Anda di halaman 1dari 5

Senyawa Anorganik didefinisikan sebagai pada alam (di tabel periodik) yang pada umumnya

menyusun material/benda tak hidup. Semuanya senyawa yang berasal dari makhluk hidup digolongkan
dalam senyawa organik sedangkan yang berasal dari mineral digolongkan senyawa anorganik.
(Svehla,1990).

Cawan penguapan atau cawan porselen terbuat dari porselen, bentuknya menyerupai mangkuk.
Berfungsi untuk menguapkan larutan. Mengenal alat dan bahan kimia serta cara pemakaiannya hal yang
sangat penting dalam praktikum. Banyak bahan kimia yang harus ditangani dengan hati-hati karena
sifatnya berbahaya dan beracun (Padjaatmaka,1990).

Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan berat
kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air yang ada dalam tanah sesudah kelebihan air
gravitasi mengalir keluar dan dengan nyata, biasanya dinyatakan dengan persentase berat. Kadar air
pada titik layu permanen adalah yang dinyatakan dengan persentase berat kering. Pada saat daun
tumbuhan yang terdapat dalam tanah tersebut mengalami pengurangan kadar air secara permanen
sebagai akibat pengurangan persediaan kelembaban tanah (Sutanto 2005).

Sebagian besar air yang diperlukan oleh tumbuhan berasal dari tanah. Air ini harus tersedia
pada saat tumbuhan memerlukannya. Kebutuhan air setiap tumbuhan berbeda. Tumbuhan air
memerlukan air lebih banyak dibandingkan jenis tumbuhan lainnya. Air merupakan substansi yang
paling umum di atas bumi dan diperlukan untuk semua kehidupan. Penyediaan air tawar dalam jangka
waktu lama selama terus-menerus sama dengan presipitasi (hujan) tahunan yang rata-ratanya 26 inci
(650 mm) untuk permukaan lahan dunia. Air dibagikan tidak merata oleh curah hujan, berubah bentuk,
berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat tercemar (Hanafiah 2014).

Praktikum kali ini adalah untuk mengetahui kadar air dalam suatu bahan seperti daun dan buah
jawer ayam. Metode yang digunakan adalah oven pengering. Pengeringan adalah suatu metode untuk
mengeluarkan atau menghilangakan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air
tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan tersebut dikurangi sampai
suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuh lagi didalamnya (Deman, 1989).

Kadar air dalam suatu bahan makanan seperti kacang hijau, kacang tanah, kacang merah, dan
susu. Metode yang digunakan adalah oven pengering. Pengeringan adalah suatu metode untuk
mengeluarkan atau menghilangakan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air
tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan tersebut dikurangi sampai
suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuh lagi didalamnya. Distilasi merupakan suatu perubahan
cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi distilasi
merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam
suatu larutan atau campuran dan tergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut antara fasa
uap dan fasa air. Semua komponen tersebut terdapat dalam fasa cairan dan uap. Fasa uap terbentuk
dari fasa cair melalui penguapan (evaporasi) pada titik didihnya. Syarat utama dalam operasi pemisahan
komponen-komponen dengan cara distilasi adalah komposisi uap harus berbeda dari komposisi cairan
dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan komponen-komponennya cukup dapat menguap.
Suhu cairan yang mendidih merupakan titik didih cairan tersebut pada tekanan atmosfer yang
digunakan.
Pada percobaan kali ini dilakukan untuk mengukur kadar air pada tanah kebun, susu bubuk, dan daun
jawer ayam dengan metode pengovenan selama 1 jam dan 1 jam 30 menit. Kemudian juga mengukur
kadar air pengotor pada proses destilasi dan mengidentifikasi Al pada tanah dan ion Mg pada daun
jawer ayam. Cawan porselen yang akan digunakan sebagai wadah sampel yang akan digunakan terlebih
dahulu dipanaskan di dalam oven pada suhu 105℃ selama 1 jam. Hal ini dilakukan untuk menguapkan
molekul air yang terdapat pada cawan tersebut pada cawan tersebut. Setelah pemanasan, cawan
porselin tersebut kemudian didinginkan. Pada dasarnya, pendingin cawan semestinya dilakukan di
dalam desikator selama 15 menit. Desikator merupakan sebuah tempat yang di dalamnya terdapat silika
gel yang dapat menyerap molekul air sehingga sampel dapat terbebas dari udara. Silika gel bersifat
sebagai higroskopis, sehingga fungsinya adalah untuk menyerap molekul-molekul air yang ada pada
ruang tersebut. Jadi molekul air yang dari sampel akan diambil oleh siliki gel tersebut. Percobaan ini
dilakukan sebanyak 2 kali selama 2 jam yang berjuan untuk mengetahui berat konstan dari cawan
tersebut. Setelah cawan didinginkan. 3 sampel disiapkan dengan berat tanah kebun sebesar 24,3865
gram, susu bubuk sebesar 5.0016 gram, dan daun jawer sebesar 5.0892 gram. Lalu 3 sampel tersebut
dimasukkan ke dalam cawan porselen yang akan dipanaskan pada suhu 105℃ selama 1 jam. Setelah itu
didinginkan kembali. Ternyata berat dari sampel tersebut berkurang setelah pemanasan . Hal ini
dikarenakan molekul air yang terdapat pada sampel menguap karena panasnya oven pada suhu 105℃
sedangkan titik didih air yang diketahui yaitu 100℃. Berat tanah yang sudah dipanaskan pada 105℃
selama 1 jam sebesar 19.9046 gram dan randemennya sebesar 18.37 %. Hal ini dipengaruhi oleh besar
kecilnya pemberian air pada permukaan tanah, karena pada saat pengambilan tanah pada musim
kemarau jadi mungkin pemberian air pada tanah akan sedikit lebih berkurang daripada pada musim
kemarau. Atau karena air akan turun ke lapisan yang lebih bawah dari permukaan tanah kebun. Hal ini
juga dikemukakan oleh Buckman dan Brady (1982) yang menyatakan bahwa jika pemberian air pada
permukaan tanah dihentikan, air akan turun ke bawah lebih cepat. Kemudian pada pemanasan kedua
pada suhu 200℃ selama ∓ 1 jam 30 menit berat tanah kebun menjadi 19.2323 gram. Selisih dari
pemanasan 1 dan pemanasan 2 yaitu hanya 0.6717 gram. Hal ini dikarenakan pada pemanasan 1 sudah
banyak air yang menguap, maka pemanasan 2 akan lebih sedikit. Kemudian juga dikarenakan faktor
pemanasan yang lebih panas dari pemanasan 1, yaitu 200℃. Maka pada pemanasan 200℃ menjadikan
tekstur tanah kebun menjadi kering dan keras. Maka dapat disimpulkan bahwa tanah kebun setelah
pemanasan 2 memiliki sedikit bahan organik dan juga memiliki pori-pori sedikit. Hal ini sesuai dengan
Hardjowigeno yang menyatakan bahwa tanah-tanah bertekstur kasar dan berpori-pori sedikt lebih
mempunyai daya menahan air lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur halus. Keudian pada berat
susu bubuk yang sudah dipanaskan dengan oven selama 1 jam pada suhu 105℃ sebesar 4.923 gram
dengan randemen 1.57%. Kadar air yang berkurang pada susu bukang hanya 0.0786 gram. Artinya kadar
air yang menguap pada susu bubuk ini paling sedikit daripada sampel lainnya. Hal ini karenakan
perbedaan kandungan yang terdapat di dalamnya. Kemudian juga dikarenkan susu bubuk mempunyai
kadar gula yang tinggi, maka pemanasan denga suhu 105℃ tidak mengakibatkan pergerakan pada
permukaan bahan. Sehingga terlihat masih memliki berat kering yang cukup tinggi. Kemudian setelah
pemanasan 2 jam pada 200℃ selama ∓ 1 jam 30 menit menjadikan warna dari susu bubuk menjdi
menghitam. Hal ini dikarenakan suhu yang tinggi dapat menyebabkan perubahan warna pada susu
bubuk. Kadar airnya pun sangat sedikit yang menguap, sehingga didapatkan air yang menguap sebesar
1.2968 gram dengann randemen 26.44 %. Pemanasan 1 menyebabkan lebih sedikit uap air yang terjadi
karena pemanasan 1 lebih kecil daripada pemanasan 2. Kemudian pada berat daun yang telah
dipanaskan selama 1 jam pada 105℃ yaitu sebesar 1.5324 gram. Selisih berat sebelum dipanaskan dan
sesudah yaitu 3.5568. Selish tersebut merupakan kadar air yang menghidlang dari sampel daun jawer
ayam. Kadar air yang menghilang dari sampel jawer ayam memiliki randemen sebesar 69.88%.
Randemen tersebut merupakan cuplikan kadar air yang menghilang pada daun jawer ayam. Randemen
yang dimiliki daun paling besar dari samperl lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa kadar air yang ada
pada daun jawer ayam sangat bannyak yang menguap. Hal ini dikarenakan pada daun terdapat banyak
H2O yang dikirim dari xilem dan floem untuk proses fotosintesis. Atau karna daun jawer ayam
merupakan sumber senyawa organik sehingga, banyak air yang menguap. Kemudian pada pemanasan 2
yang dipanaskan pada suhu 200℃ selama ∓ 1 jam 30 menit. Pada pemansan 2 daun berubah warna
menjadi hitam kecoklatan. Hal ini dikarenakan kadar air pada daun jawer ayam yang sudah banyak yang
menguap pada 105℃ sehingga pada pemanasan 2 itu hanya sedikit kadar air yang mengup dan
pemanasan pada suhu 200℃ menyebabkan keadaan fisik daun menjadi coklat kehitaman karna kadar
air yang sudah mulai sedikit. Namun pada pemanasan 2 memiliki randemen sebesar 62.79 %. Randemen
tersebut didsasarkan pada cuplikan kadar air pada pemanasan sebelumnya. Pada percobaan destilasi air
dalam labu destilasi diletakkan dalam minyak goreng. Hal ini dikarenakan agar minyak goreng dapat
memanaskan labu destilasi sehingga air yang ada di dalamnya menguap. Jika yang digunakan untuk
memanaskan labu adalah air juga, maka tidak akan berjalan proses destilasi, karna syarat terjadinya
proses destilasi adalah titik didih dari larutan dalam labu destilasi dan di luarnya harus berbeda.
Kemudian dipanaskan dan suhunya diukur dengan termometer. Suhu yang didapatkan ketika air
mendidih yaitu 90℃ dan yang didapatkan ketika destilat ada pada suhu 97℃. Destilat tersebut
merupakan hasil dari destilasi atau bisa disebut hasil setelah proses penegmbunan. Pada tabung
kondensor destilasi dialirkan air dingin agar penguapan larutann dalam labu destilasi mengalami
pengembunan. Ini lah prinsip dasar dari detilasi. Maka setelah itu sekitar ¼ dari berat cawan, air yang
didestilasikan dipisahkan. Kemudian setelah proses destilasi selesai, maka labu destilasi dipanaskan
dalam air panas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kadar air pengotor pada air sumur yang
didestilasikan. Maka berat air pengotor yang didapatkan sebesar 0.3008 gram. Berat air pengotor
merupakan air yang tidak menguap. Pada identifikasi Al pada tanah kebun ini dilakukan dengan
menambahkan larutan NaOH. Hal ini agar dapat mengidentifikasi Al dengan mudah pada hasil reaksinya.
Reasksinya sebagai berikut: Al3+ + NaOH(aq) Al(OH)3(s) + Na+ (aq) 2Al(OH)3(s) + 3H2SO4(aq)
Al2(SO4)3(aq) +6H2O(g) Al2(SO4)3(aq) + 3NaOH(aq) 2Al(OH)3(s) + 3Na2SO4(aq) Kemudian dapat
diketahui bahwa kadar dari Al dapat ditentukan pada PH. PH bergantung pada banyaknya Al pada tanah.
Namun pada percobaan kali ini PH yang didapatkan yaitu sekitar 6. Pada percobaan ini diapatkan Al
pada penambahan NaOH 6 M berupa endapat putih (+++) dan pada NaOH 1 M terdapat endapat putih
(++). Dari perbandingan keduanya maka dapat diketahui bahwa semakin basa suatu tanah maka akan
semakin banyak kandungan Al. Semakin tinggi PH tanah maka akan semakin tinggi kadar Al. Kemudian
pada identifikasi Mg pada daun, didapatkan hasil endapan warna merah bata, Hal ini tidak sesuai
dengan hasil yang diinginkan. Kemungkinan adanya terdapat kesalahan pada melakukan praktikum atau
sudah tidak ada Mg pada daun karena kebanyakan senyawa pada daun yang sudah dipanaskan rusak
karena panasnya oven. Namun pada dasarnya magnesium pada daun berfungsi sebagai meyusun
klorofil, selain itu juga magnesium sebagai unsur hara esensial yang penting, karena magnesium
begabung dengan ATP agar ATP dapat berfungsi. Endapan merah yang idhasilkan kemungkinannya
bukan Mg tapi gula yang didapatkan Penambahan HCl pada daun yang sudah dioven, berfungsi untuk
mengetahui warna kandungan magnesium di dalamanya. Fungsi didiamkan selama 5 menit agar
mungkin terdapat endapan. Kemudian penambahan NaOH untuk menetralkan larutan dan
memunculkan endapat putih. Seperti reaksi berikut : Mg2+(aq) + HCl(aq) MgCl2(aq) + 2H+ (aq)
MgCl2(aq) + 2NaOH(aq) Mg(OH)2(s) + 2NaCl(aq) Mg(OH)2(s) + Na2SO4 (aq) MgSO4(s) + 2NaOH(aq)
kemudian ditambah Na2SO4 mungkin untuk tetap berada pada kondisi asam setelah penambahan
OHTUGAS PELAPORAN : 1. Dari percobaan yang sudah dilakukan terdapat ciri-ciri senyawa anorganik
dalam identifikasi Al pada tanah, karena tanah dalam percobaan ini terdapat Al, sehingga inimerupakan
ciri-ciri usnur anorganik yang mana mempunyai titik lebur pada 659℃(Svehla,1979). Sedangkan pada
senyawa organik mempunyai titik lebur < 350℃ 2. Sifat fisik anorganik pada praktikum kali ini terdapat
pada sumber daya alam mineral seperti tanah. Maka sifat kimianya juga mempunya struktur yang
sederhana dan tidak ada unsur karbon di dalamnya. Reaksi antara Al dan NaOH menghasilkan endapan
Al(OH)3. Al3+ + OH- Al(OH)3 BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari percobaan kali ini
yaitu : 1. Kadar air dalam sampel tanah kebun, susu bubuk, dan daun jawer setelah pemanasan 1 jam
pada suhu 105℃ yaitu 18.37 %, 1.57 %, dan 69.88 %. Kemudian kadar air setelah pemanasan ∓ 1 jam 30
menit pada suhu 200℃ yaitu 3.37 %, 26.44 %, dan 63.79 % 2. Kadar air pengotor pada pecobaan
destilasi air sumur yaitu 0.3008 gram 3. Pada identifikasi Al pada tanah kebun didaptkan endapan putih
(+++) pada penambahan akhir larutan NaOH 6 M dan didapatkan endapan putih (++) pada penambahan
akhir larutan NaOH 1 M. 4. Pada identifikasi Mg pada daun tidak terdapat endapat putih pada hasil
akhir, namun yang diapatkan ialah endapan warna merah bata DAFTAR PUSTAKA Deman, M. J. 1989.
Kimia Makanan. Penerjemah: K. Padmawinata. ITB-Press,. Bandung. Padjaatmaka A.Hadyang. 1990. Ilmu
Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga Hanafiah, K.A. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta :
Rajawali Pers Hardjowigeno, Sarwono H.1987. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademik Pressindo Sutanto,
Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius
Svehla,G.1985."Analisis Kualitatif Makro danSemi Mikro".Jakarta:Kalman Media Pustaka

Anda mungkin juga menyukai