Microsoft Word - Laporan Akhir Risbinpoltekkes 2010 PDF
Microsoft Word - Laporan Akhir Risbinpoltekkes 2010 PDF
JUDUL PENELITIAN
Oleh :
DRG. FATHIAH, M.KES
DRG. JOJOK HERU SUSATYO, M.KES
DRG. PAWARTI, MKM
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
JURUSAN KESEHATAN GIGI
2010
PENGGUNAAN ASAM CUKA SEBAGAI KONDISIONER
DENTIN PADA TUMPATAN SEMEN IONOMERI GELAS
Oleh :
DRG. FATHIAH, M.KES
DRG. JOJOK HERU SUSATYO, M.KES
DRG. PAWARTI, MKM
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
JURUSAN KESEHATAN GIGI
2010
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, sehingga atas berkah dan karunia-Nya sehingga
lancar.
pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang telah banyak membantu
jauh dari sempurna, oleh karena itu kami menerima segala kritik dan saran yang
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul Depan............................................................................................................ i
Lembar Judul............................................................................................................ ii
Abstrak....................................................................................................................... iii
Kata Pengantar........................................................................................................... iv
Daftar Isi.................................................................................................................... vi
Daftar Tabel............................................................................................................... vii
Daftar Gambar........................................................................................................... viii
Daftar Lampiran......................................................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................... 6
1.4 Manfaat.......................................................................................................... 7
v
3.3 Hipotesis Penelitian....................................................................................... 24
BAB 6 PEMBAHASAN................................................................................ 47
6.1 Pengukuran Kebersihan Permukaan dentin dengan SEM..............................47
6.2 Kekuatan Perlekatan Mekanis........................................................................50
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 54
LAMPIRAN............................................................................................................... 57
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur dan Sifat Kimia Asam Asetat...................................19
Gambar 2.2 Struktur dan Sifat Kimia Asam Oksalat.................................20
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian............................................ 22
Gambar 4.1 Pemeriksaan SEM.................................................................. 33
Gambar 4.1a Sampel Gigi yang Diletakkan pada Holder........................... 33
Gambar 4.1b Sampel Gigi pada Holder yang Telah Dilapisi Emas............ 33
Gambar 4.1c Vacuum Evaporator............................................................... 33
Gambar 4.1d Scanning Electron Microscope (SEM).................................. 33
Gambar 4.2 Pemeriksaan Perlekatan Mekanis.......................................... 36
Gambar 4.2a Sampel Gigi telah Ditanam pada Tabung Silinder................ 36
Gambar 4.2b Sampel Gigi telah Ditumpat dengan Semen Ionomeri Gelas 36
Gambar 4.2c Autograph Shimadzu AG-10TE............................................ 36
Gambar 4.2d Sampel Gigi sedang Dilakukan Uji Tarik.............................. 36
Gambar 4.3 Alur Penelitian....................................................................... 37
Gambar 5.1 Gambaran SEM Permukaan Dentin dengan Perlakuan Asam
Asetat, pembesaran 3500X..................................................... 40
Gambar 5.1a Gambaran SEM permukaan Dentin setelah Ditetesi Asam
Asetat 15%............................................................................. 40
Gambar 5.1b Gambaran SEM permukaan Dentin setelah Ditetesi Asam
Asetat 17,5%.......................................................................... 40
Gambar 5.1c Gambaran SEM permukaan Dentin setelah Ditetesi Asam
Asetat 20%............................................................................. 40
Gambar 5.1d Gambaran SEM permukaan Dentin setelah Ditetesi Asam
Asetat 25%............................................................................. 40
Gambar 5.2 Gambaran SEM Permukaan Dentin dengan Perlakuan Asam
Poliakrilik 10% (kontrol), pembesaran 3500X...................... 41
Gambar 5.3 Gambaran SEM Permukaan Dentin dengan Perlakuan Asam
Oksalat, pembesaran 3500X................................................... 41
Gambar 5.3a Gambaran Permukaan Dentin Setelah Ditetesi Asam Oksalat
10%.........................................................................................41
Gambar 5.3b Gambaran Permukaan Dentin Setelah Ditetesi Asam Oksalat
12,5%......................................................................................41
Gambar 5.3c Gambaran Permukaan Dentin Setelah Ditetesi Asam Oksalat
15%.........................................................................................41
Gambar 5.3d Gambaran Permukaan Dentin Setelah Ditetesi Asam Oksalat
17,5%......................................................................................41
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1 Data Jenis Asam, Konsentrasi, dan pH.................................. ........... 39
Tabel 5.2 Uji Statistik Kruskal – Wallis pada Kebersihan Permukaan Dentin.. 42
Tabel 5.3 Uji Statistik Mann – Whitney pada Kebersihan Permukaan Dentin..43
Tabel 5.4 Rerata dan simpang baku kekuatan perlekatan tumpatan semen
ionomeri gelas pada permukaan dentin (dalam MPa)........................ 44
Tabel 5.5 Hasil uji statistik Lilliefors dan Levene test pada kekuatan perlekatan
tumpatan semen ionomeri gelas pada permukaan dentin.................. 45
Tabel 5.6 Uji statistik Mann-Whitney pada kekuatan perlekatan tumpatan semen
ionomeri gelas pada permukaan dentinsetelah perlakuan dengan asam
poliakrilik 10%, asam asetat 25% dan asam oksalat 17,5%...............46
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
satunya adalah tumpatan semen ionomeri gelas. Tumpatan ini tidak asing lagi
dan telah mulai dipakai di bidang kedokteran gigi sebagai bahan tumpatan sejak
diperkenalkan pada tahun 1972 oleh Wilson dan Kent. Bahan tumpatan tersebut
polyalkenoic acid seperti polyacrylic acid dan komponen gelas yang biasanya
menutup kerusakan gigi yang terjadi pada penderita manula atau orang yang
menyikat gigi dengan cara yang kurang benar. Hal tersebut menyebabkan
terjadinya retraksi atau abrasi yang terdapat pada daerah servikal gigi, yang
rangsang panas dan dingin (Budisuari, 2007). Penggunakan bahan tumpatan lain
ix
memerlukan penanganan khusus yang hanya dapat diperoleh dari tumpatan
secara kimiawi dan fisik pada jaringan dentin dan enamel yang disebut dengan
bersifat translucent / tembus cahaya, memiliki efek biologis yang baik terhadap
struktur gigi dan pulpa dapat ditempatkan pada kavitas tanpa menggunakan
bonding agent serta mempunyai sifat anti bakteri, terutama terhadap koloni
tersebut maka semen ionomeri gelas banyak dipakai sebagai tumpatan tetap.
ion, pembesaran / swelling karena penyerapan air yang berlebihan yang akan
gelas, antara lain karies pada permukaan servikal gigi, karies pada akar yang
x
Tumpatan semen ionomeri gelas sering dilakukan pada anak-anak
sekolah dasar sebagai bagian dari Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi yang
cairan lebih dahulu habis sebelum bubuk tumpatan. Hal tersebut karena selain
menghindari hal tersebut, terpikir untuk mencari suatu bahan kondisioner dentin
pemberian kondisioner dentin, dimana pada tahap ini dilakukan persiapan pada
gigi agar siap ditumpat dengan semen ionomeri gelas, dengan cara mengoleskan
asam pada permukaan dentin yang akan ditumpat dengan semen ionomeri gelas.
Beberapa macam asam yang pernah dipakai sebagai bahan dentin kondisioner
adalah asam fosfat 10%, 35% dan 37,5% serta asam maleat 10% selama 15 detik
yang dipakai oleh Matos (1997) pada penelitiannya tentang efek etsa asam pada
smear layer dan melebarkan jalan masuk tubuli dentin, sedangkan asam maleat
Bahan kondisioner dentin lain yang pernah dipakai adalah asam fosfat
35%, asam sitrat 12%, asam poliakrilik 10% dan 20% dengan waktu
perlekatan resin modified semen ionomeri gelas pada enamel, tetapi tidak ada
xi
perbedaan yang bermakna yang didapatkan dari keempat bahan asam tersebut.
kondisioner dentin jarang dilakukan, oleh karena itu penelitian ini dilakukan.
Asam asetat merupakan asam organik lemah. Asam asetat atau asam
cuka memiliki rumus empiris C2H2O2 merupakan salah satu asam karboksilat
demineralisasi dentin juga memelihara agar ion kalsium tetap tersedia selama
reaksi kimia antara dentin dengan semen dan mencegah kontaminasi bahan
tumpatan dengan kelembaban dari cairan dentin (Corona, et.al. 2005). Smear
layer terbentuk pada permukaan dentin yang telah dipreparasi dengan ketebalan
smear layer. Hasil pemeriksaan SEM akan terlihat permukaan dentin secara
Gigi yang telah diberi perlakuan dengan asam asetat kemudian dilakukan
uji kekuatan perlekatan dengan melakukan uji kekuatan tarik pada permukaan
dentin yang telah ditumpat dengan semen ionomeri gelas. Permukaan dentin
xii
yang lebih bersih dari smear layer seharusnya memiliki kekuatan perlekatan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas maka diajukan suatu
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum :
Tujuan khusus :
permukaan dentin
xiii
D. Manfaat
xiv
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
gigi, maka masalah tersebut akan menjadi rumit. Komposisi gigi tidak homogen,
baik komponen organik maupun anorganik terdapat dalam jumlah yang tidak
sama dalam dentin dan pada enamel. Bahan yang dapat melekat pada komponen
apatit) dan suatu bahan perekat atau tumpatan yang melekat pada enamel belum
B. Dentin
Gigi terdiri dari 3 jaringan yang termineralisasi yaitu enamel, dentin, dan
organik, bahan anorganik atau mineral, dan air. Komposisi bahan organik dapat
diabaikan pada enamel tetapi pada dentin, bahan organik tersebut yang terdiri
dari gel cairan organik dan matriks kolagen memainkan peranan penting.
sebesar 33%, air 20% dan bahan anorganik memiliki porsi tertinggi sebesar
47%. Bahan anorganik yang terdapat pada enamel dan dentin secara keseluruhan
xv
terdiri dari hidroksi apatit, sebagai suatu bentuk hidrasi dari kalsium fosfat
1. Hidroksi Apatit
mineral, yang secara alami membentuk kalsium apatit dengan rumus kimia
kompleks gugus apatit dengan akhiran hidroksil pada ujungnya. Ion OH- dapat
2. Smear Layer
Smear layer adalah lapisan debris pada permukaan dentin yang dihasilkan
dari pengasahan gigi selama proses persiapan kavitas, yang terdiri dari partikel
halus potongan struktur gigi, bakteri,dan komponen air ludah ( Hatrick, 2003).
Smear layer berupa lapisan organik tipis dan partikel hidroksi apatit
permukaan yang dilapisi oleh debris bukan pada permukaan dentin yang bersih.
xvi
C. Proses perlekatan semen ionomeri gelas pada permukaan dentin
dikembangkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1972. Mempunyai nama lain
Silicate Polyacrylic Acid. Semen ionomeri gelas merupakan bahan yang bukan
keduanya. Semen tersebut terdiri dari dari serbuk dan cairan yang jenisnya
Komposisi semen ionomeri gelas, terdiri dari dari serbuk dan cairan. Bentuk
serbuk terdiri dari SiO2 29%, Al2O3 17%, Al F3 5%, Na3AlF6 5%, AlPO4 10%.
Bentuk cairan terdiri dari asam poliakrilat 47,5% dan asam tartrat 5% (Diatri,
1998).
menunjukkan shear bond strength yang secara umum lebih baik, tetapi jika pada
menunjukkan shear bond strength yang sangat rendah (Cho, 1999). Hal tersebut
yang sangat penting untuk meningkatkan perlekatan antara dentin dan resin
hampir mendekati resin komposit yang melekat pada permukaan enamel yang
xvii
Bentuk sederhana resin modified semen ionomeri gelas dihasilkan dari
dimana sebagian komponen air digantikan oleh campuran air dengan HEMA.
sifat utama dari semen ionomeri gelas, seperti halnya pada semen
dengan dentin dan enamel membentuk ikatan polar dan ionik. Ion poliakrilat
dari semen ionomeri gelas akan bereaksi dengan struktur apatit dari gigi
1. Kondisioner dentin
kondisioner dentin atau bahan etsa asam adalah memperoleh kedalaman dentin
kedalaman difusi oleh bahan yang kontak dengan gigi. Tidak dapat dipungkiri
bahan etsa asam mampu menghilangkan smear layer pada kedalaman yang
xviii
2. Proses pelarutan kondisioner dentin terhadap permukaan dentin
yang akan melarutkan smear layer dan sebagian hidroksi apatit yang terdapat
pada dentin.
logam etanoat bila bereaksi dengan logam dan menghasilkan logam etanoat, air
(Santiago, 2006).
D. Asam Asetat
Asam asetat mempunyai nama lain asam cuka, juga dikenal sebagai
acetic acid dan ethanoic acid/asam etanoat adalah senyawa kimia organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam asetat
adalah senyawa kimia asam organik yang memiliki rumus empiris C2H4O2.
resmi bagi asam asetat adalah AcOH atau HOAc dimana Ac berarti gugus asetil,
higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16,7° C. Asam asetat
merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format.
xix
Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya
terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat bersifat korosif
terhadap banyak logam seperti besi, magnesium, dan seng, membentuk gas
hidrogen dan garam-garam asetat (disebut logam asetat) (Mary Adele, 2008).
Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang
tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat
dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur
keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai
xx
Gambar 2.1 Struktur dan sifat kimia asam asetat
E. Gigi sapi
percobaan. Seperti halnya pada gigi manusia, pada sapi muda didapatkan geligi
sulung, sedangkan pada sapi dewasa didapatkan susunan gigi permanen. Sapi
dipilih yang sehat , berumur sekitar 3 tahun, serta tidak dibedakan jenis
xxi
sapi, kelinci, kera, tikus, sapi, dan anjing. Tetapi di bidang konservasi gigi lebih
banyak yang memakai gigi sapi sebagai sampel penelitiannya. Beberapa peneliti
tentang efek bahan yang menghilangkan smear layer pada permukaan dentin
menggunakan gigi insisif pertama dan kedua hewan coba sapi. Selain itu juga
terdapat Taira, et al (2005) yang meneliti efek etsa asam fosfat pada kekuatan
perlekatan antara enamel dengan bahan bonding pada enamel gigi sapi, dimana
tidak ada perbedaan bermakna yang diamati. Begitu juga Suzuki, et al (2000)
meneliti tentang adhesi pada bahan resin tumpatan terhadap gigi dengan
xxii
BAB 3
Smear layer
- Hidroksi apatit dalam
bentuk
[Ca10(PO4)6(OH)2]
Asam asetat
Kalsium Asetat
Permukaan dentin
bersih dari smear layer
Kekuatan perlekatan
xxiii
B. Penjelasan Kerangka Konseptual
Dentin terdiri dari bahan organik 33%, air 20% dan bahan anorganik
47%. Bahan anorganik tersebut berupa hidroksi apatit dalam bentuk kalsium
apatit. Apabila dilakukan preparasi pada permukaan gigi, dalam hal ini dentin,
akan meningggalkan suatu lapisan pada permukaan dentin tersebut. Lapisan ini
disebut dengan smear layer, yang terdiri dari partikel halus potongan struktur
oleh debris dan bukan pada permukaan dentin yang bersih. Untuk
poliakrilik, yang dalam penelitian ini akan dicoba digantikan dengan asam asetat
selama 20 detik. Variabel pada penelitian ini adalah konsentrasi bahan asam.
Tujuan pengulasan kondisioner dentin ini untuk membuang smear layer yang
terbentuk pada waktu preparasi gigi yang menutupi permukaan dentin dan
Reaksi asam dengan hidroksi apatit dan smear layer yang terdapat pada gigi
akan menghasilkan garam-garam yang mengandung ion Ca2+ yang terlarut pada
xxiv
kalsium asetat. Setelah dilakukan pengulasan kondisioner dentin maka
diharapkan permukaan dentin akan bersih dari smear layer tanpa membuka
tubuli dentin. Permukaan dentin yang bersih akan memberikan perlekatan bahan
tumpatan yang lebih baik pada dentin, dalam hal ini tumpatan semen ionomeri
gelas. Tumpatan semen ionomeri gelas melekat secara kimia dengan permukaan
dentin, dengan membentuk ikatan kimia antara ion poliakrilat dari semen
ionomeri gelas dengan struktur apatit dari dentin menggantikan kalsium dan
fosfat, sehingga semakin bersih permukaan dentin dari smear layer diharapkan
C. Hipotesis Penelitian
xxv
BAB 4
METODE PENELITIAN
penelitian yang diungkapkan secara garis besar pada bab ini akan dikemukakan
A. Jenis Penelitian
sebagai akibat adanya perlakuan tertentu. Selain itu juga untuk mengetahui
kelompok kontrol.
1. Gigi sapi (bovine). Gigi insisivus sapi yang telah dicabut dari rahang
dipilih yang baik, tidak ada retak, abrasi, ataupun tidak ada karies.
xxvi
2. Bahan kondisioner dentin, ada 2 macam bahan kondisioner dentin yang
dipakai dalam penelitian ini yaitu asam asetat dan asam poliakrilik 10%
dibersihkan dengan sikat dan scalpel tajam dibawah air mengalir. Jaringan lunak
yang masih melekat dibersihkan dengan hati-hati. Gigi sapi kemudian dipotong
lebih kurang 3 mm diatas garis servikal bagian insisal Setelah terpotong dan
bersih, gigi sediaan direndam dalam larutan garam fisiologis dan disimpan
Gigi insisivus yang sehat, tidak terdapat retak, abrasi maupun karies. Keadaan
xxvii
2. Penentuan Besar Sampel Penelitian
Keterangan :
p : proporsi gabungan ( p1 + p2 ) / 2
rumus :
xxviii
Keterangan :
C. Variabel Penelitian
Variabel bebas : Jenis bahan asam (asam asetat dan asam poliakrilik 10%) dan
Variabel tergantung :
SEM
dentin.
dentin, waktu aplikasi, pencucian dengan air, aplikasi tumpatan semen ionomeri
gelas.
xxix
D. Batasan Operasional Penelitian
1. Kondisioner Dentin
dan asam poliakrilik 10% pada permukaan dentin yang bertujuan melarutkan
garam yang terbentuk pada permukaan dentin sebagai hasil reaksi antara asam
yaitu:
xxx
E. Bahan dan Instrumen Penelitian
Bahan kondisioner dentin menggunakan 2 macam asam yaitu asam asetat dan
asam poliakrilk 10% yang dibuat dengan pengenceran dari cairan asam asetat
murni dengan perbandingan volume / volume untuk asam asetat dan kemasan
Gigi sediaan yaitu gigi insisivus sapi diasah dan dipotong dengan bur intan dan
2. Instrumen Penelitian
Alat untuk memotong dan menghaluskan gigi sediaan : bur disk diamond dan
bur intan merk Edenta AG, kertas rempelas no. 600 dan no. 1000 merk Sikens.
Electron Microscopy (SEM) dengan tipe JEOL, JSM T-100, Japan yang terdapat
Universitas Airlangga.
Alat untuk mengukur kekuatan perlekatan dengan uji tarik menggunakan alat
pada permukaan gigi menggunakan sikat sedangkan untuk jaringan lunak dan
keras menggunakan scalpel yang tajam. Selama pembersihan gigi selalu dalam
xxxi
keadaan basah. Kemudian gigi dipotong dengan disk diamond untuk kemudian
permukaan dentin.
spuit injeksi.
asetat 15% selama 20 detik, kelompok 2 ditetesi asam asetat 17,5% selama 20
detik, kelompok 3 ditetesi asam asetat 20% selama 20 detik, kelompok 4 ditetesi
asam asetat 25% selama 20 detik, kelompok 5 ditetesi asam poliakrilik 10%
butiran kapas dilanjutkan menggunakan chip blower. Selanjutnya gigi telah siap
untuk diperiksa dengan menggunakan SEM sesuai dengan prosedur tetap pada
Gigi sapi yang akan diamati dilekatkan pada holder/stub dari bahan
xxxii
adalah emas murni. Keseluruhan proses pelapisan memakan waktu lebih kurang
1 jam.
tiap perlakuan.
a b
xxxiii
c d
Sampel penelitian diambil dari bagian labial gigi insisivus dipotong dengan
dengan diameter 1,7 cm dan tinggi 2,5 cm dan diberi pengunci pada bagian
bawahnya yang menembus dari satu sisi ke sisi lainnya. Gigi ditanam dengan
silikon no. 600 yang dilanjutkan dengan kertas gosok silikon no. 1000 sampai
xxxiv
silikon. Bagian atas yang terdapat dentin gigi sapi kemudian ditutup dengan
dengan asam asetat 25% selama 20 detik, kelompok 2 ditetesi dengan asam
blower.
optimal dari asam asetat yang lain yang didapat dari hasi penelitian kebersihan
tempat bahan tumpatan semen ionomeri gelas. Semen ionomer gelas disiapkan
dan diaduk dengan perbandingan 1 sendok peres bubuk dan 1 tetes cairan sesuai
ditangkupkan pada bagian atas permukaan dentin dan ditekan sampai mengeras.
sampel disimpan dalam suhu kamar. Hari berikutnya barulah dilakukan uji tarik
dengan beberapa modifikasi pada alat dan kecepatan cross head. Pada saat
head = 10 mm/menit, range : 1, kapasitas load cell : 5 kN/500 kgf. Data yang
didapat pada layar dengan satuan kgf kemudian dikonversikan dalam MPa.
xxxv
1 kgf = 9,81 N. 1MPa = N/mm2. Luas permukaan dentin coba = πr2 = 12,6
a b
c d
dianalisis menggunakan one way ANOVA, jika hasil yang didapat signifikan,
dilanjutkan dengan uji LSD. Uji dilakukan dengan taraf signifikansi 0,05.
xxxvi
4.7. Alur Penelitian
Gigi Sapi
Preparasi
Permukaan dentin +
smear layer
Pemeriksaan SEM
Kebersihan DATA
permukaan dentin
xxxvii
BAB 5
dentin setelah ditetesi dengan kondisioner dentin dan pengukuran secara mekanis
dengan uji kekuatan tarik perlekatan tumpatan semen ionomer gelas pada
permukaan dentin.
SEM
Hal yang paling berperan dalam fungsi pembersihan smear layer ini
dipengaruhi oleh konsentrasi asam dan Ka ( konstansta asam) yang akhirnya akan
xxxviii
Tabel 5.1 Data jenis asam, konsentrasi dan pH
kimianya. Gugus karboksilat akan mengikat ion kalsium yang terdapat pada
smear layer dan permukaan dentin tersebut. Asam asetat memiliki dua rantai
SEM ini gambaran yang diberikan bervariasi dengan pembesaran 3500 kali, hal
tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya garis potong yang dibuat
pada gigi sapi, bagian dari gigi sapi yang diambil, sudut pandang penglihatan pada
obyek yang diamati, dan juga kepekaan dari alat SEM itu sendiri. Hasil
pemeriksaan SEM dengan menggunakan asam asetat dan asam poliakrilik 10%
xxxix
a b
c d
dengan asam asetat 15%, permukaan dentin masih terdapat smear layer terutama
pada jalan masuk tubuli dentin sehingga tubuli dentin masih tertutup oleh smear
perlakuan dengan asam asetat 17,5% , nampak lebih bersih dengan sedikit smear
layer pada jalan masuk tubuli dentin, hampir sama juga dengan gambaran yang
ditunjukkan pada gambar 5.1c dengan perlakuan asam asetat 20%. Sedangkan
pada gambar 5.1d nampak tubuli dentin terbuka, bersih dari smear layer.
xl
Gambar 5.2 Gambaran SEM permukaan dentin dengan perlakuan asam
poliakrilik 10% (kontrol), pembesaran 3500X
dengan skala 0 – 4 dari Babay (2001). Hasil yang didapat kemudian dilakukan uji
tersebut.
Tabel 5.2 Uji statistik Kruskal – Wallis pada kebersihan permukaan dentin
Kontrol 0,000*
Pada tabel 5.2 diatas terlihat bahwa hasil uji Uji Kruskal – Wallis, pada
pengujian kontrol – asam asetat memberikan hasil p < 0,05 yang berarti ada
perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dengan asam asetat. Untuk
xli
Tabel 5.3 Uji statistik Mann-Whitney pada kebersihan permukaan dentin
Pada tabel 5.2 diatas terlihat bahwa terdapat perbedaan yang bermakna
pada kebersihan permukaan dentin semua kelompok perlakuan asam asetat ( 15%,
17,5%, 20%, dan 25% ) dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan p< 0,05.
10% (kontrol), asam asetat 15%, asam asetat 17,5%, dan asam asetat 20% dengan
p< 0,05.
xlii
Tabel 5.4 Rerata dan simpang baku kekuatan perlekatan tumpatan semen
ionomeri gelas pada permukaan dentin (dalam MPa)
Tabel 5.4 memperlihatkan bahwa rerata asam asetat lebih kecil dari
rerata asam poliakrilik. Asam asetat 25% dipergunakan karena merupakan asam
asetat yang optimal dari asam asetat yang lain yang didapat dari hasil penelitian
Tabel 5.5 Hasil uji statistik Lilliefors dan Levene test pada kekuatan perlekatan
tumpatan semen ionomeri gelas pada permukaan dentin
Kekuatan perlekatan Uji Lilliefors Uji Levene
Kontrol 0,033 0,271
Asam Asetat 25% 0,200
Asam Oksalat 17,5% 0,200
perlakuan dengan asam asetat dan asam oksalat dilakukan uji Anova one way.
Sebelumnya dilakukan uji Lilliefors dan uji Homogeneity of Variance dengan uji
statistik Levene. Uji distribusi data dengan Lilliefors pada hasil kontrol
didapatkan p < 0,05 (p = 0,033) yang berarti bahwa distribusi data kontrol tidak
normal sedangkan hasil uji Liliefors setelah pemberian perlakuan asam asetat
25% didapatkan hasil p > 0,05 (p = 2,000) yang menunjukkan bahwa distribusinya
normal. Uji Levene didapatkan nilai p > 0,05 (p = 0,271) yang menunjukkan
bahwa varian data yang diuji homogen. Uji Anova mensyaratkan bahwa distribusi
dan varian data keduanya harus normal sehingga uji tersebut tidak dapat dilakukan
xliii
pada penelitian ini. Untuk menguji hasil penelitian kekuatan pelekatan dilakukan
Jenis Asam
Asam Asetat 25%
Tabel 5.5 menunjukkan hasil uji statistik Mann - Whitney untuk melihat
asetat 25% tidak memiliki perbedaan yang bermakna dengan p > 0,05 (p = 0,685).
D. PEMBAHASAN
memberikan hasil bahwa perlakuan dengan pemberian asam asetat sebagai bahan
kondisioner dentin, secara umum memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan
membuktikan hal tersebut, bahwa perlakuan dengan asam asetat, bermakna secara
statistik terhadap derajat kebersihan permukaan dentin. Hasil ini sesuai dengan
asumsi bahwa asam yang lebih kuat dan memiliki gugus karboksilat yang lebih
banyak, akan membersihkan permukaan dentin dengan lebih baik. Asam asetat
xliv
memiliki 1 gugus karboksil (COO-) yang membawa sifat keasaman, sedangkan
Hal yang sama mungkin juga akan didapatkan bila mempergunakan jenis
asam yang lain, yang akan menghasilkan garam yang larut dalam air. Keadaan
menggunakan asam fosfat maupun asam maleat, kedua jenis asam tersebut
Hasil penelitian SEM ini didapatkan bahwa perlakuan dengan asam asetat
dengan asam asetat 15%, asam asetat 17,5%, asam asetat 20% dan asam asetat
kontrol, hal ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan asam asetat memberikan
perlakuan kontrol. Hal ini membuktikan bahwa asam asetat dapat dipergunakan
asam asetat didapatkan hasil bahwa asam asetat 25% memberikan hasil yang
terbaik, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang signifikan antara
perlakuan asam asetat 25% dengan asam asetat 15%, asam asetat 17,5% dan asam
asetat 20%. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil
yang optimal untuk dilakukan kekuatan tarik adalah asam asetat 25%. Hal tersebut
berhubungan dengan pH, semakin kecil pH suatu bahan asam maka semakin besar
oleh Goes (1998) bahwa bahan etsa asam ataupun kondisioner dentin dapat
xlv
mengubah permukaan dentin secara mikromorfologis tergantung pada jenis asam,
kekuatan perlekatan yang lebih tinggi didapatkan dari perlekatan tumpatan semen
ionomeri gelas pada permukaan dentin setelah mendapat perlakuan dengan asam
dentin setelah diberikan perlakuan dengan asam asetat 25% secara statistik tidak
perlakuan dengan asam poliakrilik 10% sebagai kontrol dengan p hitung > 0,05
permukaan dentin maka perlekatan tumpatan yang dihasilkan akan semakin baik.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena luas bidang kontak antara tumpatan
perlakuan dengan asam poliakrilik 10% (0,006) lebih kecil dibandingkan dengan
porositas permukaan dentin dengan perlakuan asam asetat 25% (0,06) sehingga
luas permukaan kontak antara tumpatan semen ionomeri gelas dengan permukaan
xlvi
Konsistensi bahan tumpatan semen ionomeri gelas yang diaplikasikan pun
Konsistensi bahan tumpatan semen ionomer gelas setelah diaduk merupakan pasta
yang sangat kental sehingga sukar untuk dapat berpenetrasi kedalam tubuli dentin
yang terbuka. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan aplikasi dentin bonding
sebelum tumpatan komposit, yang bersifat cair sehingga dapat leluasa masuk
(Anusavice, 2003)
xlvii
BAB 6
A. Kesimpulan
berikut :
B. Saran
hasil yang lebih baik dibandingkan asam poliakrilik sebagai kontrol, sedangkan
hasil kekuatan perlekatan tumpatan semen ionomeri gelas pada permukaan dentin
xlviii
DAFTAR PUSTAKA
Adioro Soetojo, 2006, Kekuatan perlekatan antara bahan bonding HEMA dengan
kolagen dentin pada berbagai kelembaban, Disertasi Pasca sarjana, Unair
Babay Nadir, 2001, SEM study on the effect of two different demineralization
methods with saturated tetracycline hydrochloride on diseased root
surfaces, The journal of contemporary dental practice vol. 2 no. 2 Spring
issue
Boksman L, 2005, Some of my patients are still having problems with dentinal
hypersensitivity, even after conventional treatment. Are the new oxalate
desensitizing agent the answer?,
http://www.clinicalresearchdental.com/core/crdArticles/jcdaOct2005v071
n009p635-636.pdf, terakhir akses 4 September 2008
Budisuari Made Asri, 2007, Keunggulan semen glass inomer sebagai bahan
restorasi, http://www.tempointeraktif.com/medika/arsip/082002/pus-
1.mht, terakhir akses pada 1 November 2007
Cho Shiu Yin, Cheng Ansgar C, 1999, A review of glass ionomer restorations in
the primary dentition, J Can Dent Assoc 65; 491-495
Goes Mario Fernando de, Sinhoreti Mario Alexandre Coelho, Consani Simonides,
Silva Marcelo AP Da, 1998, Morphological effect of the type,
xlix
consentration and etching time of acid solution on enamel and dentin
surfaces, Braz dental J 9 (1) : 3-10
Hatrick Carol Dixon, Eakle W Stephan, Bird William F, 2003, Material, clinical
applications for dental assistants and dental hygienists, Elsevier science,
WB Saunders
Hse KMY, Leung SK, Wei SHY, 1999, Resin-ionomer restorative materials for
children : a review, Australian dental journal 44 (1); 1-11
Matos Adriana Bona, Palma Regina Guenka, Saraceni Cintia Helena Coury,
Matson Edmir, 1997, Effects of acid etching on dentin surface : SEM
morphological study, Braz Dent J 8(1); 35-41
Oliviera Sofia SA, Pugach Megan K, Hilton Joan F, Watanabe Larry G, Marshall
Sally J, Marshall Grayson WJr, 2003, The influence of the dentin smear
layer on adhesion: a self-etching primer vs a total-etch system, Academy
of dental material 19; 758-767
Pashley DH, Carvalho RM, Pereira JC, Villanueva R, Tay FR, 2001, The Use of
Oxalate to Reduce Dentin Permeability under Adhesive Restoration, Am J
Dent, 14 (2) : 89-94
Pereira Jose Carlos, Martineli Ana Christian BF, Tung Ming S, 2002, Replica of
Human Dentin Treated With Different Desensitizing Agents : A
Metthodological SEM Study in Vitro, Braz Dent J 13 (2) : 75-85
Santiago Sergio Lima, Pereira Jose Carlos, Martineli Ana Christian BF, 2006,
Effect of Comercially Available and Experimental potassium Oxalate-
gents in dEntin Permeability : influence of time an Filtration System, Braz
Dent J vol 17 no 4
l
Suzuki Kazuomi, Ishikawa Kunio, Nishitani Yoshihiro, Ito Kosuke, Torii
Yasuhiro, Nishiyama Norihiro, Nemoto Kimiya, 2000, Adhesion of
restorative resin to teeth : effects of functional groups of dentin primer to
colagen, Dentistry in Japan vol 36; 93-97
Taira Yohsuke, Shimoda Maki, Abe Kumiko, Soeno Kohyoh, Atsuta Mitsuru,
2005, Bond strength between four luting system and enamel modified with
phosphoric acid, Dent Mater J, 24(4); 583-587
Tay FR, Pashley DH, Mak YF, Carvalho RM, Lai SCN, Suh BI, 2003, Integrating
Oxalate Desensitizer with Total-etch Two-step Adhesive, J Dent Res,
82(9), 703-707
Wang Yong, Spencer Paulette, 2002, Analysis of acid-treated dentin smear debris
and smear layer using confocal Raman microspectroscopy, J. Biomed
Mater Res 60; 300-308
Yli-Urpo Helena, Lassila Lippo VJ, Närhi Timo, Vallittu Pekka K, 2005,
Compressive strength and surface characterization of glass ionomer
cement modified by particles of bioactive glass, Dental Materials 21; 201-
209.
li
LAMPIRAN
Tabel 1.1 Hasil skoring pembacaan SEM permukaan dentin setelah pemberian
perlakuan
lii
15% 17,5% 20% 25%
1 2 2 2 3
1 2 2 2 3
1 2 2 2 4
1 2 3 2 4
1 2 3 2 4
Tabel 1.2 Konversi hasil uji tarik perlekatan tumpatan semen ionomeri gelas pada
permukaan dentin dari kgf menjadi Mpa
Tabel 1.3 Hasil pemeriksaan uji tarik perlekatan tumpatan semen ionomeri gelas pada
permukaan dentin (MPa)
liii
4,94 0,90
1,32 0,66
2,41 1,79
1,21 3,85
1,75 1,95
2,41 2,26
2,49 4,87
2,36 2,32
SD
1,26 1,53
Lampiran 2 : Hasil SEM permukaan dentin setelah perlakuan dengan asam asetat 15%
liv
Lampiran 3 : Hasil SEM permukaan dentin setelah perlakuan dengan asam asetat 17,5%
lv
Lampiran 4 : Hasil SEM permukaan dentin setelah perlakuan dengan asam asetat 20%
lvi
Lampiran 5 : Hasil SEM permukaan dentin setelah perlakuan dengan asam asetat 25%
lvii
Lampiran 6 : Hasil SEM permukaan dentin setelah perlakuan dengan asam poliakrilik 10%
lviii
lix
Lampiran 7 : Uji statistik Lilliefors dan Levene pada hasil penelitian
kekuatan perlekatan tumpatan semen ionomeri gelas pada
permukaan dentin
Explore
GROUP
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
GROUP N Percent N Percent N Percent
UJITARIK 1,00 7 100,0% 0 ,0% 7 100,0%
2,00 7 100,0% 0 ,0% 7 100,0%
3,00 7 100,0% 0 ,0% 7 100,0%
Descriptives
lx
3,00 Mean 8,5157 ,83949
95% Lower Bound 6,4616
Confidence Upper Bound
Interval for 10,5699
Mean
5% Trimmed Mean 8,4558
Median 7,9800
Variance 4,933
Std. Deviation 2,22109
Minimum 5,96
Maximum 12,15
Range 6,19
Interquartile Range 3,9700
Skewness ,810 ,794
Kurtosis -,483 1,587
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
GROUP Statistic df Sig. Statistic df Sig.
UJITARIK 1,00 ,316 7 ,033 ,813 7 ,055
2,00 ,231 7 ,200(*) ,915 7 ,431
3,00 ,226 7 ,200(*) ,920 7 ,472
* This is a lower bound of the true significance.
a Lilliefors Significance Correction
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
UJITARIK Based on Mean 1,404 2 18 ,271
Based on Median ,860 2 18 ,440
Based on Median
and with adjusted ,860 2 15,190 ,443
df
Based on trimmed
1,239 2 18 ,313
mean
UJITARIK
Stem-and-Leaf Plots
UJITARIK Stem-and-Leaf Plot for
GROUP= 1,00
2,00 1 . 23
1,00 1 . 7
3,00 2 . 444
lxi
1,00 Extremes (>=4,9)
7,00 0 . 0011234
5,00 0 . 56778
2,00 1 . 02
lxii
Normal Q-Q Plots
1,0
,5
0,0
Expected Normal
-,5
-1,0
-1,5
0 1 2 3 4 5
Observed Value
1,0
,5
0,0
Expected Normal
-,5
-1,0
-1,5
0 1 2 3 4 5
Observed Value
lxiii
Normal Q-Q Plot of UJITARIK
For GROUP= 3,00
1,5
1,0
,5
0,0
Expected Normal
-,5
-1,0
-1,5
5 6 7 8 9 10 11 12 13
Observed Value
,8
,6
,4
,2
Dev from Normal
-,0
-,2
-,4
-,6
1 2 3 4 5
Observed Value
lxiv
Detrended Normal Q-Q Plot of UJITARIK
For GROUP= 2,00
,6
,4
,2
Dev from Normal
0,0
-,2
-,4
0 1 2 3 4 5
Observed Value
,4
,2
Dev from Normal
0,0
-,2
-,4
5 6 7 8 9 10 11 12 13
Observed Value
lxv
14
12
10
6
Not Selected
2
UJITARIK
-2
N= 7 7 7
GROUP
1,2
1,0
,8
,6
,4
Spread
,2
0,0
,6 ,8 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,2
Level
* Plot of LN of Spread vs LN of Level
lxvi
Lampiran 8 : Uji statistik Lilliefors dan Levene pada hasil penelitian
kekuatan perlekatan tumpatan semen ionomeri gelas pada
permukaan dentin
Explore
GROUP
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
GROUP N Percent N Percent N Percent
UJITARIK 1,00 7 100,0% 0 ,0% 7 100,0%
2,00 7 100,0% 0 ,0% 7 100,0%
3,00 7 100,0% 0 ,0% 7 100,0%
Descriptives
lxvii
3,00 Mean 8,5157 ,83949
95% Lower Bound 6,4616
Confidence Upper Bound
Interval for 10,5699
Mean
5% Trimmed Mean 8,4558
Median 7,9800
Variance 4,933
Std. Deviation 2,22109
Minimum 5,96
Maximum 12,15
Range 6,19
Interquartile Range 3,9700
Skewness ,810 ,794
Kurtosis -,483 1,587
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
GROUP Statistic df Sig. Statistic df Sig.
UJITARIK 1,00 ,316 7 ,033 ,813 7 ,055
2,00 ,231 7 ,200(*) ,915 7 ,431
3,00 ,226 7 ,200(*) ,920 7 ,472
* This is a lower bound of the true significance.
a Lilliefors Significance Correction
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
UJITARIK Based on Mean 1,404 2 18 ,271
Based on Median ,860 2 18 ,440
Based on Median
and with adjusted ,860 2 15,190 ,443
df
Based on trimmed
1,239 2 18 ,313
mean
UJITARIK
Stem-and-Leaf Plots
UJITARIK Stem-and-Leaf Plot for
GROUP= 1,00
2,00 1 . 23
1,00 1 . 7
3,00 2 . 444
lxviii
1,00 Extremes (>=4,9)
7,00 0 . 0011234
5,00 0 . 56778
2,00 1 . 02
lxix
Normal Q-Q Plots
1,0
,5
0,0
Expected Normal
-,5
-1,0
-1,5
0 1 2 3 4 5
Observed Value
1,0
,5
0,0
Expected Normal
-,5
-1,0
-1,5
0 1 2 3 4 5
Observed Value
lxx
Normal Q-Q Plot of UJITARIK
For GROUP= 3,00
1,5
1,0
,5
0,0
Expected Normal
-,5
-1,0
-1,5
5 6 7 8 9 10 11 12 13
Observed Value
,8
,6
,4
,2
Dev from Normal
-,0
-,2
-,4
-,6
1 2 3 4 5
Observed Value
lxxi
Detrended Normal Q-Q Plot of UJITARIK
For GROUP= 2,00
,6
,4
,2
Dev from Normal
0,0
-,2
-,4
0 1 2 3 4 5
Observed Value
,4
,2
Dev from Normal
0,0
-,2
-,4
5 6 7 8 9 10 11 12 13
Observed Value
lxxii
14
12
10
6
Not Selected
2
UJITARIK
-2
N= 7 7 7
GROUP
1,2
1,0
,8
,6
,4
Spread
,2
0,0
,6 ,8 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,2
Level
* Plot of LN of Spread vs LN of Level
lxxiii
Lampiran 9 : Perhitungan statistik non parametrik hasil penelitian kekuatan
perlekatan tumpatan semen ionomeri gelas pada permukaan
dentin
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Test Statistics(a,b)
kek.perlek
atan
Chi-Square 13,463
df 2
Asymp. Sig. ,001
a Kruskal Wallis Test
b Grouping Variable: kelompok
Mann-Whitney Test
Ranks
Test Statistics(b)
kek.perlek
atan
Mann-Whitney U 21,000
Wilcoxon W 49,000
Z -,448
Asymp. Sig. (2-tailed) ,654
Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)] ,710(a)
lxxiv