Model Pembelajaran Kognitif PDF
Model Pembelajaran Kognitif PDF
MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS KOGNITIF MORAL:
Dari Teori ke Aplikasi
Laboratorium
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Universitas Lambung Mangkurat
i
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
ii
Sarbaini
MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS KOGNITIF MORAL:
Dari Teori ke Aplikasi
Laboratorium
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Universitas Lambung Mangkurat
2011
iii
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Sarbaini
Laboratorium Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Banjarmasin 2011
Diterbitkan oleh:
Laboratorium
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Universitas Lambung Mangkurat
Dicetak oleh:
ASWAJA PRESSINDO
Jl. Plosokuning V No. 73 Minomartani
Ngaglik Sleman Yogyakarta
Telp.: (0274) 4462377 e-mail: aswajapressindo@gmail.com
iv
KATA PENGANTAR
v
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
SARBAINI
vi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................... 1
BAB II MORALITAS MENURUT PERSPEKTIF
TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF
MORAL............................................................. 7
A. Pandangan Piaget .................................... 9
B. Pandangan Kohlberg ............................... 11
BAB III KONSEP PERKEMBANGAN DAN
PERTIMBANGAN MORAL ........................... 15
A. Perkembangan Moral
(Moral Development) ................................... 15
B. Pertimbangan Moral
(Moral Judgement) ..................................... 19
vii
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
viii
Daftar Isi
ix
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
2
Pendahuluan
3
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
4
Pendahuluan
5
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
6
BAB II
MORALITAS MENURUT PERSPEKTIF
TEORI PERKEMBANGAN
KOGNITIF MORAL
7
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
8
Moralitas Menurut Perspektif Teori Perkembangan Kognitif Moral
A. Pandangan Piaget
Piaget dalam penelitiannya meminta anak-anak
untuk menilai kenakalan suatu tokoh yang telah
memutuskan suatu rangkaian tindakan moral. Kemudian
Piaget mengemukakan bahwa pemahaman terhadap
resiprositas moral (moral timbal balik) adalah penting
dalam rangka memperlakukan orang lain sebagaimana
seseorang yang memerlukan perlakuan. Hal ini menggaris-
bawahi terjadinya perubahan dari karakter moral
kepatuhan terhadap otoritas kepada moralitas untuk
kerjasama sosial. Meskipun Piaget mengemukakan bahwa
penghargaan anak terhadap resiprositas berkembang
antara usia 6-12 tahun, tetapi dia tidak begitu memper-
hatikan grafik perkembangan.
Resiprositas bisa dipahami dalam dua cara yang
berbeda, pertama, pada pandangan kongkrit, yaitu sebagai
suatu hal hubungan (pertukaran) sejajar di antara orang-
9
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
10
Moralitas Menurut Perspektif Teori Perkembangan Kognitif Moral
B. Pandangan Kohlberg
Kohlberg dalam penelitiannya memberikan subjek
penelitiannya dilema-dilema moral hipotesis, berupa
pertimbangan moral yang saling beradu mungkin terjadi,
dan meminta mereka untuk menunjukkan apa yang harus
dilakukan si tokoh dan mengapa harus. Kohlberg meminta
subjeknya untuk tidak hanya memutuskan, tetapi juga
membenarkan rangkaian tindakan, Kohlberg bisa
memperoleh ide yang lebih jelas tentang penalaran di
mana keputusan moral subjek didasarkan.
Bagi Kohlberg (1969; 1976, dalam Beck, 1989) dan pem-
buat teori perkembangan kognitif lainnya (Damon,1977;
Selman,1977, Beck, 1989) telah berargumentasi bahwa
perkembangan moralitas tergantung pada kognitif dan
keterampilan-keterampilan pemilihan pandangan pada
cara spesifik. Setiap tahapan moralitas diasumsikan
menuntut pemerolehan kognitif tertentu dan tahap-tahap
pemilihan pandangan. Namun pembuat teori per-
kembangan kognitif juga percaya bahwa perkembangan
moral tidak sepenuhnya dikurangi sampai pada segi-segi
pertumbuhan kognitif lainnya.
11
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
12
Moralitas Menurut Perspektif Teori Perkembangan Kognitif Moral
13
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
14
BAB III
KONSEP PERKEMBANGAN DAN
PERTIMBANGAN MORAL
15
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
16
Konsep Perkembangan dan Pertimbangan Moral
17
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
18
Konsep Perkembangan dan Pertimbangan Moral
19
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
20
BAB IV
TEORI PERTIMBANGAN
MORAL KOHLBERG
21
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
22
Teori Pertimbangan Moral Kohlberg
23
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
24
Teori Pertimbangan Moral Kohlberg
25
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
26
Teori Pertimbangan Moral Kohlberg
27
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
28
Teori Pertimbangan Moral Kohlberg
29
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
30
Teori Pertimbangan Moral Kohlberg
31
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
32
BAB V
TEORI DAN KONSEP
PERKEMBANGAN KOGNITIF UNTUK
PEMBELAJARAN MORAL
33
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
2. Tingkatan Konvensional
a. Tahapan 3, berorientasi konformitas terhadap citra
stereotipe mayoritas (orientasi masuk kelompok
“godboy” dan “nicegirls”)
b. Tahapan 4, berorientasi pada ketertiban hukum,
sosial dan agama (orientasi hukum dan ketertiban)
3. Tingkatan Postkonvensional
a. Tahapan 5, berorientasi pada kontrak sosial
legalistis (berorientasi pada kemanfaatan sosial
berdasarkan hak-hak individual dan berdasarkan
standar yang telah dikaji secara kritis, dan
disetujui oleh masyarakat)
b. Tahapan 6, berorientasi pada asas etika universal
(berorientasi pada keputusan hati-nurani
berdasarkan prinsip-prinsip etika pilihan sendiri,
secara rasional, dan komprehesif)
Perkembangan moral kognitif demikian dialami oleh
seseorang dan setiap pertimbangan moral yang dilakukan
terhadap sesuatu hal, termasuk masalah moral dan sosial,
tidak terlepas dari pertimbangan moral yang menjadi
landasan orientasi penilaian moralnya. Karena tahapan
perkembangan moral merupakan satu sistem pemikiran
yang terorganisir, yang memperkuat dan sekaligus
mengarahkan kepada keputusan- keputusan moral
tertentu.
Pertimbangan moral dan landasan orientasi moral
seseorang, menurut Kohlberg akan dapat ditingkatkan
melalui model pembelajaran moral yang menekankan
pada perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif
moral seseorang melalui tahapan-tahapan yang mesti
dilaluinya, dapat ditingkatkan dengan meminta siswa
34
Teori dan Konsep Perkembangan Kognitif untuk Pembelajaran Moral
35
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
36
Teori dan Konsep Perkembangan Kognitif untuk Pembelajaran Moral
3. Guru/Pendidikan
Guru dalam pembelajaran nilai moral hendaknya
melaksanakan tugas utama, yakni memberikan
kontribusi terhadap proses perkembangan moral peserta
didik dengan berperan sebagai fasilitator. Hakekat dari
tugas tersebut adalah mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam proses berpikir, mempertim-
bangkan dan memutuskan.
37
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
38
BAB VI
MODEL PEMBELAJARAN
PERKEMBANGAN KOGNITIF MORAL
A. Konsep
Model merupakan “a way of thinking about the pro-
cesses of caring, judging, and acting in an educational set-
ting” (Hersh, 1980: 7). Model mengandung teori atau sudut
pandang, cara berpikir tentang suatu proses dari perhatian,
pertimbangan dan tindakan dalam tatanan pendidikan.
Model akan membantu dalam memahami dan menerap-
kan suatu teori dalam suasana pendidikan, termasuk di
dalamnya pendidikan moral. Model pembelajaran berbasis
perkembangan kognitif moral adalah model pembelajaran
yang merujuk pada proses “judging” (pertimbangan,
penalaran, kognitif). Model yang berlandaskan pada
proses “judging” dikenal dengan nama Model Pertim-
bangan Moral (Moral Judgement Model). Model Per-
timbangan Moral terdiri dari model-model pembelajaran
Pembentukan Rasional, Perkembangan Kognitif Moral,
Model Analisis Nilai, dan Model Klarifikasi Nilai. Model
pembelajaran Perkembangan Kognitif Moral adalah model
yang berupaya mengembangkan penalaran dan
pertimbangan moral melalui tingkatan dan tahapan moral
(moral stage). Basis utama dari model pembelajaran
39
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
B. Asumsi
Model pembelajaran perkembangan kognitif moral
adalah salah satu dari beberapa model pembelajaran
karakter moral warga negara (civics virtue). Model
pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan
kognitif ini didasari oleh asumsi-asumsi yang menjadi tiang
pancang pelaksanaan kegiatannya dalam pembelajar-
an,yaitu:
1. Pendidikan moral (moral kewarganegaraan, etika
hidup bernegara, karakter bernegara) adalah juga
pendidikan intelektual yang didasarkan pada stimulasi
berpikir aktif dari peserta didik terhadap isu-isu dan
keputusan moral, termasuk kaitannya dengan moral
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Perkembangan adalah upaya mengembangkan
penalaran dan pertimbangan moral melalui tingkatan
dan tahapan moral (moral stage), yang terdiri dari:
a. Tingkat premoral (prekonvensional); perilaku yang
didorong oleh impuls-impuls biologis dan sosial
dengan hasil moral, dengan orientasi kepada
kepatuhan dan hukuman.
b. Tingkat konvensional; perilaku yang menerima
dengan sedikit kritis terhadap standar kelompok
c. Tingkat postkonvensional (autonomous); tindakan
dibimbing oleh penilaian dan penalaran individual.
3. Setiap orang harus bergerak melampaui setiap
tahapan secara runtut, tidak dapat melangkahi tahap
di atasnya.
40
Model Pembelajaran Perkembangan Kognitif Moral
C. Tujuan
Setiap model pembelajaran moral, termasuk model
pembelajaran berbasis perkembangan kognitif moral tentu
memiliki tujuan. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
berdasarkan strategi model perkembangan kognitif moral
berupaya untuk mencapai suatu tujuan. Adapun tujuan
dari model pembelajaran perkembangan kognitif moral
adalah membantu peserta didik secara bertahap (dari satu
tahap pada suatu waktu) berkembang hierarki moralnya,
dan berarti mengembangkan penalaran moral untuk
menghasilkan moral yang “lebih baik” dan warga negara
yang juga lebih baik.
D. Posisi Guru
Untuk melaksanakan strategi pembelajaran dengan
menggunakan model perkembangan kognitif moral,
maka ada beberapa posisi guru yang harus menjadi
perhatian, yaitu:
41
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
2. Tokoh Utama
Dilema harus melibatkan seorang tokoh utama atau
kelompok utama dari tokoh-tokoh cerita sekitar dilema
itu terfokus. Peserta didik membuat penilaian moral
mengenai apa yang harus dilakukan tokoh utama.
42
Model Pembelajaran Perkembangan Kognitif Moral
3. Pilihan
Tokoh utama harus memiliki dua pilihan alternatif
tindakan yang menumbuhkan satu konflik tertentu.
Pilihan tidak harus berupa jawaban yang “benar”
menurut kelaziman di masyarakat.
4. Isu-Isu Moral
Situasi dilema dan tokoh utama berkaitan dengan
norma-norma sosial, politik, ekonomi, budaya, keluar-
ga, masyarakat, dan lain-lain, misalnya hukuman, seks,
politisi busuk, dan koruptor.
5. Pertanyaan Tindakan
Pertanyaan tindakan adalah berupa tindakan apa
yang harus dilakukan tokoh utama. Tindakan ini
merupakan inti kegiatan diskusi yang berpusat pada
penilaian moral dalam suatu dilema.
43
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
44
BAB VII
CERITA DILEMA MORAL
2. Tokoh Sentral
Dilema sebaiknya berisi tokoh sentral atau tokoh
kelompok utama yang berada dalam dilema yang telah
difokuskan
45
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
3. Pilihan
Kisah atau situasi harus mengandung pilihan bagi
tokoh sentral. Tokoh dalam dilema sebaiknya memiliki
dua pilihan tindakan yang memperlihatkan konflik
nyata. Tak ada satupun tindakan pilihan yang di-
pandang secara kultural akan diakui sebagai jawaban
“benar”. Dalam dilema Sebuah Surat Peringatan, Ibu
Wati memiliki pilihan antara mematuhi peringatan
pengawasnya atau mendukung para siswa dalam
keterlibatan dengan isu-isu masyarakat. Ibu Wati tentu
saja merasa norma-norma sosial yang menariknya
dalam dua kutub dan menciptakan konflik baginya.
Setiap kisah dilema mesti mencakup konflik
sesungguhnya untuk tokoh utama.
4. Isu-Isu Moral
Dilema-dilema moral berkisar sekitar isu-isu moral
utama. Kohlberg mengidentifikasi beberapa isu-isu
tersebut, yaitu: Norma-norma sosial, hak-hak (kebebas-
an-kebebasan) sipil, Kehidupan, Sex, Kesadaran Per-
sonal, Perjanjian, Kepemilikan, Peran-peran dan Isu-Isu
dari Dukungan, Kekuasaan, Hukuman dan Kebenaran.
Sebuah Surat Peringatan, sebagai contoh,
mengandung isu-isu dari kekuasaan, kesadaran pribadi,
peran-peran kasih sayang, hak-hak sipil dan peluang
kontrak kerja. Peserta diskusi barangkali memilih untuk
memusatkannya pada satu atau beberapa isu dalam
dilema, dan guru (fasilitator) akan diminta menyiapkan
pertanyaan-pertanyaan yang cocok yang berhubungan
dengan setiap isu moral dalam cerita.
46
Cerita Dilema Moral
5. Pertanyaan “ Sebaiknya”
Setiap dilema moral diakhiri dengan pertanyaan
khusus yang meminta tentang apa yang sebaiknya
tokoh lakukan dalam situasi itu. Permintaan pertanyaan
“sebaiknya” menjaga agar diskusi tetap terpusat pada
pertimbangan-pertimbangan moral dalam dilema.
Namun demikian, jika kamu minta peserta diskusi
untuk menanggapi terhadap apa yang Ibu Wati akan
lakukan dalam situasi itu, kamu meminta mereka untuk
memprediksi apa yang ia mungkin lakukan. Sebelum
para individu menyadari untuk memprediksi tindakan
dalam situasi yang ditemui, mereka sering menghendaki
setiap kemungkinan secara rinci tentang tokoh utama
dan materi-materi dari tindakan.
Para siswa juga enggan untuk menjawab per-
tanyaan, seperti: Apa yang akan kamu lakukan dalam
situasi itu? Lagi pula, sebelum setiap orang menyadari
adanya kesamaan prediksi mereka dalam perilaku
mereka, mereka ingin diakui bahwa mereka memiliki
“jawaban yang benar”. Bagaimanapun, setiap orang,
dapat sama pikirannya terhadap apa yang orang lain
sebaiknya lakukan dalam situasi yang sulit.
Diskusi terhadap apa yang seseorang akan
lakukan, walaupun sering menarik dan kadang-kadang
relevan dengan pertimbangan-pertimbangan moral,
sering mendorong pada penggunaan-penggunaan
kemampuan psikologis ketimbang moralitas.
Hanya setelah peserta diskusi mendiskusikan apa
yang sebaiknya dilakukan, itu membantu untuk
membahas kemungkinan perbedaan antara apa yang
sebaiknya dilakukan dan apa yang akan dilakukan.
Sebagai contoh di kelas 1 SMP pada mata pelajaran
PKn atau IPS, para siswa mengunakan sedikit waktu
47
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
48
Cerita Dilema Moral
49
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
50
Cerita Dilema Moral
51
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
52
Cerita Dilema Moral
3.”Obat Langka”
Seorang wanita dari keluarga miskin di satu kota
sedang dalam keadaan sakit parah dan dalam keadaan
sekarat, karena diserang penyakit kanker yang aneh.
Hanya ada satu obat yang menurut dokter mungkin
dapat menyembuhkannya. Obat yang mengandung
radium itu baru saja ditemukan oleh seorang ahli farmasi
di kota itu. Obat itu mahal pembuatannya, dan ahli
farmasi di kota itu menuntut bayaran 10 kali lipat dari
53
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
54
Cerita Dilema Moral
55
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
56
BAB VIII
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
57
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
2. Dilema-dilema Alternatif
Para siswa akan banyak terlibat dalam diskusi, jika
mereka sejak awal mengalami berbagai konflik tentang
tindakan yang ditanyakan. Rangkaian alternatif untuk
dilema sesungguhnya bermanfaat untuk mendorong
konflik dalam kisah. Alternatif-alternatif barangkali
mendorong konflik melalui pemusatan lebih khusus
pada salah satu dari isu-isu moral dalam kisah atau
dengan menghadirkan salah satu dari norma-norma
sosial yang bertentangan dalam dilema. Sebagai contoh,
jika lebih banyak para siswa dalam kelas setuju bahwa
Sam sebaiknya memenuhi pesanan, guru dapat
memperlihatkan alternatif dalam kisah yang menunjuk-
kan bahwa Sam mungkin menghadapi tuduhan
bertindak kriminal karena menolong para pekerja
tambang untuk memenuhi apa yang tidak dipunyai
mereka.
Suatu alternatif yang menekankan pada isu
hukuman dan dapat menyebabkan beberapa siswa
menentukan bahwa Sam sebaiknya tidak memenuhi
pesanan. Hal itu menyebabkan terjadinya satu diskusi
terhadap alasan-alasan dari berbagai orang, yang akan
mampu merubah posisi awal mereka terhadap
tindakan, karena isu hukuman telah dikenalkan dalam
diskusi. Guru dapat juga mengenalkan alternatif yang
khusus bahwa Sam lumpuh sama sekali dan mungkin
tidak dapat menemukan pekerjaan lain, jika Sam
dipecat dari toko. Alternatif ini mendramatisir salah satu
dari norma-norma sosial yang sedang berkonflik untuk
58
Perencanaan Pembelajaran
3. Pertanyaan Pelacak
Guru sebagai fasilitator dalam diskusi dilema moral
mempunyai dua tugas utama: mendorong interaksi
siswa dan membuat pasti bahwa diskusi tetap
difokuskan pada isu-isu moral dalam kisah. Selanjutnya
mengerjakan dua tujuan, guru dapat menggunakan
bentuk-bentuk teknik pertanyaan yang berbeda.
Beberapa pertanyaan yang menggiring interaksi atau
pandangan untuk menolong mendorong interaksi di
antara angota-anggota kelas, misalnya:
“Apakah kamu setuju dengan apa yang Hariansyah
baru saja katakan tentang cerita dilemma itu, Nurbaiti?”
“Apakah seseorang akan menyimpulkan alasan-
alasan yang baru saja diberikan untuk Sam yang
menolak memenuhi pesanan?”
“Apakah kamu akan menanggapi terhadap
komentar Jubaidah tentang kebebasan-kebebasan sipil?”
59
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
60
Perencanaan Pembelajaran
61
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
62
Perencanaan Pembelajaran
63
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
64
Perencanaan Pembelajaran
65
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
66
Perencanaan Pembelajaran
67
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
68
Perencanaan Pembelajaran
69
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
70
BAB IX
PROSES PEMBELAJARAN
1. Peranan Siswa
Baca kembali transkrip diskusi yang membahas
Sebuah Surat Peringatan. Dalam kasus ini, para guru
telah berpartisipasi dalam diskusi sebagai siswa. Kamu
sebaiknya dapat menentukan berbagai karakteristik
terhadap peranan siswa. Berikut kata-kata yang
mencerminkan peranan mereka selama mendiskusikan
dilema ibu Wati, yaitu: mendengarkan; memper-
tahankan posisi individu; bertanya; melacak; merasakan
perasaan orang lain (empati); berargumentasi; teloransi;
berpikir; dan merespon pertanyaan-pertanyaan.
Selama diskusi yang telah direkam, peserta diskusi
lebih banyak menggunakan waktu berbicara antara
71
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
2. Peranan Guru
Bentuk kepemimpinan atau arahan apakah yang
dilakukan guru? Apa yang dilakukan fasilitator selama
diskusi berlangsung? Apakah fasilitator pernah
menentukan posisi seorang siswa atau menentukan
arah memberikan argumentasi terhadap kelompok
siswa. Apakah kata-kata yang akan kamu gunakan
untuk menguraikan peranan guru selama diskusi.
Para pendidik yang diobservasi secara sukarela
selama diskusi, melahirkan beberapa peranan seperti
daftar kata berikut yang mengkarakterisasikan peranan
guru selama diskusi, yaitu; pemberi-tugas; pemimpin
kelompok; menggerakkan diskusi; sedikit mengguna-
kan waktu; fleksibel, masih memerintah; toleran;
mengendalikan; penanya; pendengar; terbuka untuk
semua gagasan; tidak untuk “menjawab”; peringkas;
mengklarifikasi gagasan; informal, dan bersungguh-
sungguh.
Perhatikan bentuk-bentuk pertanyaan yang
fasilitator minta:
• “ Anisa, apakah kamu setuju dengan Imam?”
• “Dapatkah kamu menjelaskan kepada kita
tentang itu lebih banyak lagi, Nurbaiti?”
• “Nurbaiti, kamu pikir apakah Ibu Wati mem-
punyai kewajiban lebih besar terhadap para siswa
dari pada terhadap hukum?”
72
Proses Pembelajaran
3. Iklim Kelas
Daftar kata-kata yang menggambarkan peran
guru dan siswa selama diskusi dilema moral juga
menyarankan perlunya iklim kelas. Pendekatan khusus
untuk menganalisa problema sosial dan moral
tergantung pada tatanan yang mendorong diskusi dapat
berjalan bebas, spesifik, dengan inkuiri terbimbing.
Perkembangan pertimbangan moral yang lebih
matang muncul, terutama disebabkan para siswa
memiliki kesempatan untuk menguji pertimbangan
mereka sendiri dengan menjelaskan alasan yang
diberikan kepada siswa lain dalam diskusi.
Karena penelitian menunjukkan bahwa tingkatan
argumen-argumen yang lebih tinggi, barangkali
73
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
B. Proses Pembelajaran
Mengajar perkembangan moral menghendaki guru
yang diasumsikan berperan sebagai fasilitator. Kemudian
menunjukkan bahwa diskusi akan melalui beberapa
tahapan, proses pembelajaran dibagi dalam langkah-
langkah spesifik. Guru sebaiknya melalui empat langkah
mengajar dilema moral.
Langkah 1: Menghadapi Dilema Moral
Para guru memberikan para siswa ke-
sempatan untuk menghadapi dilema moral.
Para guru menyajikan kisah dilema, pastikan
bahwa para siswa dapat memahami kondisi-
74
Proses Pembelajaran
75
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
76
Proses Pembelajaran
LANGKAH 1
MENGHADAPKAN DILEMA MORAL
a. Menyajikan Dilema
Kisah dilema mungkin disampaikan dalam
berbagai cara. Kisah “Sebuah Surat Peringatan,
misalnya disampaikan dalam bentuk naskah cetakan
untuk para guru yang dibaca khusus untuk
didiskusikan. Bermain peran (role-playing), cerita
tertentu dari sebuah film, klipping surat kabar, atau
rekaman dari audio-tape, merupakan metode-
metode alternatif untuk menyampaikan dilema-
77
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
b. Menyatakan Keadaan
Sebelum para siswa dapat secara serius
mendiskusikan isu-isu moral yang terdapat dalam
kisah, mereka harus memahami dan menjelaskan
keadaan-keadaan dari situasi. Siapa tokoh-tokoh
dalam kisah, dan apakah hubungan mereka satu
sama lainnya? Apa yang terjadi terhadap tokoh
utama? Apa fakta-fakta dalam kisah? Minta para
siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
dengan kata-katanya sendiri. Setelah seorang siswa
menguraikan keadaan-keadaan, yang lain didorong
untuk menambah dengan komentar-komentar dan
pengamatan-pengamatan mereka, dan menguraikan
dengan cara lain terhadap alur kisah. Proses
terjemahan dan klarifikasi ini berlanjut sampai kamu
merasa yakin bahwa kelas memahami keadaan-
keadaan dalam kisah. Para siswa secara individual
tidak dapat membuat pertimbangan moral terhadap
situasi yang mereka tidak pahami secara jelas.
Sebuah diskusi awal terhadap keadaan-keadaan
akan menolong untuk mendorong siswa terlibat dan
akan menunjukkan pada para siswa bahwa kamu
(guru) benar-benar tertarik dalam mengajak mereka
untuk mencari jawaban-jawaban dalam memecah-
kan problem.
78
Proses Pembelajaran
c. Merumuskan Istilah
Merumuskan istilah adalah seperti untuk
menjelaskan keadaan-keadaan. Para siswa harus
memahami semua aspek dari kisah dilema dan
selanjutnya menempatkan posisi individu, serta
berusaha memberi alasan terhadap problem.
Sebagai, contoh, peserta diskusi dari kisah “Sebuah
Surat Peringatan” yang tidak memahami istilah
“boikot” akan menjadi hambatan serius. Para guru
sebaiknya mencermati kembali setiap kisah dilema
dan berusaha untuk mengidentifikasi istilah-istilah
yang mungkin sulit bagi para siswa mereka. Para
siswa akan, kapanpun mungkin, merumuskan
istilah-istilah.
79
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
CATATAN:
Berikut salinan yang menunjukkan sebuah contoh
dari guru yang menggunakan cerita dilema moral
dalam mata pelajaran PPKn atau IPS. Kelas ini
membahas pokok bahasan Sejarah Indonesia dengan
sub pokok bahasan perkembangan organisasi buruh.
Guru:
Selamat pagi. Dalam beberapa hari terakhir ini,
kelas kita telah mencermati beberapa kondisi-
kondisi yang dihasilkan dalam perkembangan
organisasi-organisasi buruh di Indonesia.
Pendapat-pendapat apa saja yang secara nyata
ada dalam pikiran kalian seperti yang telah
terdapat dalam materi yang berhubungan dengan
sejarah perburuhan?
Anna:
Kita telah mempelajari bahwa para pekerja pabrik
dan tambang berada dalam kondisi yang amat
buruk.
Guru:
Apa yang kamu kamu maksudkan dengan kondisi
yang buruk?
Anna:
Baik, para pekerja tambang bekerja dalam waktu
yang panjang dan tidak dibayar amat banyak
80
Proses Pembelajaran
Deri:
Beberapa orang bahkan mendapat luka yang
serius ketika mereka bekerja
Guru:
Bagaimana masyarakat dimana para buruh itu
bekerja?
Pani:
Kondisi di sana buruk juga
Anna:
Ya, seperti perumahan yang jelek dan fakta bahwa
mereka tidak pernah mempunyai banyak uang.
Budi:
Kota-kota di pertambangan mempunyai toko-
toko dimana para pekerja membeli semua
kebutuhan mereka
Deni:
Tetapi tidakkah mereka telah mencoba untuk
memulai organisasi buruh merubah berbagai
keadaan itu?
Mega:
Ya, para buruh tambang telah mencoba mengajak
para pekerja untuk secara bersama bergabung
memprotes masalah-masalah keselamatan dalam
bekerja, upah yang rendah, dan waktu bekerja
yang lama.
Budi:
Mereka telah memprotes melalui pemogokan
81
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Guru:
Berapa dari kamu yang mengetahui seseorang-
keluarga atau tetangga- yang menjadi anggota
dalam beberapa organisasi buruh?
Sebagai besar siswa mengangkat tangan-tangan
mereka untuk menunjukkan bahwa mereka
mengetahui seseorang yang menjadi anggota dalam
organisasi buruh.
Baiklah, Berapa dari kalian yang mengetahui
seseorang yang ikut serta dalam pemogokan
sebagai bagian dari protes organisasi?
Setengah dari siswa mengangkat tangan-tangan
mereka?
ISTIRAHAT (JEDA)
Guru:
Bagaimana para keluarga bisa bertahan
sementara suami atau isteri tidak bekerja?
Suriati:
Mereka tidak punya uang dan tidak dapat
membeli makan dan bahan-bahan.
Pani:
Mereka menggunakan tabungan mereka !
Raihanah:
Bagaimana kalau mereka tidak mempunyai
tabungan?
82
Proses Pembelajaran
Pani:
Saya ingat ketika membaca tentang pemogokan
Pullman. Organisasi minta bagian sebagai hak
organisasi untuk memberikan bantuan dana
dalam menolong para pekerja dalam kasus yang
mereka sebut pemogokan.
Suriati:
Jadi organisasi mempunyai tabungan-tabungan
yang mereka gunakan !
Guru:
Apakah kamu pikir para keluarga mengalami
masa yang berat selama pemogokan?
Raihanah:
Ya, karena para pekerja tidak mendapatkan gaji
mereka secara penuh.
Guru:
Baiklah, mari kita lihat kisah tentang sekelompok
orang dalam masyarakat yang sedang melaku-
kan pemogokan.
Guru membagikan naskah cerita dari “ Hei, Sam,
Truk ada di sini “
Berikan waktu beberapa menit dan baca cerita.
Pikirkan tentang semua tokoh-tokoh dalam cerita
dan apa masalah yang terlihat.
Para siswa membaca seluruh kisah sampai selesai.
Dapatkah seseorang menceritakan kepada kita
dengan kata-katamu sendiri apa yang terjadi
dalam kisah itu?
83
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Debbi:
Seseorang yang bernama Sam bekerja di toko,
toko grosir, yang menjual bahan-bahan kepada
para pekerja yang sedang mogok.
Pani:
Sam adalah manajer !
Taty:
Sam pernah bekerja sebagai penambang, jadi
Sam adalah teman dari beberapa pemogok.
Raihanah:
Para pekerja tidak memperoleh tambahan uang
lain dari organisasi
Sarah:
Kondisi para keluarga mereka sedang lapar !
Guru:
Keluarga-keluarga siapa?
Sarah:
Para pemogok
Deri:
Ya, anak-anak punya jatah makan siang yang
lebih sedikit.
ISTIRAHAT (JEDA)
Guru:
Apakah ada tokoh lain lagi dalam kisah ini? Sam
dan para pekerja tertentu yang terlihat. Apakah
seseorang yang lain juga terlibat?
84
Proses Pembelajaran
Daud:
Atasan Sam, pemilik toko
Budi:
Dan ia minta kepada Sam untuk tidak mem-
berikan kredit (menghutangi) kepada para pekerja
tambang yang mogok.
Guru:
Mengapa kamu pikir atas Sam tidak akan
memberikan kredit (menghutangi)?
ISTIRAHAT (JEDA)
Anna:
Sebab ia juga pemilik tambang
Budi:
Ia pemilik setengah dari tambang
Anna:
Tetapi ia mau pemogokan diakhiri. Tapi mengapa
ia tidak mau memberikan lebih banyak kredit
(menghutangi)
Guru:
Mengapa para pemogok begitu membutuhkan
kredit?
Daud:
Karena mereka tidak mendapat gaji tambahan?
Guru:
Siapa yang mengetahui apa yang dimaksud
dengan pemberian “gaji tambahan”
85
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Sarah:
Tidakkah itu uang yang disimpan organisasi
untuk digunakan dalam peristiwa pemogokan?
Pemogokan yang terakhir begitu lama
berakhirnya.
Guru:
Baiklah, beberapa pekerja menghendaki gaji
tambahan.
Kisah ini juga berkaitan dengan lubang hitam.
Apakah yang kamu pikir dengan hal itu?
Pani:
Tambang !
Guru:
Tetapi mengapa mereka sebut dengan lubang
hitam?
Anna:
Sebab tidakkah mungkin resiko yang besar sekali
untuk bekerja di bawah sana. Kisah itu
mengatakan bahwa itulah alasan mengapa
mereka melakukan mogok sebagai alasan
pertama.
Guru:
Terima kasih, Anna. Ingat tulisan yang telah kita
bahas yang menyatakan bahwa banyak ke-
hidupan yang hilang dalam pekerjaan-pekerjaan
menambang dari pada pekerjaan-pekerjaan yang
lain?
86
Proses Pembelajaran
ISTIRAHAT (JEDA)
Guru:
Baiklah, Mari kita daftar pada papan tulis
perbedaan karakter tokoh yang terdapat dalam
kisah.
Para siswa membaca kembali daftar karakter tokoh-
tokoh seperti yang guru tulis pada papan tulis.
Budi:
Kita melupakan anak perempuan Sam. Sam
mencoba menyekolahkan anaknya ke perguruan
tinggi.
Guru:
Mengapa itu penting bagi kita untuk mengingat
anak perempuan Sam?
Mega:
Sebab Sam butuh untuk tetap pada pekerjaannya.
Guru:
Baiklah, apakah masalah Sam dalam kisah ini?
ISTIRAHAT (JEDA)
Suriati:
Sam berada di tengah-tengah !
Guru:
Suriati, apa yang kamu maksud dengan Sam
sedang berada di tengah-tengah?
87
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Suriati:
Baiklah, para temannya ingin Sam - atau berharap
pada Sam - memberikan mereka makanan
dengan kredit (hutang), dan pemilik toko minta
Sam, agar ia lebih baik tidak memberikan kredit
(hutang).
Taty:
Pemilik toko minta Sam untuk mencari pekerjaan
lain, jika ia memberikan kredit (hutang) kepada
para pemogok.
Riduan:
Ya, dan truk telah tiba dan Sam lebih baik
memutuskan pendiriannya.
LANGKAH 2
MENYATAKAN POSISI SEMENTARA
88
Proses Pembelajaran
89
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
90
Proses Pembelajaran
CATATAN:
Jangan memutuskan dilema sesungguhnya
dengan amat cepat bahkan jika di kelas tidak jelas
pembagian terhadap tindakan yang tepat. Berikan
beberapa menit untuk menggali alasan yang para siswa
miliki, bahkan jika mereka setuju terhadap posisi
91
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Guru:
Saya akan senang setiap dari kamu selama
beberapa menit untuk berpikir tentang situasi
Sam. Kamu sebaiknya mempertimbangkan
semua keadaan dan berbagai implikasi terhadap
tokoh yang berbeda karakternya dalam kisah.
ISTIRAHAT (JEDA)
92
Proses Pembelajaran
Heri:
Bagaimana jika saya tidak mengetahui?
Guru:
Apa yang kamu maksudkan, Heri?
Heri:
Baiklah, saya tidak dapat memutuskan
Guru:
Baiklah, Coba tentukan posisi jika mungkin. Coba
untuk menentukan mana posisi yang kamu rasa
lebih kuat. Jika itu tidak mungkin dan kamu
sungguh-sungguh tidak bisa memutuskan, tulis
berikut di atas kartumu; pertama, tunjukkan
keputusan kamu dengan menandai pertanyaan
dari “ya” atau “tidak”; kedua, sedikitnya dua
pertanyaan yang kamu akan sukai untuk
dijawab, guna menolong kamu untuk membuka
pikiranmu. Setiap orang yang juga tidak bisa
memutuskan, boleh mengikuti prosedur yang
sama.
Guru:
Apakah setiap orang sudah selesai menulis di
kartu? Saya perlu untuk mengetahui berapa
jumlah kalian yang setuju dan tidak setuju
terhadap apa yang Sam lakukan. Kita akan dapat
menentukan dengan menunjukkan tangan. Jika
kamu telah menulis pada kartumu bahwa Sam
93
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Guru:
Baiklah, berapa jumlah orang yang menunjukkan
di atas kartu bahwa Sam sebaiknya tidak
memenuhi permintaan?
Suriati:
Lihat. Hampir setiap orang berkata bahwa kamu
sebaiknya menolong teman-temanmu
Guru:
Mengapa demikian? Apakah beberapa dari alasan
yang kamu telah tulis adalah untuk mengusulkan
bahwa Sam sebaiknya menolong teman-
temannya untuk memenuhi permintaan
makanan?
Diana:
Sebab kamu sebaiknya menolong teman-
temanmu
94
Proses Pembelajaran
Guru:
Mengapa itu begitu penting?
Diana:
Teman-teman adalah penting. Orang tidak
memiliki banyak teman, dan di samping itu,
beberapa orang sedang dalam keadaan lapar.
Sebelum truk tiba dan menjelaskan padanya
bahwa jika ia menolong orang secara pantas, yang
tidak semestinya bagi mereka, ia tidak hanya akan
mendapat dukungan tetapi akan diberikan
pembayaran terhadapnya. Apakah kamu pikir
Sam akan lakukan?
ISTIRAHAT ( JEDA)
Guru:
Baiklah, beberapa orang tentu mau berkomentar
terhadap hal yang baru dari kisah ini, tetapi
pertama saya ingin mengetahui sesuatu. Berapa
dari kamu yang sekarang berpikir bahwa Sam
sebaiknya memenuhi permintaan? Silahkan
angkat tanganmu
95
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Guru:
Baiklah, ini beberapa aspek dari situasi untuk
berpikir tentangnya. Saya akan senang kamu
menggunakan waktu dalam kelompok lebih kecil,
di mana kamu akan berkesempatan untuk
mendiskusikan posisi kamu dan pikiran-
pikiranmu tentang Sam, pemilik toko dan pekerja
yang melakukan mogok.
LANGKAH 3
MENGUJI ALASAN
96
Proses Pembelajaran
97
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
98
Proses Pembelajaran
99
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
100
Proses Pembelajaran
101
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
102
Proses Pembelajaran
103
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
104
Proses Pembelajaran
105
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
106
Proses Pembelajaran
107
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
108
Proses Pembelajaran
109
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
110
Proses Pembelajaran
111
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
112
Proses Pembelajaran
113
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
114
Proses Pembelajaran
115
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Debbi:
Saya masih berpikir Sam sebaiknya pertama
memikirkan keluarganya. Sesudah itu, ia telah
menggunakan 25 tahun dalam pertambangan
untuk membuat posisi keluarga lebih baik
dalam kehidupan. Mengapa sebaiknya ia
menanggung resiko untuk seluruh penam-
bang?
Suriati:
Jika pekerja tambang adalah teman-teman
baik, mereka sebaiknya tidak menempatkan
Sam dalam situasu yang sulit. Teman-teman
baik tidak akan melakukan sesuatu seperti itu
kepada yang lain.
Mega:
Saya tidak berpikir tentang hal itu. Mari kita
gunakan alasan Suriati sebagai alasan terbaik
kita, ketika kita membicarakannya dengan
orang lain.
Guru bergerak ke arah kelompok lain.
Kelompok 2
Deni:
Baiklah, seperti saya katakan, Sam berada di
suatu daerah pertambangan dan ia mungkin
melakukan pemogokan, juga. Ia mengetahui
bagaimana orang-orang rasakan dan jika ia
dapat menolong mereka mencari jalan keluar,
itu adalah kewajibannya, jika tidak, siapa yang
akan melakukannya?
116
Proses Pembelajaran
Sarah:
Tidakkah seseorang yang lain seperti pemerintah
atau yang lain memberikan makanan kepada
pekerja tambang itu? Sam sebaiknya tidak
terkena akibatnya dari semua kesalahan itu.
Budi:
Tidak ada seorangpun yang menyalahkan Sam.
Ia hanya terjadi pada posisi untuk menolong para
temannya. Di samping itu, pemerintah tidak
dapat datang ke sana memberi makanan pada
setiap orang yang melakukan pemogokan.
Raihanah:
Ya, tetapi pemerintah sebaiknya menolong or-
ang-orang itu.
Budi:
Lihat, bagaimana Sam dapat tinggal menetap
di kota dan di lingkungan semua orang, jika ia
tidak menolong mereka mendapat makanan. Itu
bukan seperti perbuatan kriminal atau sesuatu
– ia hanya menolong teman-temannya.
JEDA
Guru sedang mendengarkan diskusi kelompok
Guru;
Apakah kamu pikir Sam punya kewajiban
terhadap pemilik toko?
Sarah:
Tidak seperti kewajiban terhadap teman-
temannya !
117
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Guru:
Jelaskan kepada kita lebih banyak tentang itu,
Sarah
Deni:
Tunggu sebentar, Sarah. Sam memberikan
pemilik toko sesuatu. Sesudah itu, ia percaya
Sam dapat mengatur toko.
Sarah:
Baiklah, mungkin, tetapi teman-teman Sam
mengharapkannya.
Deni:
Dan pemilik toko mengharapkan Sam untuk
melindungi toko
Jusuf:
Ya, dan pemilik toko kemudian melemparkan
Sam ke dalam penjara itu tidak bersahabat.
Kelompok tertawa saat Jusuf tiba-tiba
memberikan komentar
Guru:
Tunggu sebentar. Jusuf hanya membuat kita
memikirkan sesuatu. Apakah pemilik toko
punya hak untuk meminta Sam untuk tidak
memberikan kredit?
JEDA
Budi:
Tentu, ia pemilik toko dan makanannya
118
Proses Pembelajaran
Guru:
Jadi, jika saya setuju untuk menjaga sesuatu
dari kepunyaanmu dan kamu memberikan
saya perintah-perintah khusus untuk
meminjamkan barang-barangmu kepada o-
rang lain. Apakah saya punya kewajiban untuk
memenuhi keinginan-keinginanmu?
Budi:
Ya
Deni:
Itu berbeda
Guru:
Mengapa?
Deni:
Dalam cerita orang-orang sedang lapar !
Guru:
Jadi Sam punya hak untuk memberikan
makanan pemilik toko?
Raihanah:
Tidak, tidak boleh
Guru:
Mengapa?
Raihanah:
Baiklah, mungkin ini adalah isu kepantasan
Guru:
Sekarang kamu mengatakan Sam sebaiknya
tidak memenuhi permintaan, Raihanah?
119
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Raihanah:
Saya tidak tahu. Orang-orang sebaiknya tidak
dalam keadaan lapar, tetapi pemilik toko
sebaiknya tidak dikurangi makanan miliknya.
Guru:
Baiklah, kamu punya waktu sekitar 2 menit
untuk bekerja dalam kelompok kecil. Saya mau
mendengarkan kelompok yang lain. Pikirkan
tentang isu yang kalian diskusikan, dan bersiap
untuk menjelaskan kepada setiap orang alasan
terbaik untuk Sam untuk memenuhi
permintaan. Atau jika beberapa di antara kamu
telah berubah pikiran dari seluruh anggota,
buat catatan untuk dirimu sendiri tentang apa
yang kamu dengar dan merubah pikiran, dan
bersiap untuk membaginya dengan kita
semua.
Guru minta kelompok-kelompok kecil untuk
merubah meja-meja di sekeliling, jadi mereka
dapat melihat satu dengan yang lain. Siswa
duduk dalam bentuk lingkaran dengan meja-meja
mereka, selanjutnya mulai diskusi yang
melibatkan seluruh kelas.
Guru:
Heri, kamu masih duduk di antara beberapa
kelompok. Apakah bentuk-bentuk alasan yang
telah didiskusikan dalam berbagai kelompok
tentang apa yang Sam sebaiknya lakukan?
Heri:
Orang-orang yang berkata Sam sebaiknya
tidak memenuhi permintaan beralasan bahwa
120
Proses Pembelajaran
121
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Guru:
Saya dengar sejumlah siswa dari kelompok
kecil mendiskusikan kewajiban Sam. Dapatkah
seseorang dengan senang hati menjelaskan
kepada siapa Sam punya kewajiban yang lebih
besar?
Tomi:
Sam sebaiknya pertama memikirkan dirinya
sendiri
Duriah:
Tidak, apakah jika semua pekerja mem-
batalkan pemogokan di Pullman hanya melihat
untuk diri mereka sendiri? Gerakan buruh
tidak akan pernah memulai?
Sarah:
Itu benar, tetapi itu lebih dari hanya mencoba
untuk menjaga organisasi bersama. Kelompok
kita membicarakan tentang kewajiban Sam
terhadap teman-temannya.
Jusuf:
Ya, mungkin Sam telah bekerja bersama-sama
dengan beberapa orang di pertambangan, dan
mereka merupakan teman-teman baik. Kamu
tidak dapat meninggalkan teman-teman baik
ketika mereka membutuhkanmu.
Guru:
Mengapa itu demikian penting? Apakah jika
Sam sebagai seorang dari pekerja yang mogok
dan mengetahui orang yang mengelola toko?
122
Proses Pembelajaran
Daud:
Apakah yang kamu maksudkan ia akan
mengorbankan keluarganya untuk menolong
teman-temannya? Pemilik toko akan meng-
harapkan pertolongan dari manajer, jika
keluarganya dalam keadaan lapar.
Guru:
Kewajiban mana yang lebih penting? Kewajiban
untuk teman-temannya atau kewajiban terhadap
keluarganya?
Sarah:
Itu lebih dari hanya memberikan pertolongan
atau mengharapkan seseorang untuk menolong-
mu. Teman-teman baik percaya terhadap satu
dengan yang lain. Seperti ketika Sam bekerja di
pertambangan. Kamu percaya orang yang
bekerja selanjutnya akan menolongmu saat
kamu dalam kesulitan. Sam tidak selayaknya
meninggalkan teman dalam kesulitan.
Debbi:
Apakah yang kamu maksudkan mengorbankan
keluargamu untuk menolong teman-temanmu?
Raihanah:
Bagaimana ia akan mengorbankan keluarga-
nya?
Debbi:
Anak perempuannya akan dikeluarkan dari
perguruan tinggi. Ia tidak akan dapat mem-
berikan ketenangan terhadap keluarganya.
123
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Guru:
Kita telah mendiskusikan kewajiban Sam
terhadap keluarganya dan teman-temannya.
Marilah pikirkan tentang isu yang lain. Apakah
kewajiban Sam melindungi hak milik pemilik
toko?
Pada saat ini para siswa memusatkan diskusi
mereka pada kewajiban Sam terhadap pemilik
toko. Selama diskusi siswa memandang fakta
bahwa pemilik toko memiliki simpanan besar di
pertambangan dan mulai menanyakan hak
pemilik toko untuk memaksa para pemogok
kembali bekerja melalui penolakan kredit. Satu
siswa menyarankan solusi terhadap problema
Sam.
Pani:
Pemilik toko mengetahui bahwa para pemogok
berencana untuk minta Sam memenuhi
permintaan kredit. Jadi, pemilik toko dapat
menutup toko dan memanggil polisi dan akan
menghentikan Sam dari upaya memberikan
makanan.
Mega:
Jika itu terjadi, para pemogok hanya akan
meninggalkan toko dan memperoleh makan-
an yang mereka butuhkan untuk bertahan
hidup.
Guru:
Apa kamu pikir para pemogok akan me-
lakukannya?
124
Proses Pembelajaran
Budi:
Tidak, sebab pemilik toko punya hak untuk
melakukan apa yang ia mau dengan tokonya.
Deni:
Tetapi tidak jika orang mati kelaparan
Raihanah:
Itu benar. Hidup manusia lebih penting dari
pada hak milik
Guru:
Isu terhadap hak-hak milik dan hidup manusia
nampak menjadi penting. Saya dengar
beberapa dari kamu berbicara dalam kelom-
pok-kelompok kecil tentang apa yang lebih
penting. Sekarang Tono mengemukakannya
sekali lagi. Mari kita fokuskan terhadap konflik
hak-hak milik dan hidup manusia. Adakah
seseorang yang merespon pendapat Tono
tentang hidup manusia adalah lebih penting
dari hak-hak milik?
CATATAN:
Para siswa mulai mendiskusikan pentingnya
hak-hak milik dan hidup manusia seperti
mereka berhubungan dengan situasi Sam. Para
siswa memberikan pendapat-pendapat utama
yang penting. Guru memberikan beberapa cara
mengelola diskusi dengan menulis daftar pada
papan tulis beberapa pemikiran siswa tentang
pentingnya hak-hak milik dan hidup manusia.
125
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
LANGKAH 4
MENGGAMBARKAN POSISI MASING-
MASING INDIVIDU
126
Proses Pembelajaran
b. Menyatakan Alasan
Para siswa sebaiknya memiliki kesempatan
untuk mengemukakan kembali alasan-alasan
mereka terhadap posisi tertentu. Beberapa siswa
secara individual mungkin ingin menambah gagasan
terhadap alasan mereka setelah mendengar
komentar-komentar selama diskusi. Siswa yang lain
mungkin memilih berubah posisi atau secara
signifikan merubah alasan awal yang mereka
sampaikan. Beberapa metode mungkin mendorong
pertimbangan ini:
1) Minta para siswa untuk menulis posisi mereka
dan alasan-alasan mereka (seperti mereka
lakukan di awal diskusi kelas). Dorong mereka
untuk menambah beberapa pandangan atau
ungkapan baru yang mereka dengar selama
diskusi dan yang mereka pikir penting sekali.
2) Minta para siswa untuk mencatat beberapa
perubahan yang mereka temukan terhadap
pikiran mereka sendiri. Tekankan pada
beberapa orang yang mungkin memiliki
pengalaman tidak berubah dan yang amat
umum. Bagaimanapun beberapa orang
127
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
CATATAN:
Cara lain untuk menutup diskusi kelas
terhadap cerita dilema adalah minta kepada para
siswa, jika dilema itu nampak nyata bagi mereka
atau jika mereka melihat situasi yang serupa dengan
kehidupan mereka. Teknik ini juga memberikan
kamu beberapa tingkatan umpan balik tentang
perhatian mereka terhadap pekerjaan dengan
problema-problema sosial dan moral dalam kelas.
128
Proses Pembelajaran
129
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Guru:
Tentu, saya menganjurkannya
Debbi:
Apakah jika kamu berubah pikiranmu secara
nyata dan sekarang menentukan posisi yang
berlawanan dengan dirimu sendiri? Saya bah-
kan lebih tidak bisa memutuskan dan mungkin
bahkan merasa bahwa Sam sebaiknya
memenuhi permintaan setelah semua berbicara
tentang hak-hak asasi manusia.
Guru:
Baik, Debbi, tulis pada kartumu dan tunjukkan
bentuk-bentuk alasan yang kamu dengar, yang
menyebabkan kamu memikirkan kembali
posisi kamu sesungguhnya.
Para siswa mulai menulis kartu-kartu 3x5 dan
memungut buku-buku mereka untuk menyerah-
kannya.
Guru:
Satu hal lagi! Besok kamu akan punya
kesempatan untuk minta beberapa orang yang
lain tentang pandangan-pandangan mereka
terhadap problema ini. Tuan Wahid, petugas
organisasi buruh lokal dan Nona Seliah, orang
yang mewakili kota dalam seluruh perunding-
an dengan organisasi-organisasi buruh, telah
setuju untuk datang ke kelas kita. Kamu
bahkan boleh berkeinginan untuk mengajukan
seseorang di luar kelas untuk memberi
tanggapan mereka terhadap kisah ini.
130
Proses Pembelajaran
131
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
132
BAB X
IMPLEMENTASI MODEL
PERKEMBANGAN KOGNITIF
DALAM PEMBELAJARAN PKn SMP
133
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Langkah-langkah Pembelajaran
a. Guru membimbing siswa menganalisis kasus
yang disajikan secara rasional dan sesuai
dengan kehidupan keseharian yang merujuk
langsung pada perilaku kita;
Sudah tiga bulan ini orang tua Ratno tidak
bekerja, menganggur akibat PHK. Sementara
keperluan keluarga sehari-hari termasuk biaya
pendidikan Ratno berserta adik-adiknya harus
terpenuhi. Lebih parah lagi, pada semester ini
Ratno memerlukan biaya yang dirasa amat berat
baginya, sebab telah memasuki semester akhir
perkuliahan, tentunya memerlukan banyak
biaya, untuk berbagai keperluan penelitian,
penyusunan skripsi, yudisium, wisuda dan
sebagainya.
Menghadapi problematika seperti itu, Ratno
mencoba mencari pekerjaan di berbagai tempat,
agar ia dapat bekerja secara paroh waktu (part
time). Ternyata keburuntungan Ratno belum
kunjung juga. Ia belum mendapatkan pekerjaan
yang diharapkan.
Sebagai anak jujur dan bertanggungjawab,
Ratno merasa galau menghadapi kenyataan itu.
Pada saat itulah ia mendapat keterangan dari Doni
untuk memperjualbelikan narkoba. Dari ke-
terangan Doni dapat diambil kesimpulan bahwa
dengan pekerjaan itu, persoalan yang dihadapi
Ratno akan tuntas teratasi, sebab begitu gampang
134
Implementasi Model Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran...
135
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Langkah-langkah Pembelajaran
136
Implementasi Model Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran...
a. Pendahuluan
1). Guru memasuki ruang kelas, lalu membalas
ucapan salam dari siswa serta memeriksa
daftar hadir, kemudian mempersilahkan
siswa menyiapkan perlengkapan
belajarnya.
2). Guru melakukan apersepsi dan motivasi
dengan menampilkan gambar seorang anak
naik sepeda pergi ke sekolah. Kemudian
melakukan tanya jawab hal-hal yang dapat
diambil manfaat dari kegiatan bersepeda
tersebut oleh siswa maupun orang lain.
3). Beberapa tanggapan siswa menyatakan
hemat, cermat, dan bermanfaat seraya
memberikan alasan-alasan berdasarkan
pengalaman mereka masing-masing.
Kemudian guru menjelaskan arti hemat,
cermat dan bermanfaat sebagai salah satu
ciri kehidupan yang sederhana.
4). Guru melaksanakan tes awal sebagai upaya
untuk mengetahui pengetahuan yang sudah
diketahui siswa terhadap materi yang
disajikan, siswa mengerjakan soal-soal
sebanyak 10 butir dalam waktu yang
disediakan, yaitu 10 menit.
b. Kegiatan Inti
1). Guru menempelkan lembar peraga materi
pelajaran tentang hidup sederhana di papan
tulis, yaitu;
HIDUP SEDERHANA adalah
Hidup wajar hemat
137
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Hidup cermat
Hidup secara tepat
Hidup bermanfaat
2). Melalui lembar peraga tersebut guru
menjelaskan pengertian hidup sederhana,
kemudian tanya jawab dan meminta
tanggapan serta contoh-contoh perilaku
yang mencerminkan ciri-ciri hidup seder-
hana sebagaimana lembar peraga tersebut
3). Guru selanjutnya membagi siswa dalam 6
kelompok belajar terdiri dari 4 anggota yang
disusun secara acak antara pria dan wanita
serta atas pengalaman guru ditentukan pula
berdasarkan latar belakang ekonomi atau
status sosial. Selanjutnya guru membagikan
suatu kasus untuk dibaca, dipahami, dan
diberikan tanggapan dengan satu keputus-
an bersama kelompoknya.
Cerita kasus tersebut adalah
Galuh anak seorang pengusaha kayu.
Orang tuanya memiliki banyak uang dan
harta kekayaan. Akan tetapi, kehidupan
Galuh seperti layaknya orang lain. Ia
berpakaian biasa-biasa saja seperti pakai-
an yang dikenakan teman-temannya.
Pergi ke sekolah naik kelotok serta akrab
bergaul dengan teman-temannya di
sekolah maupun di kampung. Selain itu,
Galuh juga menabung untuk keperluan
masa depannya. Ia juga sangat perhatian
kepada mereka yang kurang mampu.
138
Implementasi Model Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran...
139
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
140
Implementasi Model Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran...
Langkah-langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan
1). Guru memasuki ruang kelas, memeriksa
daftar hadir dan mempersilahkan siswa
menyiapkan kelengkapan belajarnya.
Kemudian guru memperlihatkan hasil
pengerjaan tugas PR siswa dan membaca-
kannya di depan kelas. Melalui tanya jawab
guru membahas tugas tersebut, yaitu
tentang arti penting kebersihan diri dan
lingkungan.
2). Guru melaksanakan tes awal dan membagi-
kan soal-soal kepada siswa serta memper-
silahkan siswa menjawab dengan waktu 10
menit.
b. Kegiatan Inti
1). Guru meminta perhatian siswa untuk
mendengarkan penjelasan tentang kegiatan
belajar model perkembangan kognitif
moral. Guru menempelkan suatu cerita
tentang kasus dilema moral sebagai berikut:
Seorang ibu di desa Mekar Sari
sedang terserang penyakit muntaber yang
sangat parah, ibu tersebut sudah tidak
dapat bergerak lagi, karena kehabisan
141
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
142
Implementasi Model Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran...
143
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
c. Penutup
1). Guru mengambil satu jawaban dari
pertanyaan lacakan kasus dilema moral,
baik dari kelompok posisi Aluh maupun dari
kelompok posisi Itai Langkar, kemudian
menyimpulkan materi pelajaran tentang
arti penting kebersihan diri serta dampaknya
bagi hubungan di masyarakat.
2). Guru melaksanakan tes akhir dan memba-
gikan soal-soal tes kepada siswa untuk
selanjutnya dipersilahkan siswa menjawab-
nya selama 10 menit.
3). Guru menutup pelajaran dan memper-
silahkan siswa membaca pulang naskah
cerita tadi, kemudian membuat tugas PR
agar siswa memilih posisi diri yang lain dari
yang sudah ditetapkan serta alasannya.
Langkah-Langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan (10 menit)
1) Melaksanakan prestest
2) Memotivasi siswa dengan menjelaskan
model pembelajaran perkembangan kognitif
moral.
144
Implementasi Model Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran...
145
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Masyarakat yang tinggal di sekitar pasar
tradisional Danau Panggang sangat merasakan
dampaknegatif dari pencemaran lingkungan,
khususnya yang diakibatkan oleh pengelolaan
sampah yang kurang baik. Dampak tersebut
antara lain; hilangnya selera makan, akibat bau
yang tidak sedap, terjangkitnya berbagai
penyakit, seperti diare, infeksi saluran per-
nafasan, radang paru-paru, infeksi kulit dan
sebagainya. Hal ini bukan hanya dirasakan
oleh masyarakat sekitar, tetapi juga semua o-
rang yang berbelanja di pasar tersebut.
Padahal pasar tersebut merupakan urat
nadi perekonomian masyarakat yang
didukung oleh letaknya yang strategis, yaitu
berada di tepi peabuhan transportasi sungai
Kalsel-Kalteng, tetapi karena dana pengelolaan
sampah sangat tidak memadai, untuk kondisi
tanah yang selalu becek dan tempat pem-
buangan akhir sampah yang sangat jauh.
Untuk meningkatkan pendanaan pengelolaan
sampah tersebut, cara satu-satunya hanya
dengan menaikkan retribusi sampah.
Masyarakat setempat sudah beberapa kali
melayangkan surat kepada pemerintah
kecamatan, khususnya pihak pengelola pasar,
agar sampah dapat dikelola dengan sebaik-
baiknya. Bahkan masyarakat dan pelajar
berdemonstrasi meminta pertanggungjawaban
kepada pihak pengelola pasar dan menuntut
agar pejabat pengelola pasar diturunkan saja.
Karena dinilai tidak berfungsi maksimal.
146
Implementasi Model Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran...
147
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
148
Implementasi Model Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran...
149
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
150
Implementasi Model Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran...
151
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
Pertanyaan lacakan:
a. Haruskah pak Taberani berbuat nekad dengan
mengancam pak Maserani berkelahi seraya
membawa parang?
b. Apakah pak Maserani sebagai guru agama sudah
benar berbuat menegur perilaku pak Taberani
yang membuang hasil sisa dagangan buah yang
tidak laku di pasar secara sembarangan, malah
ke dalam kolam ikan orang lain?
c. Jika kamu adalah pak Maserani yang baru
kembali dari pesantren dan mengetahui kejadian
tersebut, bagaimana kamu harus bertindak, baik
terhadap pak Maserani sebagai orang tuamu
maupun kepada pak Taberani sebagai tetangga-
mu?
2. Herniyanti (2003)
Pokok Bahasan : Keyakinan
Kelas/Semester : II/1 (satu)
Naskah Cerita :
Tini dan Rusti sahabat dekat. Mereka saling ter-
buka dalam segala permasalahan yang mereka
hadapi.Tini juga tahu, kalau ibu Rusti sakit jantung,
dan mudah kambuh jika mendengar hal-hal yang
mengagetkan. Suatu hari ketika Tini dan Rusti
pulang sekolah, tiba-tiba ada sepeda motor yang
menyerempet Rusti.
Rusti tidak sadarkan diri dan segera dibawa ke
rumah sakit. Tini bingung untuk menyiapkan berita
tersebut kepada ibu Rusti. Jika Tini berterus terang
memberitahukan kepada ibu Rusti, takut nanti sakit
152
Implementasi Model Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran...
3. Ardani (2003)
Pokok Bahasan : Disiplin
Kelas/Semester : II/1 (satu)
Naskah Cerita :
Seorang pemuda yang ingin bekerja pada
sebuah perusahaan jasa angkutan. Sudah beberapa
kali mengikuti seleksi, mulai seleksi administrasi,
ujian tulis dan wawancara, kemudian dinyatakan
lulus. Kemudian perusahaan akan mengangkatnya
sebagai karyawan baru dengan persyaratan harus
datang sendiri dengan membawa SIM asli dan ijazah
asli pada hari dan jam yang ditentukan, apabila tidak
datang tepat waktu dianggap mengundurkan diri.
Pemberitahuan hal tersebut akan disampaikan
melalui surat pos.
Ternyata surat panggilan dari perusahaan me-
lalui surat pos, baru diterima tepat pada hari di mana
ia harus datang, dan waktu yang hampir mendekati
jam yang telah dipersyaratkan. Sedangkan jarak
antara rumah dengan kantor perusahaan tersebut
cukup jauh dengan kondisi jalan banyak per-
simpangan dengan lampu traffic light. Satu-satunya
alat transportasi yang dimilikinya hanya sepeda
motor. Mengendarai sepedamotor dengan kecepatan
normal, akan sangat tidak mungkin mencapai jam
yang telah ditetapkan. Satu-satunya cara adalah
dengan kecepatan melewati batas maksimum, tetapi
itu melanggar peraturan lalu lintas, dan pasti akan
153
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
4. Huzaini (2003)
Pokok Bahasan : Tanggung Jawab
Kelas/Semester : II/1 (satu)
Naskah Cerita :
Si Ahmad adalah seorang anak yang sudah
dewasa, ayahnya seorang terpandang dan kaya raya.
Karena satu dan lain hal, ayahnya meninggalkan ibu
si Ahmad dan kawin lagi dengan wanita lain tanpa
memberikan sedikitpun harta kepada si Ahmad dan
ibunya.
Dari perkawinan ayahnya dengan wanita lain
tadi, memperoleh dua orang anak, satu laki-laki dan
satu perempuan. Kedua saudara tirinya ini sangat
sombong terhadap si Ahmad, juga ibu tirinya,
ditambah lagi dengan sikap ayahnya yang tidak mau
perduli terhadap kehidupan si Ahmad dan ibunya.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari si
Ahmad bekerja sebagai buruh pengangkut barang.
Walaupun dengan penghasilan yang tidak seberapa,
tetapi lumayan untuk mempertahankan hidup.
Ketika ibunya sakit tipes dan harus opname di
rumah sakit, si Ahmad tidak punya persediaan uang
untuk biaya opname tersebut.Ahmad mencoba
menghubungi ayahnya dan menyampaikan kabar
tentang sakit ibunya tersebut. Setelah bertemu,
bukan bantuan yang didapatkan si Ahmad, malah
154
Implementasi Model Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran...
5. Nafsiah (2003)
Pokok Bahasan : Disiplin
Kelas/Semester : II/1 (satu)
Naskah Cerita :
Ibu Ani sakit keras dan dalam keadaan kritis,
sementara uang dari harta untuk berobat ibunya tidak
punya, keluarga lainnya sangat miskin. Ani merasa
bingung, bagaimana cara menolong orangtuanya. Di
dalam kebingungan itu, Ani mendapat pertolongan
seorang lelaki kaya raya, tetapi dengan syarat, Ani
harus menyerahkan kehormatannya. Ani merasa
serba salah, di satu sisi, ia harus secepatnya menolong
orangtuanya yang sedang kritis, namun di sisi lainnya,
ada pertolongan yang sangat dibutuhkan, mekipun
bertentangan dengan norma agama.
Apa yang sebaiknya dilakukan Ani?
155
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
156
DAFTAR PUSTAKA
157
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
158
BIODATA PENULIS
159
Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi
160