Anda di halaman 1dari 5

NAMA: WISNU ADE WARDANA

NIM : M1C11013

MATA KULIAH : ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

DOSEN PENGAMPU: ABDURRAHMAN, S.P., M.A.

PRODI: TEKNIK SIPIL

SOAL:

1. Jelaskan identitas sosial budaya dari diri anda masing-masing!


2. Tuliskan salah satu permasalahan beserta pemecahan/solusi:

a. moralitas dan hukum!


b. Manusia dan lingkungan!

Jawab:

1. Identitas sosial adalah bagian dari konsep diri individu yang berasal dari akibat persepsi yang
sesuai dengan keanggotaan dalam suatu kelompok sosial

Teori identitas sosial digambarkan sebagai teori yang memprediksi perilaku antar kelompok
tertentu berdasarkan perbedaan status kelompok, legitimasi dan stabilitas yang dipersepsikan
akibat adanya perbedaan status tersebut, dan kemampuan yang dipersepsikan dalam berpindah
dari satu kelompok ke kelompok lainnya.

Identitas budaya adalah rincian karakteristik atau ciri-ciri sebuah kebudayaan yang
dimiliki oleh sekelompok orang yang diketahu batas- batasnya tatkala dibandingkan
dengan karakteristik atau ciri-ciri kebudayaan orang lain.

Juga berarti jika seseorang ingin mengetahu dan menetapkan identitas budaya, maka
tidak hanya menentukan karakteristik atau ciri-ciri fisik atau biologis semata, tetapi
mengkaji identitas kebudayaan sekelompok manusia melalui tatanan berfikir (cara
berpikir, orientasi berpikir), perasaan (cara merasa dan orientasi perasaan), dan cara
bertindak (motivasi tindakan atau orientasi tindakan).

Secara etimologis, kata identitas berasal dari kata identity yang berarti

A. kondisi atau kenyataan tentag sesuatu yang sama, suatu keadaan yang mirip satu sama
lain;
B. kondisi atau fakta tentang sesuatu yang sama diantara dua orang atau dua benda;
C. kondisi atau fakta yang menggambarkan sesuatu yang sama diantara dua orang individu
atau dua kelompok atau benda.

Hubungan antar manusia atau antar kelompok memiliki tataran identitas yang lebih kompleks. Simone
de Beauvoir pernah mengatakan bahwa fakta menunjukkan usaha untuk menjadi manusiawi lebih
penting daripada semua hal lain teristimewa membedakannya dengan orang lain.

Kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang terdapat di dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-
pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi seni dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.

Dulu mungkin kita sering mengatakan dengan bangga bahwa saya orang sumatera, saya orang
Jawa, saya orang Sunda, saya orang Indonesia atau yang lainnya.Tapi, kini kita tidak lagi bisa
mengatakan seperti itu. Yah, karena dalam diri kita sebenarnya memiliki identitas-identitas
ganda.

Di antara menyusutnya identitas budaya itu karena kita tanpa disadari telah berhubungan dengan
manusia yang secara identitas mereka berbeda. Belum lagi, berbagai kebudayaan yang kita bawa
berbaur dengan kebudayaan lainnya. Sehingga dengan begitu kita pun terkadang mempunyai
identitas yang baru.

Di antara penyebab perubahan identitas budaya adalah;

Pertama, mencairnya batas-batas kebudayaan. Dulu kebudayaan selalu diikat oleh batas-batas
fisik yang jelas. Sebagai contoh pakaian kebaya, sungkeman, batik, selalu identik dengan
pakaian atau adat buadaya jawa. Identitas budaya seperti itu selalu dijadikan sebagai batas-batas
atau simbol-simbol fisik yang menjadi dasar dalam pendefinisian keberadaan suatu kebudayaan,
khsusnya pada saat sesuatu yang bersifat fisik itu masih dianggap paling penting dan
menentukan. Namun, ketika kesadaran atau pola pikir manusia mengalami perubahan,
mencairnya batas-batas teritorial identitas, mobilisasi manusia, kecanggihan intelektual yang
dimiliki, media komunikasi yang semakin modern, masyarakat menjadi terintegrasi bukan hanya
pada level lokal akan tetapi dunia,

Karena itu, maka batas-batas identitas suatu kebudayaan itu pun mau tidak mau harus mencair
atau memudar. Tradisi sungkeman, bercium tangan sebagai simbol kepatuhan dan ketundukan
seorang anak kepada orang tua pun menjadi tergantikan hanya lewat telepon atau alat canggih
lainnya. Bahkan tidak hanya itu, dengan kecanggihan tekhnologi, batas-batas teritorial sebuah
komunitas, kelompok, terasa tak berarti. Orang Indonesia dalam waktu yang sama dapat
berkomunikasi, berinteraksi dengan manusia luar yang tanpa di sadarinya transfer budaya pun
saling berpindah. Manusia pun dalam waktu singkat dapat berganti-ganti karakter atau pola pikir
layaknya seperti manusia “mutan”.

Kedua, sebab adanya perubahan budaya juga karena adanya politik ruang dan makna budaya.
Makna suatu simbol juga disebabkan oleh struktur kekuasaan yang berubah. Hal senada pun
diungkapkan oleh Irwan Abdullah. Ia mengatakan suatu kebudayaan bagaimanapun tidak dapat
dilepaskan begitu saja dari ruang di mana kebudayaan itu dibangun, dipelihara, dan dilestarikan,
atau bahkan diubah. Dengan adanya kepetingan kekuasaan yang berbeda, maka ruang yang
menjadi wadah tempat kebudayaan telah mengalami re-definisi baru sejalan dengan tumbuhnya
gaya hidup modern yang secara langsung diawali dengan perubahan rancangan ruang.

Ketika kondisi ini terjadi, maka ruang pun menjadi arena yang diperebutkan, demi
melanggengkan sebuah kepentingan kekuasaan atau politik tertentu. Karena itu, makna
kebudayaan pun harus tunduk terhadap siapa yang mendefinisikan ulang. Buah dari semua ini,
maka sebuah simbol dan makna kebudayaan pun menjadi suatu objek yang kehadirannya
dihasilkan oleh suatu proses negosiasi yang melibatkan sejumlah kontestan yang terlibat dengan
kepentingan yang berbeda.

Ketiga, ketika hegemoni kepentingan politik kekuasaan terjadi, maka secara bersamaan,
pemaksaan akan makna ruang dan makna sebuah identitas budaya pun terjadi. Posisi publik yang
enggan mengikuti keinginan penguasa pun tercerai berai menjadi kelompok-kelompok kecil
yang juga beragam di dalam memaknai ruang dan makna identitas budaya.

Kontestasi berbagai institusi terjadi secara intensif yang menyebabkan individu menjadi objek
dan komoditi dari kepentingan-kepentingan yang berbeda. Mereka yang tersubordinasi pun ikut
melakukan kontestasi dalam bentuk pemaknaan dekonstruktif atau pembangkangan terhadap
pendefinisian ruang dan makna identitas badaya yang dilakukan oleh hegemoni pemegang
kendali kuasa. Tarik menariknya antara pemegang kendali kuasa dengan mereka yang
tersubordinasi pun menjadikan identitas kebudayaan pun mengalami konstruksi dan reproduksi
yang berebda yang tentunya syarat akan kepentingan yang berbeda. Simbol-simbol budaya pun
pada akhirnya dijadikan sebagai alasan penegasan autentisitas kelompok yang keberadaannya
menjadi bagian dari sistem sosial global dengan pertentangan nilai yang juga tajam.

Kondisi inilah yang menurut saya terjadi saat ini, terlebih ketika beberapa bulan yang lalu saat
kita dikisruhkan tentang perebutan identitas dengan Malysia misalnya. Buah dari kondisi ini
semua, kita rindu akan masa lalu atau dalam bahasa Irwan Abdullah mereka tertarik melakukan
replikasi dari kesukubangsaan dengan parameter yang berbeda yang didasarkan bukan pada nilai
lokal yang sama, tetapi pada minat dan kepentingan yang sama dari mereka yang secara asal usul
berbeda. Dan kita baru sadar bahwa semua itu telah “hilang”.
2 a.permasalahan: banyaknya anak yang dibawah umur tidak menghormati orang yang lebih tua!

SOLUSI:

A. Ajak orang tua untuk bicara secara baik-baik.


B. erikan pemahaman dan penjelasan kepada orang tua kita agar mereka bisa mengerti.
C. Pahami juga apa yang menjadi keinginan orang tua kita
D. Berusaha untuk menghindari perselisihan dengan orang tua agar tidak berujung pada
pertengkaran
E. Sabar dalam menghadapi sikap orang tua.
F. Lebih baik mengalah dari pada terus beradu argumen dengan orang tua.
G. Tetap berpikir positif terhadap sikap orang tua kepada kita.
H. Jangan melawan jika orang tua bersikap keras pada kita.
I. Bagaimana pun tingkah orang tua kita, maklumi saja.

b. permasalahan: yang merendam perdesaan!

Banjir merupakan suatu kondisi di mana terjadi luapan air yang berlebih yang mengakibatkan
terendamnya suatu wilayah. Banjir adalah air dalam volume besar yang menggenangi sebuah
daerah, Banjir pun bisa diartikan sebagai aliran air yang tidak dapat lagi tertampung oleh sungai,
laut, danau, dan saluran lainnya. Biasanya air banjir berasal dari sungai atau hujan lebat yang
terus menerus. Saat bencana ini terjadi, banyak orang kehilangan harta benda mereka. Bahkan
sampai menimbulkan korban jiwa. Karena itu, kita harus tahu tentang penyebab banjir agar bisa
mengambil langkah tepat untuk mencegahnya.

1. Penebangan hutan liar yang menyebabkan hutan gundul

Kita sama-sama tahu bahwa gundulnya hutan berarti pohon berkurang. Akar pohon yang
berfungsi sebagai penyerap air juga hilang sehingga akan lebih mudah terjadi nya banjir karena
tidak ada perlindungan pohon untuk menahan serapan air.

2. Sampah yang sembarangan dibuang di sungai membuat alirannya mampet

Sampah yang sembarangan dibuang di sungai membuat alirannya mampet dan akibatnya air
sungai akan meluap yang berakibat terjadinya bencana banjir yang dapat merugikan masyarakat
karena memberikan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat.

3. Pemukiman di bantaran kali

Pemukiman di bantaran sungai membuat kali rentan terjadi pendangkalan. Pendangkalan sungai
atau kali terjadi karena kebiasaan buang sampah para warganya yang langsung ke sungai dan
keadaan tanah yang ada di kiri kanan bangunan bisa saja ambles lalu menutup sisi-sisi sungai.
Sehingga kali atau sungai jadi sempit dan rawan bencana banjir.

4. Daerah yang datarannya rendah


Tentu saja wilayah yang datarannya rendah akan mengakibatkan rawan banjir, karena luapan air
akan mengalir dari tempat yang datarannya tinggi ke tempat yang datarannya rendah sehingga
banjir sering terjadi.

5. Curah hujan yang tinggi

Suatu daerah yang curah hujannya tinggi, jika terjadi berlarut-larut atau hujan lebat dalam kurun
waktu lama, sangat berpotensi terjadi nya banjir terutama daerah yang datarannya rendah serta
memiliki curah hujan yang tinggi akan semakin lebih mudah terjadinya banjr.

6. Drainase yang diubah tanpa mengindahkan Amdal

Drainase yang diubah tanpa mengindahkan amdal yang terutama di lingkungan perkotaan.
Daerah hutan atau rawa yang seharusnya bisa membantu mengurangi banjir, dipakai untuk
mambangun mall atau lainnya yang menyebabkan merusak lapisan atmosfer sehingga akan
mudah terjadinya banjir.

7. Bendungan yang jebol

Bendungan yang jebol merupakan penyebab yang sering terjadi di sekitar lingkungan yang
kurang terawat dan mudah dirusak kelestariannya, memanfaatkan sesuatu tidak pada tempatnya
dan hasilnya akan berakibat banjir bandang.

Solusi banjir :

 Memperbaiki sistem drainase dan tata kota


 Membuat waduk buatan yang bisa menampung air hujan
 Menggalakkan sistem Tanam Seribu Pohon
 Menanam kembali atau Reboisasi hutan-hutan yang telah gundul
 Meneggakan hukum dan memberikan tempat tinggal yang baru bagi penduduk pinggiran
sungai
 Mengeruk pasir-pasir sungai secara rutin
 Membuang sampah pada tempatnya

Anda mungkin juga menyukai