Anda di halaman 1dari 43

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.

04
RUMAH SAKIT Tk. IV 02.07.04 LAHAT

MATERI EDUKASI
10 PENYAKIT TERBANYAK

RUMAH SAKIT Tk. IV 02.07.02 LAHAT


MATERI EDUKASI : DIARE

Pengertian
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar sebanyak 3(tiga) kali atau
lebih dalam sehari dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer atau sedikit
berampas, kadang juga disertai darah atau lendir.

Penyebab diare
Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi kuman, racun bakteri, atau obat - obatan.

Penularan Diare
Sebagian besar kejadian diare ditularkan melalui makanan/minuman yang terkontamikasi
dan obat-obatan. Yang perlu diingat adalah :
1. Makanan/minuman dan obat-oabatan yang dikonsukmsi terakhir sebelum terjadi
diare
2. Kegiatan - kegiatan yang berhubungan dengan air, seperti kemah, berenang, dan
lainnya,
3. Jarak Waktu antara makanan/minuman terakhir dan saat terjadinya diare.
Informasi ini sangat dibutuhkan oleh tenaga kesehatan untuk menentukan penyebab diare
dan pengobatannya.

Tanda – Tanda Diare


1. Jika ditemukan tanda - tanda bahaya diare, yaitu:
 Anak menjadi rewel/gelisah/mudah marah/kesadarannya menurun/tidak sadar
 Mata menjadi lebih cekung dari biasanya
 Anak merasa haus dan minum dengan lahap atau malas minum atau tidak
bisa minum
 Cubitan kulit perut kembalinya lambat/sangat lambat
2. Jika diare disertai demam tinggi (>38,5 derajat Celcius), nyeri/kram pada perut kiri
bawah dan perasaan BAB tidak tuntas, keinginan untuk BAB terus - terusan atau
diare disertai darah.
3. Jika diare memburuk atau berlangsung lebih dari 7-10 hari.
Penanganan Diare
1. Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)
 ASI tetap diberikan bagi anak yang masih menyusu,
 Oralit,
 Larutan gula garam,
 Cairan makanan (air tajin, kuah sayur, atau air matang).
2. Lanjutkan pemberian makanan, untuk penderita dewasa akan lebih nyaman
dengan menghindari :
 Makanan tinggi serat (misalnya nasi padat),
 Makanan/minuman yang terbuat dari susu (misalnya susu, keju) dan kafein
(seperti kopi dan cola).

Cara pembuatan dan pemberian oralit


1. Sediakan air matang 1 gelas (200 cc) dan campurkan 1 bungkus oralit untuk
ukuran air 200 cc kemudian aduk sampai larut,
2. Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2 tahun,
3. Berikan beberapa teguk larutan untuk anak lebih tua,
4. Bila anak muntah, tunggulah 10 menit, kemudian berikan cairan lebih lama
(misalnya sesendok 2-3 menit),
5. Bila diare berlanjut setelah oralit habis, berikan cairan lain seperti air tajin, kuah
sayuran, atau air matang.

Tabel : Pemberian Oralit / LGG setiap BAB sesuai umur

Jumlah Oralit/Larutan Gula Garam (LGG) yang diberikan


Umur
tiap Buang Air Besar (BAB)

< 1 Tahun 50 – 100 ml

1-4 Tahun 100 – 200 ml

> 5 Tahun 200 – 300 ml

Dewasa 300 – 400 ml


Pencegahan diare
1. Pemberian ASI Eksklusif.
2. Perbaiki cara pemberian makanan pendamping ASI.
3. Selalu gunakan air bersih.
4. Cuci tangan dengan sabun, terutama setelah BAB dan saat menyajikan makanan.
5. Gunakan jamban dengan benar.
6. Buang tinja bayi dan anak-anak secara cepat.
7. Imunisasi campak.
MATERI EDUKASI : DEMAM BERDARAH

Pengertian
Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke
dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (betina).

Gejala awal dari penyakit Demam Berdarah


1. Demam tinggi 2 – 7 hari disertai menggigil
2. Mual dan muntah
3. Pegal – pegal pada seluruh badan
4. Perdarahan di bawah kulit
5. Perdarahan lain, batuk darah, muntah darah, berak darah, dan kencing darah

Tindakan bila terkena penyakit Demam Berdarah


1. Beri penderita banyak minum / oralit
2. Kompres dingin saat panas
3. Segera bawa penderita ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk
penanganan selanjutnya.

Siklus hidup nyamuk Aedes Aegypti


Tempat nyamuk Aedes Aegypti bersarang dan berkembang biak
 Tempayan
 Bak Mandi
 Tempat minum burung
 Drum air
 Vas bunga
 Kaleng/botol bekas
 Ban bekas
 potongan bambu yang terisi air
 dan lain-lain

Hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit Demam Berdarah
1. Memelihara lingkungan tetap bersih dan cukup sinar matahari,
2. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara :
 Menutup dan menguras tempat penampungan air setiap minggu agar bebas
dari jentik nyamuk.
 Mengubur, membakar, dan membuang kaleng bekas, botol bekas,
tempurung dan sampah lain sehingga tidak menjadi tempat perindukan nyamuk
Aedes Aegypti.
 Rapikan halaman dan jangan biarkan semak-semak di halaman tak terurus.
 Bersihkan selokan agar air dapat mengalir dengan lancar.
 Tidak membiarkan kain/baju-baju tergantung.
 Lakukan penyemprotan nyamuk (bila memang diperlukan).

Hal yang harus dilakukan


Penderita harus diberi banyak minum untuk mengganti cairan yang hilang dari tubuh
akibat perdarahan atau keadaan lainnya (demam) untuk menghindari terjadinya syok
yang dapat menyebabkan kematian mendadak.
MATERI EDUKASI : DIABETES MELLITUS (DM)

Pengertian
Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit
gula darah adalah golongan penyakit kronis yang dimulai dengan peningkatan kadar gula
dalam darah sebagai adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, diman organ
pancreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.

Macam - macam Diabetes Mellitus :


1. Diabetes Mellitus Tipe 1
a. Umur 0-20 Tahun
b. Karena kerusakan pankreas
c. Perlu mendapatkan suntikan insulin
2. Diabetes Mellitus Tipe 2
a. Umur >20 Tahun
b. Pankreas kurang berfungsi
c. Bisa dengan obat tablet atau insulin
3. Diabetes Mellitus tipe lain
4. Diabetes mellitus oleh karena infeksi, obat-obatan, kelainan genetic
5. DM saat kehamilan
Gula darah meninggi pada saat kehamilan saja dan membaik bila sudah tidak
hamil

Penyebab Diabetes Mellitus


1. Faktor keturunan, Didapat :
a. Karena infeksi
b. Kegumakan atau obesitas
c. Pola makan tidak sehat
d. Kurang berolah raga
2. Tanda dan Gejala
 Poliuria (Banyak kencing)
 Polidipsi (Banyak minum)
 Polifagia (Banyak makan) tapi berat badan turun
 Keluhan lain : Badan lemah, gatal, kesemutan, mata kabur, disfungsi ereksi
pada pria, pruritas vula pada wanita
Diet
Hindari kebisaan makan makanan yang tinggi kadar gulanya dan biasakan makan
makanan yang tinggi serat.

Panduan pasien paska rawat inap


Konsumsi obat yang diberikan oleh dokter untuk perawatan dirumah secara teratur sesuai
instruksi.
Aktivitas
1. Istirahat beberapa hari untuk memulihkan keadaan
2. Menghindari kegiatan fisik yang berlebihan
3. Olahraga teratur 2-3 x seminggu dengan durasi 30 menit untuk menjaga agar
kondisi tubuh optimal dan tidak mudah terkena infeksi.

Pencegahan Diabetes Mellitus


Makan makanan yang sehat
1. Hindari kebiasaan makan makanan yang tinggi kadar gulanya
2. Biasakan makan makanan yang tinggi serat.
3. Berolahraga
4. Diutamakan olah raga endurance / ketahanan, Frekuensi 3-5menit seminggu,
Lamanya 30-60 menit tiap hari
Misalanya : Jalan Sehat, Lari, Bersepeda, Renang serta Menurunkan berat badan
menjadi berat badan ideal

Kontrol :
Kontrol ke dokter Spesialis Penyakit Dalam sesuai jadwal yang telah ditentukan dokter.
Hal - hal yang harus diperhatikan :
Hubungi dokter anda / segera ke rumah sakit bila :
1. Keluhan timbul sebelum jadwal kontrol
2. Ada tanda-tanda alergi obat seperti merah pada kulit, gatal, bengkak pada mata
bibir, sesak nafas.
3. Tiba-tiba badan lemes, keluar keringet dingin, terjadi penurunan kesadaran.
Materi Edukasi : Hipertensi
Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah yang melebihi ukuran normal atau disebut juga tekan
darah tinggi.

Ciri – ciri Hipertensi


Dikatakan hipertensi jika telah berumur 18 tahun atau lebih dengan tanda sebagai berikut
:
 Tekanan darah 140/90 mmHg atau tekanan sistolik 140 mmHg dan tekanan diastolik
90 mmHg
 Jika dalam kunjungan yang berbeda tekanan diastolik 90 mmHg.
 Beberapa kali pengukuran tekanan sistolik menetap 140 mmHg.

Tanda dan gejala :


 Sakit kepala dan pusing,
 Nyeri kepala berputar,
 Rasa berat di tengkuk,
 Marah/emosi tidak terkendali,
 Mata berkunang-kunang,
 Telinga berdengung,
 Suka Tidur,
 Kesemutan,
 Kesulitan bicara,
 Rasa mual/muntah.

Tabel Derajat Hipertensi (JNC 7)

Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)

Normal <120 <80

Pre-Hipertensi 120-139 80-89

Hipertensi Stage 1 140-159 90-99

Hipertensi Stage 2 >160 >100


Faktor yang mempengaruhi terjadinya Hipertensi:

 Riwayat keluarga dengan Hipertensi,


 Umur, Kegemukan, Merokok dan Stres,
 Alkohol, Obat-obatan, Kurang olahraga dan Makanan berlemak,
 Berhenti haid, Penyakit (Diabetes Mellitus, Jantung, Ginjal).

Komplikasi :
 Stroke, Penyakit jantung koroner, Gagal jantung,
 Penyakit ginjal, Penyakit pembuluh perifer (misalnya gejala semutan).

Pencegahan :
 Pertahankan berat badan ideal, Olahraga, Batasi pemakaian garam,
 Hindari konsumsi alkohol, Tidak/berhenti merokok,
 Makan banyak buah dan sayuran,
 Hindari minum kopi berlebihan,
 Rekreasi, Hindari/atasi stres, Cek tensi teratur/bulan (bila umur > 40 tahun).

Bagi yang sudah sakit :


Ikuti petunjuk untuk pencegahan dan berobat secara teratur, mentaati aturan minum obat,
konsultasi bila akan minum obat lain.

Kunci utama kesembuhan :


 Keaktifan penderita,
 Penderita berusaha,
 Petugas membantu,
 Hubungan baik dan kerjasama penderita dengan petugas.

Makanan untuk penderita dengan tekanan darah tinggi.


Makanan yang diperbolehkan :
 Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam natrium, seperti beras,
kentang, ubi, mie, maizena, hunkwee, terigu, gula pasir,
 Kacang-kacangan dan hasilnya seperti kacang hijau, kacang merah, kacang tanah,
kacang tolo, tempe, tahu tawar, oncom,
 Minyak goreng, margarin tanpa garam,
 Sayuran dan buah-buahan tawar,
 Bumbu - bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit, kencur,
laos, lombok, salam, sere, cukak.

Bahan makanan yang dibatasi :


Untuk diet rendah garam, penggunaan daging/daging ayam/ikan dibatasi paling banyak
100 gram per hari. Telur ayam/telur bebek paling banyak 1 butir sehari.
MATERI EDUKASI : TUBERKULOSIS

Edukasi tuberkulosis, informasi tuberkulosis, teknik edukasi tuberkulosis, seperti


apa tuberkulosis, penyebab tuberkulosis, Informasi dan edukasi kepada pasien sangat
penting sejak pasien ditetapkan sebagai pasien terduga sakit TB, karena pasien ini akan
melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan penegakan diagnose penyakitnya
yaitu pemeriksaan dahak mikroskopis sebanyak 3 spesimen yaitu, Sewaktu, Pagi,
Sewaktu.
Setelah diagnose ditegakan, pasien perlu diberikan informasi dan edukasi karena
pasien akan masuk kegiatan berikutnya yaitu pengobatan, yang perlu waktu 6 sampai 8
bulan dan dilaksanakan 2 tahap yaitu : tahap awal dan tahap lanjutan, kegiatan ini perlu
diawasi seorang PMO serta dukungan keluarga dan lingkungan dimana pasien tinggal.
Selama pengobatan berlangsung perlu juga diamati Efek Samping dari OAT serta perlu
Follow Up kemajuan pengobatan, sampai selesainya pengobatan serta ditetapkannya
hasil ahir pengobatan.

Pokok Materi
1. Informasi dan edukasi kepada terduga TB.
2. Informasi dan edukasi kepada pasien TB.

3. Informasi dan edukasi kepada keluarga.

4. Informasi dan edukasi kepada PMO.

5. Informasi dan edukasi kepada lingkungan sekitardan Petugas Kesehatan lainnya.

Pesan - pesan yang perlu dikomunikasikan :


1. Penyakit TB
2. TB dapat disembuhkan
3. Orang yang diduga TB
4. Penyebab TB
5. Pemeriksaan yang harus dijalani
6. Menyiapkan pasien untuk menerima hasil pemeriksaan laboratorium
7. Pencegahan penularan
1. Penyakit TB

Umumnya pasien tidak menyadari gejala TB yang dirasakannya, pasien


merasa batuk adalah sakit biasa yang akan sembuh dengan obat batuk yang dijual
bebas. Jelaskan dengan bahasa yang sederhana. Berikan informasi tentang TB
kepada pasien dengan cara sebagai berikut: “Bapak/Ibu mengalami gejala batuk
berdahak selama lebih dari dua minggu. Itu adalah gejala utama TB, namun gejala
lainnya juga ada seperti berat badan menurun, tidak nafsu makan, berkeringat di
malam hari walaupun bapak/ibu tidak melakukan pekerjaan. Penyakit ini bukan batuk
biasa yang dapat sembuh setelah minum obat yang dibeli di warung”.

2. Penyakit TB dapat disembuhkan


Pasien dapat saja merasa takut mengetahui dirinya mengidap penyakit TB. Untuk itu
informasikan seawal mungkin bahwa TB dapat disembuhkan sepanjang pasien
mengikuti pengobatan dengan benar. Hal ini untuk memberikan motivasi dan harapan
kepada pasien.
3. Orang yang diduga TB
Penjelasan ini dapat disampaikan dengan cara sebagai berikut: mengalami gejala
batuk berdahak selama lebih dari dua minggu. Itu adalah gejala utama TB, namun
gejala lainnya juga ada seperti berat badan menurun, tidak nafsu makan, berkeringat
di malam hari walaupun bapak/ibu tidak melakukan pekerjaan. Penyakit ini bukan
batuk biasa yang dapat sembuh setelah minum obat yang dibeli di warung.
4. Penyebab utama TB
Pasien mungkin memiliki dugaan kenapa ia bisa terkena TB. Carilah informasi sampai
sejauh mana pasien mengetahui tentang TB. Lalu berikan informasi tentang TB.
Untuk menerangkan TB sampaikan pesan kunci sebagai berikut :
1. TB disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium tuberculosis yang menular
lewat udara ketika ada orang sakit TB batuk atau bersin
2. TB dapat disembuhkan dengan pengobatan secara teratur sesuai dengan petunjuk
dokter
3. Jika tidak diobati, TB dapat menular kepada orang lain di sekitarnya dan
4. TB bukan penyakit keturunan ataupun disebabkan oleh guna-guna
5. Pemeriksaan yang harus dijalani
Jelaskan kepada pasien bahwa ia harusmenjalani pemeriksaan dahak di laboratorium
untuk memastikan diagnosis apakah suspek benar-benar TB atau tidak. Jelaskan cara
pengambilan dahakdan kapan saja dahak diambil.
6. Menyiapkan pasien untuk menerima hasil pemeriksaan laboratorium
Siapkan kondisi psikologis pasien untuk menerima hasil pemeriksaan laboratorium
untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diharapkan, misalnya pasien takut
menjalani pengobatan. Besarkan harapan pasien bahwa ataupun hasilnya positif, dia
tetap bisa disembuhkan.
 Jika hasil pemeriksaan laboratorium adalah TB,sampaikan informasi secara
langsung dengan melakukan komunikasi tatap muka sebagai berikut: “Dari hasil
pemeriksaan laboratorium, ternyata bapak/ibu terbukti terkena TB yang artinya
ada kuman TB di dalam tubuh bapak/ibu. Tapi bapak/ibu dapat sembuh asalkan
teratur menelan obat. Setelah ini bapak/ibu harus menjalani pengobatan selama
6 bulan. Pengobatannya memang lama, namun kami akan bantu bapak/ibu
selama masa pengobatan dan kami berharap bapak/ibu juga bersedia untuk
mengikuti pengobatan hingga tuntas”
 Jika hasil pemeriksaan laboratorium bukan TB,sampaikan informasi secara
langsung dengan melakukan komunikasi tatap muka sebagai berikut: “Dari hasil
pemeriksaan laboratorium, ternyata bapak/ibu tidak terkena TB. Hal ini
merupakan berita bagus. Ini berarti tidak ada kuman TB di dalam tubuh
bapak/ibu. Namun bapak/ibu sudahtahu apa saja gejala TB, maka bila bapak/ibu
atau orang di sekitar mempunyai gejala yang sama, anjurkan untuk segera
memeriksakan diri ya”

7. Pencegahan penularan.
Suspek TB memiliki potensi yang besar untuk menularkan TB pada orang lain,
oleh karena itu pasien perlu mengetahui apa yang harus dia lakukan untuk mencegah
penularan TB kepada keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Jangan lupa untuk
bertanya pendapat pasien tentang penularan dalam menggali pengetahuan dan
pemahaman pasien. Berikut ini contoh informasi tentang penularan yang disampaikan
kepada pasien “Untuk mencegah penularan TB di keluarga dan orang-orang sekitar
bapak/ibu, biasakan untuk menutup mulut ketika batuk dan bersin.
Di rumah, buka jendela dan pintu agar udara segar bisa masuk. Bapak/ibu
tidak harus memisahkan peralatan makan karena penularan TB tidak melalui
peralatan makan” Bagaimana, apakah anda telah memahami mengenai
materi Informasi dan edukasi kepada terduga TB? Setelah mempelajari Informasi dan
Edukasi kepada terduga TB, mari kita sekarang mempelajari tentang Indormasi dan
Edukasi kepada pasien TB.
Pertemuan Awal
Sebelum memberikan informasi kepada pasien tentang TB, ajukan terlebih dahulu
pertanyaan untuk menjajaki pengetahuan mereka saat ini tentang TB. Lalu gunakan alat
bantu yang tersedia seperti lembar balik untuk pasien dalam menyampaikan informasi
tentang TB.
Pesan - pesan yang perlu dikomunikasikan :
 Penyakit TB. Ulangi pesan yang telah disampaikan pada saat pasien datang
sebagai suspek untuk memperkuat informasi tersebut
 TB dapat disembuhkan. Sampaikan kepada pasien bahwa penyakit TB dapat
disembuhkan secara tuntas bila ia menjalankan pengobatan dengan teratur dan
tidak putus berobat di tengah jalan.
 Kesediaan pasien menjalankan pengobatan. Sebelum memberikan obat kepada
pasien, sampaikan bahwa pengobatan tidak boleh terputus. Putus berobat akan
menyebabkan kuman yang masih tersisa dalam tubuh menjadi kebal terhadap obat
yang saat ini tersedia di Indonesia dan pengobatan tersebut mahal harganya. Obat
yang saat ini diberikan sangat berkualitas dan disediakan oleh pemerintah. Untuk
itu sebaiknya tanyakan kesungguhan pasien dalam menjalankan pengobatan TB
 Bagaimana mencegah penularan TB. Pencegahan dapat dilakukan dengan :
1. Menelan obat secara teratur dan tuntas

2. Menutup mulut dan hidung ketika batuk atau bersin

3. Membuka jendela atau pintu agar cahaya matahari dan udara segar masuk
kedalam rumah

4. Tidak diperlukan diet khusus, tidak memisahkan alat makan, dan mensterilisasi
alat makan minum atau perabot rumah tangga.

 Kontak serumah. Semua anak yang berusia dibawah 5 tahun yang tinggal
serumah dengan pasien TB harus diperiksa, karena usia tersebut sangat rentan
terhadap berbagai penyakit. Anak-anak mungkin membutuhkan pengobatan
pencegahan atau rujukan ke dokter. Anggota keluarga lain yang serumah yang
mengalami gejala TB harus segera diperiksa.
 Perlunya pengawasan menelan obat. Petugas kesehatan harus menjelaskan
pentingnya pengawasan menelan obat bagi pasien. Jelaskan bahwa pasien
menelan seluruh obat dengan diawasi oleh seorang Pengawas Menelan Obat
(PMO), untuk memastikan bahwa pasien menelan seluruh obat secara
benar,teratur, dan sesuai waktu yang ditentukan. Dengan demikian petugas akan
mengetahui apakah pasien mengalami masalah dalam pengobatan seperti efek
samping dan lain-lain. Melalui pengawasan menelan obat, petugas akan segera
tahu apabila pasien terlewat minum obat, dan segera menyelidiki penyebabnya.
 Menjelaskan paduan obat. Jelaskan tentang paduan pengobatan meliputi :
1. Lama waktu pengobatan. Contoh: Jika pasien baru “Obat TB diberikan selama
6 bulan. Bapak akan mendapatkan obat selama 6 bulan karena bapak adalah
pasien baru”
2. Jenis obat dan cara pemberiannya. Contoh: Jika pasien kambuh “Obat terdiri
dari dua jenis, obat telan dan obat suntik. Obat akan diberikan dalam dua
tahap. Tahap awal akan harus diminum setiap hari dan bapak/ibu juga akan
disuntik selama dua bulan. Selanjutnya setelah hasil pemeriksaan dahak
negatif maka obat suntik akan dihentikan dan obat minum akan diberikan 3 kali
seminggu selama 5 bulan.“
3. Kualitas obat. Contoh: “Obat yang disediakan pemerintah ini gratis dan
berkualitas, obat ini adalah kombinasi yang terbaik yang digunakan di seluruh
dunia untuk mengobati TB, bila bapak/ibu berobat dengan teratur maka akan
sembuh.”
4. Frekuensi kunjungan mengambil obat. Contoh: “Bapak/Ibu harus datang ke
Puskesmas setiap hari selama dua bulan ini untuk disuntik dan mengambil
obat.”
5. Kemana pergi untuk mengambil obat. Contoh: “Bapak/Ibu bisa langsung
datang ke ruang TB jika mengambil obat, bila ada keluhan bapak/ibu bisa
bertemu dengan dokter. Bapak/Ibu dapat mengambil obat pada hari Selasa
pukul 10 sampai 11 pagi” “Untuk mencegah penularan TB di keluarga dan
orang-orang sekitar bapak/ibu, biasakan untuk menutup mulut ketika batuk dan
bersin. Di rumah, buka jendela dan pintu agar udara segar bisa masuk.
Bapak/ibu tidak harus memisahkan peralatan makan karena penularan TB
tidak melalui peralatan makan”
 Pemeriksaan lanjutan pada akhir tahap awal. Jelaskan kepada pasien untuk
melihat kemajuan pengobatan dan memastikan pasien dapat melanjutkan
pengobatan ke tahap lanjutan maka dahak perlu diperiksa kembali. Contoh:
“Bapak/Ibu, setelah minum obat dan disuntik dalam tahap awal bapak/ibu akan
diperiksa kembali dahaknya pada akhir bulan kedua nanti untuk melihat apakah
jumlah kuman berkurang dan untuk menilai apakah obat ini bisa bekerja dengan
baik dalam tubuh bapak/ibu”.
Setelah mempelajari Informasi dan edukasi kepada pasien TB, sekarang anda akan
mempelajari informasi dan edukasi kepada keluarga. Menginformasikan pesan kesehatan
untukkeluarga pasien merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan
kesehatan di semua sarana kesehatan.
Dukungan anggota keluarga ikut menentukan hasil pengobatan TB. Untuk itu,
keluarga juga harus diberikan informasi tentang TB agar terus mampu mendampingi
pasien selama pengobatan. Petugas kesehatan harus dapat memberikan Informasi dan
edukasi kepada keluarga pasien dalam bahasa yang jelas dan tepat mengenai
penyakit, pengobatan dan efek sampingnya, tindakan atau pemeriksaan yang
akan dilakukan dan upaya pencegahan. KIE disampaikan sesuai dengan latar belakang
budaya dan tingkat pendidikan keluarga.

Peran Keluarga dalam pengobatan


Setelah seseorang ditetapkan sebagai pasien TB maka keluarga adalah orang yang
paling dibutuhkan dukungannya dalam menjalankan pengobatan. Beberapa peran
keluarga dalam mendukung pengobatan pasien TB, yaitu :
1. Memotivasi pasien untuk menjalanipengobatan sampai sembuh, dengan:
 Kenali faktor yang dapat mendukung ataupun menghambat pengobatan bagi
pasien serta membantu mencari alternatif solusinya
 Meyakinkan kepada pasien bahwa pengobatan yang dijalani akan memberikan
kebaikan bagi pasien maupun keluarganya.
2. Mendampingi dan memberikan dukungan moral kepada pasien agar dapat menjalani
pengobatan secara lengkap dan teratur, yaitu:
 Memotivasi pasien untuk tetap menelan obatnya saat pasien mulai bosan.
 Memastikan pasien menelan obat dengan disaksikan oleh keluarga.
 Mendengarkan setiap keluhan pasien, menghiburnya dan menumbuhkan rasa
percaya diri.
 Hal yang jangan sampai terlupa adalah beri waktu bagi pasien untuk
mengekspresikan perasaannya. Jika dibutuhkan cari dan ikut sertakan pasien
dalam pertemuan kelompok pasien (paguyuban).
 Mengingatkan pasien TB datang ke Puskesmas untuk mendapatkan obat dan
periksa ulang dahak sesuai jadwal dengan berkoordinasi dengan PMO dan
petugas kesehatan tentang jadwal pengambilan obat dan pemeriksaan dahak
pasien TB.
 Menemukan dan mengenaligejala-gejala efek samping obat dan merujuk ke
Puskesmas.
 Menanyakan dan memperhatikan apakah pasien mengalami keluhan setelah
menelan obat.
 Segera merujuk pasien ke Puskesmas bila ada efek samping.
 Menenangkan pasien dan meyakinkanbahwa keluhan yang dialami dapat
ditangani. Pesan-pesan yang harus disampaikan kepada keluarga Petugas
kesehatan harus memberikan informasi dan edukasi penting seputar TB dan
pengobatan TB kepada keluarga mengenai pentingnya dukungan keluarga
bagi pasien dalam menghadapi penyakitnya.

Saat kunjungan pertama setelah pasien didiagnosis TB


Pesan - pesan yang penting untuk disampaikan kepada keluarga pasien TB adalah :
1. Penjelasan tentang TB gejala dan penyebab TB

2. TB dapat disembuhkan

3. Rencana pengobatan.

4. Dosis dan cara pemberian obat TB.

5. Keteraturan menelan obat sampai tuntas sesuai anjuran dokter.

6. Efek samping obat dan pastikan keluarga mengetahui kapan dan kemana harus
mencari pertolongan.

7. Pentingnya pengawasan keteraturan menelan obat selama pengobatan.

8. Penularan TB.

9. Pencegahan penularan TB dapat berupa :

 Menyediakan tempat pembuangan dahak agar pasien tidak membuang


dahaknya sembarangan.

 Pentingnya pemeriksaan dahak ulang secara teratur.

 Pentingnya pola hidup sehat dan bersih bagi pasien dan keluarganya.

 Hentikan kebiasaan merokok dan minum minuman ber-alkohol pada pasien.

 Saran untuk membersihkan rumah atau lingkungan secara teratur.

 Olahraga bagi pasien.

 Konseling dan perbaikan gizi pasien.

 Tidak diperlukan diet khusus, mensterilisasi atau memisahkan peralatan makan


minum.
Kunjungan Berikutnya Selama Masa Pengobatan
Pada pertemuan berikutnya, apabila pasien datang bersama keluarganya, petugas
kesehatan dapat mengulang pesan-pesan seperti pada pertemuan pertama. Jangan
berikan terlalu banyak informasi pada satu kunjungan. Meyakinkan keluarga tentang
pentingnya pengobatan sampai selesai. Jika seorang pasien tidak datang untuk
mengambil obat atau tampak tidak bersemangat, pertugas kesehatan dapat mencari tahu
lewat anggota keluarga apa yang menjadi masalah dan turut mencari solusi sesuai
kebutuhan dan kemampuan.
MATERI EDUKASI : BRONKITIS KRONIS

A. PENGERTIAN
Bronkitis kronik adalah inflamasi bronkus terus menerus dan peningkatan
progesif pada batuk produktif dan dispnea yang tidak dapat dihubungkan dengan
penyebab spesifik yang ditandai oleh produksi mukus berlebihan di saluran nafas
bawah selama minimal tiga bulan berturut- turut dalam satu tahun.

B. PENYEBAB BRONKRITIS

1. Rokok
Rokok adalah penyeebab utama bronkhitis kronik karena secara patologis rokok
berhubungan dengan Hiperplasia kelenjar mokus bronkus dan metaplasia
skuamus epital saluran pernafasan

2. Infeksi
Infeksi pernafasan saluran pernafasan atas pada penderita bronkitis kronik
hampir selalu menyebabkan kerusakan paru bertambah. Eksaserbasi bronkitis
kronik di sangka paling sering diawali dengan infeksi virus , yang kemudian
menyebabkan infeksi sekunder oleh bakteri yang paling banyak adalah
haemophilus influenzae dan streptococcus pnemonia, Polusi
Zat – zat kimia yang dapat menyebabkan bronkitis adalah zat- zat pereduksi
seperti O2, zat- zat pengoksidasi sperti N2O, Hidrokarbon, Aldehid, ozon. Polusi
tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab penyakit tetapi bila
ditambah merokok, resiko akan lebih tinggi.

3. Polusi
Zat – zat kimia yang dapat menyebabkan bronkitis adalah zat- zat pereduksi
seperti O2, zat- zat pengoksidasi sperti N2O, Hidrokarbon, Aldehid, ozon. Polusi
tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab penyakit tetapi bila
ditambah merokok, resiko akan lebih tinggi.

C. ANATOMI PATOLOGI
Bronkus merupakan suatu strktur yang terdapat didalam mediastinum.
Bronkus juga merupakan percabangan dari trakhea yang membentuk bronkus
utama kiri dan bronkus utama kanan. Panjangnya kurang lebih 5 cm diameternya
11-19 cm, dan luas penampangannya 3, 2 cm.

D. PATOFISIOLOGI
Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara yang biasa terdapat
di daerah industri. Temuan patologis utama pada bronkritis kronik adalah hipertropi
kelenjar mukosa bronkus dan peningkatan jumlah sel goblet dengan infiltrasi sel-
sel radang dan edema mukosa bronkus. Pembentukan mukus yang meningkat
mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang di sertai
peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronkhiolus yang kecil
sedemikian rupa sehingga bronkhiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar.

Polusi udara yang terus-menerus juga merupakan predisposisi infeksi rekurens karena
polusi memperlambat aktivitas silia dan vagositosis sehingga timbunan mukus meningkat
sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah.

Partway

Merokok dan Haemophilus influenza


polusi udara dan streptococcus
pneumonai

Inteaksi pernafasan
jangka panjang
Infeksi saluran
pernafasan

Iritasi mukosa bronkus dan


proses radang

Hipertrophi dan hiperplasia


kelenjar mukus
Peningkatan produksi sekret

Akumulasi sekret

Resti Mual muntah Penyempitan dan


Bersihan
infeksi penyumbatan bronkus
jalan nafas
tidak efektif
Anoreksia
Alveoli rusak

Perubahan nutrisi kurang Kerusakan pertukaran


dari kebutuhan tubuh gas
A. MANIFESTASI KLINIS

1. Batuk terutama pada pagi hari pada perorok


 Makin lama batuk makin berat timbul siang maupun malam, penderita terganggu
tidurnya. Bila timbul infeksi saluran nafas, batuk- batuk tambah berat dan berkurang
bila infeksi hilang.

2. Dahak

 Sputumnya putih atau mukoid. Bila ada infeksi, sputumnya menjadi purulen atau
muko purulen dan kental
3 Sesak.

 Sesak timbul terutama pada musim dingin dan kemampuan kerja penderita
berkurang.sesak nafas bertambah apabila timbul infeksi, kadang- kadang disertai
tanda tanda payah jantung kanan, lama kelamaan timbul kor pulmonal yang
menetap.
4. Blue Blotter.

 Pasien ini memperlihatkan gejala berkurangnya dorongan untuk bernafas,


mengalami hipoventilasi dan menjadi hipoksia dan hiperkapnea.
Bronkhitis Kronik terjadi secara bertahap.

Pada merokok dengan usia :

 23-35 tahun kemampuan kerja paru berat


 35-45 tahun batuk produktif
 45-55 tahun sesak nafas, hipoksemia dan perubahan pada spirometri
 55-56 tahun gagal nafas kematian
a. Gejala Awal
Batuk produktif saat bangun tidur

Biasanya dianggap acuh oleh para perokok, karena dianggap batuk karena merokok.

Sesak nafas

b. Gejala Berikutnya
 Kelemahan fisik yang jelas
 Sesak nafas
 Nafas pendek dan penggunaan otot-otot aksesorius saat bernafas
 Sianosis
 Edema kaki, pelebaran vena leher (blue bloater)
 Kesadaran menurun, tremor, hipoksemia hiper kapuca.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan produksi secret
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan ddengan kerusakan alveoli
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubumgan penumpukan sekret.

C. INTERVENSI
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan produksi secret
 Kriteria Hasil :
 Menunjukan batuk efektif dan meningkatkan pertukaran gas pada paru-paru.
 Menyebutkan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.
 Pengkajian Fokus
 Kemampuan untuk mempertahankan posisi tegak
 Batuk (produktif, nyeri, efektif)
 Sputum (warna, karakter, jumlah, bau)
 Intervensi:
1. Ajarkan klien tentang metode yang tepat tentang pengontrolan batuk :
a. Nafas dalam dan perlahan saat duduk setengah mungkir.
b. Lakukan pernafasan diafragma
c. Tahan nafas 3-5 detik kemudian secara perlahan keluarkan sebanyak mungkin
melalui mulut. (Sangkar iga bawah dan abdomen harus turun)
d. Lakukan nafas kedua,tahan dan batukan dari dada (bukan dari belakang
mulut / tenggorokan) dengan melakukan dua batuk pendek dan kuat.
2. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi :
a. Mempertahankan hidrasi yang adekuat meningkatkan masukan cairan 2 sampai
3 Quart / hari bila bukan kontrain dikasi karena penurunan curah jantung /
penyakit ginjal
b. Pertahankan kelembaban adekuat udara yang dihirup.
3. Ajarkan klien tentang metode yang tepat tentang pengontrolan batuk :
a. Nafas dalam dan perlahan saat duduk setengah mungkir.
b. Lakukan pernafasan diafragma
c. Tahan nafas 3-5 detik kemudian secara perlahan keluarkan sebanyak mungkin
melalui mulut. (Sangkar iga bawah dan abdomen harus turun)
d. Lakukan nafas kedua,tahan dan batukan dari dada (bukan dari belakang mulut /
tenggorokan) dengan melakukan dua batuk pendek dan kuat.
4. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi :
a. Mempertahankan hidrasi yang adekuat meningkatkan masukan cairan 2 sampai
3 Quart / hari bila bukan kontrain dikasi karena penurunan curah jantung /
penyakit ginjal
b. Pertahankan kelembaban adekuat udara yang dihirup.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b. d anoreksia


Tujuan perawatan: pasien menunjukkan nutrisi adekuat

Intervensi:

a. Berikan perawatan oral sesering mungkin, buang sekret, berikan tempat khusus
untuk sekali pakai dan tisu.
b. Auskultasi bunyi usus.
c. Dorong periode istirahat selama 1 jam sebelum dan sesudah makan. Berikan porsi
kecil tapi sering.
d. Hindari makanan penghasil gas dan minuman berkarbonat.
e. Hindari makanan yang sangat panas atau sangat dingin.
f. Timbang berat badan sesuai indikasi.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret


Tujuan perawatan

a. Klien menyatakan pemahaman penyebab


b. Klien dapta mengidentifikasi intervensi untuk mencegah resiko infeksi
c. Menunjukkan tekhnik, perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang
aman.
Intervensi:

a. Awasi suhu
b. Kaji pentingnya latihan nafas, batuk efektif, perubahan posisi sering dan masukkan
cairan adekuat
c. Observasi warna, karakter, bau sputum.
d. Tekankan cuci tangan yang benar
e. Awasi pengunjung, berikan masker sesuai indikasi

4. Kerusakan pertukaran gas berhubungan ddengan kerusakan alveoli


Tujuan :

a. Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jarinhgan adekuat dalam


GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernafasn
b. Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan
Intervensi :

a. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan


b. Catat penggunaan otot asesori, nafas bibir, ketidakmampuan berbicara
c. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah
untuk bernafas
d. Kaji secara rutin warna dan kulit membran mukosa
e. Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan atau bunyi
tambahan.
MATERI EDUKASI : KEJANG DEMAM

Masalah Kesehatan
Kejang Demam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal > 38o C) akibat dari suatu proses ekstra kranial. Kejang berhubungan dengan
demam, tetapi tidak terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab lain.

Hasil Anamnesis(Subjective)
Keluhan
Anamnesis dimulai dari riwayat perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang,kemudian
mencari kemungkinan adanya faktor pencetus atau penyebab kejang. Umumnya kejang
demam pada anak dan berlangsung pada permulaan demam akut, berupa serangan
kejang klonik umum atau tonik klonik, singkat dan tidak ada tanda-tanda neurologi post
iktal.
Pasien penting untuk ditanyakan riwayat kejang sebelumnya, kondisi medis yang
berhubungan, obat-obatan, trauma, gejala infeksi, keluhan neurologis, nyeri atau cedera
akibat kejang.
Faktor risiko
1. Demam
a. Demam yang berperan pada KD, akibat:
- Infeksi saluran pernafasan
- Infeksi saluran pencernaan
- Infeksi saluran air seni
- Roseola infantum
- Paska imunisasi
b. Derajat demam:
- 75% dari anak dengan demam ≥ 390C
- 25% dari anak dengan demam > 400C
2. Usia
a. Umumnya terjadi pada usia 6 bulan–6tahun
b. Puncak tertinggi pada usia 17–23 bulan
c. Kejang demam sebelum 5–6 bulan mungkin disebabkan oleh infeksi SSP
d. Kejang demam diatas umur 6 tahun, perlu dipertimbangkan febrile seizure plus (FS+).
3. Gen
a. Risiko meningkat 2–3x bila saudara kejang demam
b. Risiko meningkat 5% bila orang tua menderita kejang demam

Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dimulai dengan tanda-tanda vital, mencari tanda-tanda trauma akut
kepala, dan adanya kelainan sistemik, terpapar zat toksik, infeksi, atau adanya kelainan
neurologis fokal.
Bila terjadi penurunan kesadaran diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari faktor
penyebab.
Pemeriksaan penunjang
Untuk menentukan faktor penyebab dan komplikasi kejang pada anak, diperlukan
beberapa pemeriksaan penunjang antara lain, yaitu:

1. Laboratorium darah, seperti: kadar gula darah, elektrolit, dan hitung jenis. Pemeriksaan
ini dianjurkan pada pasien dengan kejang pertama.
2. Pemeriksaan urin direkomendasikan pada pasien yang tidak memiliki kecurigaan fokus
infeksi.

Penegakan diagnostik(Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Klasifikasi kejang demam terbagi menjadi 2, yaitu:

a. Kejang demam sederhana


- Kejang generalisata
- Durasi: < 15 menit
- Kejang tidak disebabkan oleh adanya meningitis, encephalitis, atau penyakit yang
berhubungan dengan gangguan di otak
- Kejang tidak berulang dalam 24 jam.

b. Kejang demam kompleks


- Kejang fokal
- Durasi: > 15 menit
- Dapat terjadi kejang berulang dalam 24 jam.
Diagnosis Banding
1. Meningitis
2. Ensefalitis
3. Epilepsi
4. Gangguan metabolik, seperti: gangguan elektrolit.

Komplikasi
1. Kerusakan se,l otak
2. Risiko kejang atypical apabila kejang demam sering berulang

Penatalaksanaan komprehensif(Plan)
Penatalaksanaan
Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya mengenai kejang demam dan
prognosisnya.
Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejangnya adalah dengan:
a. Diazepam per rektal (0,5mg/kg) atau lorazepam (0,1 mg/kg) harus segera diberikan jika
akses intravena tidak dapat dibangun dengan mudah.
b. Buccal midazolam (0,5 mg/kg, dosis maksimal = 10 mg) lebih efektif daripada diazepam
per rektal untuk anak.
c. Lorazepam intravena, setara efektivitasnya dengan diazepam intravena dengan efek
samping yang lebih minimal (termasuk depresi pernapasan) dalam pengobatan kejang
tonik klonik akut. Bila akses intravena tidak tersedia, midazolam adalah pengobatan
pilihan

Obat Buccal Intra Vena (IV) Per rectal


Midazolam 0,5 mg/kg maks 10 mg

Diazepam 0,3 mg/kg dengan rata- 0,5 mg/kg (maks 20 mg


rata 2 mg/mnt (maks 5 per dosis). Dapat
mg per dosis untuk <5 diberikan tanpa
thn; 10 mg untuk ≥5 dilarutkan.
tahun)
Lorazepam 0,05 – 0,1 mg/kg dalam 0,1 mg/kg (maks 4 mg
1-2 mnt (maks 4 mg per per dosis), dilarutkan
dosis) dengan air 1:1 sebelum
digunakan.
Konseling & Edukasi
Konseling dan edukasi dilakukan untuk membantu pihak keluarga mengatasi pengalaman
menegangkanakibat kejang demam dengan memberikan informasi mengenai:

1. Prognosis dari kejang demam.


2. Tidak ada peningkatan risiko keterlambatan sekolah atau kesulitan intelektual akibat
kejang demam.
3. Kejang demam kurang dari 30 menit tidak mengakibatkan kerusakan otak.
4. Risiko kekambuhan penyakit yang sama di masa depan.
5. Rendahnya risiko terkena epilepsi dan kurangnya manfaat menggunakan terapi obat
antiepilepsi dalam mengubah risiko itu.

Kriteria Rujukan
Apabila kejang tidak membaik setelah diberikan obat antikonvulsi.
Apabila kejang demam sering berulang disarankan EEG.

SaranaPrasarana
Tabung O2
Diazepam per rektal

Prognosis
Vitam: Dubia ad bonam
Fungsionam: Dubia ad bonam
Sanationam: Dubia ad bonam
Prognosis sangat tergantung dari kondisi pasien saat tiba, ada/tidaknya komplikasi, dan
pengobatannya.
MATERI EDUKASI : HEPATITIS

HAPATITIS A
Masalah Kesehatan
Hepatitis A adalahsebuahkondisipenyakitinfeksiakut di liver yang disebabkan oleh
hepatitis A virus (HAV), sebuah virus RNA yang disebarkan melalui rute fecal oral.
Periode inkubasi rata-rata 28 hari (15 – 50 hari). Lebih dari 75% orang dewasasimtomatik,
sedangkanpadaanak < 6 tahun 70% asimtomatik. Kurangdari 1% penderita Hepatitis A
dewasa berkembang menjadi Hepatitis A fulminan.
(Subjective)
Keluhan :
- Demam
- Mata dan kulit kuning
- Penurunan nafsu makan
- Nyeri otot dan sendi
- Lemah,letih,lesu.
- Mual,muntah
- Warna urine seperti teh
- Tinja seperti dempul

Faktor Resiko : sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang kurang terjaga
sanitasinya. Menggunakan alat makan dan minum dari penderita hepatitis.
Faktor Predisposisi : (-)
(Objective)
Pemeriksaan Fisik :
- Febris,
- Sclera ikterik, jaundice,
- Hepatomegali,
- Warna urine seperti teh
- Tinja seperti dempul.

Pemeriksaan Penunjang :
- Tes laboratorium urin (bilirubin di dalam urin)
- Pemeriksaan darah : peningkatan kadar bilirubin dalam darah, kadar SGOT dan SGPT ≥
2x nilai normal tertinggi, dilakukan pada fasilitas primer yang lebih lengkap.
(Assesment)
Diagnosis Klinis :
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.
Diagnosis Banding :
1. Kolesistitis
2. Abseshepar
3. Sirrosishepar
4. hepatitis virus lainnya

Komplikasi :
1. Hepatitis A Fulminan
2. Sirosis Hati
3. Ensefalopati Hepatik
4. Koagulopati

(Plan)
Penderita Hepatitis A dengan penurunan kesadaran dengan kemungkinan kearah
encefalopati hepatik.
Sarana-Prasarana
1. Laboratorium darah dan urin rutin untuk pemeriksaan fungsi hati
2. Obat Antipiretik, Antiemetik, H2 Bloker atau Proton Pump Inhibitor

Penatalaksanaan Komprehensif
Penatalaksanaan :
a. Asupan kalori dan cairan yang adekuat
b. Tirah baring
c. Tata laksana Farmakologi sesuai dengan gejala yang dirasakan oleh pasien :
d. Antipiretik bila demam ; ibuprofen 2x400mg/hari.
e. Apabila ada keluhan gastrointestinal seperti :

Mual : Antiemetik seperti Metoklopropamid 3x10 mg/hari atau Domperidon 3x10mg/hari


Perut perih dan kembung : H2 Bloker ( Cimetidine 3x200 mg/hari atau Ranitidine 2x
150mg/hari) atau Proton Pump Inhibitor (Omeprazol 1 x 20 mg/hari).
Rencana Follow up:
Kontrol secara berkala untuk menilai hasil pengobatan.
Konseling & Edukasi :
1. Sanitasi dan higyene mampu mencegah penularan virus.
2. Vaksinasi Hepatitis A diberikan kepada orang-orang yang beresiko tinggi terinfeksi
Hepatitis A.
3. Keluarga ikut menjaga asupankaloridancairan yang adekuat, dan membatasi
aktivitasfisik pasien selama fase akut.

Kriteria Rujukan :
a. Penderita Hepatitis A dengan keluhan ikterik yangmenetap tanpa disertai keluhan yang
lain.
Penderita Hepatitis A dengan penurunan kesadaran dengan kemungkinan kearah
encefalopati hepatik.
Sarana-Prasarana
1. Laboratorium darah dan urin rutin untuk pemeriksaan fungsi hati
2. Obat Antipiretik, Antiemetik, H2 Bloker atau Proton Pump Inhibitor

Prognosis
Vitam: Dubia ad Bonam
Fungsionam: Dubia ad Malam
Sanationam: Dubia ad Malam
Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang, ada/tidaknya komplikasi,
dan pengobatannya.

Hepatitis B
MasalahKesehatan
Hepatitis B adalah virus yang menyerang hati, masuk melalui darah ataupun cairan tubuh
dari seseorang yang terinfeksi seperti halnya virus HIV. Virus ini tersebar luas di seluruh
dunia dengan angka kejadian yang berbeda-beda. Tingkat prevalensi hepatitis B di
Indonesia sangat bervariasi berkisar 2,5% di Banjarmasin sampai 25,61% di Kupang,
sehingga termasuk dalam kelompok negara dengan endemisitas sedang smapai tinggi.

Infeksi hepatitis B dapat berupa keadaan yang akut dengan gejala yang berlangsung
kurang dari 6 bulan. Apabila perjalanan penyakit berlangsung lebih dari 6 bulan maka kita
sebut sebagai hepatitis kronik (5%). Hepatitis B kronik dapat berkembang menjadi
penyakit hati kronik yaitu
sirosis hepatis, (10%) dari penderita sirosis hepatis akan berkembang menjadi kanker hati
(hepatoma).
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan:
- Umumnya tidak menimbulkan gejala terutama pada anak-anak.
- Gejala baru timbul apabila seseorang telah terinfeksi selama 6 minggu, antara lain :
o gangguan gastrointestinal, seperti: malaise, anoreksia, mual dan muntah;
o gejala flu: batuk, fotofobia, sakit kepala, mialgia.
- Gejala prodroma l seperti diatas akan menghilang pada saat timbul kuning, tetapi
keluhan anoreksia, malaise, dan kelemahan dapat menetap.
- Ikterus didahului dengan kemunculan urin berwarna gelap. Pruritus (biasanya ringan dan
sementara) dapat timbul ketika ikterus meningkat. Pada saat badan kuning, biasanya
diikuti oleh pembesaran hati yang diikuti oleh rasa sakit bila ditekan di bagian perut kanan
atas. Setelah gejala tersebut akan timbul fase resolusi.
- Pada sebagian kasus hepatitis B kronik terdapat pembesaran hati dan limpa.

Setiap orang tidak tergantung kepada umur, ras, kebangsaan, jenis kelamin dapat
terinfeksi hepatitis B, akan tetapi faktor risiko terbesar adalah apabila:
1. Mempunyai hubungan kelamin yang tidak aman dengan orang yang sudah terinfeksi
hepatitis B.
2. Memakai jarum suntik secara bergantian terutama kepada penyalahgunaan obat suntik.
3. Menggunakan alat-alat yang biasa melukai bersama-sama dengan penderita hepatitis
B.
4. Orang yang bekerja pada tempat-tempat yang terpapar dengan darah manusia.
5. Orang yang pernah mendapat transfusi darah sebelum dilakukan pemilahan terhadap
donor.
6. Penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisis.

Anak yang dilahirkan oleh ibu yang menderita hepatitis B.


Faktor Resiko : (-)
Faktor Predisposisi : (-)
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik :
- Konjungtiva ikterus
- pembesaran dan sedikit nyeri tekan pada hati,
- Splenomegali dan limfadenopati pada 15-20% pasien.

Pemeriksaan Penunjang :
- Tes laboratorium urin (bilirubin di dalam urin)
- Pemeriksaan darah : peningkatan kadar bilirubin dalam darah, kadar SGOT dan SGPT ≥
2x nilai normal tertinggi, dilakukan pada fasilitas primer yang lebih lengkap.

PenegakanDiagnostik (Assesment)
Diagnosis Klinis :
Diagnosis ditegakkan berdasrakan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.
Diagnosis Banding :
1. Perlemakan hati
2. Penyakit hati oleh karena obat atau toksin
3. Hepatitis autoimun
4. Hepatitis alkoholik
5. Obstruksi akut traktus biliaris

Komplikasi :
1. Sirosis Hati
2. Ensefalopati Hepatik
3. Kanker Hati

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan :
1. Asupan kalori dan cairan yang adekuat
2. Tirah baring
3. Tata laksana Farmakologi sesuai dengan gejala yang dirasakan oleh pasien :
4. Antipiretik bila demam ; Paracetamol 500 mg (3-4x sehari)
5. Apabila ada keluhan gastrointestinal seperti :
Mual : Antiemetik seperti Metoklopropamid 3x10 mg/hari atau Domperidon 3x10mg/hari
Perut perih dan kembung : H2 Bloker ( Cimetidine 3x200 mg/hari atau Ranitidine 2x
150mg/hari) atau Proton Pump Inhibitor (Omeprazol 1 x 20 mg/hari)

Rencana Follow up :
- Konseling & Edukasi :
1. Pada hepatitis B kronis karena pengobatan cukup lama, keluarga ikut mendukung
pasien agar teratur minum obat.
2. Pada fase akut, keluarga ikut menjaga asupankaloridancairan yang adekuat, dan
membatasi aktivitasfisik pasien.
3. Pencegahan penularan pada anggota keluarga dengan modifikasi pola hidup untuk
pencegahan transmisi, dan imunisasi.
- Kontrol secara berkala terutama bila muncul kembali gejala kearah penyakit hepatitis.

Kriteria Rujukan :
Pasien yang telah terdiagnosis Hepatitis B dirujuk ke pelayanan sekunder (spesialis
penyakit dalam)

Sarana-Prasarana
1. Alat pemeriksaan tanda vital
2. Laboratorium darah dan urin rutin untuk pemeriksaan fungsi hati
3. Lembar rujukan laboratorium/pemeriksaan penunjang
4. Lembar rujukan ke dokter spesialis atau rumah sakit
5. Lembar resep
6. Rekam medis
7. Obat Antipiretik, Antiemetik, H2 Bloker atau Proton Pump Inhibitor

Prognosis
Vitam : Dubia ad Bonam
Fungsionam : Dubia ad Malam
Sanationam : Dubia ad Malam
Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang, ada/tidaknya komplikasi,
dan pengobatannya.
MATERI EDUKASI : KEHAMILAN NORMAL

Masalah Kesehatan
Kehamilan normal
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahir
Lama kehamilan normal 40 minggu atau 9 bulan tujuh hari dihitung dari hari pertama haid
terahir (HPHT)

Hasil Anamnesis (Subjective)


Berhenti menstruasi dengan disertai tanda-tanda tidak pasti kehamilan seperti:
- mual dan muntah pada pagi hari
- pengerasan dan pembesaran mammae

Pada kehamilan perlu diwaspadai adanya Faktor Risiko di bawah ini


a. Bila pada kehamilan sebelumnya terdapat riwaya obstetrik sebagai berikut:
- lahir mati atau bayi mati umur < 28 hari
- > 2 abortus spontaneous
- berat badan bayi < 2500 gram
- berat badan bayi > 4000 gram
- dirawat di rumah sakit karena hipertensi, preeklampsi atau eklampsi
- operasi pada saluran reproduksi khususnya operasi sektiosesaria
b. Bila pada kehamilan saat ini:
- usia ibu di bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun
- ibu memiliki rhesus (-)
- ada keluhanperdarahan vagina
c. Bila ibu memiliki salah satu masalah kesehatan di bawah ini:
- Diabetes mellitus/ kencing manis
- Penyakit jantung
- Penyakit ginjal
- Penyalah gunaan obat, rokok, alkoholisme dan bahan adiktif lainnya
- Penyakit menular TB, malaria, HIV/AIDS dan penyakit menular seksual,
- Penyakit kanker

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective )


Tanda tak pasti kehamilan: Tes kehamilan HCG (+), Tanda pasti kehamilan: bila
diitemukan adanya janin pada pemeriksaan Ultrasonografi (USG) dan pemeriksaan
obstetrik, bunyi jantung janin (bila UK> 8 minggu) dengan bjj normal 120-160 kali per
menit, gerakan janin (bila UK> 12 minggu)

Periksa tanda vital ibu ( Tekanan darah, Nadi, suhu, frekuensi nafas) ukur Berat badan ,
tinggi badan, serta lingkar lengan atas (LILA) pada setiap kedatangan
Pada trimester 1, bila LILA > 33 cm, maka diduga obesitas, memliki risiko pre-eklampsi
dan diabetes maternal, memiliki risiko melahirkan bayi dengan berat badan lebih, bila
LILA < 23 cm, maka diduga undernutrisi atau memiliki penyakit kronis, biasanya memiliki
bayi yang lebih kecil dari ukuran normal
Keadaan muka apakah ada udem palpebra atau pucat. Bagaimana keadaan mata dan
konjutiva apakah pucat,mulut, kebersihan gigi, caries dan kelenjar tiroid. Pemeriksaan
Panyudara: apakah terdapat benjolan,putting susu. Pemeriksaan dada dengar suara paru
dan bunyi jantung ibu
Pemeriksaan ekstremitas: edema dan varises

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective )


Tanda tak pasti kehamilan: Tes kehamilan HCG (+),
Tanda pasti kehamilan: bila diitemukan adanya janin pada pemeriksaan Ultrasonografi
(USG) dan pemeriksaan obstetrik, bunyi jantung janin (bila UK> 8 minggu) dengan bjj
normal 120-160 kali per menit, gerakan janin (bila UK> 12 minggu)
Periksa tanda vital ibu ( Tekanan darah, Nadi, suhu, frekuensi nafas) ukur Berat badan ,
tinggi badan, serta lingkar lengan atas (LILA) pada setiap kedatangan
Pada trimester 1, bila LILA > 33 cm, maka diduga obesitas, memliki risiko pre-eklampsi
dan diabetes maternal, memiliki risiko melahirkan bayi dengan berat badan lebih, bila
LILA < 23 cm, maka diduga undernutrisi atau memiliki penyakit kronis, biasanya memiliki
bayi yang lebih kecil dari ukuran normal
Keadaan muka apakah ada udem palpebra atau pucat. Bagaimana keadaan mata dan
konjutiva apakah pucat,mulut, kebersihan gigi, caries dan kelenjar tiroid.
Pemeriksaan Panyudara: apakah terdapat benjolan,putting susu
Pemeriksaan dada dengar suara paru dan bunyi jantung ibu
Pemeriksaan ekstremitas: edema dan varises
Pemeriksaan obstetrik:
- lakukan palpasi dg maneuver Leopold I-IV
- Ukur tinggi fundus uteri
- Adakah bekas operasi,
- Dengarkan bunyi jantung janin (120-160x/menit)
- Pemeriksaan vulva/perineum untuk memeriksa varises,kondilomata, udem, haemorhoid
atau abnormalitas lainnya.
- Pemeriksaan speculum untuk memeriksa serviks,tanda-tanda infeksi, apakah ada cairan
keluar dari osteum uteri .
- Adakah tumor2 dijalan lahir

Pemeriksaan Penunjang :
- Golongan darah ABO dan Rhesus trimester 1
- Hb dilakukan pada trimester 1 dan 3, kecuali bila tampak adanya tanda-tanda anemia
berat
- Kadar glukosa darah, protein urin, BTA,sifilis sesuai indikasi
- Pemeriksaan Malaria dan HIV dilakukan pd trimester 1 khusus untuk daerah endemic
- USG sesuai indikasi

Tinggi fundus uteri sesuai usia kehamilan


Usia gestasi Tinggi fundus uteri
Dengan palpasi Dengan cm
12 minggu Teraba di atas simfisis -
pubis
16 minggu Di antara simfisis pubis -
dan umbilikus
20 minggu Setinggi umbilikus (20 ± 2) cm
22-27 minggu - (minggu gestasi ± 2) cm
28 minggu Antara umbilikus (28 ± 2) cm
danprocessus
xiphoideus
29-35 minggu - (minggu gestasi ± 2) cm
36 minggu Padaprocessus (36 ± 2) cm
xiphoideus

Penegakan Diagnostik (Assesment)


Diagnosis Klinis :
Kehamilan normal apabila memenuhi kriteria dibawah ini:
- KU : baik
- Tekanan darah<140/90,
- Pertambahan berat badan sesuai minimal 8 kg selama kehamila (1 kg perbulan) atau
sesuai IMT ibu
- Edema hanya pada ekstremitas
- DJJ =120-160 x/menit
- Gerakan janin dapat dirasakan setelah usia 18 -20 minggu hingga melahirkan
- ukuran uterus sesuai umur kehamilan
- pemeriksaan fisik dan laboratorium dalam batas normal
- tidak ada riwayat kelainan obstetrik.

Kehamilan dengan masalah khusus: seperti masalah keluarga atau psikososial, KDRT,
kebutuhan financial
Kehamilan dg masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi dan
atau kerjasama penanganan nya: seperti hipertensi,anemia berat, pertumbuhan janin
terhambat, infeksi saluran kemih, penyakit kelamin, malposisi/malpresentasi, gangguan
jiwa dan lainnya. Kehamilan dengan kondisi kegawat daruratan yang membutuhkan
rujukan segera: perdarahan, preeclampsia,eklampsia, KPD, gawat janin, dan lainnya.

Diagnosis Banding : (-)


Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
a. Petugas kesehatan harus menyadari, menghormati dan mengantisipasi bahwa ibu
hamil memiliki latar belakang budaya, kebiasaan dan kepercayaanyang berbeda yang
memungkinkan adanya mitos dan kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu
dan janin, dan bayi baru lahir nanti.
b. Memberi zat besi dan asam folat (besi 60mg/hari dan folat 250 micogram 1-2 kali
perhari), bila Hb < 7.0 gr/dl dosis ditingkatkan menjadi dua kali. Apabila dalam follow up
selama 1 bulan tidak perbaikan pikirkan kemungkinan penyakit lain ( talasemia, infeksi
cacing tambang, penyakit kronis TBC)
c. Memberi Imunisasi TT(tetanus toxoid) contoh buku
d. Memberikan Konseling:
- Persiapan persalinan, termasuk : Siapa yang akan menolong persalinan , dimana akan
melahirkan, siapa yang akan membantu dan menemani dalam persalinan , kemungkinan
kesiapan donor darah bila timbul permasalahan , metode transportasi bila diperlukan
rujukan , dukungan biaya
- Pentingnya peran suami dan keluarga selama kehamilan dan persalinan.
- Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai : sakit kepala lebih dari biasa , perdarahan
per vaginam , gangguan penglihatan, pembengkakan pada wajah/tangan, nyeri abdomen
(epigastrium), mual dan muntah berlebihan, demam, janin tidak bergerak sebanyak
biasanya
- Pemberian makanan bayi, air susu ibu (ASI) eksklusif, dan inisiasi menyusu dini (IMD). .
- Penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin misalnya hipertensi, TBC,
HIV, serta infeksi menular seksual lainnya.
- Perlunya menghentikan kebiasaan yang berisiko bagi kesehatan, seperti merokok dan
minum alkohol.
- Program KB terutama penggunaan kontrasepsi pascasalin
Minum cukup cairan
- Peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori/hari dari menu seimbang. Contoh:
nasi tim dari 4 sendok makan beras, ½ pasang hati ayam, 1 potong tahu, wortel parut,
bayam, 1 sendok teh minyak goreng, dan 400 ml air.
- Latihan fisik normal tidak berlebihan, istirahat jika lelah.
- Keluarga diajak untuk mendukung ibu hamil secara psikologis maupun finasial, bila
memungkinkan siapkan suami siaga
- Dukung intake nutrisi yang seimbang bagi ibu hamil
- Dukung ibu hamil untuk menghentikan pemberian ASI bila masih menyusui
- Dukung memberikan ASI eksklusif untuk bayi yang nanti dilahirkan
- Siapkan keluarga untuk dapat menentukan kemana ibu hamil harus dibawa bila
adaperdarahan, nyeri perut sangat , nyeri kepala sangat, dan tanda-tanda bahaya lainnya,
tulis dalam buku pemeriksaan alamat rujukan yang dapat dituju bila diperlukan

e. Ajarkan metoda mudah untuk menghitung gerakan janin dalam 12 jam (misalnya
dengan menggunakan karet gelang 10 buah pada pagi hari pukul 08.00 yang dilepaskan
satu persatu begitu ada gerakan janin, bila pukul 20.00 karet gelang habis, maka gerakan
janin baik)

f. Dengan pasangan ibu hamil didiskusikan mengenai aktifitas seksual selama kehamilan.
Aktifitas seksual biasa dapat dilakukan selama kehamilan, posisi dapat bervariasi sesuai
pertumbuhan janin dan pembersaran perut. Kalau ibu hamil merasa tidak nyaman ketika
melakukan aktifitas seksual, sebaiknya dihentikan.Aktifitas seksual tidak dianjurkan pada
keadaan:
- riwayat melahirkan prematur
- riwayat abortus
- perdarahan vagina atau keluar duhtubuh
- plasenta previa atau plasenta letak rendah
- serviks incompeten

g. Catat dan laporkan pada dinas kesehatan atau puskesmas terdekat bila ada tanda-
tanda bahaya pada ibu hamil atau terdapat faktor yang berisiko untuk ketidak hadiran ibu
hamil pada kunjungan ante natal care berikutnya, seperti:
- ibu pekerja yang tidak dapat cuti untuk pemeriksaan
- kemiskinan
- tidak dapat menjangkau pelayanan kesehatan
- ibu hamil di bawah umur (remaja)
- korban kekerasan rumah tangga
- ibu hamil yang tinggal sendiri

Sarana-Prasarana
Pengukuran tinggi badan, berat badan, alat ukur lingkar perut, stetoskop, Laennec atau
Doppler, pemeriksaan Hb sahli (minimum), tes carik celup urin, tempat tidur periksa, buku
catatan pemeriksaan, buku pegangan ibu hamil

Prognosis
Konsultasikan dan rujuk pada kunjungan trimester 1 atau 2 bila ditemukan keadaan di
bawah ini:

Kondisi
Diabetes mellitus Rujuk untuk memperoleh pelayanan
sekunder
Penyakit jantung Konsultasikan dan rawat atas
pengawasan dokter ahli di tingkat
sekunder
Penyakit ginjal Konsultasikan dan rawat atas
pengawasan dokter ahli di tingkat
sekunder
Epilepsi Nasehati untuk meneruskan pengobatan
Pengguna narkoba, obat terlarang dan Rujuk untuk perawatan khusus
bahan adiksi lainnya
Tanda anemia berat dan Hb <70 g/l Naikkan dosis besi dan rujuk bila ibu
hamil sesak nafas
Primigravida Nasehati untuk melahirkan di tempat
pelayanan kesehatan
Riwayat stillbirth/lahir mati Konsultasikan dan rawat atas
pengawasan dokter ahli di tingkat
sekunder
Riwayat (validated IUGR= intra uterin Konsultasikan dan rawat atas
growth retardation) pengawasan dokter ahli di tingkat
sekunder
Riwayat dirawat untuk eklampsia or Konsultasikan dan rawat atas
pre-eklampsia pengawasan dokter ahli di tingkat
sekunder
Riwayat seksio caesaria Tekankan untuk melahirkan di rumah
sakit
Tekanan darah tinggi (>140/90 mm Hg) Rujuk untuk di evaluasi
MUAC (lingkar perut bagian tengah) Rujuk untuk evaluasi(pertimbangkan
standar ukuran yang sesuai untuk kondisi
setempat)

Konsultasikan dan rujuk pada kunjungan trimester 2 bila ditemukan keadaan di bawah ini:
- gejala yang tidak diharapkan
- perdarahan pervaginam atau spotting
- Hb selalu berada di bawah 7 gr/dl
- Diduga adanya fetal growth retardation (gangguan pertumbuhan janin)
- Ibu tidak merasakan gerakan bayi
Konsultasikan dan rujuk pada kunjungan trimester 3 bila ditemukan keadaan di bawah ini:
- sama dengan keadaan tanda bahaya semester 2 di tambah
- Tekanan darah di atas 130 mmHgDiduga kembar atau lebih

Anda mungkin juga menyukai