Laporan PKL Untuk Kampus Fix Banget Perbaikan
Laporan PKL Untuk Kampus Fix Banget Perbaikan
1
Semen Tonasa Biringere, Pangkep sebagai tempat pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan (PKL).
2
Manfaat pelaksanaan Praktik kerja Lapangan di PT. Semen Tonasa sebagai
berikut:
1. Bagi Perguruan Tinggi
Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan industri
di Indonesia maupun proses dan teknologi yang mutakhir, dan dapat
digunakan oleh pihak-pihak yang memerlukan.
2. Bagi Perusahaan
Hasil analisa dan penelitian yang dilakakukan selama Praktik Kerja
Lapangan dapat menjadi bahan pertimbangan kualitas semen PCC yang
diproduksi dan masukan bagi perusahaan untuk menentukan kebijaksanaan
perusahaan di masa yang akan datang.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang kenyataan
yang ada dalam dunia industri sehingga nantinya diharapkan mampu
menerapkan ilmu yang telah didapat dalam bidang industri.
3
BAB II GAMBARAN UMUM PT. SEMEN TONASA
4
Unit V. Perseroan berdasarkan anggaran dasar merupakan produsen semen di
Indonesia yang telah memproduksi serta menjual semen di dalam negeri dan
mancanegara sejak tahun 1968.
Proses produksi perseroan bermula dari kegiatan penambangan tanah liat dan
batu kapur di kawasan tambang tanah liat dan pegunungan batu kapur sekitar
pabrik hingga pengantongan semen zak di unit pengantongan semen. Proses
produksi perseroan secara terus menerus dipantau oleh satuan Quality Control
guna menjamin kualitas produksi. Lokasi pabrik perseroan yang berada di
Sulawesi Selatan merupakan daerah strategis untuk mengisi kebutuhan semen di
Kawasan Timur Indonesia. Dengan didukung oleh jaringan distribusi yang
tersebar dan diperkuat oleh delapan unit pengantongan semen yang melengkapi
sarana distribusi penjualan, telah menjadikan perseroan sebagai pemasok terbesar
di kawasan tersebut. Kedelapan unit pengantongan semen berlokasi di Bitung,
Palu, Banjarmasin dan Ambon dengan kapasitas masing-masing 300.000 ton
semen per tahun serta di Makassar, Bali dan Samarinda dengan kapasitas masing-
masing 600.000 ton semen per tahun, dan di Pontianak dengan kapasitas 150.000
ton semen per tahun. Sarana pendukung operasi lainnya yang berkontribusi besar
terhadap pencapaian laba perusahaan adalah utilitas Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU) dengan kapasitas 2x25 MW yang berlokasi di Desa Biringkassi,
Kabupaten Pangkep, sekitar 17 km dari lokasi pabrik.
Pendapatan utama perseroan adalah hasil penjualan Semen Portland
(Ordinary Portland Cement, OPC), Semen Non OPC yaitu Tipe Komposit
(Pozzolan Composit Cement, PCC) tersebar di wilayah Sulawesi, Kalimantan,
Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Didukung dengan merk produk
yang solid di Kawasan Timur Indonesia, perseroan berusaha secara terus menerus
mempertahankan brand image produk dengan menjaga kestabilan pasokan produk
di pasar semen, selain itu dukungan sistem distribusi yang optimal juga
merupakan unsur kesuksesan penjualan semen perseroan. Disamping itu,
penjualan ekspor juga dilakukan perseroan jika terjadi kelebihan produksi setelah
pemenuhan pasar dalam negeri. Sejak 15 September 1995 perseroan
terkonsolidasi dengan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (sebelumnya PT Semen
5
Gresik (Persero) Tbk.) menjadi sebuah holding company. Lebih dari satu dekade
perseroan berbenah dan berupaya keras meningkatkan nilai perseroan di mata
pemegang saham dan stakeholder. Berbagai terobosan strategi dan program kerja
dalam meningkatkan kinerja perseroan secara terintegrasi terus dipacu untuk
mewujudkan visi perseroan menjadi produsen semen yang terefisien dan
mempunyai keunggulan yang kompetitif diantara para produsen semen lainnya.
Di mulai tahun 2009 sampai saat ini, perseroan melaksanakan pembangunan
Pabrik Tonasa V yang nantinya diharapkan beroperasi dengan kapasitas 2.500.000
ton pertahun dengan dukungan pembangkit listrik 2x35MW dengan pembiayaan
proyek tersebut bersumber dari dana sendiri perseroan dan kredit pembiayaan
sindikasi perbankan nasional. Pembangkit listrik tersebut di targetkan akan
beroperasi normal di tahun 2013.
Badan Usaha Milik Negara yang merupakan produsen semen terbesar di
Kawasan Timur Indonesia, PT. Semen Tonasa menempati lahan seluas 715 hektar
di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer
dari kota Makassar. Mempunyai 4 unit pabrik dengan total produksi 5.980.000 ton
per tahun.
6
Gambar 2.2 Pabrik PT Semen Tonasa unit I
Sesudah operasi selama 16 tahun, ternyata pabrik PT. Semen Tonasa I yang
menggunakan proses basah tidak lagi mampu untuk diteruskan beroperasi secara
ekonomis akibat terjadinya beberapa kali kenaikan bahan bakar minyak. Di
samping itu, adanya pabrik PT. Semen Tonasa II dan mulai beroperasinya pabrik
PT. Semen Tonasa III pada tahun 1984, menyebabkan kebutuhan semen di
wilayah pemasaran PT. Semen Tonasa masih dapat disuplai oleh pabrik PT.
Semen Tonasa II dan Tonasa III tersebut. Oleh karena itu, pada bulan November
1984 diputuskan untuk menghentikan sementara PT. Semen Tonasa I sambil
meneliti kemungkinan pemanfaatan lebih lanjut.
7
2.1.3 Pabrik PT. Semen Tonasa III
Pabrik PT. Semen Tonasa III yang berlokasi di tempat yang sama dengan
Pabrik PT. Semen Tonasa II, dibangun berdasarkan persetujuan Bappenas:
No.32/EXC-LC/B.V/1981 dan No.2177/WK/10/1981 tanggal 30 Oktober 1981.
Kapasitas produksi pabrik PT. Semen Tonasa III adalah 1900 ton terak/hari atau
590.000 ton Semen Portland Tipe I/tahun. Proses yang digunakan adalah proses
kering dengan bahan bakar minyak Bunker-C pada tahap uji dan saat operasi
komersial menggunakan batu bara.
Proyek pembangunan pabrik PT. Semen Tonasa III dimulai pada tanggal 9
Januari 1982. Pada tanggal 3 April 1985 Pabrik PT. Semen Tonasa III selesai dan
diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto didampingi Perdana Menteri LeeKwan
Yew dari Singapura.
8
Gambar 2.5 Pabrik PT Semen Tonasa Unit IV
Dengan demikian PT. Semen Tonasa memiliki pabrik semen dengan total
kapasitas terpasang sebesar 3.480.000 ton per tahun. Pabrik PT. Tonasa Unit IV
diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10 September 1996.
9
Tahun
Pabrik Kapasitas/Tahun Beroperasi
PT. Semen Tonasa I 120.000 ton 1968
PT. Semen Tonasa II 510.000 ton 1980
PT. Semen Tonasa III 590.000 ton 1985
PT. Semen Tonasa IV 2.300.000 ton 1996
PT. Semen Tonasa V 2.500.000 ton 2008
B. Misi
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. Semen Tonasa
mengembangkan beberapa misi, yaitu:
1. Meningkatkan nilai perusahaan sesuai keinginan stakeholders.
2. Memproduksi semen untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan
kualitas dan harga bersaing serta penyerahan tepat waktu.
3. Senantiasa berupaya melakukan improvement di segala bidang, guna
meningkatkan daya saing di pasar dan ebitda (Earning Before Interest,
Taxes, Depreciation, and Amortization) margin perusahaan.
4. Membangun lingkungan kerja yang mampu membangkitkan motivasi
karyawan untuk bekerja secara profesional.
2.3 Filosofi
Setiap orang di dalam perusahaan senantiasa memiliki keyakinan dan
pemikiran untuk dapat menciptakan peningkatan kinerja perusahaan dengan
motto :
“TOGETHER WE BUILD A BETTER FUTURE”
10
Mampu mengarahkan seluruh sumber daya dan kapabilitas perusahaan
secara baik dan tepat untuk berkompetensi mencapai cita-cita sinergis
corporasi.
2. Have a High Spirit for Continous Learning
Mau dan terbuka belajar secara terus-menerus agar dapat bekerja baik dan
mampu beradaptasi terhadap berbagai perkembangan dan perubahan yang
terjadi dalam lingkungan sendiri.
3. Act with High Accountability
Mampu diandalkan dan memiliki tanggung jawab atas perkataan, tindakan
serta keputusan yang diambil.
4. Meet Costumer Expectation
Mampu memenuhi harapan dan keinginan serta kebutuhan pelanggan atas
produk serta layanan secara focus, responsive dan standar prosedur yang
berlaku.
5. Perform Ethically with High Integrity
Mampu menunjukkan falsafah, sikap hidup, dan tindakan yang sesuai
dengan nilai-nilai moral dan etika yang luhur, serta tidak tergoyahkan oleh
apapun juga.
6. Strengthen Teamwork
Mampu melakukan pekerjaan secara bersama-sama untuk mewujudkan
hasil kinerja terbaik dan yang memberi nilai terbaik bagi perusahaan dan
bagi seluruh pemangku lingkungan.
11
Struktur organisasi bagi suatu perusahaan sangat mutlak sebagai dasar untuk
mengetahui dengan jelas wewenang dan tanggung jawab dari suatu jabatan,
Struktur organisasi PT. Semen Tonasa dibuat berdasarkan penggabungan
kegiatan untuk melaksanakan aktifitas perusahaan dalam menunjang tujuan
perusahaan. Dalam mencapai tujuan dapat dimanfaatkan berbagai potensi yang
ada antara lain tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan lain-lain. Salah satu
potensi perusahaan yang besar perannya dalam pencapaian tujuan adalah tenaga
kerja yang mempunyai keahlian dan keterampilan yang professional di bidangnya
masing-masing.
Adapun struktur organisasi PT. Semen Tonasa yang berbentuk badan hukum
persero dilengkapi struktur jabatan serta jenjang jabatan sesuai informasi yang ada
dalam struktur organisasi adalah sebagai berikut:
1. Rapat Umum Pemegang Saham
2. Dewan Komisaris
3. Direksi
4. Kepala Departemen
5. Kepala Biro
6. Kepala Urusan
7. Anggota Pelaksana
DIREKTUR UTAMA
12
Dept Dept
Pengadaan Operasional Dept Teknik
Produksi 5
Dept
Proyek Pembangkit
Strategis
13
produk yang solid di kawasan timur Indonesia, perusahaan berusaha secara terus
menerus mempertahankan brand image produk dengan terobosan-terobosan
promosi dan strategi pemasaran dan distribusi yang optimal.
14
2.8 Sasaran dan Strategi Perusahaan
Sasaran utama Perseroan adalah meningkatkan nilai perusahaan kepada para
pemegang saham dan pemangku kepentingan dengan strategi yang berfokus pada
kegiatan bisnis utama, yaitu menambang, memproduksi, dan memasarkan
produksinya untuk menjamin kelangsungan perseroan dalam jangka panjang.
Perseroan juga berkomitmen untuk mempertahankan kekuatan financial dengan
manajemen likuiditas yang sehat untuk memenuhi pembiayaan investasi dan
pembayaran kewajiban perusahaan dan pertumbuhan arus kas secara
berkelanjutan.
Selain itu, Perseroan terus melakukan inovasi kerja dalam operasional
perusahaan inovasi kerja dipacu utamanya atas kegiatan-kegiatan inti produksi
yang dapat menjamin kelangsungan kinerja Perseroan. Kelangsungan Perseroan
merupakan pendekatan terpadu terhadap kinerja perusahaan dibidang lingkungan,
social dan ekonomi, dimana ketiga bidang tersebut saling terkait satu sama lain.
15
pengelolaan lingkungan telah dimulai sejak berdirinya pabrik dan senantiasa
dikembangkan dan disempurnakan. Salah satu upaya pengelolaan lingkungan
adalah dilakukannya “update” penerapan sistem manajemen lingkungan ISO
14001 versi 2004 dan dinyatakan sesuai oleh Badan Sertfikasi Internasional.
Komitmen manajemen Lingkungan adalah “Menjadi produsen yang ramah
lingkungan” yang diwujudkan melalui pemenuhan persyaratan peraturan
yang berlaku; meminimalisasi dampak negatif dari produsen dan produk yang
dihasilkan; pelaksanaan program efisiensi pemakaian sumber daya alam dan
energi; melaksanakan kegiatan konservasi lahan bekas tambang; serta
membina hubungan harmonis dengan masyarakat sekitar dan pemerintah
daerah.
c. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PT. Semen Tonasa menyadari bahwa tenaga kerja merupakan bagian
dari stakeholders yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya dalam suatu
perusahaan. Mengingat pentingnya tenaga kerja dalam kelangsungan usaha,
maka kondisi keselamatan karyawan harus dijamin. Hal ini sudah menjadi
komitmen Manajemen Perseroan untuk menciptakan lingkungan kerja yang
aman, sehat, sejahtera bebas dari kecelakaan dan pencemaran lingkungan
serta penyakit akibat kerja. Untuk mewujudkan komitmen tersebut, sejak
tahun 2000 PT. Semen Tonasa telah menetapkan bagian dari penerapan
sistem manajemen keselamatan kerja. Penerapan sistem manajemen ini
diwujudkan melalui pemberian sertifikat audit dari Kementrian Tenaga Kerja
Republik Indonesia dengan predikat tertinggi “Bendera Emas” sejak Januari
2004.
2.10 Sarana Penunjang PT. Semen Tonasa
2.10.1 Pelabuhan Khusus Biringkassi
Pelabuhan Khusus Biringkassi yang berjarak 17 km dari lokasi pabrik
dibangun sendiri oleh PT. Semen Tonasa. Pelabuhan ini berfungsi sebagai
jaringan distribusi antar pulau maupun ekspor dan dapat disandari kapal
dengan muatan di atas 17.500 ton. Pelabuhan ini juga digunakan untuk
bongkar muat barang-barang kebutuhan pabrik seperti: batu bara, gypsum,
16
slag, kertas kraft, suku cadang, dan lain-lain. Untuk kelancaran operasi,
pelabuhan ini dilengkapi dengan rambu-rambu laut dan moringbuoy.
17
2.10.3 Coal Unloading
Fasilitas Coal Unloading System yang berlokasi di area Biringkassi
dengan kapasitas pembongkaran mencapai 1000 ton/jam.
18
diperuntukkan untuk konstruksi beton umum, pasangan batu bata,
plesteran dan acian, selokan, jalan, pagar dinding, pembuatan
elemen bangunan khusus seperti beton pracetak, beton pratekan,
panel beton, bata beton (paving block) dan sebagainya.
b. Semen Portland Komposit adalah bahan pengikat hidrolis hasil
penggilingan bersama terak semen Portland dan gypsum dengan
satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran bubuk
semen Portland dengan bubuk bahan anorganik, atau hasil
pencampuran bubuk Semen Portland dengan bubuk bahan
anorganik lain.
19
Gambar 2.14 Pozzoland Portland Cement
20
Perseroan juga mengekspor kelebihan produksinya ke pasar luar negeri (ekspor).
Berbagai Negara yang telah berhasil diterobos yaitu:
1. Kamboja
2. Filipina
3. Vietnam
4. Afrika
5. Bagladesh
6. Madagaskar
7. Malaysia
8. Singapura
9. Timor-Timur
2.13 Pengantongan Semen
Sebagai pendukung jaringan distribusi Semen Tonasa di daerah pasar,
Perseroan memiliki 9 unit pengantongan semen (UPS) atau packing system yang
meliputi :
2.13.1 Unit pengantongan Semen (UPS) Samarinda
Kapasitas yang dihasilkan sebanyak 2x300.000 ton pertahun dan
beroperasi sejak 1997. Unit ini beralamat di Jl. Gaya Baru RT 09, Kel. Rawa
Makmur, Desa Tempurejo, Palaran, Samarinda, 75243.
21
Gambar 2.16 UPS Celukan Bawang Bali
22
2.13.6 Unit Pengantongan Semen (UPS) Mamuju
Kapasitas 300.000 ton pertahun dan mulai beroperasi sejak tahun
2014 serta beralamat di Dusun Bakengkeng, Belang-belang kec. Kaluku, Kab
Mamuju, Sulawesi Barat.
23
BAB III PROSES PEMBUATAN SEMEN dan UTILITAS
Bahan baku utama yang digunakan dalam proses pembuatan semen adalah
batu kapur dan tanah liat. Kedua bahan baku tersebut diperoleh dari proses
penambangan di quarry/tambang.
24
Bahan baku berupa batu kapur dan tanah liat akan dihancurkan untuk
memperkecil ukuran agar mudah dalam proses penggilingan. Alat yang digunakan
untuk menghancurkan batu kapur dinamakan Crusher. Dan alat yang digunakan
untuk memecah tanah liat disebut clay cutter.
3. Penggilingan Awal
Bahan baku lainnya yang digunakan untuk membuat semen adalah bahan
baku penolong yaitu pasir besi dan pasir silika. Pasir besi berkontribusi pada
mineral Fe2O3 dan pasir silka berkontribusi pada mineral SiO2. Kedua bahan baku
penolong tersebut akan dicampur dengan pile batukapur & tanah liat masuk ke
proses penggilingan awal, dimana jumlahnya ditentukan oleh raw mix design.
25
Alat utama yang digunakan dalam proses penggilingan dan pengeringan
bahan baku adalah Vertical Roller Mill (VRM). Media pengeringnya adalah udara
panas yang berasal dari suspention-preheater dengan suhu sebesar 300 – 400 °C.
Vertical roller mill menjalankan 4 fungsi utama didalam satu unit peralatan, yaitu:
26
Raw Mill Sebagai Tempat Penggilingan Awal
4. Proses Pembakaran
27
Suspension pre-heater yang digunakan terdiri dari 2 bagian, yaitu in-
line calciner (ILC) dan separate line calciner (SLC). Material akan masuk
terlebih dahulu pada cyclone yang paling atas hingga keluar dari cyclone
kelima. Setelah itu, material akan masuk ke dalam rotary kiln.
Diameter kiln dan thermal load-nya lebih rendah terutama untuk kiln
dengan kapasitas besar. Pada sistem suspension preheater tanpa
kalsiner, 100% bahan bakar dibakar di kiln. Dengan kalsiner ini,
dibandingkan dengan kiln yang hanya menggunakan SP saja, maka
suplai panas yang dibutuhkan di kiln hanya 35% - 50%. Biasanya
sekitar 40 % bahan bakar yang dibakar di dalam kiln, sementara
sisanya dibakar di dalam kal
28
Operasi kiln lebih stabil sehingga bisa memperpanjang umur
refraktori.
b. Pembakaran (Firing)
Alat utama yang digunakan adalah tanur putar atau rotary kiln. Di
dalam kiln terjadi proses kalsinasi (hingga 100%), sintering, dan clinkering.
Temperatur material yang masuk ke dalam tanur putar adalah 800–900 oC,
sedangkan temperatur clinker yang keluar dari tanur putar adalah 1100-1400
oC.
29
Pada zone sintering fase cair sangat diperlukan, karena reaksi
klinkerisasi lebih mudah berlangsung pada fase cair. Tetapi jumlah fase cair
dibatasi 20-30 % untuk memudahkan terbentuknya coating yang berfungsi
sebagai isolator kiln.
Pada kiln tanpa udara tertier hampir seluruh gas hasil pembakaran
maupun untuk pembakaran sebagian bahan bakar di calciner melalui kiln.
Karena di dalam kiln diperlukan temperatur tinggi untuk melaksanakan
proses klinkerisasi, maka kelebihan udara pembakaran bahan bakar di kiln
dibatasi maksimum sekitar 20 – 30%, tergantung dari bagaimana sifat
rawmeal mudah tidaknya dibakar (burnability of the rawmix). Dengan
demikian maksimum bahan bakar yang dibakar di in-line calciner adalah
sekitar 20 – 25%. Pada umumnya calciner jenis ini bekerja dengan
pembakaran bahan bakar berkisar antara 10% hingga 20% dari seluruh
kebutuhan bahan bakar, karena pembakaran di calciner juga akan
menghasilkan temperatur gas keluar dari top cyclone yang lebih tinggi yang
berarti pemborosan energi pula. Sisa bahan bakar yang berkisar antara 80%
hingga 90% dibakar di kiln. Untuk menaksir seberapa kelebihan udara
pembakaran di kiln dalam rangka memperoleh operasi kiln yang baik akan
dilakukan perhitungan tersendiri. Kiln tanpa udara tertier dapat beroperasi
dengan cooler jenis planetary sehingga instalasi menjadi lebih sederhana
dan konsumsi daya listrik lebih kecil dibanding dengan sistem kiln yang
memakai cooler jenis grate.
Pada kiln dengan udara tertier, bahan bakar yang dibakar di kiln
dapat dikurangi hingga sekitar 40% saja (bahkan dapat sampai sekitar 35%),
sedangkan sisanya yang 60% dibakar di calciner. Dengan demikian beban
panas yang diderita di kiln berkurang hingga tinggal sekitar 300 kkal/kg
klinker. Karena dimensi kiln sangat bergantung pada jumlah bahan bakar
yang dibakar, maka secara teoritis kapasitas produksi kiln dengan ukuran
tertentu menjadi sekitar 2,5 kali untuk sistem kiln dengan udara tertier
dibanding dengan kiln tanpa udara tertier. Sebagai contoh untuk kapasitas
30
4000 ton per hari (TPD), kiln tanpa udara tertier membutuhkan diameter
sekitar 5,5 m. Sedangkan untuk kiln dengan ukuran yang sama pada sistem
dengan udara tertier misalnya sistem SLC dapat beroperasi maksimum pada
kapasites sekitar 10.000 TPD. Namun kiln dengan udara tertier harus
bekerja dengan cooler jenis grate cooler sehingga diperlukan daya listrik
tambahan sekitar 5 kWh/ton klinker dibanding kiln dengan planetary cooler.
31
yang dihasilkan. Makin cepat proses pendinginannya maka kristal periclase
yang terbentuk semakin kecil yang timbul pada saat kristalisasi fasa cair.
Klinker dengan pendinginan cepat menunjukkan daya spesifik yang lebih
rendah. Hal ini disebabkan proporsi fasa cair yang lebih besar dan sekaligus
ukuran kristalnya lebih kecil.
5. Penggilingan akhir
32
yang kurang halus. Semen yang cukup halus akan dibawa udara melalui
cyclone, kemudian ditangkap oleh bag filter yang kemudian akan
ditransfer ke dalam cement silo.
3.2.Utilitas Pabrik
33
3.2.1 Air
Air merupakan utilitas yang cukup penting dalam proses produksi pada PT.
Semen Tonasa. Meskipun menggunakan dry procces, pengoperasian beberapa alat
pada pabrik masih membutuhkan suplai air proses yang cukup signifikan. Oleh
karena itu, PT. Semen Tonasa masih menyediakan water treatment plant pribadi
milik perusahaan agar pasokan air proses ini dapat terpenuhi dengan baik.
Instalasi water treatment merupakan upaya penyediaan utilitas air yang utama
dalam proses produksi. PT. Semen Tonasa memiliki empat instalasi pengolahan
air, yakni untuk pabrik PT. Semen Tonasa 2 dan 3, pabrik PT. Semen Tonasa 4, 5
dan power boiler turbine generator. Water treatment pada pabrik PT. Semen
Tonasa 2 dan 3, 4 dan 5, menggunakan air baku dari Sungai Biringere yang
berlokasi di dekat pabrik. Air baku ini kemudian ditampung dalam raw water
menjalani berbagai tahapan proses menjadi air bersih untuk proses produksi,
seperti contohnya pada conditioning tower sebagai bahan spray pendingin, serta
kebutuhan rumah tangga, perkantoran, dan perumahan pegawai.
Water treatment pabrik PT. Semen Tonasa 4 dimulai dengan proses
sedimentasi pada clarifier agar kotoran mengendap. Tangki clarifier berbentuk
silinder agar permukaan lingkaran dan dilengkapai dengan scrupper untuk
menyapu sludge atau lumpur yang terendapkan pada clarifier diinjeksikan
Polialumina Cloride (PAC) dan kaporit yang sebelumnya telah dilarutkan dalam
sejumlah air. Bahan kimia ini akan bertindak sebagai flokulan dan desinfektan
yang akan memmbunuh bakteri dan mengendapakan partikel pengotor yang
terlarut dalam air. Penggunaan PAC dan kaporit pada water treatment PT. Semen
Tonasa adalah 28 gram/liter dan 0,02 gram/liter. Air bersih akan disimpan dalam
clear water tank sementara sludge yang terendapkan akan dipisahkan dengan air
bersih dengan cara dialirkan kedalam sludge dan kemudian dibuang serta
dikeringkan. Timbunan sludge kemudian dapat dimanfaatkan sebagi media
penanaman tanaman, seperti tanah. Sementara itu untuk air bersih yang telah
dipisahkan dari sludge, maka akan dipisahkan proses berikutnya yaitu
penyaringan dengan sand filter pada penyaringan ini, media penyaringan yang
digunakan adalah pasir kuarsa. Air bersih yang sudah disaring ini akan dialirkan
kedalam filtered water tank. Back wash sent filter biasanya dilakukan biasanya
34
setelah delapan jam penyaringan. Back wash dapat dilakukan selama 15 menit
menggunakan air dari clear water tank.
Untuk kebutuhan air pabrik PT. Semen Tonasa 5, pengolahan air tidak
melibatkan clarifier sehingga air dari sungai yang ditampung dalam water basin
langsung disaring. Dengan menggunakan sand filter. Proses injeksi bahan kimia
(larutan PAC dan kaporit) dilakukan pada raw water basin. Setelah melalui sent
filter, proses dilanjutkan dengan penyaringan dengan menggunakan membran
ultra filltrasi yang memiliki ukuran pori 0,03 mikron. Terdapat 78 modul
membran ultrafiltrasi dalam pengolahan air pabrik PT. Semen Tonasa 5.
Pengoperasian umumnya dilakukan empat jam pada pagi hari dan empat jam pada
sore hari. Setelah digunakan, biasanya membran direndam dalam suatu bahan
yang berupa soda kaustik 98% serta kaporit cair untuk mencegah tersumbatnya
pori-pori membran oleh kotoran. Parameter kualitas air pada pabrik semen tonasa
adalah turbiditas. Pengukuran turbiditas dilakukan dengan menggunakan turbidity
meter digital serta T-Tube dan Secchi disk.
Pengolahan air yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air di power plant
memilki tingkat kerumitan yang lebih tinggi, yakni dilakukan juga penyaringan
menggunakan membran reverse osmosis. Air baku yang digunakan berasal dari air
laut sehingga diperlukan tahap desalinasi untuk mengubah air asin (air laut
menjadi air tawar). Apabila tidak dilakukan desalinasi, maka dapat menyebabkan
korosi pada peralatan proses.
3.2.2 Listrik
Sebagian besar pasokan untuk produksi pabrik PT. Semen Tonasa dipenuhi
dengan mengoperasikan Boiler Turbin Generator (BTG) yang dikelola sendiri
oleh perusahaan. BTG ini terletak sekitar 17 km dari pabrik, tepatnya di area
pelabuhan Biringkassi. Ada dua buah BTG yang beroperasi pada saat ini, yaitu
BTG lama dengan kapasitas 2x25 MW dan BTG baru dengan kapasitas 2x35
MW. Kedua BTG dioperasikan secara bersamaan (paralel) agar dapat
menghasilkan listrik 24 jam nonstop, sehingga kebutuhan untuk pengoperasian
pabrik dapat terpenuhi dengan baik. Pasokan listrik kedua BTG ini mampu
memenuhi sekitar 99% dari kebutuhan listrik total di PT. Semen Tonasa,
khususnya di unit produksi Tonasa 5. Diluar itu, PT. Semen Tonasa masih
35
memanfaatkan pasokan listrik dari PLN sebagai stand by power, terutama untuk
pengoperasian beberapa alat lama di unit produksi PT. Semen Tonasa 2/3. Listrik
dalam pabrik PT. Semen Tonasa ini selain digunakan untuk mengoperasikan alat-
alat pada unit operasi di pabrik, juga digunakan untuk suplai penerangan pada
gedung-gedung kantor maupun control room disekitar lokasi pabrik.
Pada BTG ini prinsip kerja yang digunakan adalah pemanfaatan air laut yang
dipanaskan menjadi steam untuk membangkitkan listrik. Pemanasan air laut pada
turbin uap ini menghasilkan uap yang dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan
generator pembangkit listrik. Uap air yang dihasilkan dialirkan ke turbin uap
untuk menggerakan generator. Akan tetapi, masih ada sebagian uap air yang akan
dialirkan kembali kedalam deaerator tank untuk menguapakan oksigen. Ekshaus
steam dari turbin uap tersebut akan didinginkan dalam kondensor dengan
menggunakan air pendingin, lalu air trsebut akan dialirkan kembali ke deaerator
tank.
3.3.3 Pengolahan Limbah
Pabrik PT. Semen Tonasa merupakan pabrik dengan sistem pengolahan
limbah yang cukup sederhana. Limbah pada proses produksi semen dapat dibagi
menjadi tiga jenis limbah, yaitu padat, cair dan gas. Limbah padat yang dihasilkan
merupakan produksi sisa dari unit pembakaran, yaitu berupa abu (fly ash). Limbah
cair yang dihasilkan antara lain berasal dari proses pengujian pada laboratorium
pada depertemen QC dan QA. Sementara itu limbah gas yang dihasilkan bersal
dari gas sisa dari unit pembakaran, baik pada klin maupun preaheater (exhaust
gas). Pada dasarnya, setiap unit pemroses bahan utama seperti raw mill, coal mill,
coal mill dan cemen mill serta packer, terdapat material padat yang dialihkan ke
dalam reject bin. Akan tetapi, material reject pada akhirnya masih memungkinkan
untuk disirkulasikan kembali kedalam proses sehingga tidak terhitung sebagai
sebagai limbah padat. Oleh karena itu, bahan yang masih dapat terhitung sebagai
limbah pada proses pengolahan semen ini adalah fly ash atau debu hasil proses
pembakaran semen yang berasal dari gas sisa pembakaran pada klin dan preheater.
Debu ini dikumpulkan dengan dua cara yaitu dngan menggunakan conditioning
tower (CT) dan electrostatic precipitator (ESP). Kedua alat ini di operasikan
secara paralel sehingga apabila salah satu sedang nonaktif, alat yang satunya tetap
36
dapat di operasikan, CT yang akan dinonaktifkan apabila salah satu dari raw mill
atau coal mill sebagai pemakai utama gas pembakaran sedang tidak dioperasikan,
sehingga pasokan udara panas hasil pembakaran klin dan preheater dibutuhkan
kembali. Untuk itu gas panas yang masih mengandung debu akan dilewatkan
kedalam CT untuk kemudian diturunkan temperaturnya sehingga material padat
yang teerbawa akan jatuh ke bawah dan dibuang sebagai debu fly ash. Selain itu
dapat juga terdapat juga ESP yangmemanfaatkan prinsip dasar gaya elektrostatis
untuk mengumpulkan debu. ESP ini tersusun atas dua jenis elektroda yang
berlawanan muatan, yaitu positif (katoda) dan negatif (anoda). Pertama, partikel
halus yang terbawa oleh aliran gas panas akan melewati medan magnet disekitar
anoda sehingga muatannya akan terpengaruh menjadi negatif, sehingga saat
selanjutnya melewati katoda, maka partikel akan tertarik oleh gaya magnet dan
menempel pada katoda tersebut. Kemudian ESP akan digetarkan sehingga partikel
yang menempel tersebut akan berjatuhan menuju ke hopper untuk dikembalikan
lagi kedalam CF silo.
Selain kedua alat tersebut, di beberapa alat lain juga terpasang dust collector
sebagai alat pengumpul debu. Dustcollector ini tersusun atas beberapa kerangka
tabung besi yang dilapisi oleh filter bag. Kemudian setelah menempel di filter bag
debu tersebut, partikel debu akan di jatuhkan oleh blaster dengan cara
penembakan dengan udara bertekanan. Udara akan mendorong debu untuk jatuh
kedalam hopper untuk dikembalikan lagi kedalam CF silo.
Pada dasarnya debu dan partikulat yang terkumpul ini bukan merupakan
limbah yang harus dibuang, melainkan bahan tambahan bagi produk yang terbawa
oleh udara. Oleh karena itu, penanganannya adalah dengan mengumpulkannya
kembali seefektif mungkin untuk kemudian dicampurkan ke bahan umpan pada
unit pembakaran. Akan tetapi, proses pengumpulan ini tentunya memiliki
efisiensi, sehingga masih ada partikel yang terbawa gas cerobong pada
condensing tower maupun yang terbuang selama proses pengangkutan dan proses
mekanik lain.
37
BAB IV TUGAS KHUSUS
4.1.3 Tujuan
38
Tujuan dari yang tugas khusus ini adalah mengetahui kriteria senyawa
BTL berdasarkan nilai SNI 15-2049-2004 pada semen PCC FM 2, FM 3, FM
4.19, FM 4.20, FM 5.52 dan FM 5.53 dari data laboratorium QA (Quality
Assurance) dan QC (Quality Control).
4.1.4 Manfaat
Dengan adanya laporan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat
diantaranya adalah:
a) Dapat mengetahui nilai senyawa BTL memenuhi SNI 15-2049-2004 atau
tidak memenuhi.
a) Sebagai bahan informasi kepada pihak perusahaan mengenai hubungan
nilai senyawa BTL berdasarkan SNI 15-2049-2004.
39
posisi sudut tetrahedral di sekitar atom pusat yaitu atom silikon.
Berikut ini struktur lokal dari silikon dioksida: Gambar 1. Struktur
Lokal Silikon Dioksida Atom oksigen bersifat elektronegatif dan
kerapatan elektron pada atom silikon sebagian ditransfer pada atom
oksigen, tetapi tidaklah tepat jika silika dikatakan sebagai garam yang
terdiri dari ion Si4+ dan ion O2-, yang terkadang ditemukan dalam
beberapa literatur. Untuk memahami hal ini maka dapat dilihat melalui
arah ikatan (momen dipol) pada struktur silika. Sudut ikatan di sekitar
O-Si-O merupakan sudut tetrahedral yaitu sebesar 109⁰; jarak antara
atom Si-O sebesar 1,61 Å (0,16 nm). Silikon dioksida memiliki ikatan
yang disebut “jembatan” oksigen yang terdapat diantara atom silikon,
hal inilah yang memberikan sifat unik pada silikon dioksida. Sudut
ikatan pada Si-O-Si sekitar 145⁰.
40
Gambar 4.2 Aluminium Oksida (Al2O3)
41
Bau: Tidak berbau
Kelarutan dalam air: 1,19 g/L (25 °C); 0,57 g/L (100 °C);
reaksi eksoterm
42
polimer. Sulfur trioksida bereaksi hebat dengan air menghasilkan kabut
dari embun asam sulfat pekat.
43
Jenis V yaitu semen portland yang dalam penggunaanya memerlukan
ketahanan tinggi terhadap sulfat.
44
% Fe2O3 dan C4AF dihitung sebagai berikut:
C3S = 3CaO.SiO2 = (4,071 x % CaO) – (7,600 x %SiO2) – (6,718 x %
Al2O3) – (1,430 x % Fe2O3) – (2,852 x % SO3)
b. Apabila yang disyaratkan adalah kalor hidrasi seperti yang tercantum pada
tabel syarat fisika tambahan (Tabel 4), maka syarat kimia ini tidak berlaku.
4.3 Metodologi
4.3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kerja Praktek ini dilakukan pada tanggal 1 Agustus-31 Agustus
2018 di Laboratorium Quality Assurance (QA) dan Quality Control
(QC) PT. Semen Tonasa, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.
45
1. Pengambilan data dari pembimbing lapangan
2. Wawancara dan diskusi dengan pembimbing lapangan
3. Studi literatur
4. Melakukan perhitungan berdasarkan data yang telah dimiliki
5. Memberikan analisis hasil perhitungan yang diperoleh
6. Menyimpulkan hasil analisis dan memberikan saran
4.3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung. Data
diambil dari pembimbing lapangan. Adapun data-data yang di ambil
berupa SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO, SO3 dan LoI untuk Quality Assurance
(QA) dan Quality Control (QC).
46
Data
Senyawa SNI 15-2049-2004 Keterangan
rata-rata
SiO2 18.64 minimum 20 tidak memenuhi
Al2O3 5.18 maksimum 6 memenuhi
QA Fe2O3 3.54 maksimum 6 memenuhi
CaO 7.74535 maksimum 8 memenuhi
SO3 1.41 maksimum 3 memenuhi
LoI 7.412 maksimum 3 tidak memenuhi
BTL 2.86 maksimum 1.5 tidak memenuhi
47
2. Quality Control
Data
Senyawa SNI 15-2049-2004 Keterangan
rata-rata
SiO2 19.5 minimum 20 tidak memenuhi
Al2O3 5.3 maksimum 6 memenuhi
QC Fe2O3 3.5 maksimum 6 memenuhi
CaO 8.16087 maksimum 8 tidak memenuhi
SO3 1.57201 maksimum 3 memenuhi
LoI 7.35 maksimum 3 tidak memenuhi
BTL - maksimum 1.5 -
4.4.2 Pembahasan
Pada laporan praktek kerja lapangan ini bertujuan untuk mengetahui
kriteria senyawa BTL berdasarkan nilai SNI 15-2049-2004 pada semen
PCC FM 2, FM 3, FM 4.19, FM 4.20, FM 5.52 dan FM 5.53 dari data
laboratorium QA (Quality Assurance) dan QC (Quality Control). Adapun
data yang diobservasi yaitu pada Semen PCC bulan Januari sampai dengan
Juni 2018.
Semen Portland Komposit (PCC) adalah bahan pengikat hidrolis
hasil penggilingan bersama terak semen Portland dan gypsum dengan satu
atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran bubuk semen Portland
dengan bubuk bahan anorganik lain.
Bagian tak larut (BTL) adalah oksida yang tidak larut dalam asam
kuat dan basa kuat. Adapun kandungan material yang terdapat dalam tanah
48
yaitu: SiO2, Al2O3, Fe2O3, dan material yang terdapat dalam semen yaitu:
CaO, SO3 dan LoI.
Pada tugas khusus ini dilakukan proses pengumpulan data dari
laboratorium QA dan QC. Kemudian data yang telah terkumpul tersebut
dilakukan analisa kriteria dengan menggunakan rumus fungsi IF. Tujuan
dari rumus ini untuk mengetahui nilai kandungan senyawa BTL tersebut
sesuai atau memenuhi nilai SNI 15-2049-2004.
Dari proses perhitungan dan menggunakan analisa rumus fungsi IF,
maka diperoleh rata-rata kandungan senyawa BTL pada data laboratorium
QA memenuhi nilai SNI 15-2049-2004 jenis II. Adapun kandungan
senyawa yang memenuhi yaitu Al2O3, Fe2O3, CaO dan SO3, sedangkan
senyawa yang tidak memenuhi yaitu SiO2 dan LoI serta nilai dari BTL itu
sendiri. Untuk data laboratorium QC dengan menggunakan alat X-ray
diperoleh rata-rata kandungan senyawa BTL tersebut hampir memenuhi
nilai SNI 15-2049-2004. Adapun senyawa yang memenuhi yaitu: Al2O3,
Fe2O3 dan SO3. Sedangkan yang tidak memenuhi yaitu: SiO2, CaO dan LoI,
serta pada data QC tidak terdapat nilai dari BTL.
Dari hasil Observasi data yang telah dilakukan dapat diketahui
bahwa rata-rata keseluruhan data kandungan senyawa BTL pada
laboratorium QA dan QC hampir memenuhi nilai SNI 15-2049-2004.
Dapat dilihat pada tabel:
Data
Senyawa SNI 15-2049-2004 Keterangan
rata-rata
SiO2 18.64 minimum 20 Tidak Memenuhi
Al2O3 5.18 maksimum 6 Memenuhi
QA Fe2O3 3.54 maksimum 6 Memenuhi
CaO 7.74535 maksimum 8 Memenuhi
SO3 1.41 maksimum 3 Memenuhi
LoI 7.412 maksimum 3 Tidak Memenuhi
BTL 2.86 maksimum 1.5 Tidak Memenuhi
Data
Senyawa SNI 15-2049-2004 Keterangan
QC rata-rata
SiO2 19.5 minimum 20 tidak memenuhi
49
Al2O3 5.3 maksimum 6 Memenuhi
Fe2O3 3.5 maksimum 6 Memenuhi
CaO 8.16087 maksimum 8 tidak memenuhi
SO3 1.57201 maksimum 3 Memenuhi
LoI 7.35 maksimum 3 tidak memenuhi
BTL - maksimum 1.5 -
50
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa data yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa rata-rata keseluruhan data kandungan senyawa BTL pada
laboratorium QA dan QC hampir memenuhi nilai SNI 15-2049-2004.
Untuk data laboratorium QA dengan menggunakan metode analisis
kimia diperoleh rata-rata kandungan senyawa BTL hampir memenuhi nilai
SNI 15-2049-2004. Adapun kandungan senyawa yang memenuhi yaitu:
Al2O3, Fe2O3, CaO dan SO3, sedangkan senyawa yang tidak memenuhi
yaitu SiO2 dan LoI serta nilai dari BTL itu sendiri.
Untuk data laboratorium QC dengan menggunakan alat X-ray
flouresensi diperoleh rata-rata kandungan senyawa BTL tersebut hampir
memenuhi nilai SNI 15-2049-2004. Adapun senyawa yang memenuhi
yaitu: Al2O3, Fe2O3 dan SO3. Sedangkan yang tidak memenuhi yaitu: SiO2,
CaO dan LoI, serta pada data QC tidak terdapat nilai dari BTL.
5.2 Saran
Observasi data untuk menentukan kriteria nilai senyawa BTL
berdasarkan SNI 15-2049-2004 pada QA dan QC semen jenis PCC,
sebaiknya perlu dilakukan evaluasi terhadap kandungan senyawa BTL yang
akan dijadikan sebagai senyawa penyusun semen agar memenuhi syarat
SNI 15-2049-2004.
51
DAFTAR PUSTAKA
Perry, R.H. and Green, D.W., 1997, Perry’s Chemical Engineers’ Handbook, 7th
ed.,McGraw-Hill Book Company, New York
Vera, Roosyanto, dan Erry.2000. “Semen Portland Bahan Baku Sifat-Sifat dan
Pengujian”. Industrial Relation Division Training and Development Dept.
Citeureup
52
LAMPIRAN
53
1.B. FINISH MILL 2 PCC, Laboratorium QA April-Juni 2018
54
2.A.FINISH MILL 3 PCC, Laboratorium QA Januari-Maret 2018
55
2.B.FINISH MILL 3 PCC, Laboratorium QA April - Juni 2018
56
3.A.FINISH MILL 4.19 PCC, Laboratorium QA Januari - Maret 2018
57
3.B.FINISH MILL 4.19 PCC, Laboratorium QA April – Juni 2018
58
4.A.FINISH MILL 4.20 PCC, Laboratorium QA Januari – Maret 2018
59
4.B.FINISH MILL 4.20 PCC, Laboratorium QA April – Juni 2018
60
5.A.FINISH MILL 5.52 PCC, Laboratorium QA Januari –Maret 2018
61
5.B.FINISH MILL 5.52 PCC, Laboratorium QA April–Juni 2018
62
6.A.FINISH MILL 5.53 PCC, Laboratorium QA Januari – Maret 2018
63
6.B.FINISH MILL 5.53 PCC, Laboratorium QA April – Juni 2018
64
QUALITY CONTROL
65
1.A.FINISH MILL 2 PCC, Laboratorium QC Januari – Maret 2018
66
1.B.FINISH MILL 2 PCC, Laboratorium QC April – Juni 2018
67
2.A.FINISH MILL 3 PCC, Laboratorium QC Januari – Maret 2018
68
2.B.FINISH MILL 3 PCC, Laboratorium QC April – Juni 2018
69
3.A.FINISH MILL 4.19 PCC, Laboratorium QC Januari – Maret 2018
70
3.B.FINISH MILL 4.19 PCC, Laboratorium QC April – Juni 2018
71
4.A.FINISH MILL 4.20 PCC, Laboratorium QC Januari – Maret 2018
72
4.B.FINISH MILL 4.20 PCC, Laboratorium QC April – Juni 2018
73
5.A.FINISH MILL 5.52 PCC, Laboratorium QC Januari - Maret 2018
74
5.B.FINISH MILL 5.52 PCC, Laboratorium QC April – Juni 2018
75
6.A.FINISH MILL 5.53 PCC, Laboratorium QC Januari – Maret 2018
76
6.B.FINISH MILL 5.53 PCC, Laboratorium QC April – Juni 2018
77
Lampiran 1. Dokumentasi Lokasi, Alat, dan Bahan pada Finish Mill
Storage
Belt Conveyor
78
Metal Separator
Reject Bin
79
Feeder Bin
Vibration Conveyor
80
Bucket
Silo Elevator
Air Semen
Slide
Fly Ash, Gypsum, Clinker, Limestone
81
Bucket Elevator
Ruang Kosong Silo
Rotary Feeder
82
Bag Deflecting
Belt Weigher Air Slide