ISOLASI
Nama Kelompok:
TEKNIK KIMIA
2019
Homepage - http://www.poltek-malang.ac.id
Daftar Isi
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1. Judul ............................................................................................................. 4
2. Latar belakang .............................................................................................. 4
3. Tujuan .......................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
1. Pengertian ..................................................................................................... 6
2. Metode-metode isolasi mikroorganisme ...................................................... 7
3. Prinsip Kerja Isolasi ..................................................................................... 8
4. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme ........................ 9
PENDAHULUAN
1. Judul
Isolasi Bakteri
2. Latar belakang
Didalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri
khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus
dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya
hanya terdapat baktri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya
kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal
dengan istilah biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah di
mengerti jenis-jenis nutrien yang disyaratkan bakteri dan juga macam
ligkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan
bakteri tersebut (Pelczar dan Chan, 1986).
Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau
dikenal dengan istilah inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian.
Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang akan
digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar-
beanr steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu
masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehinggabiakan yang
tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan murni
(Dwidjoseputro, 1980).
Pada praktikum yang dilakukan akan dikenalkan dan dipelajari
beberapa metode isolasi bakteri, yaitu metode streak plate (metode
penggoresan diatas medium agar, sehingga didapatkan koloni tunggal),
metode pour plate (menuangkan sampel bakteri kemudian medium agar,
lalu diratakan dalam petrdish), serta metode spread plate (metode
penumbuhan bakteri diatas medium agar, lalu meratakannya dengan
trigalski). Dalam praktikum ini juga akan mempelajari cara mengisolasi
bakteri dari udara, Starbio dan Rodac.
3. Tujuan
1. Mengenal beberapa teknik (pour plate, streak plate, spread plate)
2. Mengetahui kegunaan masing-masing metode dalam mengisolasi
bakteri untuk tujuan tertentu, serta melihat sifat bakteri yang diisolasi.
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Isolasi bakteri merupakan pengambilan atau pemindahan mikroba
dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan
murni dala medium buatan (Fitri dan Yasmin, 2011). Bakteri dipindahkan
dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur aseptik.
Aseptik berarti bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit. Teknik
aseptis sangat penting bila bekerja kontak dengan bakteri.
Ada beberapa metode untuk menginokulasi bakteri sesuai dengan
jenis medium tujuannya. Pada medium agar tegak, dilakukan metode tusuk
menggunakan jarum ose. Pada medium agar miring, dilakukan metode
gores dengan menggunakan kawat ose. Pada medium petridish, dapat
digunakan metode streak plate (metode gores), pour plate (metode tuang)
atau spread plate (metode sebar). Setelah inokulasi, dilakukan proses
inkubasi, yaitu menyimpan medium pada alat atau kontainer pada
temperature tertentu dan periode tertentu.
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba
adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang
berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan
dengan menumbuhkannya dalam media padat, karena dalam media padat
sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada
tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis
mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan murni. Biakan yang
berisi lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai
biakan campuran.
2. Metode-metode isolasi mikroorganisme
Isolasi bakteri adalah suatu cara untuk memindahkan mikrobia dari
lingkungannya di alam dan menumbuhkannya dalam medium buatan.
Cara-cara untuk mengisolasi bakteri antara lain adalah:
1. Streak Plate (cawan gores)
Metode yang pertama adalah streak plate. Metode ini digunakan
untuk menumbuhkan bakteri aerob dan bertujuan untuk memisahkan
bakteri secara individual. Metode ini efektif untuk pengamatan morfologi
dan identifikasi, namun bentuk dan struktur kurang diperhatikan kecuali
untuk bakteri yang banyak kemiripan morfologinya.
Metode ini memiliki keunggulan yaitu, dapat menghemat bahan
dan waktu. Selain itu sangat efektif untuk mengetahui sifat bakteri yang
ditanam. Kekurangan metode ini ialah tidak dapat digunakan untuk
menumbuhkan bakteri anaerob, disamping itu cara pengerjaannya lebih
rumit daripada pour plate method
2. Pour plate (cawan tuang)
Metode ini dapat menumbuhkan bakteri anaerob dan aerob.
Metode ini menyebabkan bakteri yang terinokulasi dapat tumbuh tersebar
di seluruh permukaan medium, baik di permukaan maupun di tengah-
tengah. Jika proses penginokulasian dilakukan dengan tidak benar maka
akan terbentuk pertumbuhan bakteri yang terlalu banyak sehingga
morfologi koloni bakteri terlihat bertumpuk-tumpuk.
Metode pour plate memiliki beberapa kelebihan diantaranya
adalah proses pengerjaan lebih sederhana dibanding metode streak plate,
pertumbuhan koloni akan mudah diamati karena ada bakteri yang dapat
hidup di permukaan medium dan di tengah-tengah medium. Selain itu,
tidak ada persaingan antar bakteri untuk mengambil oksigen karena letak
bakteri tersebut tersebar. Tetapi, kekurangan metode ini adalah mudah
terkena kontaminasi bila dalam pengerjaannya kurang aseptis dan
membutuhkan nutrien yang banyak untuk pertumbuhan bakteri
3. Spread Plate (cawan sebar)
Metode yang ketiga adalah spread plate. Tujuan dari isolasi dengan
metode ini adalah mendapatkan koloni tunggal dengan teknik penanaman
dan penyebaran suspensi bakteri pada permukaan medium.
Metode spread plate memiliki beberapa kelebihan diantaranya
adalah cara inokulasi cukup mudah, dapat diperoleh koloni yang terpisah,
dan koloni bakterinya mudah untuk diamati. Sedangkan kekurangan
metode ini adalah mudah terjadi kontaminan bila dalam pengerjaannya
kurang aseptis. Selain itu, apabila perataan dengan trigalski kurang merata
maka koloni yang terbentuk akan terkumpul di suatu tempat saja.
. Keuntungan dari metode spreed plate adalah akan diperoleh
koloni-koloni bakeri yang terpisah dan tersebar di permukaan medium
agarnya dengan syarat pada saat meratakan bakteri arah harus searah, agar
bisa didapatkan koloni bakteri yang baik dan biakan murni bakteri yang
diinginkan. Kelemahannya metode spreed plate yaitu jika bakteri
disemprotkan terlalu banyak maka medium agar akan penuh maka pada
saat perataaan bisa saja membuat bakteri terpisah dan tidak tumbuh
dengan merata.
c. tekanan osmotik
Mikroorganisma membutuhkan air untuk pertumbuhan. Apabila ssuatu sel
mikroorganisme berada dalam suatu larutan yang berkonsentrasi lebih
besar dari konsentrasi cairan sel, maka air yng terdapat di dalam sel akan
merembes melalui membrane sitoplasma kearah larutan yang
konsentrasinya lebih tinggi. Mikroorganisme yang dapat menyesuaikan
hidupnya pada lingkungan yang mempunyai konsentrasi laruta garam yang
tinggi, disebut halofilik. Sedangkan mikroorganisma yang membutuhkan
lingkungan dengan tekanan osmotis yang tinggi disebut
mikroorganisma osmofilik. Contoh mikroorganisma yang bersifat
osmofilik adalah sejenis jamur Xeromyces yang mempunyai aw optimum
kira-kira0.9.Ada pula bakteri yang disebut fakultatif halofilik. Mikroba ini
tidak membutuhkan lingkungan yang memiliki konsentrasi garam tinggi,
namun mampu hidup dan tahan akan lingkungan yang memiliki
konsentrasi garam tinggi. Sedangkann mikroba obligat halofilik adalah
sebutan untuk mikroba yang dapat hidup pada lingkungan dengan
konsentrasi garam diatas 15%. Contoh dari mikroba ini
adalah Halobacterium halobium.
Kepekaan atau sensifitas mikroorganisme terhadap konsentrasi garam
berbeda-beda, bergantung jenisnya. Kebanyakan mikroba tidak mampu
melakukan adaptasi fisiologis dan tidak toleran terhadap konsentrasi garam
yang tinggi.
2. Faktor Kimia
Selain kebutuhan fisik, mikroba juga membutuhkan unsur – unsur kimia
dalam pertumbuhannya. Unsur-unsur tersebut antara lain :
a. Air
Pada umumnya mikroba mengandung 90% air dalam tubuhnya. Spora –
spora yang lebih resistan diperkirakan jumlah airnya lebih sedikit lagi. Air
berperan sebagai bahan pelarut pada reaksi –reaksi metabolisme . Jumlah
air yang diperlukan oleh setiap individu mikroba bergantung pada jenis
mikrobanya. Air dalam substrat makanan yang digunakan untuk
pertumbuhan mikroba umumnya dinyatakan dengan istilah water activity
(aw), yaitu suatu indeks yang menyatakan perbandingan tekanan uap air
dari larutan dengan tekanan uap air murni pada suhu yang sama. Setiap
mikroba memiliki aw optimum , minimum dan maksimum.
b. Karbon
Karbon merupakan penyusun senyawa – senyawa organik . Senyawa –
senyawa inilah yang menyusun sel makhluk hidup. Mikroba yang
tergolong kemoheterotrof, memperoleh karbon dari sumber energy berupa
bahan – bahan organik seperti protein, karbohidrat dan lipid. Sumber
karbon bagi mikroba dapat berbentuk senyawa organik maupun anorganik.
Senyawa organik meliputi karbohidrat, lemak , protein, asam amino, asam
organik, garam asam organik, polialkohol dan sebagainya. Senyawa
anorganik misalnya karbonat dan gas CO2
c. Oksigen
Untuk menghasilkan energy mikroba melakukan respirasi, yang
merupakan proses – proses reaksi kimia yang merombak molekul –
molekul organik berpotensial tinggi menjadi molekul senyawa organik
yang lebih sederhana dengan melepaskan energy. Zat yang digunakan
dalam proses tersebut dapat berupa oksigen atau senyawa- senyawa lain,
yang bergantung pada jenis mikroba.
d. Karbondioksida
Kebutuhan jumlah karbondioksida pada setiap mikrobaba berbeda
– beda bergantung kepada jenis mikroba tersebut. Mikroba autotrof,
membutuhkan CO2 dalam jumlah besar karena CO2 merupakan satu –
satunya sumber karbon. Pengikatan CO2 ini memerlukan energy dan
sumber electron. Karbondioksida dibutuhkan pada sejumlah reaksi
biosintesis. Peniadaan karbondioksida secara menyeluruh sering kali
menangguhkan dan menghambat pertumbuhan mikroba.