Anda di halaman 1dari 33

PANDUAN HOSPITAL DISASTER PLAN

RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA

RS. PERMATA BUNDA


JL.HAYAM WURUK NO. 24 PURWODADI
Telp. (0292) 422838-422839
Fax: (0292) 422838
Email: rs.permatabunda@yahoo.co.id
Website: www.permatabunda.co.id
1
PANDUAN HOSPITAL DISASTER PLAN
RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA

Tanda
Tindakan Nama Jabatan Tanggal
tangan

Achmad Chasan Bisri K3


Disiapkan

Ketua Tim
Diperiksa Winarno, S.Kep
Regulasi

Disetujui Dr. H. Iman Santosa, M.Kes Direktur

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................................... 1


Lembar Pengesahan ............................................................................................. 2
Daftar Isi ............................................................................................................. 3
Surat Keterangan................................................................................................. 4
BAB I. DEFINISI ............................................................................................... 6
BAB II. RUANG LINGKUP.............................................................................. 7
BAB III. TATA LAKSANA............................................................................... 8
BAB IV. DOKUMENTASI................................................................................ 33

3
RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA
Jl. Hayam Wuruk No. 24 Telp. (0292) 422 838 – 422839
Fax (0292) 423 892
PURWODADI – GROBOGAN

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI
Nomor: 05 / 082.1 / SK / XI / 2016
TENTANG
PANDUAN HOSPITAL DISASTER PLAN
RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA
DIREKTUR RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA,

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit


diperlukan adanya Panduan Hospital Disaster Plan Rumah Sakit
Permata Bunda
b. Bahwa sesuai butir (a) tersebut perlu ditetapkan dengan surat
keputusan Direktur Rumah Sakit Permata Bunda
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 th 1970 tentang
Keselamatan Kerja.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit
4. Keputusan Menteri Kesehatan No 1405/Menkes/SK/XI/2002
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan
Industri
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/Menkes/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

4
MEMUTUSKAN

Menetapkan : PANDUAN HOSPITAL DISASTER PLAN RUMAH SAKIT


PERMATA BUNDA
KESATU : Panduan Hospital Disaster Plan Rumah Sakit Permata Bunda
dimaksudkan dalam diktum pertama sebagaimana tercantum dalam
lampiran peraturan ini
KEDUA : Panduan Hospital Disaster Plan Rumah Sakit Permata Bunda
dimaksudkan dalam diktum kedua harus dijadikan acuan dalam
memberikan pelayanan di Rumah Sakit Permata Bunda
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Purwodadi
Tanggal : 7 Februari 2019
Direktur RS Permata Bunda

Dr. H. Iman Santosa, M. Kes

5
Lampiran
SK. Direktur Nomor : 05 / 082.1 / SK / XI / 2016
Tanggal : 7 Februari 2019
Tentang :Panduan Hospital Disaster Plan Rumah Sakit Permata Bunda

BAB I
DEFINISI

1. Pengertian
Bencana adalah situasi yang gawat dimana kehidupan sehari-hari mendadak
terganggu dan banyak orang terjerumus dalam keadaan tidak berdaya dan menderita,
kemudian mengakibatkan mereka membutuhkan pengobatan, perawatan, perlindungan,
makanan, pakaian, tempat penampungan dan lain-lain kebutuhan.
Bencana merupakan suatu keadaan yang tidak diharapkan, dan biasanya terjadi secara
tiba-tiba disertai oleh jatuhnya banyak korban jiwa manusia.
Keadaan ini bila tidak ditangani secara semestinya akan menghambat, mengganggu
dan merugikan kehidupan dan penghidupan masyarakat serta pelaksanaan pembangunan.
Bencana dapat terjadi baik di luar maupun di dalam RS. PERMATA BUNDA.

2. Siap Siaga
Adalah keadaan siap setiap saat dan ditempat, bagi setiap orang dan petugas serta
instansi pelayanan kesehatan, untuk melakukan tindakan dan cara-cara menghadapi bencana
baik sebelum, sedang atau sesudah bencana.

3. Penanggulangan
Adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang meliputi pencegahan, penyembuhan dan
rehabilitasi baik sebelum, selama, maupun setelah terjadi bencana, secara berdaya guna dan
berhasil guna.

4. Disaster Plan RS. PERMATA BUNDA


Adalah suatu pokok rencana terpadu bagi RS. PERMATA BUNDA, agar semua
petugasnya selalu siap siaga dan terorganisir secara solid dalam melakukan penanggulangan
bencana yang terjadi secara tiba-tiba.

6
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Jenis Bencana Yang Mungkin Terjadi
B. Klasifikasi Bencana
C. Organisasi Tim Pengendalian Bencana
D. Bencana Internal
E. Bencana Eksternal

7
BAB III
TATA LAKSANA

A. BENCANA YANG MUNGKIN TERJADI


1. Bencana Internal
a. Kebakaran
b. Banjir
c. Gempa bumi
2. Bencana Eksternal
a. Keracunan makanan Massal
b. Kecelakaan Lalu lintas
c. KLB
d. Lainya

B. KLASIFIKASI BENCANA
Berdasarkan kemampuan sumber daya dan kelengkapan fasilitas yang dimiliki Rumah Sakit
PERMATA BUNDA dan dengan memperhatikan estimasi jumlah korban musibah masal,
maka untuk memperlancar penanganan kepada korban, dilakukan klasifikasi sebagai berikut :
1. Kecil
a. Jumlah Korban : maksimal 5 orang
b. Pelaksana : semua petugas IGD onside.
c. Tempat : IGD
2. Sedang
a. Jumlah Korban : 6 – 25 orang
b. Pelaksana : 1. Dr. Jaga IGD, Dr. Jaga rawat inap
2. Semua petugas IGD yang dinas onside
3. Perawat jaga ruang lain (setelah 30 menit diganti petugas
lembur)
4. Dibantu oleh semua anggota Team Penanggulangan Musibah
Masal RS Permata Bunda yang juga sedang dinas onside
c. Tempat : IGD dan selasar rawat inap
3. Besar
a. Jumlah Korban : >26 orang
b. Pelaksana : 1. Seluruh Petugas Sedang
2. Dr. Jaga ICU

8
2. Dibantu bagian terkait
c. Tempat : IGD, selasar rawat inap, dan joglo

C. ORGANISASI TIM PENGENDALIAN BENCANA

TEAM PENGENDALIAN BENCANA


RS PERMATA BUNDA

1. POSKO KESEHATAN (Team Pelaksana Intern) RS PERMATA BUNDA


1) Penanggung Jawab : Direktur RS PERMATA BUNDA
2) Ketua : Kepala Instalasi Gawat Darurat
3) Anggota :
a. Dokter Jaga IGD
b. Ka. Ru/Jaga Perawat IGD
c. Perawat IGD
d. Sopir Ambulance
e. Satpam
2. TEAM PELAKSANA LAPANGAN
1) Ketua : Kepala Instalasi Gawat Darurat
2) Anggota :
a. Dokter Jaga IGD
b. Perawat IGD
c. Sopir Ambulance
d. Satpam
3. TEAM TAMBAHAN
a. Farmasi
b. Laboratorium
c. OK
d. Logistik
e. Teknisi
f. CS
g. Terkait lainnya

9
URAIAN TUGAS TIM PENANGGULANGAN MUSIBAH MASSAL
1. DIREKTUR RS PERMATA BUNDA
a. Sebagai nara sumber tunggal terhadap media massa
b. Menampung laporan kepala Instalasi Gawat Darurat / Ketua Team Pelaksana
Lapangan, untuk selanjutnya memberikan saran / pendapat / instruksi demi
kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan penanggulangan musibah massal di
lapangan.
c. Menampung laporan dokter jaga IGD, untuk selanjutnya memberikan saran/ pendapat
/ instruksi kepada seluruh pegawai RS. PERMATA BUNDA (dalam dinas / lepas
dinas) untuk membantu kelancaran dan keberhasilan penanganan korban musibah
masal di IGD RS. PERMATA BUNDA.
d. Secara periodik (per 24 jam) melaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan mengenai
segala sesuatu dari musibah massal tersebut.
e. Melakukan evaluasi keadaan korban setelah penanganan paripurna (di IGD dan
Ruang Rawat Inap).
f. Melakukan evaluasi sumatif terhadap seluruh kegiatan selama dan sesudah
pelaksanaan penanggulangan musibah massal.
g. Bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan.

2. KEPALA INSTALASI GAWAT DARURAT


a. Melaporkan ke Direktur RS. PERMATA BUNDA, mencakup :
 Lokasi musibah
 Jenis musibah (natural/man made disaster)
 Estimasi jumlah korban
b. Menginstruksikan Team Pelaksana Lapangan menuju lokasi bencana/musibah
massal. Team Pelaksana lapangan : Kepala Instalasi Gawat Darurat (sebagai ketua
team), perawat (diupayakan yang lepas dinas), sopir Ambulance.
c. Mengingatkan peralatan Team Pelaksana ; RJP set, Bidai set, Drug Aids.
d. Menginstruksikan pengiriman Ambulance ke lokasi musibah dengan sopir, perawat,
dilengkapi Oksigen set, P3K set, RJP set.
e. Memberikan tugas pokok Team Pelaksana Lapangan :
f. Triage korban di tempat kejadian.
g. Stabilisasi korban
h. Evakuasi korban

10
i. Menugaskan dokter jaga IGD beserta staff IGD dan kalau perlu dibantu personil dari
Unit lain dalam RS PERMATA BUNDA (Team Pelaksana Intern) untuk melakukan
persiapan penerimaan korban di IGD.
j. Secara priodik (tiap jam) memberi informasi ke dokter jaga, tentang :
 Kebutuhan tambahan serana dan prasarana yang diperlukan.
 Jumlah korban dan klasifikasinya (label merah, putih, kuning, hijau dan hitam)
k. Bekerja sama dengan team medis lain (dari rumah sakit lain)
l. Bekerja sama dengan team non medis terutama keamanan yaitu Polisi, Polisi Pamong
Praja, TNI untuk pengamanan lokasi, penertiban penunjang.
m. Bertanggungjawab terhadap Direktur RS PERMATA BUNDA.

3. DOKTER JAGA IGD :


a. Berperan sesuai dengan tugas sehari-hari di IGD yaitu melakukan penanganan
paripurna, konsultasi ke ahli terkait, dsb.
b. Meneruskan informasi dari Ketua Team Pelaksana Lapangan / Kepala IGD ke
Direktur RS PERMATA BUNDA.
c. Bertanggung jawab kepada Kepala IGD.

4. KA PERAWAT IGD
a. Melakukan tindakan sesuai Instruksi Dokter.
b. Mengkoordinasi semua Perawat untuk melakukan tindakan sesuai instruksi Dokter.
c. Bertanggung jawab kepada Kepala IGD.

5. PERAWAT IGD
a. Melaksanakan sepenuhnya semua instruksi Dokter (dilokasi kejadian / di IGD) di
bawah koordinasi Ka Perawat IGD.
b. Bertanggungjawab kepada Dokter pemberi instruksi.

6. SOPIR AMBULANCE
a. Melaksanakan instruksi dalam evakuasi korban
b. Memonitor, mengusulkan perlengkapan fasilitas ambulance.
c. Harus selalu mematuhi rambu-rambu lalu-lintas seperti kendaraan lainnya, tidak ada
dispensasi.
d. Kecepatan yang diwajibkan :
 Berisi korban : 60 km/jam, boleh membunyikan sirene

11
 Keadaan kosong : 40 km/jam, matikan sirene
e. Bertanggung jawab kepada Ketua Team Pelaksana Lapangan / Kepala IGD.

7. SATPAM
a. Melaksanakan pengamanan di IGD RS PERMATA BUNDA.
b. Mengatur keluarga penderita dan warga sekitar agar tidak mengganggu pelayanan.
c. Bertanggung jawab kepada Kepala IGD.

8. MANAJER KEPERAWATAN
a. Mengkoordinir perawat di ruangan untuk membantu pelayanan di IGD bila
diperlukan.
b. Memerintah kepada semua kepala ruang agar mempersiapkan ruang
penampungan/perawatan bagi korban musibah massal.

9. KEPALA INSTALASI FARMASI


Mengkoordinir semua petugas kamar obat untuk memberikan pelayanan obat-obatan bagi
korban musibah massal dan menyediakan obat obatan alkes yang dibutuhkan.

10. KEPALA INSTALASI RADIOLOGI


Mengkoordinasi semua petugas radiologi untuk memberikan pelayanan radiologi bagi
korban musibah massal.
11. KEPALA INSTALASI LABORATORIUM
Mengkoordinasi seluruh petugas laboratorium untuk memberikan pelayanan laboratorium
bagi korban massal.

12. KEPALA INSTALASI KAMAR OPERASI


a. Mengkoordinir seluruh dokter operator untuk memberikan pelayanan operasi bagi
korban musibah massal.
b. Menimpin rapat evaluasi pelayanan kamar operasi setelah masa disaster selesai.
c. Mempersiapkan kamar operasi untuk pelaksanaan operasi korban musibah massal.
d. Membantu dokter untuk melakukan operasi di kamar operasi.
e. Mengkoordinir petugas kamar operasi dalam pelaksanaan pelayanan operasi bagi
korban musibah masal.

12
13. KEPALA BAGIAN LOGISTIK
a. Menyediakan bahan / material untuk kebutuhan yang non medis.

14. KEPALA INSTALASI GIZI


a. Menyiapkan dan mendistribusikan makanan ke korban musibah massal maupun
anggota tim disaster yang bekerja di lapangan.

13
D. BENCANA INTERNAL

FASE-FASE PENANGGULAN MUSIBAH MASAL


YANG TERJADI DI DALAM RS PERMATA BUNDA

A. FASE INFORMASI
Informasi adanya musibah masal yang terjadi di dalam RS PERMATA BUNDA dapat
datang dari karyawan RS PERMATA BUNDA, pengunjung atau dari pasien. Pengunjung
atau pasien yang mengetahui adanya musibah masal yang terjadi RS PERMATA BUNDA
akan menyampaikan kepada karyawan RS PERMATA BUNDA yang ditemuinya. Kemudian
karyawan RS PERMATA BUNDA yang menerima informasi atau mengetahui adanya
musibah masal tersebut harus segera memberitahu kepada petugas informasi RS PERMATA
BUNDA atau informan dapat langsung datang memberitahukan secara lisan kepada petugas
informasi.

1. PETUGAS INFORMASI
Bertugas : 1) Menerima dengan sopan dan seksama informasi tentang musibah masal
yang menimpa RS PERMATA BUNDA.
2) Menanyakan kepada informan tentang :
a) Lokasi musibah masal : Unit, ruangan, kamar, luasnya, dll.
b) Jenis musibah : banjir, kebakaran, dll
c) Perkiraan jumlah korban
3) Melaporkan segera kepada Team Penanggulangan Musibah Masal RS
PERMATA BUNDA, yaitu :
a) Pada jam kerja :
i) Kepada Direktur RS PERMATA BUNDA
ii) Kepada Penanggungjawab IGD RS PERMATA BUNDA
b) Di luar jam kerja :
i) Kepada dokter jaga IGD RS PERMATA BUNDA
ii) Berusaha menghubungi Direktur RS PERMATA BUNDA
iii) Berusaha menghubungi penanggung jawab IGD RS PERMATA
BUNDA
4) Isi laporan : Sesuai dengan yang diterima dari informan, antara lain :
a) Lokasi musibah masal : Unit, ruangan, kamar, luasnya, dll
b) Jenis musibah : banjir, kebakaran, dll
14
c) Perkiraan jumlah korban

B. FASE SIAGA
1. Direktur RS PERMATA BUNDA
Bertugas : 1) Menampung laporan dari petugas informasi RS PERMATA BUNDA
2) Menginstruksikan Kepala Instalasi IGD RS PERMATA BUNDA untuk
menggerakkan semua anggota Team Penanggulangan Musibah Masal RS
PERMATA BUNDA (Team Pelaksana Lapangan dan Team Pelaksana
Intern) untuk melakukan penanggulangan musibah masal tersebut.

2. Kepala IGD RS PERMATA BUNDA


Bertugas : Bersama Ka Perawat IGD mengkoordinir perawat IGD RS Permata Bunda,
anggota Team Pelaksana Lapangan untuk segera menuju tempat musibah
masal tersebut dengan membawa RJP set.

3. Dokter Jaga IGD


Bertugas : Mengkoordinir perawat IGD dan kalau perlu dibantu perawat ruangan untuk
mempersiapkan alat-alat dan tempat di IGD RS PERMATA BUNDA untuk
menangani korban musibah masal.
C. FASE PELAKSANAAN
1. Kepala IGD RS PERMATA BUNDA
Bertugas : 1) Segera memimpin pelaksanaan evakuasi korban baik itu perawat/petugas
ruangan maupun pengunjung/pasien yang ada di lokasi tersebut
dipindahkan ke tempat yang aman terdekat agar dapat dilakukan triage
dan penanganan awal dibantu oleh perawat dan karyawan lain.
2) Setelah korban berada di tempat yang aman maka segera lakukan triage
sesuai dengan prosedur triage.
3) Melakukan penanganan korban dengan urutan prioritas, sebagai berikut :

1) Korban dengan kondisi gawat darurat (label merah)


i) Segera lakukan Resusitasi Jantung Paru tingkat Bantuan Hidup Dasar (RJP-BHD)
sesuai dengan prosedur tetap RJP-BHD.
ii) Korban segera dibawa ke IGD dengan Barnkart Resusitasi Jantung dan Paru tanpa
menunggu korban stabil dahulu, dan selama proses transportasi ke IGD tetap terus
lakukan RJP-BHD oleh dokter atau perawat PPGD.

15
iii) Serahkan penanganan selanjutnya kepada dokter IGD RS PERMATA BUNDA.

2) Korban dengan kondisi darurat-tidak gawat (label kuning)


i) Lakukan penanganan seperlunya, jahit luka ringan yang ada, lakukan pembidian
pada frasture tulang panjang.
ii) Lakukan pemberian terapi di tempat evakuasi sesuai keluhan sakitnya.
iii) Korban yang perlu dirawat dapat langsung diantar keruang rawat inap sesuai
penyakitnya.
iv) Korban yang tidak perlu rawat inap dapat dipulangkan dengan pesan, apabila
timbul gejala-gejala penyakit menjadi berat segera periksa ke RS PERMATA
BUNDA, atau bila obat sudah habis tetapi penyakit belum sembuh segera periksa
ke RS PERMATA BUNDA.

3) Korban dengan kondisi tidak gawat-tidak darurat (label hijau)


Korban dapat dipulangkan.

4) Korban meninggal dunia (label hitam)


i) Segera bawa ke kamar jenazah RS PERMATA BUNDA
ii) Bila memerlukan pemeriksaan autopsi maka kirim ke RS RadenSoejati dengan
menggunakan ambulance RS PERMATA BUNDA.

2. Dokter IGD RS PERMATA BUNDA


Bertugas : 1) Melanjutkan penanganan korban gawat darurat yang dikirim ke IGD RS
PERMATA BUNDA, konsultasikan dan kalau perlu serahkan
penanganan selanjutnya kepada dokter ahli terkait.
2) Melanjutkan penanganan korban gawat tidak darurat yang dikirim ke
IGD RS PERMATA BUNDA, konsultasikan dan kalau perlu serahkan
penanganan selanjutnya kepada dokter ahli terkait.

3. Direktur RS PERMATA BUNDA


Bertugas : 1) Melakukan pemantauan secara langsung kegiatan penanggulangan
musibah masal yang terjadi di RS PERMATA BUNDA baik ditempat
kejadian maupun di IGD RS PERMATA BUNDA.
2) Memberikan pengarahan dan petunjuk serta memerintahkan segenap
karyawan RS PERMATA BUNDA yang sedang dinas dan kalau perlu

16
ditambah/ dibantu dengan yang tidak dinas untuk membantu kelancaran
pelaksanaan penanggulangan musibah masal tersebut.
3) Bertindak sebagai nara sumber tunggal terhadap media massa mengenai
segala sesuatu berkaitan dengan musibah massal tersebut.

4. Perawat di lokasi musibah massal


Bertugas : 1) Segera berusaha dengan sekuat tenaga membawa pasien keluar saat
terjadi bencana menuju ke tempat yang lebih aman terdekat.
2) Segera memutus aliran listrik ruangan.
3) Bersama perawat IGD ikut membantu pelaksanaan evakuasi korban.

5. Kepala Perawat IGD


Bertugas : 1) Tanggap akan tugasnya untuk membantu dokter dalam pelaksanaan
evakuasi maupun penanganan korban.
2) Mengkoordinir perawat IGD untuk membantu dokter dalam evakuasi dan
penanganan korban ditempat kejadian maupun di IGD RS PEMATA
BUNDA serta dalam transportasi korban dari tempat kejadian musibah
menuju IGD RS PERMATA BUNDA.

6. Manajer Keperawatan RS PERMATA BUNDA


Bertugas : 1) Mengkoordinir semua Kepala Instansi ruang perawatan rawat inap agar
mempersiapkan ruangan untuk menampung dan merawat korban yang
dirawat inap diruangan.
2) Memimpin dan mengatur pemindahan pasien dari ruang perawatan
tempat kejadian musibah menuju ke ruang perawatan lain yang lebih
aman setelah dilakukan evaluasi.

7. Kepala Instalasi ruang perawatan


Bertugas : 1) Mengkoordinir perawat diruangannya agar sebagian menyiapkan kamar
untuk menampung dan merawat korban yang rawat inap dan sebagian
ikut membantu dalam transportasi korban dari tempat kejadian musibah
menuju ruang perawatan rawat inap setelah ditangani dokter.
2) Memerintahkan sebagian perawat diruangannya untuk membantu
pemindahan pasien dari ruang tempat kejadian musibah masal menuju
tempat perawatan yang aman.

17
8. Kepala Instalasi Kamar Operasi
Bertugas : 1) Mengkoordinir semua petugas kamar operasi untuk mempersiapkan
kamar operasi untuk operasi bagi korban musibah masal.
2) Bersama-sama dengan semua perawat kamar operasi membantu dokter
dalam melakukan operasi di kamar operasi.

9. Kepala Instalasi Laborat


Bertugas : Mengkoordinir semua petugas laborat untuk memberikan pelayanan laborat
bagi korban musibah masal.

10. Kepala Instalasi Radiologi


Bertugas : Mengkoordinir semua petugas radiologi untuk memberikan pelayanan
radiologi bagi korban musibah masal.

11. Kepala Instalasi Farmasi


Bertugas : mengkoordinir semua petugas kamar obat untuk memberikan pelayanan obat-
obatan bagi korban musibah masal.

12. Kepala Bagian Tehnik


Bertugas : Mengkoordinir anak buahnya untuk :
1) Segera mematikan aliran listrik yang menuju ruangan tempat kejadian
musibah masal
2) Berusaha menyelamatkan barang-barang, peralatan dan arsip-arsip
diruang terjadinya musibah masal dipindahkan ke tempat yang aman.
3) Mengangkut/memindahkan barang-barang untuk memperlancar
pelaksanaan evakuasi.
4) Bila diperlukan segera memanggil pemadam kebakaran.

13. Karu SATPAM


Bertugas : Mengkoordinir anak buahnya untuk :
1) Mengamankan lokasi terjadinya musibah masal
2) Mengatur alur jalan keluar menghindari musibah bagi pengunjung.

18
3) Mengatur pengunjung agar tidak mengganggu penanggulangan korban
musibah masal.
4) Menutup pintu alur jalan yang membahayakan bagi pengunjung.

14. Ka Bagian Keuangan


Bertugas : Mengkoordinir anak buahnya untuk memberikan pelayanan pembayaran
pengobatan dan perawatan korban musibah masal.

15. Ka Bagian RM
Bertugas : Mengkoordinir anak buahnya untuk mendaftar dan mencatat identitas pasien.

16. Ka Bagian Dapur dan Gizi


Bertugas : Berkoordinasi untuk segera mempersiapkan/menyediakan konsumsi bagi
karyawan maupun korban.

17. Bagian Umum


Bertugas : Mempersiapkan ruangan baru sementara sebagai ganti ruangan yang rusak
akibat musibah masal.

18. Dokter Ahli


Bertugas : 1) Menerima dan menindaklanjuti konsulen dari dokter IGD
2) Memberikan saran, perintah dan kalau perlu mengambil alih penanganan
korban yang tidak mampu ditangani dokter IGD.

19
E. BENCANA EXTERNAL

TATA LAKSANA
FASE-FASE PENANGGULANGAN MUSIBAH MASSAL
YANG TERJADI DI LUAR RS PERMATA BUNDA

A. FASE INFORMASI
1. Bencana atau musibah masal yang terjadi di luar RS PERMATA BUNDA tidak akan
diketahui oleh petugas RS PERMATA BUNDA, khususnya Petugas IGD apalagi bila
lokasi musibah masal berada jauh dari RS PERMATA BUNDA.
2. Berita adanya bencana atau musibah masal dapat datang dari masyarakat, polisi atau
pemadam kebakaran ke bagian informasi RS PERMATA BUNDA atau informan datang
langsung ke bagian informasi RS PERMATA BUNDA.
3. Petugas Informasi bertugas :
a. Menerima dengan sopan dan seksama informasi tentang musibah masal.
b. Menanyakan kepada informan tentang :
 Lokasi musibah masal : kecamatan, desa, RT/RW, dihutan, dijalan raya, sungai,
rawa-rawa, dll.
 Jenis musibah masal : natural disaster, man disaster.
 Estimesi jumlah korban.
c. Melaporkan segera kepada Team Penanggulangan Musibah Masal RS Permata
Bunda, yaitu :
 Pada jam kerja :
(a) Kepada Direktur RS PERMATA BUNDA dan
(b) Kepada Kepala IGD RS PERMATA BUNDA
 Di luar jam kerja :
(a) Kepada dokter jaga IGD RS PERMATA BUNDA
(b) Berusaha menghubungi Direktur RS PERMATA BUNDA
(c) Berusaha menghubungi Kepala IGD RS PERMATA BUNDA
Isi laporan :
1) Sesuai dengan yang diterima dari informan
2) Meliputi :
a. Lokasi musibah masal
b. Jenis musibah masal
c. Estimasi jumlah korban
20
d. Selalu memantau dan menampung segala informasi yang masuk tentang musibah
masal yang terjadi dan segera melaporkan kepada Direktur RS PERMATA BUNDA
atau kepada Kepala IGD RS PERMATA BUNDA atau kepada dokter jaga RS
PERMATA BUNDA.
e. Untuk komunikasi menggunakan :
 Telepon extern : Untuk komunikasi dengan luar RS PERMATA BUNDA
 Telepon intern : Untuk komunikasi dengan bagian intern RS PERMATA
BUNDA.

B. FASE SIAGA
1. Direktur RS PERMATA BUNDA
Bertugas : 1) Menampung laporan dari petugas informasi RS PERMATA BUNDA
2) Memerintahkan Kepala IGD RSPB untuk mengkoordinasi Team
Pelaksana Lapangan (TPL) segera menuju ketempat Kejadian Musibah
Masal.
3) Memerintahkan Penanggungjawab dan atau dokter jaga IGD untuk
mengkoordinir anggota Posko Kesehatan (Team Pelaksana Intern) RS
PERMATA BUNDA untuk mengadakan persiapan penerimaan dan
penanganan korban musibah masal setelah tiba di IGD RS PERMATA
BUNDA.

2. Kepala Instalasi Gawat Darurat RS PERMATA BUNDA


Bertugas : 1) Menginstruksikan perawat anggota Team Pelaksana Lapangan untuk
mempersiapkan alat :
a) PPPK
b) Tabung Oksigen yang penuh
c) Obat-obat life saving dll
2) Mengkoordinir anggota Team Pelaksana Lapangan untuk menuju tempat
kejadian Musibah Masal.
3) Menginstruksikan untuk membawa mobil ambulance beserta petugas
segera menuju tempat kejadian musibah masal dengan membawa
peralatan yang telah dipersiapkan

21
3. Dokter Jaga IGD RS PERMATA BUNDA
Bertugas : Mengkoordinir anggota Posko Kesehatan (Team Pelaksana Intern) RS
PERMATA BUNDA untuk mengadakan persiapan penerimaan dan
penanganan korban musibah masal setelah tiba di IGD RS Permata Bunda.

4. Perawat
Bertugas : mempersiapkan dan melengkapi alat-alat yang akan dibawa ketempat
kejadian musibah masal :
a. PPPK set
b. Tabung oksigen yang penuh
c. Obat-obatan life saving dll

5. Sopir Ambulance
Bertugas : Mempersiapkan mobil ambulance sehingga layak jalan untuk transportasi /
evakuasi korban musibah masal dan untuk transportasi petugas Team
Pelaksana Lapangan maupun alat-alat.

C. FASE PELAKSANAAN
1. TAHAP PRA RS PERMATA BUNDA :
Bertugas : 1) Setelah sampai ditempat kejadian musibah masal segera memimpin
pelaksanaan evakuasi korban, dibawa ketempat aman terdekat sehingga
memungkinkan dilakukannya triage dan penanganan.
2) Selanjutnya melakukan triage lapangan.
TRIASE : yaitu suatu sistem seleksi penderita yang menjamin supaya
tidak ada penderita yang tidak mendapat pertolongan medis.
3) Bersama-sama dengan dokter lain dan dibantu oleh perawat segera
melakukan penanganan korban di tempat kejadian musibah masal dengan
urutan prioritas, sbb :
a) Prioritas pertama pada korban gawat darurat (label merah)
i) Melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau Basic Life Support
(BLS) sesuai dengan Prosedur Tetap Resusitasi Jantung dan paru
Tingkat Bantuan Hidup Dasar terdiri atas 3 rangkaian kegiatan
yang berkesinambungan, dengan tujuanb memasukkan oksigen ke

22
dalam paru-paru korban, menjalankan sirkulasi darah korban,
sehingga oksigen dapat diangkut darah dan dialirkan menuju
jaringan (sel-sel jaringan) sehingga dapat terjadi metabolisme
seluler. Apabila hal ini terjadi, organ vital terutama jantung, paru
dan otak dapat kembali berfungsi dan kehidupan pun berlangsung
lagi dengan harapan dapat kembali hidup normal.
ii) Melakukan monitoring tindakan bantuan hidup dasar setelah
menit pertama kemudian setiap 5 menit sampai timbul nafas dan
nadi spontan.
iii) Bila korban dapat atau sudah dapat bernafas spontan dengan baik
maka korban diletakkan dalam posisi miring stabil (posisi
mantap)
iv) Caranya :
(1) Satu lutut difleksikan
(2) Satu lengan yang sepihak diletakkan dibawah pantat, lengan
yang lain difleksikan didepan dada.
(3) Pelan-pelan digulingkan ke arah yang sepihak dengan lutut
yang fleksi.
(4) Kepala di ekstensikan, lengan yang fleksi didepan dada
diletakkan mengganjal rahang bawah (agar tidak terguling ke
depan)
v) Segera membawa korban dengan mobil gawat darurat ke IGD RS
PERMATA BUNDA dalam posisi mantap dengan didampingi
dua orang paramedis.
vi) Bila nadi nafas spontan belum timbul korban dapat segera dibawa
ke IGD RS PERMATA BUNDA dengan mobil gawat darurat dan
selama dalam perjalanan tetap terus dilakukan Bantuan Hidup
Dasar.
vii) Bila Bantuan Hidup Dasar sudah dilakukan lebih dari 30 menit
atau penolong sudah kelelahan, sedangkan nadi dan nafas spontan
belum timbul, maka bantuan hidup dasar dapat dihentikan dan
korban dapat dinyatakan meninggal dunia.
viii) Sgera menghentikan perdarahan luar yang hebat dengan
balut tekan, bila korban syok karena terlalu banyak mengeluarkan
darah maka segera pasang IVFD RL/NACL dan kemudian segera

23
bawa korban ke IGD RS PERMATA BUNDA dengan mobil
ambulance Gawat Darurat didampingi oleh 2 orang paramedis.
b) Prioritas ketiga pada korban darurat-tidak gawat (label kuning)
i) Menghentikan perdarahan dengan memberikan belut tekan pada
luka.
ii) Memasang bidai/spalk pada patah tulang
iii) Segera dikirim korban ke IGD RS PERMATA BUNDA dengan
mobil ambulance.
c) Prioritas keempat pada korban tidak gawat-tidak darurat (label
hijau)
Korban dapat dipulangkan.
d) Prioritas kelima pada korban telah meninggal dunia (label
hitam)
Kirim ke IGD RS PERMATA BUNDA dengan mobil jenasah.
4) Selalu memberi informasi kepada Direktur RS PERMATA BUNDA
tentang :
a) Jumlah korban dan klasifikasinya (label merah, putih, kuning, hijau
dan hitam)
b) Kebutuhan tambahan obat-obatan dan peralatan medis.
c) Kebutuhan tambahan transportasi, ambulance, dll
5) Bekerja sama dengan tim medis lain (dari RS lain)
6) Bekerja sama dengan tim non medis terutama keamanan yaitu polisi dan
hansip untuk pengamanan lokasi kejadian musibah massal dan penertipan
pengunjung.
7) Bertanggung jawab kepada Direktur RS PERMATA BUNDA.

a. Kepala IGD (Ketua Team Pelaksana Lapangan)


b. Ka Perawat IGD :
Bertugas : 1) Melakukan semua instruksi dokter
2) Mengkoordinir semua perawat untuk melakukan semua instruksi
dokter
3) Bertanggung jawab kepada Team Pelaksana Lapangan
(Penanggung Jawab IGD) RS PERMATA BUNDA.
c. Perawat (Anggota Team Pelaksana Lapangan)

24
Bertugas : 1) Melaksanakan sepenuhnya semua instruksi dokter di lokasi
kejadian musibah massal di bawah koordinasi kepala si IGD RS
PERMATA BUNDA.
2) Bertanggung jawab kepada dokter pemberi perintah.
d. Sopir Ambulance :
Bertugas : 1) Melaksanakan evakuasi dalam evakuasi korban.
2) Memonitor dan mengusulkan penambahan perlengkapan, fasilitas
dan penambahan ambulance.
3) Harus mematuhi rambu-rambu lalu-lintas seperti kendaraan
lainnya, tak ada dispensasi.
4) Kecepatan yang diwajibkan :
a. Waktu berangkat/keadaan kosong : 60 km/jam, boleh
membunyikan sirane dan menyalakan lampu rotary.
b. Waktu pulang/berisi korban : 40 km/jam, matikan sirene dan
tetap nyalakan lampu rotary.
5) Bertanggung jawab kepada Ketua Team Pelaksana Lapangan
(penanggung jawab IGD RS PERMATA BUNDA)

e. Kepala Instalasi Gizi


Bertugas : Menyiapkan dan mendistribusikan makan ke korban musibah masal
dan anggota tim pelaksana disaster.
f. Kepala Bagian Logistik
Bertugas : Menyediakan sarana/bahan non medis sesuai kebutuhan.

2. TAHAP DI RS PERMATA BUNDA


a. Direktur RS PERMATA BUNDA
Bertugas : 1) Menampung laporan dari penanggung jawab IGD RSPB (Ketua
Team Pelaksana Lapangan) di tempat kejadian musibah masal dan
dari dokter jaga IGD RSPB.
2) Memberikan saran, pendapat, instruksi kepada seluruh karyawan
RSPB (dalam dinas kalau perlu juga yang lepas dinas) untuk
membantu penanggulangan musibah masal.
3) Melakukan evaluasi sumatif terhadap seluruh kegiatan selama dan
sesudah pelaksanaan penanggulangan musibah masal.

25
4) Melakukan evaluasi keadaan korban setelah penanganan paripurna
di IGD / bangsal perawatan RSPB.
5) Sebagai nara sumber tunggal terhadap media masa.
6) Bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan.

b. Dokter Jaga IGD


Bertugas : 1) Pada saat korban tiba di IGD RSPB, dokter jaga IGD segera
melakukan triase ulang di ruang triase IGD RSPB sesuai prosedur
tetap triase. Triase ulang ini perlu dilakukan, mengingat adanya
kemungkinan terjadinya kondisi kegawat daruratan korban pada
saat tiba di IGD RS PERMATA BUNDA.
2) Bersama dengan dokter jaga IGD rumah sakit lainnya segera
melakukan penanganan korban musibah masal dengan urutan
sebagai berikut :
a) Prioritas pertama pada korban gawat darurat (label
merah)
(1) Segera bawa korban ke ruang Resusitasi dan lakukan
Bantuan Hidup Dasar sesuai dengan Prosedur Tetap
Resusitasi Jantung Paru-Bantuan Hidup Dasar (RJP-BHD).
(2) Segera konsultasikan dan serahkan penanganan korban
selanjutnya kepada dokter ahli terkait.
b) Prioritas ketiga pada korban darurat-tidak gawat (label
kuning)
(1) Bawa korban ke ruang pelayanan gawat darurat sesuai
dengan penyakit/kasusnya.
(2) Penyakit/kasus bedah ke ruang surgical.
(3) Penyakit/kasus non bedah ke ruang medical.
(4) Memberikan terapi kepada korban sesuai dengan penyakit
atau kasusnya.
(5) Korban yang memerlukan rawat inap segera kirim ke ruang
perawatan sesuai dengan penyakit / kasusnya.
(6) Korban yang tidak memerlukan rawat inap diperbolehkan
pulang dengan dipesan untuk kontrol/periksa kembali ke RS
PERMATA BUNDA bila :
(a) Obat sudh habis tetapi penyakit belum sembuh.

26
(b) Obat belum habis tetapi penyakit bertambah parah atau
ada tambahan gejala penyakit yang lain.
c) Prioritas keempat pada korban tidak gawat-tidak darurat
Korban dapat dipulangkan.
d) Prioritas kelima pada korban meninggal
(1) Kirim ke kamar jenazah
(2) Bila memerlukan autopsi segera kirim ke RS Raden Soejati.

c. Perawat (di IGD RS PERMATA BUNDA)


Bertugas : 1) Melaksanakan sepenuhnya semua instruksi dokter di IGD RS
PERMATA BUNDA di bawah koordinasi Ka perawat IGD.
2) Bertanggungjawab kepada dokter pemberi instruksi.

d. Dokter-dokter Ahli
Bertugas : 1) menerima konsulen dari dokter IGD RS PERMATA BUNDA.
2) Melakukan penanganan kegawat daruratan korban musibah masal
sesuai dengan bidang keahliannya.

e. Manajer Keperawatan
Bertugas : 1) Mengkoordinasi perawat di ruangan untuk membantu pelayanan di
IGD RS PERMATA BUNDA bila diperlukan.
2) Memerintahkan kepada semua Kepala Ruang beserta perawat di
ruang perawatan dan melakukan tindak lanjut perawatan kepada
korban musibah masal yang dirawat inap sesuai dengan instruksi
dokter yang menangani korban tersebut.
f. Kepala Instalasi Ruang Rawat Inap
Bertugas : Mengkoordinir semua perawat di ruangannya untuk mempersiapkan
tempat dan melakukan tindak lanjut perawatan kepada korban
musibah masal yang dirawat inap di ruangannya, sesuai dengan
instruksi dokter yang menangani korban tersebut.

g. Kepala Instalasi Kamar Operasi


Bertugas : 1) Mengkoordinir semua petugas kamar operasi untuk mempersiapkan
kamar operasi untuk korban musibah masal.
2) Bersama-sama dengan semua perawat kamar operasi membantu
dokter dalam melakukan operasi di kamar operasi.

27
h. Kepala Instalasi Laboratorium
Bertugas : Mengkoordinir semua petugas laborat untuk memberikan pelayanan
laborat bagi korban musibah masal.

i. Kepala Instalasi Radiologi


Bertugas : Mengkoordinir seluruh petugas radiologi untuk memberikan
pelayanan radiologi bagi korban musibah masal.

j. Kepala Instalasi Farmasi


Bertugas : Mengkoordinir seluruh petugas kamar obat dan gudang farmasi untuk
memberikan pelayanan obat-obatan bagi korban musibah masal.

k. Satpam
Bertugas : 1) Melakukan pengaturan arus mobil ambulance di halaman parkir RS
PERMATA BUNDA
2) Melaksanakan pengamanan IGD dan semua tempat di RS
PERMATA BUNDA.
3) Mengatur keluarga penderita dan warga sekitar agar tidak
mengganggu pelayanan kepada korban musibah masal.

l. Kepala Instalasi Gizi dan Kepala Bagian Rumah Tangga


Bertugas : Mengkoordinir semua petugas dapur agar mempersiapkan
makanan/minuman bagi korban musibah masal dengan instruksi
dokter.
m. Kepala Bagian Logistik
Bertugas : Menyiapkan sarana/bahan non medis sesuai kebutuhan.

28
PENANGGULANGAN KORBAN KECELAKAAN LALU-LINTAS
1. TAHAP PRA RS PERMATA BUNDA
a. Dokter penanggung jawab IGD RS PERMATA BUNDA segera melakukan triase di
tempat kejadian kecelakaan lalu-lintas masal sesuai prosedur triage.
b. Dokter IGD dibantu perawat segera melakukan penanganan korban ditempat kejadian
KLL masal dengan urutan prioritas, sbb :
a) Korban dengan kondisi gawat-darurat (label merah)
(i) Bila ada tanda trauma dada dengan ventil pneumothorax segera dilakukan
kontra ventil.
(ii) Bila diketahui baru saja terjadi henti nafas dan atau henti jantung segera
lakukan Resusitasi Jantung Paru tingkat Bantuan Hidup Dasar (RJP-BHD).
(iii) Bila terjadi perdarahan luar yang habat segera lakukan balut tekan ditempat
perdarahan, pasang Infus
(iv) Bila terjadi perdarahan intraabdomenal / intrapelvis / intrathorachal segera
pasang Infus
(v) Bila terjadi trauma leher dengan curiga fracture cervical segera pasang
collar neck tanpa memanipulasi posisi kepala / leher.
(vi) Selanjutnya kirim korban dengan ambulanca ke IGD RS Permata Bunda
didampingi 2 orang perawat yang terampil dan mampu melakukan
penanganan kegawatdaruratan.

b) Korban dengan kondisi darurat tidak gawat (label kuning)


(i) Bila terjadi multiple trauma ringan dengan vulnus dan perdarahan ringan,
segera atasi perdarahan dengan balut tekan ditempat perdarahan.
(ii) Bila terjadi patah tulang tanpa atau dengan perdarahan ringan segera
hentikan perdarahan dengan balut tekan dan pasang bidai/spalk untuk
immobilisasi.
(iii) Selanjutnya segera kirim korban ke IGD RS PERMATA BUNDA dengan
didampingi oleh seorang perawat.

c) Korban dengan kondisi tidak gawat tidak darurat (label hijau)


Korban tidak ada luka dan tidak ada gangguan jiwa/kesadaran dapat dilakukan.
d) Korban meninggal dunia (label hitam)
Segera kirim dengan mobil ambulance jenazah ke IGD RS Permata Bunda.
2. TAHAP DI RS PERMATA BUNDA

29
a. Dokter jaga IGD RS PERMATA BUNDA segera melakukan triage ulang korban
KLL masal di ruang triage IGD RS PERMATA BUNDA sesuai dengan prosedur
Triage.
b. Dokter jaga IGD dibantu perawat di IGD RS PERMATA BUNDA segera melakukan
penanganan korban KLL masal dengan urutan prioritas sbb :

(a) Korban dengan kondisi gawat darurat (label merah)


(i) Segera bawa korban ke ruang Resusitasi dan segera lakukan BHD sebagai
tahap awal RJP sesuai dengan Prosedur tetap RJP-BHD.
(ii) Bila korban atas perintah dokter perlu dilakukan operasi cyto maka segera
kirim ke kamar operasi.

(b) Korban dengan kondisi darurat-tidak gawat (label kuning)


(i) Bawa korban ke ruang surgical IGD RS PERMATA BUNDA
(ii) Korban dengan fraktur tulang segera pasang bidai/spalk.
(iii) Korban dengan luka-luka segera lakukan perawatan luka atau penjahitan
luka jika diperlukan.
(iv) Memberikan terapi semestinya kepada korban.
(v) Korban yang memerlukan perawatan segera kirim ke ruang perawatan.
(vi) Korban yang tidak memerlukan rawat inap dapat dipulangkan.

(c) Korban dengan kondisi tidak gawat-tidak darurat (label hijau)


Korban dapat dipulangkan.

(d) Korban meninggal dunia (label hitam)


(i) Kirim ke kamar jenazah RS PERMATA BUNDA.
(ii) Bila kamar jenazah RS PERMATA BUNDA penuh atau diperlukan
pemeriksaan autopsy maka kirim ke RS Raden Soejati dengan mobil
jenazah RS PERMATA BUNDA.

30
PENANGGULANGAN KORBAN KERACUNAN MAKANAN MASSAL
1. Tahap Pra RS PERMATA BUNDA
a. Dokter penanggung jawab IGD RS PERMATA BUNDA segera melakukan triage di
tempat kejadian keracunan makanan masal sesuai dengan prosedur tetap triage.
b. Dokter IGD dibantu perawat ditempat kejadian keracunan makanan masal segera
melakukan penanganan dengan urutan prioritas sebagai berikut :
(a) Korban dengan kondisi gawat-darurat (label merah)
(i) Bila korban mengalami henti nafas atau henti jantung segera lakukan
tindakan RJP tingkat Bantuan Hidup Dasar (RJP-BHD) sesuai prosedur
tetap RJP-BHD. Yang perlu diperhatikan, pemberian nafas buatan pada
kasus keracunan makanan tidak boleh dari mulut ke mulut.
(ii) Lepaskan segera pakaian korban terkena tumpahan makanan /minuman.
(iii) Bila disertai dehidrasi karena tumpah/muntah dan diare segera pasang Infus
(iv) Kirim segera korban ke RS PEMATA BUNDA dengan mobil ambulance
gawat darurat dengan didampingi 2 orang perawat yang terampil dan
mampu melaksanakan RJP-BHD.

(b) Korban dengan kondisi darurat-tidak gawat (label kuning)


(i) Bila korban mengalami nyeri kepala, nyeri perut, mual, muntah atau diare
segera kirim ke IGD RS PERMATA BUNDA.
(ii) Bila nyeri kepala atau nyeri perut, tetapi tidak tumpah/muntah, upayakan
terjadi tumpah/muntah dengan merangsang dinding belakang atas pharyng
dengan ujung jari selanjutnya kirim ke IGD RS PERMATA BUNDA.

(c) Korban tidak gawat – tidak darurat (label hijau)


Korban tidak merasakan keluhan apapun dapat dipulangkan dengan pesan bila
kemudian merasakan ada keluhan-keluhan segera periksa ke RS PERMATA
BUNDA.

(d) Korban meninggal dunia (label hitam)


Segera kirim dengan mobil ambulance jenazah ke IGD RS Permata Bunda.

c. Untuk keperluan diagnostik maka ambil contoh/sample makanan/minuman dan


muntahan/tinja korban segera kirim ke laboratorium RS PERMATA BUNDA.

31
2. Tahap di RS PERMATA BUNDA
a. Dokter jaga IGD segera melakukan triage ulang ketika korban keracunan masal tiba
di IGD RS PERMATA BUNDA sesuai dengan prosedur tetap triage.
b. Dokter jaga IGD dibantu dokter IGD lainnya dan perawat di IGD RS Permata Bunda
segera melakukan penanganan korban sesuai dengan urutan prioritas. Sebagai berikut
(a) Korban dengan kondisi gawat darurat (label merah)
(i) Segera bawa ke ruang resusitasi IGD RS PERMATA BUNDA.
(ii) Lakukan segera RJP tingkat Bantuan Hidup Dasar bila korban mengalami
henti nafas atau henti jantung, sesuai dengan prosedur tetap RJP-BHD.
(iii) Bila ternyata pasien memerlukan RJP tingkat Bantuan Hidup Lanjut (RJP-
BHL) maka konsultasikan atau kalau perlu serahkan penanganan
selanjutnya kepada dokter ahli penyakit dalam.

(b) Korban dengan kondisi darurat-tidak gawat (label kuning)


(i) Upayakan korban memuntahkan isi perutnya dengan merangsang dinding
belakang – atas faring.
(ii) Kalau korban belum dapat muntah maka lakukan pemaangan Naso Gastric
Tube dan lakukan pencucian lambung dengan air bersih/jernih sampai
bersih dan tidak berbau.
(iii) Selesai pencucian lambung berikan norit atau antacid personde dan therapy
lainnya sesuai dengan keluhan/kondisi korban.

(c) Korban dengan kondisi tidak gawat-tidak darurat (label hijau)


Korban dapat dipulangkan dengan pesan bila terjadi keluhan-keluhan atau gejala-
gejala sakit segera berobat ke RS PERMATA BUNDA.

(d) Korban meninggal dunia (label hitam)


(i) Segera kirim ke kamar jenazah RS PERMATA BUNDA.
(ii) Bila memerlukan pemeriksaan autopsi maka jenazah segera kirim ke RS
Raden Soejati dengan mobil ambulance jenazah RS Permata Bunda.

32
BAB IV
DOKUMENTASI

 Pelaporan bilamana terjadi bencana di RS. Permata Bunda didokumentasikan oleh Tim
Pengendalian Bencana RS. Permata Bunda

Ditetapkan di : Purwodadi
Tanggal : 7 Februari 2019
Direktur RS Permata Bunda

Dr. H. Iman Santosa, M. Kes

33

Anda mungkin juga menyukai