Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK 3

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN (KDK)


CEMAS

Di susun Oleh:
Fransiskus Wabiser
I Kadek Sudiyasa
I Mance Yogi
Meni Marnita
Rianita Ika Kurniawati
Simsons Kogoya
Sri Marnita Ali
Titik Fauziah
Yrana Catharina Mamuaja
Yubelina yaru
Yunike Yoafifi
Yumiri

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
bantuan dan petunjuk-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul konsep
kecemasan. Dalam menyusun makalah ini,tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
penulis alami. Namun berkat dukungan, dorongan dan semagat dari orang terdekat
sehingga penulis mampu menyelesaikannya.
Untuk itu kepada semua rekan-rekan yang telah berpartisipasi dalam penyusunan
makalah ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Kami membuat makalah
ini dengan seringkas-ringkasnya dan bahasa yang jelas agar mudah dipahami.
Karena kami menyadari keterbatasan yang kami miliki, kami mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca, agar pembuatan makalah kami yang berikutnya dapat
menjadi lebih baik. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jayapura, 15 september 2016


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang ........................................................................
1.2 rumusan masalah ...................................................................
1.3 tujuan ......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian kecemasan ............................................................
2.2 sumber-sumber kecemasan ...................................................
2.3 tingkat kecemasan ..................................................................
2.4 karakteristik cemas ................................................................
2.5 mekanisme koping ..................................................................

BAB III PENUTUP


3.1 kesimpulan ...............................................................................
3.2 saran .........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Respon manusia terhadap tindakan dari strees secara psikologik dan fisik
adalah sama. Variasi respon emosional mungkin terjadi, terdiri depresi dan marah.
Respon yang sering terjadi biasanya adalah cemas. Cemas adalah pengalaman
yang terjadi sejak lahir manusia sampai meninggal, dan dan melibatkan tubuh,
persepsi pribadi dan hubungan social.
Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak
berdaya, keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kondisi dialami
secara subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Kecemasan
berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap suatu
yang berbahaya ( Stuart & Sundeen , 2002 )

II. RUMUSAN MASALAH


1. apa yang dimaksud dengan kecemasan
2. apa saja yang menjadi penyebab dan tanda gejala kecemasan
3. apa saja tingkat kecemasan yang terjadi pada seseorang
4. apa saja karakteristik kecemasan
5. apa saja mekanisme koping dari kecemasan

III. TUJUAN
1. untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kecemasan
2. untuk mengetahui penyebab dan tanda gejala kecemasan
3. untuk mengetahui tingkat kecemasan pada seseorang
4. untuk mengetahui karakteristik kecemasan
5. untuk mengetahui mekanisme koping dari kecemasan
BAB II
PEMBAHASAN

I. PENGERTIAN CEMAS
a. Cemas adalah perasaan tidak pasti / tidak menentu terhadap malapetaka atau
ketakutan yang akan terjadi yang muncul tampa alasan yang jelas.
b. Keadaaan emosi yang tidak memilki obyek yang spesifik
c. Kondisi yang dialami subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan
interversonal
d. Merupaan intelaktual terhadap sesuatu yang berbahaya
e. Pengertian kecemasan menurut beberapa tokoh :
1. Sullivan : kecemasan adalah perasaan yang tidak aman yang timbul karena
adanya ancaman terhadap self interen oleh orang yang terdekat
2. Sigmon Freud : kecemasan merupakan bahaya persepsi seseorang
terhadap respon fisik, misalnya sakit.

II. SUMBER – SUMBER KECEMASAN


1. Ancaman integritas biologis, meliputi : gangguan terhadap kebutuhan dasar,
misalnya : makan, minum, kehangatan dan sex
2. Ancaman keselamatan diri, misalnya : tidak menemukan intergritas diri, status
dan persepsi, tidak mampu memperoleh self respek dalam mendapatkan
penyaluran orang lain.
III. TINGKATAN KECEMASAN
1. Cemas ringan
Terjadi dari hari kehari dalam kehidupan, Berhubungan dengan ketegangan
dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang waspada dan
meningkatkan lahan persepsinya. Cemas dapat memotifasi belajar dan
menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
2. Cemas sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal-hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami hal yang penting
dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian
yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah
3. Cemas berat
Mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat erfikir
tentng hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan.
Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan
pada sesuatu area lain
4. Panik
Berhubungan dengan kehilangan control, ketakutan dan terror. Karena
kehilangan kendali orang yang mengalami panic tidak mampu melakukan
walaupun dengan pengarahan, panic memperlihatkan disoragnisasi
kepribadian. Dengan panic terjadi peningkatan aktifitas motorik, menurunnya
kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpan
dan kehilangan pemikiran yang rasional.

IV. KARAKTERISTIK CEMAS


1. Cemas ringan
a. Agak tidak nyaman
b. Gelisah
c. Insomnia ringan
d. Perubahan nafsu makan ringan
e. Peka
f. Pengulangan pertanyaan
g. Perilaku kewaspadaan
h. Peningkatan persepsi dan pemecahan masalah
i. Mudah narah
j. Focus pada masa dating
k. Gerakan tidak tenang
2. Cemas sedang
 Perkembangan dari cemas ringan
 Perhatian terpilih pada lingkungan
 Konsentrasi hanya pada tugas-tugas individu
 Ketidaknyamanan subyektif sedang
 Peningkatan jumlah waktu yang digunakan pada situasi masalah
 Suara bergetar
 Perubahan dalam nada suara
 Tachipnoe
 Tachycardia
 Gemetaran
 Peningkatan ketegangan otot
 Menggigit kuku, mukul-mukul jari, mengetukkan jari kaki, menggoyang-
goyangkan kaki
3. Cemas Berat
 Perasaan teracam
 Ketegangan otot berlebihan
 Diaphoresis
 Perubahan pernapasan
 Nafas panjang
 Hyperpentilasi
 Dispnea
 Pusing
 Perubahan gastro intestinal
 Mual, muntah
 Ras terbakar pada uluhati
 Sendawa
 Anoreksia
 Diare atau konstipasi
 Perubahan kardiavaskuler
 Tachycardia
 Palpitasi
 Rasa tidak nyaman pada precordia
 Ketidakmampuan untuk belajar
 Ketidakmampuan untuk konsentrasi
 Rasa terisolasi
 Kesulitan atau ketidaktepatan pengungkapan
 Aktifitas yang tidak berguna
 bermusuhan
4. Panik
 Hyperaktifitas atau mobilitas berat
 Rasa terisolasi yang ekstrim
 Kehilangan identitas, desetegrasi kepribadian
 Sangat goncang dan otot tegang
 Ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan kalimat yang lengkap
 Distorsi, persepsi penilaian yang tidak realitas terhadap lingkungan dan
ancaman
 Perilaku kacau dalamusaha melarikan diri
 Menyerang
V. MEKANISME KOPING
Setiap individu mempunyai pengalaman dalam menggunakan mekanisme
koping. Dalam bentuk ringan mekanisme tersebut dapat diatasi dengan menangis,
tertawa, tidur melemun dan merokok. Namun bila bentuknya lebih berat seperti
panic kemampuan mengatasi ansietas secara konstruktif merupakan awal
penyebab perilaku yang patologis yang mengancam perilaku yang patologis yang
mengancam ego dimana individu menggunakan energi yang lebih besar untuk
mengatasi ancaman tersebut.
Ada 2 ( dua ) mekanisme koping yang dapat dikategorikan untuk
mengatasi ansietas :
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas ( task oriented reaction ) adalah
pemecahan masalah secara sadar yang digunakan untuk menanggulangi
ancaman stressor yang ada secara realitas yaitu :
a. Perilaku menyerang ( agresif )
Biasanya digunakan individu untuk mengatasi rintangan agar memenuhi
kebutuhan
b. Perilaku menarik diri
Digunakan untuk menghilangkan sumber ancaman baik secara fisik
maupun psychologic
c. Perilaku kompromi
Digunakan untuk mengubah tujuan-tujuan yang akan dilakukan atau
mengorbankan personal untuk mencapai tujuan
2. Reaksi pertahanan ego ( Ego Oriented reaction ) adalah mekanisme
pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang untuk
melindungi diri dan dilakukan secara tidak sadar untuk mempertahankan
keseimbangan.
Mekanisme pertahanan ego
1. Kompensasi adalah proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra
diri dengan tegas meninjolkan keistemewaan / kelebihan yang dimikinya
2. Penyangkalan ( denial ) adalah menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas
tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitive
3. Pemindahan ( displacement ) adalah pengalihan yang semula ditujukan pada
seseorang / benda tertentu yang biasanya netral / atau kurang mengancam
terhadap dirinya
4. Disosiasi adalah pemisahan dari setiap proses mental atau perilaku dari
kesadaran atau identitasnya
5. Identifikasi adalah proses dimana seseorang mencoba menjadi orang yang ia
kagumi dengan mengambil / menirukan pikiran-pikiran, perilaku dan selera
orang tersebut
6. Intelektualisasi adalah penggunaan logika dan alasan yang berlebihan untuk
menghindari pengalaman yang mengacu perasaannya
7. Intojeksi adalah suatu jenis identifikasi yang kuat dimana seseorang
mengambil dan melebur nilai – nilai dan kualitas seseorang atau suatu
kelompok kedalam struktur egonya sendiri, berupa hati nurani
8. Isolasi adalah pemisahan unsure emosional dari suatu pikiran yang
manggangu dapat bersifat sementara atau berjangka lama
9. Proyeksi adalah pengalihan buah pikiran atau infuls pada diri sendiri kepada
orang lain terutama keinginan, perasaan emosional dan motofasi yang tidak
dapat ditoleransi
10. Rasionalisasi adalah mengemukakan alasan yang tampak logis dan dapat
diterima masyarakat untuk membenarkan infuls, perasaan, perilaku dan motif
yang tidak dapat diterima
11. Reaksi formasi adalah pengembangan sikap dan pola perilaku yang disadari
yang bertentangan dengan apa yang sebenarnya ia rasakan atau yang ingin ia
lakukan
12. Regresi adalah kemunduran akibat stress terhadap perilaku yang disadari
yang bertentangan dengan apa yang sebenarnya ia rasakan atau yang ingin ia
lakukan
13. Repreasi adalah pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls
atau ingatan yang bertentangan, merupakan pertahanan ego primer yang
cenderung dioerkuat oleh mekanisme ego lainnya.
14. Pemisahan ( Splitting ) adalah sikap mengelompokkan orang dianggap
semuanya baik atau semuanya buruk, kegagalan untuk memadukan nilai-nilai
positif dan negative didalam diri seseorang
15. Sublimasi adalah penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya
dimata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan
penyalurannya secara normal.
16. Supresi adalah suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan
tetapi sebetulnya merupakan analog yang disadari pengesampingan yang
disengaja tentang sesuatu dari kesadaran seseorang, kadang-kadang dapat
mengarah pada represi yang berikutnya.
17. Undoing adalah tindakan atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari
tindakan atau komunikasi sebelumnya ; merupakan mekanisme pertahanan
primitive.

VI. FOKUS PENGKAJIAN PADA KLIEN CEMAS


1. Respon Fisiologis
 Palpitasi jantung
 Mulut kering
 Sulit bernafas
 Nausea
 Respiration meningkat
 Tremors
 Nadi meningkat
 Tekanan darah meningkat
 Menangis
 Sulit untuk tidur
 Sulit untuk makan
2. Respon Psychologic
 Ekspresi sedih
 Rasa takut
 Marah
 Tidak percaya terhadap orang lain
 Rasa tidak berdaya
 Tidak punya harapan
 Ketidakmampuan memperhatikan
 Perubahan sexual
3. Respon social
 Menarik diri dari interaksi dengan orang lain
 Rasa bermusuhan terhadap orang lain
 Berpakaian tidak sesuai
 Perubahan komunikasi

VII. MASALAH KEPERAWATAN


Suatu pengkajian keperawatan yang lengkap harus mencakup semua
respon maladaptive klien. Banyak masalah keperawatan tambahan akan
disentifikasi dengan cara dimana ansiatasklien secara nyata yang akan
mempengaryhi aspek kehidupan sehari-hari.
1. Diagnosa Keperawatan
 Pola pernapasan, Inefektif
 Komunikasi, Kerusakan verbal
 Koping, individu inefektif
 Diare
 Gangguan pembagian bidang energi
 Ketakutan
 Perubahan pemeliharaan kesehatan
 Inkontinensia, stress
 Resiko cedra
 Perubahan nutrisi
 Respon pasca trauma
 Ketidak berdayaan
 Gangguan harga diri
 Perubahan sensori / perceptual
 Gangguan pola tidur
 Interaksi social, kerusakan
 Isolasi social
 Perubahan Proses pola pikir
 Perubahan eliminasi urine
2. Perencanaan tindakan keperawatan
a. Tindakan keperawatan dengan ansietas berat dan panic
Tujuan umum :
Klien akan mengurangi ansietasnya sampai tingkat sedang atau ringan
Tujuan khusus :
Klien mampu :
 Membina hubungan saling percaya
 Melakukan aktifitas sehari-hari
 Mengidentifikasi dan mengepresikan tentang ansietasnya
 Mengidentifikasi situasi yang menyebabkan ansitas
 Meningkatkan kesehatan fisik dan kesejahteraanya
 Klien terlindungi dari bahaya
Tindakan keperawatan
 Membina hubungan saling percaya
 Menyadari dan mengontrol perasaan diri
 Meyakinkan klien tentang mamfaat mekanisme koping yang bersifat
melindunginya tetapi tidak memfokuskan klien pada perilaku yang
maladaptive
 Mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan ansietas pada klien
 Mengajurkan klien melakukan aktifitas / kegiatan sehari-hari yang
telah dijadwalkan
 Tingkatkan kesehatan fisik dan kesejahteraan klien
b. Tindakan keperawatan pada ansietas sedang
Tujuan :
Membantu klien menyelesaikan masalahnya dan mengatasi stress
Tindakan keperawatan :
 Menjalin dan mempertahankan hubungan saling percaya
 Menyadari dan mengenal ansietas
 Membantu klien untuk mengenal ansietasnya
 Memperluas kesadaran klien terhadap perkembangan ansietasnya
 Membantu klien mempelajari respon baru yang adptif
 Meningkatkan respon relaksasi

VIII. RENCANA KEPERAWATAN DAN TUJUAN


1. Tujuan
 Menurunkan tingkat cemas secara verbal dan menggunkan support system
 Meningkatkan coping efektif melalui keterampilan pemecahan masalah
dan teknik menurunkan panas
 Meningkatkan rasa nyaman
2. Tindakan
 Kaji status fisik, sensori dan status kognitif
 Kaji latar belakang budaya, yang terdiri dari: keyakinan tentang perawatan
kesehatan, pembatasan diet, dan bahasa
 Kaji pengalaman masa lalu tentang pelayanan kesehatan
 Kaji perhatian stressor
 Kaji dan jumlah support system yang tersedia
 Sediakan informasi mengenai lingkungan sekitar
 Sediakan informasi mengenai lingkungan sekitar
- seluruh petugas kesehatan baik nama maupun tugasnya
- rutinitas dan kebijaksanaan
- peralatan yang tersedia dan cara penggunaaanya
 merumuskan bersama tujuan dan rencana yang akan dilakukan
 sediakan informasi mengenai prosedur yang akan dilakukan
 gunakan bahasa verbal dan non verbal sebagai alat komunikasi untuk
memahami klien secara empati
 latih klien untuk menggunakan koping yang efektif
 ajarkan klien teknik / management menurunkan cemas.
BAB IV
PENUTUP

I. KESIMPULAN
a. Cemas adalah perasaan tidak pasti / tidak menentu terhadap malapetaka atau ketakutan
yang akan terjadi yang muncul tampa alasan yang jelas.
b. Keadaaan emosi yang tidak memilki obyek yang spesifik
c. Kondisi yang dialami subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interversonal
d. Merupaan intelaktual terhadap sesuatu yang berbahaya

II. SARAN
Dalam penyusunan makalah kami ini, mungkin masih banyak terdapat kesalahan. Untuk
itu diperlukan kritik dan saran dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

1. Stuart dan Sundeen, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Buku


Kedokteran EGC, Jakarta.
2. Townsend Mary, 1998, Buku Saku Diagnosa Keperawatan Jiwa Pada
Keperawatan Psikiatri, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
3. Achir Yani dkk, 2000, Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan
Keperawatan,Depkes RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Bidang
Keperawatan, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai