Anda di halaman 1dari 9

3/8/2017

 UU No 5 tahun 1990 (KSDAE) – termasuk konsep


revisi
 UU No 41 tahun 1999 (Kehutanan)
 UU 32 tahun 2009 (LH)
 UU 23 tahun 2014 (Otonomi Daerah)
 PP No 28 tahun 2011 (KSA KPA)
 PP No. 18 tahun 2016 (Perangkat Daerah)
 PermenLHK No. 74/2016 (Nomenklatur Perangkat
Daerah)
 Perdirjen No P.8/KSDAE/BPE2/KSA.4/9/2016
(Pedoman Penentuan Koridor
1
Hidupan Liar
sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

1
3/8/2017

Amanah Pelestarian Keanekaragaman Hayati


Penetapan Daerah
Penyangga KK

Areal Nilai Konservasi


Tinggi (karst dll)

Kawasan Ekosistem Areal Konservasi Kelola


Esensial Masyarakat

Taman Kehati
Penetapan Status
Perlindungan

Kawasan Ekosistem
Lainnya

KSA/KPA TN, CA dll

URGENSI PERLINDUNGAN KEE


 Pengelolaan kawasan hutan konservasi (556 KK seluas 27,293 juta ha)
perlu didukung dengan upaya konservpada kawasan-kawasan di
sekitarnya (kawasan penyangga).
 Di dalam kawasan penyangga terdapat 6.195 desa penyangga, yang perlu
dibina guna mendukung upaya perlindungan KEE dan KK.
 Hasil Analisa Kesenjangan Kawasan Konservasi (Kemenhut, 2010)
menunjukkan adanya kawasan-kawasan bernilai konservasi tinggi seluas
104,9 juta ha di luar kawasan hutan konservasi (merupakan ekosistem
penting dan ekosistem penghubung) yang perlu dikelola dengan prinsip-
prinsip konservasi.
 Perlunya dukungan para pihak dalam upaya konservasi sumber daya
alam dan ekosistem, baik di dalam maupun di luar kawasan hutan.
 60% populasi satwa dilindungi di Kalimantan berada di luar kawasan
konservasi seperti di hutan produksi dan perkebunan kelapa sawit.
 75% dari orangutan liar dijumpai di luar kawasan konservasi, kebanyakan
di kawasan hutan produksi yang dikelola oleh HPH/HTI dan atau hutan
lindung
 Kawasan konservasi yang ada belum mampu melindungi seluruh spesies
di dalamnya meskipun cukup efektif3 dalam penurunan laju kerusakan
habitat jika dibandingkan pada kawasan yang tidak dilindungi
 Habitat satwa liar yang terancam punah, diperkirakan sekitar 80% masih
berada di luar kawasan konservasi.

2
3/8/2017

KAWASAN EKOSISTEM
ESENSIAL
Kawasan Ekosistem esensial adalah
kawasan atau hamparan eksosistem
penting yang memilki nilai kehati
tinggi diluar kawasan konservasi
yang secara ekologis dan sosial
ekonomi budaya penting bagi tujuan
konservasi kehati.

POTENSI EKOSISTEM ESENSIAL

No Pulau Luas (ribu ha) %


1 Sumatera 24,272 23
2 Kalimantan 34,491 33
3 Jawa Bali 1,480 1
4 Nusa Tenggra 3,079 3
5 Sulawesi 8,890 8
Dit BPEE, 2015 6 6 Maluku 3,156 3
7 Papua 29,572 28
Jumlah 104,942 100

3
3/8/2017

Indikasi
Kawasan Ekosistem
Esensial Koridor
Satwa Liar

4
3/8/2017

Sumatera

Kalimantan

5
3/8/2017

TIPE KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL


mangrove

karst
Ekologis

Kawasan Ekosistem Esensial


penting/ Fungsi lindung
gambut
Nilai Konservasi tata air dan
Tinggi atau kehati
Perairan
darat

Lintasan
satwa
Landscape Nilai kehati
Habitat
endemik

Pencadangan Taman
SDA Kehati

SKEMA PENUNJUKAN EKOSISTEM ESENSIAL

ABKT/Korid
Stakeholde Forum/
or/bentang r Kesepakatan Kepala
Alam
Daerah

Pengumpulan data
Lahan Basah
(Karst - Identifikasi Rencana
Mangrove - Inventarisasi Aksi
Gambut SK
- Deleniasi
Perairan darat - Penunjukan
Rawa) - Pengelola

Rencana
Peta
Taman Pengelolaan(oleh
Data
Kehati Koordinator)

Pemantauan Implementasi

6
3/8/2017

Pulau Pejantan
(profil)
 Luas 926 hektar (berdasarkan analisis spasial)
 Pulau kecil secara geografis terletak pada 107⁰ 11’ 52,454” - 107⁰ 15’
25,456” BT, dan 0⁰ 05’ 50,295” – 0⁰ 08’ 53,294” LU, secara administratif
termasuk dalam wilayah Desa Mentebung, Kecamatan Tambelan,
Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
 Merupakan pulau yang terisolasi oleh lautan sejak jutaan tahun silam
dan terpisah jauh dari pulau-pulau besar yang diduga dapat menjadi
induk dispersal flora fauna Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera.
 Hasil eksplorasi awal menemukan adanya indikasi spesies-spesies
baru, baik satwa maupun tumbuhan ditunjukkan oleh tampilan morfologi
beberapa jenis tumbuhan dan satwa yang ditemukan. Keberadaan
jumlahnya belum dapat dipastikan perlu kajian taksonomi dengan
dukungan analisis DNA klasifikasi dan publikasi jurnal internasional
terakreditasi.
13

ANALISIS EKOSISTEM KEPULAUAN RIAU


BERDASARKAN GAP ANALISIS

Ekosistem Penting
Ekosistem Penghubung
/Penyangga

Pulau Pejantan

14

7
3/8/2017

B. LOKASI

©Hendra Gunawan 2017

Penutupan Lahan dan Fungsi Kawasan Pulau Pejantan

penyu

pemukiman

Penutupan Lahan / Luas


APL HP
Fungsi Kawasan (ha)
Hutan Lahan Kering
- 329 329
Sekunder
Hutan Mangrove
- 10 10
Sekunder
penyu Pertanian Lahan
587 - 587
Kering
16
Total Luas (ha) 587 339 926

8
3/8/2017

Tindak Lanjut Pengelolaan


 Koordinasi dengan Pemerintah Daerah terkait usulan untuk
alternative penetapan :
a. Suaka Marga Satwa (SM) untuk Hutan Produksi atau
b. Kawasan Ekosistem Esensial (KEE)
 Langkah yang harus ditempuh :
a. Usulan SM oleh Gubernur/Bupati ke MenLHK/Ditjen
KSDAE terutama yang berkaitan dengan Hutan Produksi
melalui Tim Terpadu
b. Usulan penetapan KEE oleh Gubernur/Bupati (sesuai
kriteria dan tahapan pengusulan calon KEE)
 Bahan seluruh data dan informasi terkait potensi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistem dapat diverifikasi
17
berdasarkan time series data yang dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah.

TERIMA KASIH

18

Anda mungkin juga menyukai