RAHANG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar
Oleh :
BUNGA A.R
NIM : 060600028
Tahun 2009
Bunga A.R
viii + 24 halaman
Fibrous Displasia adalah suatu penyakit tulang yang terjadi karena adanya
jaringan tulang normal menjadi jaringan fibrous. Fibrous dysplasia dapat juga
malignan dan dapat juga berasosiasi dengan kista aneurysmal. Lesi pada fibrous
displasia berjalan lambat dan tanpa keluhan sehingga hal ini jarang mendapat perhatian
bervariasi dari tulang lain. Gambaran radiografi monostotik fibrous displasia pada
Selanjutnya akan menjadi gambaran yang lebih spesifik yaitu berupa gambaran
“ground glass ”, “ orange peel ” atau “ finger print ” dengan batas yang tidak begitu
jelas dan menjadi semakin radiopaque seiring dengan bertambahnya umur dan
matangnya lesi.
pembedahan. Lesi ini mempunyai prognosa yang baik karena berupa lesi benigna.
TIM PENGUJI
2. H.Amrin Thahir,drg
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa skripsi ini telah
disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini , penulis ingin
1. H. Asfan Bahri, drg., Sp.RKG selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
2. Seluruh staf pengajar Radiologi Dental (Trelia Boel,drg., M.Kes., Sp.RKG, Amrin
Thahir, drg , Lidya Irani Nainggolan, drg) beserta staf pengajar lainnya di Fakultas
3. Syafrinani, drg., Sp.Pros selaku dosen wali yang telah memberikan pengarahan dan
4. Ayahanda tercinta H.Ayub SH.,M.H dan ibunda Hj.Rukiah SH atas segala kasih
sayang , doa, dan bantuan berupa moril dan materiil yang tidak akan terbalas oleh
penulis dan juga saudara penulis Putri AR SH, Cory AR ST, M.faisal.
5. Anwar Karim SKG, David Fatola SKG, Heriyanto Halim SKG sebagai senior yang
telah banyak membantu dalam persiapan sidang skripsi dan memberikan motivasi
Akhirnya penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat
memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembang ilmu dan
masyarakat.
(Bunga A.R)
NIM : 060600028
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................................. iv
LAMPIRAN
Gambar Halaman
asimetris ……………………………………………………………… 9
mandibula ........................................................................................................ 13
Maksila ............................................................................................................ 14
lingual .............................................................................................................. 15
16. ossfying fibroma akan tampak lebih radiolucent dan memiliki batas
BAB 1
PENDAHULUAN
Fibrous displasia adalah satu jenis kelainan tulang yang merupakan kondisi
patologis jinak pada tulang dan sering dijumpai pada maksila, tulang tengkorak
maupun mandibula. Pada kebanyakan kasus, lesi ini sering dijumpai pada masa anak-
anak dan pada dewasa muda tetapi jarang mendapat perhatian sampai kemudian pasien
menyadarinya. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan lesi yang berjalan lambat dan
tanpa keluhan. Pada tahun 1938 Lichenstein memperkenalkan istilah fibrous displasia
dan menemukan bahwa fibrous dysplasia dapat terjadi pada satu atau beberapa tulang.¹
yang hanya melibatkan satu bagian tunggal tulang. Kelainan ini dimulai pada masa
dewasa. Lebih dari 80 % dari kasus yang ada merupakan kasus monostotik fibrous
meskipun tidak begitu parah dibandingkan poliostotic fibrous dysplasia namun lebih
besar mendapatkan perhatian dokter gigi karena kasus monostotic fibrous dysplasia
sebagai kraniofasial fibrous dysplasia antara tahun 1990 sampai 2005 dan menemukan
kasus yang merupakan polyostotik. Lokasi yang paling sering ditemukan adalah pada
Di dalam skripsi ini penulis akan membahas tentang fibrous displasia, terutama
histopatologis, gambaran radiografi dan perawatan serta prognosis dari penyakit ini.
Pada bab 4, penulis akan membahas secara khusus mengenai gambaran radiografi
gambaran radiografi penyakit ini yang dapat membantu dalam menegakkan diagnosa
DISPLASIA
Fibrous displasia merupakan salah satu penyakit jaringan tulang yang paling
rumit. Hal ini dikarenakan tidak diketahuinya etiologi, patologi yang tidak pasti dan
Fibrous displasia adalah suatu kelainan tulang yang benigna, kronis serta
berkembang secara lambat.. Fibrous displasia ditandai dengan adanya jaringan fibrous
dan woven bone pada tulang normal yang akan mengakibatkan terjadinya pertumbuhan
abnormal, rasa sakit, deformitas serta resorbsi pada tulang yang terlibat, sehingga
tulang menjadi membesar dan asimetri. Pertumbuhan yang tidak normal ini
mesenkimal.3,4,5
Fibrous displasia dapat juga merupakan komplikasi dari fraktur yang patologis
dan oleh degenerasi malignan (jarang). Selain itu, penyakit ini juga dapat berasosiasi
2.2 Patofisiologi
Fibrous displasia merupakan abnormalitas tulang yang biasa timbul pada usia
Kelainan ini merupakan penyakit tulang dimana lapisan terluar dari tulang menjadi
tipis dan bagian dalam sumsum tulang digantikan jaringan fibrous yang berpasir yang
Pada fibrous displasia terjadi displasia jaringan ikat fibrosa yang mengandung
trabekula tulang dengan karakteristik seperti pusaran dari sel spindel, fokal kalsifikasi
dari woven bone. Gambaran ini disebut Chinese Character. Pada tulang yang telah
matang terlihat serat kolagen yang terangkai seperti selendang yang disebut lamellae.7
Penyakit ini umumnya jelas kelihatan pada masa kanak-kanak, bisa muncul
hanya pada satu tulang saja (monostotik displasia) ataupun pada beberapa tulang
tulang akibat trauma minor. Sayangnya, fraktur yang diakibatkan oleh tulang yang
displasia tidak dapat sembuh secara sempurna jika jaringan fibrous ini tidak diatasi
secara operasional.5
Kelainan yang terjadi merupakan tumor tulang benigna yang akan terus tumbuh
tahun 1938, banyak perkembangan klasifikasi berdasarkan kondisi dari penyakit ini,
tetapi sejalan dengan meningkatnya pengetahuan dan pengalaman, Kelainan ini dapat
diklasifikasikan berdasarkan jumlah tulang yang terlibat. Fibrous displasia bisa muncul
hanya pada satu tulang saja (monostotik displasia) ataupun pada beberapa tulang
displasia umumnya muncul di tulang rusuk (28%), femur (23%), tibia atau tulang
kraniofacial (10-25%), humerus, dan vertebra dalam persentase yang lebih kecil.²
Penyakit ini dapat muncul dengan rasa sakit ataupun fraktur patologis pada
pasien umur 10-70 tahun, tetapi lebih sering pada pasien umur 10-30 tahun. Derajat
deformitas dari monostotik fibrous displasia lebih rendah daripada tipe polyostotik.
Biasanya monostotik fibrous displasia tidak akan menjadi polyostotik fibrous displasia.
Namun, lesi pada monostotik tidak akan bertambah besar secara terus menerus tetapi
displasia lebih sering melibatkan tulang tengkorak dan wajah, pelvis, tulang belakang,
dan sekeliling tulang bahu. Selain itu, juga bisa terdapat di femur, tibia, tulang rusuk,
ekstremitas atas, lumbar spine, klavikula, dan tulang servikal. Kelainan dapat berupa
unilateral atau bilateral, dan dapat terjadi di beberapa tulang pada satu atau dua anggota
Poliostotik fibrous displasia biasanya terjadi pada kelompok umur yang lebih
muda dari monostotik fibrous displasia. Gejala-gejala awal dari Lesi ini adalah berupa
rasa sakit karena keterlibatan anggota gerak tubuh sehingga menjadi pincang dan
fraktur spontan ataupun karena keduanya. Diskrepansi panjang kaki muncul sekitar
70% dari pasien dengan keterlibatan anggota gerak tubuh. Keseluruhan struktur tulang
dapat menjadi lemah, dan bagian tulang yang menahan beban menjadi membungkuk.
Lengkungan pangkal paha dan bagian proksimal kaki bertambah disebabkan adanya
lesi pada femur (shepherd’s crook deformity). Keterlibatan tulang tengkorak akan
visualitas.²
Poliostotik fibrous displasia dapat dibagi lagi menjadi jaffe type dan albright’s
syndrome. Jaffe type merupakan fibrous displasia yang melibatkan beberapa tulang
disertai dengan lesi pigmentasi pada kulit sedangkan Albright’s syndrome sama dengan
FIBROUS DISPLASIA
dengan mandibula. Prevalensi terkenanya penyakit ini adalah sama antara pria dan
30 tahun dibandingkan yang berusia lebih tua. Pada maksila terlihat pembengkakan
yang tidak sakit, yang membesar, tidak jelas, dan berbentuk bulat. Massa tersebut dapat
Pada mandibula, pembengkakan dapat melibatkan daerah labial atau bukal dan
juga sering pada daerah lingual. Terkadang pada mandibula juga terjadi penonjolan
Lesi pada maksila yang meluas dapat melibatkan sinus maksilaris, tulang
zygomatik, tulang sphenoid dan dasar orbita. Pembengkakan yang tidak stabil
terjadi pembengkakan yang jelas dari pipi dan terjadi exopthalmus. Pada rahang
terdapat beberapa gigi yang tidak teratur letaknya, tipping atau berpindah akibat
Pada pemeriksaan rongga mulut tidak terlihat perubahan pada mukosa, warna
normal, tetap melekat erat pada tulang tanpa kerusakan pada periosteum. Pada
beberapa kasus permukaan tulang licin tapi pada kasus lain dijumpai permukaan yang
nodular dan ekspansi. Selain itu terlihat pembesaran tulang yang dapat berkembang
tulang selesai.¹
jaringan fibrous yang mengandung tulang dan trabekula yang metaplasia. Gambaran
histologis dari fibrous displasia pada rahang lebih bervariasi dari pada tulang lain.1,8
bentuk lingkaran yang berisi jalinan berkas kolagen yang tebal. Secara tipikal,
trabekula tulang yang baru terbentuk tidak teratur dan berisi susunan tulang berserat
fibrous jaringan penyambung yang berbentuk foci dan ketidakaturan bentuk trabekula
tulang yang tidak matang. Serat kolagen yang lengkap tersusun dalam pola stratified
(bentuk bertingkat) dari jalinan berkas kolagen. Fibroblas memperlihatkan bentuk yang
BAB 4
memberikan gambaran yang bervariasi, tergantung pada tahap dari penyakit serta
Pada monostotik fibrous displasia terdapat tiga tahap gambaran radiografi yang
bisa dilihat. Gambaran pertama yaitu lesi biasanya berupa gambaran radiolusen kecil
yang unilokular ataupun radiolusen yang multilokular. Kedua bentuk ini masih
mempunyai batas yang jelas dan masih terdiri atas jaringan tulang trabekular yang baik.
Gambaran klinis pada tahap ini jarang sekali terlihat karena masih berupa tahap
Gambar 6.
Radiografi okulsal menunjukkan gambaran radiolusen
unilokular dengan batas yang jelas.8
opaque. Gambaran ini disebut juga dengan gambaran “ground glass ”, “ orange peel ” atau “
spikula tulang yang baru secara tidak teratur. Pada gambaran ketiga lesi ini semakin menjadi
Gambar 7.
Radiografi panoramik menunjukkan gambaran ground glass dengan batas
11
yang tidak jelas pada maksila.
serta biasanya terjadi penipisan tulang kortikal akibat pembesaran dan pertumbuhan
lesi. Akar pada gigi daerah yang terlibat dapat terjadi perubahan posisi tetapi jarang
tulang menjadi sangat opaque sehingga akar gigi menjadi tidak jelas ataupun tidak
pembesaran pada daerah bukal dan lingual tulang alveolar, hilangnya batas dari antrum
ataupun hilangnya antrum itu sendiri serta keterlibatan tulang-tulang lainnya seperti
Gambar 11. Radiografi panoramic menunjukkan gambaran ground glass disertai dengan hilangya
lamina dura dan penipisan tulang kortikal pada tepi bawah mandibula.¹³
tergantung pada pertumbuhan dan perkembangan dari lesi ini. Perawatan untuk
monostoik fibrous displasia pada rahang biasanya berupa observasi dan pembedahan.5
asimtomatis, tidak terlihat adanya resiko fraktur secara patologis dan resiko terjadinya
pertumbuhan lesi akan berhenti setelah masa pertumbuhan anak selesai. Tindakan
Perawatan yang terbaik dari kasus monostotik fibrous displasia adalah dengan
pembedahan. Terhadap lesi yang melibatkan tulang rahang dan wajah maka
pembedahan harus dapat mempertahankan bentuk estetik dari wajah atau remodeling
prosessus alveolaris untuk dapat memperbaiki retensi protesa. Ini berarti perawatan
Pengambilan tulang mudah dilakukan karena umumnya tulang yang dikenai menjadi
lunak dan pengambilan tulang lebih banyak mungkin diperlukan untuk memperoleh
Apabila lesi telah meluas dan pengambilan secara keseluruhan sampai batas-
batas tulang yang terlibat tidak memungkinkan, maka pembedahan secara konservatif
diperlukan untuk tujuan estetik, yaitu dengan melakukan pembedahan hanya sampai
batas-batas estetik yang dapat dicapai karena setelah masa pubertas ada kecenderungan
pertumbuhan lesi akan berhenti dan hasil operasi yag dicapai akan lebih memuaskan.¹
displasia perawatan dengan sinar X adalah sangat dilarang karena dapat mengakibatkan
lesi ini menjadi malignan yaitu merangsang pembentukan sarcoma. Tanner dkk juga
melaporkan empat kasus tentang pembentukan sarcoma pada tulang rahang dan wajah
Prognosis pada penyakit ini adalah sangat baik karena penyakit ini tidak
termasuk penyakit yang malignan kecuali apabila diterapi dengan sinar X. Pada
monostotik fibrous displasia prognosis akan semakin baik jika kekuatan tulang yang
Selain itu, secara klinis dan radiografi fibrous dysplasia juga dapat menyerupai paget's
penggabungan tulang lamellar yang matang dan fibrous stroma, sedangkan pada
fibrous dysplasia terdapat woven bone yang tidak matang. Pada ossifying fibroma,
ossifying fibroma akan tampak lebih radiolucent dan memiliki batas yang lebih jelas.
16
Gambar 16. ossfying fibroma akan tampak lebih radiolucent dan memiliki batas yang lebih jelas. 13
maka keseluruhan mandibula akan terlibat, tidak seperti fibrous dysplasia yang
biasanya unilateral.17
tumor biasanya merupakan lesi yang memiliki gambaran radiolusen dengan batas yang
jelas serta dapat terjadi erosi pada akar gigi yang terlibat.18
dysplasia biasanya menyerang pada kelompok umur yang lebih tua dan juga muncul
secara bilateral.17
Bunga A. R : Gambaran Radiografi Monostotik Fibrous Displasia Pada Rahang, 2009.
12
Gambar 18. Gambaran periapikal menunjukkan periapikal cemental dysplasia.
KESIMPULAN
hanya melibatkan satu bagian tunggal tulang. Monostotik fibrous displasia dapat
muncul dengan rasa sakit ataupun fraktur patologis pada pasien umur 10 -70 tahun,
tetapi lebih sering pada pasien umur 10-30 tahun. Monostotik fibrous displasia sering
Gambaran klinis pada maksila terlihat pembengkakan yang tidak sakit, yang
melibatkan daerah labial atau bukal dan juga sering pada daerah lingual. Terkadang
pada mandibula juga terjadi penonjolan yang buruk pada bagian tepi inferior.
Pada monostotik fibrous displasia terdapat tiga tahap gambaran radiografi yang
bisa dilihat. Gambaran pertama berupa gambaran radiolusen kecil yang unilokular
ataupun radiolusen yang multilokular. Gambaran kedua yaitu gambaran “ground glass
”, “ orange peel ” atau “ finger print ” dengan batas yang tidak begitu jelas. Pada
gambaran ketiga lesi ini semakin menjadi opaque seiring dengan bertambahnya umur
observasi dan pembedahan. Jika observasi maka tindakan follow-up radiografi setiap
perkembangan lesi. Prognosis pada penyakit ini adalah sangat baik karena penyakit ini
4. Cummings CW. Cummings otolaryngology head & neck surgery. 4th ed. USA
6. Fitzpatrick KA, Taljanovic MS, Speer DP, et.al. Imaging findings of fibrous
: 1389-98.
14. Dicaprio MR, Enneking WF. Fibrous dysplasia. The Journal of Bone and
http://www.childrenhospital.org/az/Site899/mainpageS899PO.html (8 Aug
2009).
2008.
LAMPIRAN