Tanda
Tindakan Nama Jabatan Tanggal
tangan
Ketua Tim
Diperiksa Winarno, S.Kep
Regulasi
2
DAFTAR ISI
3
RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA
Jl. Hayam Wuruk No. 24 Telp. (0292) 422 838 – 422839
Fax (0292) 423 892
PURWODADI – GROBOGAN
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI
Nomor: 05 / 082.1 / SK / XI / 2016
TENTANG
PANDUAN HOSPITAL DISASTER PLAN
RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA
DIREKTUR RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA,
4
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Purwodadi
Tanggal : 7 Februari 2019
Direktur RS Permata Bunda
5
Lampiran
SK. Direktur Nomor : 05 / 082.1 / SK / XI / 2016
Tanggal : 7 Februari 2019
Tentang :Panduan Hospital Disaster Plan Rumah Sakit Permata Bunda
BAB I
DEFINISI
1. Pengertian
Bencana adalah situasi yang gawat dimana kehidupan sehari-hari mendadak
terganggu dan banyak orang terjerumus dalam keadaan tidak berdaya dan menderita,
kemudian mengakibatkan mereka membutuhkan pengobatan, perawatan, perlindungan,
makanan, pakaian, tempat penampungan dan lain-lain kebutuhan.
Bencana merupakan suatu keadaan yang tidak diharapkan, dan biasanya terjadi secara
tiba-tiba disertai oleh jatuhnya banyak korban jiwa manusia.
Keadaan ini bila tidak ditangani secara semestinya akan menghambat, mengganggu
dan merugikan kehidupan dan penghidupan masyarakat serta pelaksanaan pembangunan.
Bencana dapat terjadi baik di luar maupun di dalam RS. PERMATA BUNDA.
2. Siap Siaga
Adalah keadaan siap setiap saat dan ditempat, bagi setiap orang dan petugas serta
instansi pelayanan kesehatan, untuk melakukan tindakan dan cara-cara menghadapi bencana
baik sebelum, sedang atau sesudah bencana.
3. Penanggulangan
Adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang meliputi pencegahan, penyembuhan dan
rehabilitasi baik sebelum, selama, maupun setelah terjadi bencana, secara berdaya guna dan
berhasil guna.
6
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Jenis Bencana Yang Mungkin Terjadi
B. Klasifikasi Bencana
C. Organisasi Tim Pengendalian Bencana
D. Bencana Internal
E. Bencana Eksternal
7
BAB III
TATA LAKSANA
B. KLASIFIKASI BENCANA
Berdasarkan kemampuan sumber daya dan kelengkapan fasilitas yang dimiliki Rumah Sakit
PERMATA BUNDA dan dengan memperhatikan estimasi jumlah korban musibah masal,
maka untuk memperlancar penanganan kepada korban, dilakukan klasifikasi sebagai berikut :
1. Kecil
a. Jumlah Korban : maksimal 5 orang
b. Pelaksana : semua petugas IGD onside.
c. Tempat : IGD
2. Sedang
a. Jumlah Korban : 6 – 25 orang
b. Pelaksana : 1. Dr. Jaga IGD, Dr. Jaga rawat inap
2. Semua petugas IGD yang dinas onside
3. Perawat jaga ruang lain (setelah 30 menit diganti petugas
lembur)
4. Dibantu oleh semua anggota Team Penanggulangan Musibah
Masal RS Permata Bunda yang juga sedang dinas onside
c. Tempat : IGD dan selasar rawat inap
3. Besar
a. Jumlah Korban : >26 orang
b. Pelaksana : 1. Seluruh Petugas Sedang
2. Dr. Jaga ICU
8
2. Dibantu bagian terkait
c. Tempat : IGD, selasar rawat inap, dan joglo
9
URAIAN TUGAS TIM PENANGGULANGAN MUSIBAH MASSAL
1. DIREKTUR RS PERMATA BUNDA
a. Sebagai nara sumber tunggal terhadap media massa
b. Menampung laporan kepala Instalasi Gawat Darurat / Ketua Team Pelaksana
Lapangan, untuk selanjutnya memberikan saran / pendapat / instruksi demi
kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan penanggulangan musibah massal di
lapangan.
c. Menampung laporan dokter jaga IGD, untuk selanjutnya memberikan saran/ pendapat
/ instruksi kepada seluruh pegawai RS. PERMATA BUNDA (dalam dinas / lepas
dinas) untuk membantu kelancaran dan keberhasilan penanganan korban musibah
masal di IGD RS. PERMATA BUNDA.
d. Secara periodik (per 24 jam) melaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan mengenai
segala sesuatu dari musibah massal tersebut.
e. Melakukan evaluasi keadaan korban setelah penanganan paripurna (di IGD dan
Ruang Rawat Inap).
f. Melakukan evaluasi sumatif terhadap seluruh kegiatan selama dan sesudah
pelaksanaan penanggulangan musibah massal.
g. Bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan.
10
i. Menugaskan dokter jaga IGD beserta staff IGD dan kalau perlu dibantu personil dari
Unit lain dalam RS PERMATA BUNDA (Team Pelaksana Intern) untuk melakukan
persiapan penerimaan korban di IGD.
j. Secara priodik (tiap jam) memberi informasi ke dokter jaga, tentang :
Kebutuhan tambahan serana dan prasarana yang diperlukan.
Jumlah korban dan klasifikasinya (label merah, putih, kuning, hijau dan hitam)
k. Bekerja sama dengan team medis lain (dari rumah sakit lain)
l. Bekerja sama dengan team non medis terutama keamanan yaitu Polisi, Polisi Pamong
Praja, TNI untuk pengamanan lokasi, penertiban penunjang.
m. Bertanggungjawab terhadap Direktur RS PERMATA BUNDA.
4. KA PERAWAT IGD
a. Melakukan tindakan sesuai Instruksi Dokter.
b. Mengkoordinasi semua Perawat untuk melakukan tindakan sesuai instruksi Dokter.
c. Bertanggung jawab kepada Kepala IGD.
5. PERAWAT IGD
a. Melaksanakan sepenuhnya semua instruksi Dokter (dilokasi kejadian / di IGD) di
bawah koordinasi Ka Perawat IGD.
b. Bertanggungjawab kepada Dokter pemberi instruksi.
6. SOPIR AMBULANCE
a. Melaksanakan instruksi dalam evakuasi korban
b. Memonitor, mengusulkan perlengkapan fasilitas ambulance.
c. Harus selalu mematuhi rambu-rambu lalu-lintas seperti kendaraan lainnya, tidak ada
dispensasi.
d. Kecepatan yang diwajibkan :
Berisi korban : 60 km/jam, boleh membunyikan sirene
11
Keadaan kosong : 40 km/jam, matikan sirene
e. Bertanggung jawab kepada Ketua Team Pelaksana Lapangan / Kepala IGD.
7. SATPAM
a. Melaksanakan pengamanan di IGD RS PERMATA BUNDA.
b. Mengatur keluarga penderita dan warga sekitar agar tidak mengganggu pelayanan.
c. Bertanggung jawab kepada Kepala IGD.
8. MANAJER KEPERAWATAN
a. Mengkoordinir perawat di ruangan untuk membantu pelayanan di IGD bila
diperlukan.
b. Memerintah kepada semua kepala ruang agar mempersiapkan ruang
penampungan/perawatan bagi korban musibah massal.
12
13. KEPALA BAGIAN LOGISTIK
a. Menyediakan bahan / material untuk kebutuhan yang non medis.
13
D. BENCANA INTERNAL
A. FASE INFORMASI
Informasi adanya musibah masal yang terjadi di dalam RS PERMATA BUNDA dapat
datang dari karyawan RS PERMATA BUNDA, pengunjung atau dari pasien. Pengunjung
atau pasien yang mengetahui adanya musibah masal yang terjadi RS PERMATA BUNDA
akan menyampaikan kepada karyawan RS PERMATA BUNDA yang ditemuinya. Kemudian
karyawan RS PERMATA BUNDA yang menerima informasi atau mengetahui adanya
musibah masal tersebut harus segera memberitahu kepada petugas informasi RS PERMATA
BUNDA atau informan dapat langsung datang memberitahukan secara lisan kepada petugas
informasi.
1. PETUGAS INFORMASI
Bertugas : 1) Menerima dengan sopan dan seksama informasi tentang musibah masal
yang menimpa RS PERMATA BUNDA.
2) Menanyakan kepada informan tentang :
a) Lokasi musibah masal : Unit, ruangan, kamar, luasnya, dll.
b) Jenis musibah : banjir, kebakaran, dll
c) Perkiraan jumlah korban
3) Melaporkan segera kepada Team Penanggulangan Musibah Masal RS
PERMATA BUNDA, yaitu :
a) Pada jam kerja :
i) Kepada Direktur RS PERMATA BUNDA
ii) Kepada Penanggungjawab IGD RS PERMATA BUNDA
b) Di luar jam kerja :
i) Kepada dokter jaga IGD RS PERMATA BUNDA
ii) Berusaha menghubungi Direktur RS PERMATA BUNDA
iii) Berusaha menghubungi penanggung jawab IGD RS PERMATA
BUNDA
4) Isi laporan : Sesuai dengan yang diterima dari informan, antara lain :
a) Lokasi musibah masal : Unit, ruangan, kamar, luasnya, dll
b) Jenis musibah : banjir, kebakaran, dll
14
c) Perkiraan jumlah korban
B. FASE SIAGA
1. Direktur RS PERMATA BUNDA
Bertugas : 1) Menampung laporan dari petugas informasi RS PERMATA BUNDA
2) Menginstruksikan Kepala Instalasi IGD RS PERMATA BUNDA untuk
menggerakkan semua anggota Team Penanggulangan Musibah Masal RS
PERMATA BUNDA (Team Pelaksana Lapangan dan Team Pelaksana
Intern) untuk melakukan penanggulangan musibah masal tersebut.
15
iii) Serahkan penanganan selanjutnya kepada dokter IGD RS PERMATA BUNDA.
16
ditambah/ dibantu dengan yang tidak dinas untuk membantu kelancaran
pelaksanaan penanggulangan musibah masal tersebut.
3) Bertindak sebagai nara sumber tunggal terhadap media massa mengenai
segala sesuatu berkaitan dengan musibah massal tersebut.
17
8. Kepala Instalasi Kamar Operasi
Bertugas : 1) Mengkoordinir semua petugas kamar operasi untuk mempersiapkan
kamar operasi untuk operasi bagi korban musibah masal.
2) Bersama-sama dengan semua perawat kamar operasi membantu dokter
dalam melakukan operasi di kamar operasi.
18
3) Mengatur pengunjung agar tidak mengganggu penanggulangan korban
musibah masal.
4) Menutup pintu alur jalan yang membahayakan bagi pengunjung.
15. Ka Bagian RM
Bertugas : Mengkoordinir anak buahnya untuk mendaftar dan mencatat identitas pasien.
19
E. BENCANA EXTERNAL
TATA LAKSANA
FASE-FASE PENANGGULANGAN MUSIBAH MASSAL
YANG TERJADI DI LUAR RS PERMATA BUNDA
A. FASE INFORMASI
1. Bencana atau musibah masal yang terjadi di luar RS PERMATA BUNDA tidak akan
diketahui oleh petugas RS PERMATA BUNDA, khususnya Petugas IGD apalagi bila
lokasi musibah masal berada jauh dari RS PERMATA BUNDA.
2. Berita adanya bencana atau musibah masal dapat datang dari masyarakat, polisi atau
pemadam kebakaran ke bagian informasi RS PERMATA BUNDA atau informan datang
langsung ke bagian informasi RS PERMATA BUNDA.
3. Petugas Informasi bertugas :
a. Menerima dengan sopan dan seksama informasi tentang musibah masal.
b. Menanyakan kepada informan tentang :
Lokasi musibah masal : kecamatan, desa, RT/RW, dihutan, dijalan raya, sungai,
rawa-rawa, dll.
Jenis musibah masal : natural disaster, man disaster.
Estimesi jumlah korban.
c. Melaporkan segera kepada Team Penanggulangan Musibah Masal RS Permata
Bunda, yaitu :
Pada jam kerja :
(a) Kepada Direktur RS PERMATA BUNDA dan
(b) Kepada Kepala IGD RS PERMATA BUNDA
Di luar jam kerja :
(a) Kepada dokter jaga IGD RS PERMATA BUNDA
(b) Berusaha menghubungi Direktur RS PERMATA BUNDA
(c) Berusaha menghubungi Kepala IGD RS PERMATA BUNDA
Isi laporan :
1) Sesuai dengan yang diterima dari informan
2) Meliputi :
a. Lokasi musibah masal
b. Jenis musibah masal
c. Estimasi jumlah korban
20
d. Selalu memantau dan menampung segala informasi yang masuk tentang musibah
masal yang terjadi dan segera melaporkan kepada Direktur RS PERMATA BUNDA
atau kepada Kepala IGD RS PERMATA BUNDA atau kepada dokter jaga RS
PERMATA BUNDA.
e. Untuk komunikasi menggunakan :
Telepon extern : Untuk komunikasi dengan luar RS PERMATA BUNDA
Telepon intern : Untuk komunikasi dengan bagian intern RS PERMATA
BUNDA.
B. FASE SIAGA
1. Direktur RS PERMATA BUNDA
Bertugas : 1) Menampung laporan dari petugas informasi RS PERMATA BUNDA
2) Memerintahkan Kepala IGD RSPB untuk mengkoordinasi Team
Pelaksana Lapangan (TPL) segera menuju ketempat Kejadian Musibah
Masal.
3) Memerintahkan Penanggungjawab dan atau dokter jaga IGD untuk
mengkoordinir anggota Posko Kesehatan (Team Pelaksana Intern) RS
PERMATA BUNDA untuk mengadakan persiapan penerimaan dan
penanganan korban musibah masal setelah tiba di IGD RS PERMATA
BUNDA.
21
3. Dokter Jaga IGD RS PERMATA BUNDA
Bertugas : Mengkoordinir anggota Posko Kesehatan (Team Pelaksana Intern) RS
PERMATA BUNDA untuk mengadakan persiapan penerimaan dan
penanganan korban musibah masal setelah tiba di IGD RS Permata Bunda.
4. Perawat
Bertugas : mempersiapkan dan melengkapi alat-alat yang akan dibawa ketempat
kejadian musibah masal :
a. PPPK set
b. Tabung oksigen yang penuh
c. Obat-obatan life saving dll
5. Sopir Ambulance
Bertugas : Mempersiapkan mobil ambulance sehingga layak jalan untuk transportasi /
evakuasi korban musibah masal dan untuk transportasi petugas Team
Pelaksana Lapangan maupun alat-alat.
C. FASE PELAKSANAAN
1. TAHAP PRA RS PERMATA BUNDA :
Bertugas : 1) Setelah sampai ditempat kejadian musibah masal segera memimpin
pelaksanaan evakuasi korban, dibawa ketempat aman terdekat sehingga
memungkinkan dilakukannya triage dan penanganan.
2) Selanjutnya melakukan triage lapangan.
TRIASE : yaitu suatu sistem seleksi penderita yang menjamin supaya
tidak ada penderita yang tidak mendapat pertolongan medis.
3) Bersama-sama dengan dokter lain dan dibantu oleh perawat segera
melakukan penanganan korban di tempat kejadian musibah masal dengan
urutan prioritas, sbb :
a) Prioritas pertama pada korban gawat darurat (label merah)
i) Melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Basic Life Support
(BLS) sesuai dengan Prosedur Tetap Resusitasi Jantung dan paru
Tingkat Bantuan Hidup Dasar terdiri atas 3 rangkaian kegiatan
yang berkesinambungan, dengan tujuanb memasukkan oksigen ke
22
dalam paru-paru korban, menjalankan sirkulasi darah korban,
sehingga oksigen dapat diangkut darah dan dialirkan menuju
jaringan (sel-sel jaringan) sehingga dapat terjadi metabolisme
seluler. Apabila hal ini terjadi, organ vital terutama jantung, paru
dan otak dapat kembali berfungsi dan kehidupan pun berlangsung
lagi dengan harapan dapat kembali hidup normal.
ii) Melakukan monitoring tindakan bantuan hidup dasar setelah
menit pertama kemudian setiap 5 menit sampai timbul nafas dan
nadi spontan.
iii) Bila korban dapat atau sudah dapat bernafas spontan dengan baik
maka korban diletakkan dalam posisi miring stabil (posisi
mantap)
iv) Caranya :
(1) Satu lutut difleksikan
(2) Satu lengan yang sepihak diletakkan dibawah pantat, lengan
yang lain difleksikan didepan dada.
(3) Pelan-pelan digulingkan ke arah yang sepihak dengan lutut
yang fleksi.
(4) Kepala di ekstensikan, lengan yang fleksi didepan dada
diletakkan mengganjal rahang bawah (agar tidak terguling ke
depan)
v) Segera membawa korban dengan mobil gawat darurat ke IGD RS
PERMATA BUNDA dalam posisi mantap dengan didampingi
dua orang paramedis.
vi) Bila nadi nafas spontan belum timbul korban dapat segera dibawa
ke IGD RS PERMATA BUNDA dengan mobil gawat darurat dan
selama dalam perjalanan tetap terus dilakukan Bantuan Hidup
Dasar.
vii) Bila Bantuan Hidup Dasar sudah dilakukan lebih dari 30 menit
atau penolong sudah kelelahan, sedangkan nadi dan nafas spontan
belum timbul, maka bantuan hidup dasar dapat dihentikan dan
korban dapat dinyatakan meninggal dunia.
viii) Sgera menghentikan perdarahan luar yang hebat dengan
balut tekan, bila korban syok karena terlalu banyak mengeluarkan
darah maka segera pasang IVFD RL/NACL dan kemudian segera
23
bawa korban ke IGD RS PERMATA BUNDA dengan mobil
ambulance Gawat Darurat didampingi oleh 2 orang paramedis.
b) Prioritas ketiga pada korban darurat-tidak gawat (label kuning)
i) Menghentikan perdarahan dengan memberikan belut tekan pada
luka.
ii) Memasang bidai/spalk pada patah tulang
iii) Segera dikirim korban ke IGD RS PERMATA BUNDA dengan
mobil ambulance.
c) Prioritas keempat pada korban tidak gawat-tidak darurat (label
hijau)
Korban dapat dipulangkan.
d) Prioritas kelima pada korban telah meninggal dunia (label
hitam)
Kirim ke IGD RS PERMATA BUNDA dengan mobil jenasah.
4) Selalu memberi informasi kepada Direktur RS PERMATA BUNDA
tentang :
a) Jumlah korban dan klasifikasinya (label merah, putih, kuning, hijau
dan hitam)
b) Kebutuhan tambahan obat-obatan dan peralatan medis.
c) Kebutuhan tambahan transportasi, ambulance, dll
5) Bekerja sama dengan tim medis lain (dari RS lain)
6) Bekerja sama dengan tim non medis terutama keamanan yaitu polisi dan
hansip untuk pengamanan lokasi kejadian musibah massal dan penertipan
pengunjung.
7) Bertanggung jawab kepada Direktur RS PERMATA BUNDA.
24
Bertugas : 1) Melaksanakan sepenuhnya semua instruksi dokter di lokasi
kejadian musibah massal di bawah koordinasi kepala si IGD RS
PERMATA BUNDA.
2) Bertanggung jawab kepada dokter pemberi perintah.
d. Sopir Ambulance :
Bertugas : 1) Melaksanakan evakuasi dalam evakuasi korban.
2) Memonitor dan mengusulkan penambahan perlengkapan, fasilitas
dan penambahan ambulance.
3) Harus mematuhi rambu-rambu lalu-lintas seperti kendaraan
lainnya, tak ada dispensasi.
4) Kecepatan yang diwajibkan :
a. Waktu berangkat/keadaan kosong : 60 km/jam, boleh
membunyikan sirane dan menyalakan lampu rotary.
b. Waktu pulang/berisi korban : 40 km/jam, matikan sirene dan
tetap nyalakan lampu rotary.
5) Bertanggung jawab kepada Ketua Team Pelaksana Lapangan
(penanggung jawab IGD RS PERMATA BUNDA)
25
4) Melakukan evaluasi keadaan korban setelah penanganan paripurna
di IGD / bangsal perawatan RSPB.
5) Sebagai nara sumber tunggal terhadap media masa.
6) Bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan.
26
(b) Obat belum habis tetapi penyakit bertambah parah atau
ada tambahan gejala penyakit yang lain.
c) Prioritas keempat pada korban tidak gawat-tidak darurat
Korban dapat dipulangkan.
d) Prioritas kelima pada korban meninggal
(1) Kirim ke kamar jenazah
(2) Bila memerlukan autopsi segera kirim ke RS Raden Soejati.
d. Dokter-dokter Ahli
Bertugas : 1) menerima konsulen dari dokter IGD RS PERMATA BUNDA.
2) Melakukan penanganan kegawat daruratan korban musibah masal
sesuai dengan bidang keahliannya.
e. Manajer Keperawatan
Bertugas : 1) Mengkoordinasi perawat di ruangan untuk membantu pelayanan di
IGD RS PERMATA BUNDA bila diperlukan.
2) Memerintahkan kepada semua Kepala Ruang beserta perawat di
ruang perawatan dan melakukan tindak lanjut perawatan kepada
korban musibah masal yang dirawat inap sesuai dengan instruksi
dokter yang menangani korban tersebut.
f. Kepala Instalasi Ruang Rawat Inap
Bertugas : Mengkoordinir semua perawat di ruangannya untuk mempersiapkan
tempat dan melakukan tindak lanjut perawatan kepada korban
musibah masal yang dirawat inap di ruangannya, sesuai dengan
instruksi dokter yang menangani korban tersebut.
27
h. Kepala Instalasi Laboratorium
Bertugas : Mengkoordinir semua petugas laborat untuk memberikan pelayanan
laborat bagi korban musibah masal.
k. Satpam
Bertugas : 1) Melakukan pengaturan arus mobil ambulance di halaman parkir RS
PERMATA BUNDA
2) Melaksanakan pengamanan IGD dan semua tempat di RS
PERMATA BUNDA.
3) Mengatur keluarga penderita dan warga sekitar agar tidak
mengganggu pelayanan kepada korban musibah masal.
28
PENANGGULANGAN KORBAN KECELAKAAN LALU-LINTAS
1. TAHAP PRA RS PERMATA BUNDA
a. Dokter penanggung jawab IGD RS PERMATA BUNDA segera melakukan triase di
tempat kejadian kecelakaan lalu-lintas masal sesuai prosedur triage.
b. Dokter IGD dibantu perawat segera melakukan penanganan korban ditempat kejadian
KLL masal dengan urutan prioritas, sbb :
a) Korban dengan kondisi gawat-darurat (label merah)
(i) Bila ada tanda trauma dada dengan ventil pneumothorax segera dilakukan
kontra ventil.
(ii) Bila diketahui baru saja terjadi henti nafas dan atau henti jantung segera
lakukan Resusitasi Jantung Paru tingkat Bantuan Hidup Dasar (RJP-BHD).
(iii) Bila terjadi perdarahan luar yang habat segera lakukan balut tekan ditempat
perdarahan, pasang Infus
(iv) Bila terjadi perdarahan intraabdomenal / intrapelvis / intrathorachal segera
pasang Infus
(v) Bila terjadi trauma leher dengan curiga fracture cervical segera pasang
collar neck tanpa memanipulasi posisi kepala / leher.
(vi) Selanjutnya kirim korban dengan ambulanca ke IGD RS Permata Bunda
didampingi 2 orang perawat yang terampil dan mampu melakukan
penanganan kegawatdaruratan.
29
a. Dokter jaga IGD RS PERMATA BUNDA segera melakukan triage ulang korban
KLL masal di ruang triage IGD RS PERMATA BUNDA sesuai dengan prosedur
Triage.
b. Dokter jaga IGD dibantu perawat di IGD RS PERMATA BUNDA segera melakukan
penanganan korban KLL masal dengan urutan prioritas sbb :
30
PENANGGULANGAN KORBAN KERACUNAN MAKANAN MASSAL
1. Tahap Pra RS PERMATA BUNDA
a. Dokter penanggung jawab IGD RS PERMATA BUNDA segera melakukan triage di
tempat kejadian keracunan makanan masal sesuai dengan prosedur tetap triage.
b. Dokter IGD dibantu perawat ditempat kejadian keracunan makanan masal segera
melakukan penanganan dengan urutan prioritas sebagai berikut :
(a) Korban dengan kondisi gawat-darurat (label merah)
(i) Bila korban mengalami henti nafas atau henti jantung segera lakukan
tindakan RJP tingkat Bantuan Hidup Dasar (RJP-BHD) sesuai prosedur
tetap RJP-BHD. Yang perlu diperhatikan, pemberian nafas buatan pada
kasus keracunan makanan tidak boleh dari mulut ke mulut.
(ii) Lepaskan segera pakaian korban terkena tumpahan makanan /minuman.
(iii) Bila disertai dehidrasi karena tumpah/muntah dan diare segera pasang Infus
(iv) Kirim segera korban ke RS PEMATA BUNDA dengan mobil ambulance
gawat darurat dengan didampingi 2 orang perawat yang terampil dan
mampu melaksanakan RJP-BHD.
31
2. Tahap di RS PERMATA BUNDA
a. Dokter jaga IGD segera melakukan triage ulang ketika korban keracunan masal tiba
di IGD RS PERMATA BUNDA sesuai dengan prosedur tetap triage.
b. Dokter jaga IGD dibantu dokter IGD lainnya dan perawat di IGD RS Permata Bunda
segera melakukan penanganan korban sesuai dengan urutan prioritas. Sebagai berikut
(a) Korban dengan kondisi gawat darurat (label merah)
(i) Segera bawa ke ruang resusitasi IGD RS PERMATA BUNDA.
(ii) Lakukan segera RJP tingkat Bantuan Hidup Dasar bila korban mengalami
henti nafas atau henti jantung, sesuai dengan prosedur tetap RJP-BHD.
(iii) Bila ternyata pasien memerlukan RJP tingkat Bantuan Hidup Lanjut (RJP-
BHL) maka konsultasikan atau kalau perlu serahkan penanganan
selanjutnya kepada dokter ahli penyakit dalam.
32
BAB IV
DOKUMENTASI
Pelaporan bilamana terjadi bencana di RS. Permata Bunda didokumentasikan oleh Tim
Pengendalian Bencana RS. Permata Bunda
Ditetapkan di : Purwodadi
Tanggal : 7 Februari 2019
Direktur RS Permata Bunda
33