catin hanya 1x

untuk Bumil

VII. Cara Pemberian Imunisasi

Pemberian imunisasi dapat diberikan secara suntikan maupun diteteskan ke dalam mulut.

1. BCG : dengan suntikan ke dalam kulit pada lengan atas sebelah dalam.

2. DPT : suntikan ke dalam otot di pangkal paha.

3. Campak : suntikan ke bawah kulit di lengan kiri atas.

4. HB : suntikan pada lengan.

5. DT / TT: suntikan ke dalam otot pada lengan, paha ataupun punggung.

VIII. Kapan Imunisasi Tidak Boleh Diberikan

Keadaan-keadaan di mana imunisasi tidak dianjurkan :

1. BCG, tidak diberikan pada bayi yang menderita sakit kulit lama, sedang sakit TBC dan
panas tinggi.

2. DPT, tidak diberikan bila bayi sedang sakit parah, panas tinggi dan kejang.

3. Polio, tidak diberikan bila diare dan sakit parah.

4. Campak, tidak diberikan bila bayi sakit mendadak dan panas tinggi.

IX. Keadaan-Keadaan Yang Timbul Setelah Imunisasi

Keadaan-keadaan yang timbul setelah imunisasi berbeda pada masing-masing imunisasi,


seperti yang diuraikan di bawah ini.
1. BCG, dua minggu setelah imunisasi terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat
suntikan, seterusnya timbul bisul kecil dan menjadi luka parut.

2. DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari setelah mendapatkan imunisasi, tetapi akan
turun dalam 1 – 2 hari. Di tempat suntikan merah dan bengkak serta sakit, walaupun
demikian tidak berbahaya dan akan sembuh sendiri.

3. Campak, panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4 – 10 hari setelah
penyuntikan.

X. Tempat Pelayanan Imunisasi

Pelayanan imunisasi dapat diperoleh pada :

1. Posyandu

2. Puskesmas

3. Bidan / dokter praktek

4. Rumah bersalin

5. Rumah sakit

XI. Perawatan Yang Diberikan Setelah Imunisasi

1. BCG, luka tidak perlu diobati tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak anjurkan ke
puskesmas;

2. DPT, bila panas berikan obat penurun panas yang diperoleh dari posyandu dan berikan
kempres dingin.

3. Campak, bila timbul panas berikan obat yang didapat dari posyandu.
5. PENTINGNYA PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYIA. Pengertian
PMT PMT atau Pemberian Makanan Tambahan adalah pemberian makanan pada bayi selain
ASI setelah bayi berusia lebih dari 6 bulan. Pemberian makanan tambahan adalah masa saat
bayi mengalami perpindahan menu dari hanya minum susu beralih ke menu yang
mengikutsertakan makanan padat. Ini adalah bagian yang menyenangkan dan sangat penting
dalam perkembangan bayi. Susu akan terus menyuplai zat gizi yang dibutuhkan bayi sampai
saat tertentu, namun saat bayi semakin aktif, makanan padat menjadi semakin berperan
sebagai menu sehat, dan seimbang. Makanan bayi selain Air Susu Ibu (ASI) untuk memenuhi
seluruh kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi yaitu untuk pertumbuhan dan kesehatan sampai
usianya enam bulan, sesudah itu ASI tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan bayi. Oleh karena
itu, makanan tambahan mulai diberikan umur enam bulan satu hari. Pada usia ini otot dan
saraf di dalam mulut bayi cukup berkembang untuk mengunyah, menggigit, menelan
makanan dengan baik, mulai tumbuh gigi, suka memasukkan sesuatu kedalam mulutnya dan
berminat terhadap rasa yang baru.B. Manfaat PMT 1. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah
berkurang. 2. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam
makanan dengan berbagai rasa dan bentuk. 3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk
mengunyah dan menelan. 4. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar
energi tinggi.

1. 6. C. Macam-Macam PMT Pemberian makanan bayi tambahan sesuai dengan usia : 1.


Usia 0 - 6 bulan, makanan yang diberikan berupa ASI 2. Usia 6 - 8 bulan, mulai di
usia ini bayi bisa diberikan ASI, bubur susu, dan nasi tim saring 3. Usia 8 - 10 bulan,
beranjak di usia ini berikanlah ASI, buah, bubur susu, dan nasi dihaluskan 4. Usia 10 -
12 bulan, mencapai usinya hampir satu tahun berikanlah ASI, buah, dan nasi tim
2. 7. 5. Usia 12 - 24 bulan, di usia ini berikanlah ASI, nasi tim atau makanan, serta
makanan kecilMacam-macam bahan makanan yang dapat dijadikan makanan
tambahan untuk bayiadalah: 1. Kentang, Umbi-Umbian Makanan bayi tak harus
berupa nasi tim saja. Bisa dimulai pemberiannya pada usia 6 atau 7 bulanan (saat
dimulainya pemberian MPASI). Sumber karbohidrat lain seperti beras dan terigu,
kentang, ubi, jagung, roti gandum boleh saja diberikan 2. Daging Ayam Perlu
dicermati, sebagian besar sapi, ayam, dan binatang peliharaan lain juga diternakkan
dalam kondisi “factory-like” atau dalam jumlah besar dan secara rutin diberi
antibiotik dosis rendah melalui makanan atau air minumannya. Di Amerika Serikat
diperkirakan 70% antibiotik dipergunakan untuk hewan ternak. Hal ini potensial
menyuburkan kuman yang resisten terhadap antibiotik. Sebagian bakterinya ini bisa
menyebar melalui daging yang dimasak tidak sampai matang. Residu bahan-bahan
kimia pada daging ternak terkonsentrasi pada lemak dan kulit. Untuk memperkecil
risiko dampak buruknya, buang lemak dan kulit dari daging ternak sebelum
memasaknya.
3. 8. 3. Ikan Air Tawar atau Ikan Laut Selain tinggi protein, ikan memiliki kandungan
lemak tak jenuh yang sangat bermanfaat bagi pembentukan otak bayi. Baik ikan air
tawar maupun ikan laut seperti tuna, tengiri, makarel, dan kakap besar dapat diberikan
kepada bayi usia 9 bulan ke atas. Pengolahannya bisa ditim, dipanggang, ditumis, atau
dipepes.4. Telur Ayam Telur merupakan makanan kaya protein. Namun, pemberian
telur kepada bayi terutama bagian putihnya, sering memicu alergi. Jadi kalaupun ingin
menyajikan menu telur berikan kuning telurnya saja, itu pun setelah bayi usia 7 bulan.
Sementara putih telur umumnya direkomendasi baru setelah usia bayi di atas 9
bulan.5. Buah-buahan Buah yang paling sering diberikan kepada bayi di awal
pemberian MPASI adalah pisang. Namun, bukan berarti pisang adalah buah terbaik.
Banyak alternatif buah yang dapat diberikan, seperti pepaya, pir, apel, melon,
semangka, mangga, avokad, dan jeruk. Sampai usia 7 bulan sebaiknya buah, kecuali
avokad, diberikan setelah dikukus sebentar atau direbus dengan sedikit air, lalu
dilumatkan menjadi seperti saus dengan atau tanpa susu.6. Keju Keju dapat diberikan
kepada bayi mulai usia 7 atau 8 bulan. Kandungannya tidak berbeda jauh dari susu
ternak, yakni protein, lemak, vitamin, dan mineral.

N TBC
TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis. Kuman tersebut dapat menyerang bagian bagian tubuh kita seperti paru – paru,
tulang sendi, usus, kelenjar limfe, selaput otak, dan lain – lain.TBC bukan penyakit
ke5turunan , bukan penyakit kutukan atau guna – guna. TBC dapat disembuhkan dengan
pengobatan yang tepat , bila tidak dapat menyebabkan kematian .
TBC menyerang sepertiga dari 1,9 miliar penduduk dunia dewasa ini. Aditama ( 2000 )
selalu menyebutnya setiap detik ada 1 orang yang terinfeksi TBC di dunia. Setiap tahun
terdapat 8 juta penderita TBC baru dan akan ada 3 juta yang meninggal setiap tahunnya. 1%
dari penduduk dunia akan terinfeksi TBC setiap tahun. Satu orang memiliki potensi menular
10 hingga 15 orang dalam 1 tahun.( Umar Fahmi : 272 )
Survei Kesehatan Rumah Tangga ( 2001 ) menunjukkan bahwa TBC menduduki
rangking ketiga sebagai penyebab kematian ( 9.4 % dari total kematian ) setelah sistem
sirkulasi dan sistem pernapasan.

AN GEJALA PENYAKIT TBC


1. Gejala Pokok : Batuk berdahak selama 3 minggu atau lebih
2. Gejala Tambahan : a. Demam dan meriang sebulan atau lebih
b. Nyeri dada dan sesak napas
c. Nafsu makan dan berat badan menurun
d. Dahak bercampur darah
e. Keluar keringat di malam hari tanpa ada kegiatan
f. Badan Lemah , kurang bergairah

NULARAN TBC DAN PENYEBARAN KUMAN TBC


Kuman TBC disebarkan oleh penderita TBC yang belum berobat, yang batuk dan bersin
tanpa menutup mulutnya kemudian masuk kedalam paru – paru manusia melalui saluran
pernapasan. Mycobacterium tuberculosis juga dapat masuk dalam tubuh melalui saluran
pencernaan dan luka terbuka pada kulit ( lebih jarang ).
TBC dapat menyerang siapa saja ( laki laki , perempuan , tua , muda , miskin maupun
kaya). Terutama mereka yang tinggal didalam rumah gelap , lembab , dan ventilasi udara
yang tidak baik.

NCEGAH PENULARAN AGAR TERHINDAR DARI PENYAKIT TBC


Dengan menjalankan Pola Hidup Sehat, sbb :
1. Menutup mulut waktu bersin dan batuk
2. tidak meludah disembarang tempat
3. Ventilasi rumah yang baik agar udara dan sinar matahari masuk ruangan
4. Tidur dan istirahat yang cukup
5. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan gizi seimbang
6. tidak merokok dan minum minuman berakhohol
7. Olah Raga teratur

ATAN PENDERITA TBC


Seseorang dapat dipastikan menderita TBC jika telah dilakukan atas dirinya pemeriksaan
dahak dengan mikroskop dan ditemukan kuman TBC berbentuk batang. Pemeriksaan dahak
dapat dilakukan selama 3 kali dalam 2 hari yaitu :
1. Sewaktu ( Hari 1 ) : Dahak Sewaktu Datang Pertama Kali Ke Sarana Kesehatan
i2) : Dahak Pagi Hari Ketika Bangun Tidur Kemudian Dibawa Ke Sarana Kesehatan
3. Sewaktu ( Hari 2 ) : Pada waktu datang lagi ke Sarana Kesehatan di hari Kedua
Pemeriksaan yang lain adalah dengan RONTGEN FOTO PARU – PARU ( bila pemeriksaan
laboratorium hasilnya negatif tetapi gejala TBC yang lainnya ada)
Apabila dari semua hasil tes mununjukkan bukti kuat terinfeksi TBC maka pengobatan
yang signifikan perlu dilakukan antara lain dengan
1.Penderita mendapatkan obat anti TBC di puskesmas secara gratis
2. Penderita harus minum secara teratur sesuai atura pengobatan sampai dinyatakan sembuh
PENDERITA BARU : Diwajibkan minum obat selama 6 bulan
KAMBUH : Pada penderita TBC yang kambuh atau gagal pada
pengobatan pertama harus menjalani pengobatan selama
8 bulan
3. Lama Pengobatan 6- 8 bulan
4. Perlu Pemeriksaan dahak ulang untuk menentukan kesembuhannua
5. Perlu adanya Pengawas Minum Obat ( PMO ) bagi setiap Penderita

Anda mungkin juga menyukai