Abstrak
Aritmia jantung (heart arrhythmia) menyebabkan detak jantung menjadi terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.
Aritmia jantung umumnya tidak berbahaya. Kebanyakan orang sesekali mengalami detak jantung yang tidak beraturan
kadang menjadi cepat, kadang melambat. Namun beberapa jenis aritmia jantung dapat menyebabkan gangguan kesehatan
atau bahkan sampai mengancam nyawa. Terdapat banyak jenis dari aritmia, yang dapat berasal dari atrium atau ventrikel.
Aritmia reentri dapat terdiri atas takikardi, flutter, dan fibrilasi yang dapat berasal dari atrium maupun ventrikel. Obat yang
efektif pada aritmia supraventrikular (kanan atas), yaitu : adenosin, digoksin, varapamil. Obat yang efektif pada aritmia
ventrikular (kiri bawah), yaitu : obat golongan 1B yang terdiri dari lidokain. Obat yang efektif pada kedua jenis aritmia
supraventrikular dan ventrikular, yaitu : a) obat golongan 1A yang terdiri dari disopiramid, kuinidin, b) obat golongan 1C yang
terdiri dari flekainid, c) obat Golongan III yang terdiri dari amiodaron. Masing-masing jenis obat untuk penanganan aritmia
mempunyai efek samping dan potensi terjadinya interaksi obat jika dikonsumsi bersamaan dengan jenis obat lain yang
berbeda. Oleh karena itu perlu diperhatikan penggunaan jenis obat bagi penderita aritmia dengan cara mendeteksi jenis
penyakit lain yang diderita selain aritmia.
Korespondensi: Ina Rendayu| Jl. Abdul Muis 9, Komplek Griya Gedung Meneng, Raja Basa, Bandar Lampung | HP
081368366721 e-mail: inarendayu21@gmail.com
output. Takikardi ditandai oleh ekstitasi tinggi jantung dipengaruhi oleh asetilkolin (Ach) dan
yang regular dengan frekuensi denyut >100 norepinerfrin (NE), yang masing-masing dilepas
kali/menit. Flutter ditandai dengan denyut nadi oleh saraf parasimpatis dan simpatis.2
yang tinggi tetapi masih regular (>250 Berdasarkan hasil penelitian yang
kali/menit). Fibrilasi ditandai dengan denyut dilakukan Cathleen S. Kalangi dkk di
cepat dan tidak terkoordinasi yang dapat Cardiovaskular and Brain Center (CVBC) RSUP.
berakhir dengan hilangkan kontraktilitas. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado mengenai
Aritmia pada ventrikel lebih berbahaya, karena gambaran aritmia pada pasien penyakit
akan berakhir dengan fibrilasi ventrikel. Selama jantung koroner dapat disimpulkan bahwa,
fibrilasi ventrikel, kontraksi tidak terkoordinasi Angina Pektoris Stabil (APS) merupakan
menyebabkan ventrikel hanya bergetar dan kasus tertinggi dengan Premature Ventricular
tidak berkontraksi dengan benar, dan sebagai Contraction (PVC) sebagai kasus aritmia
konsekuensinya ventrikel tidak mampu terbanyak, dominan terjadi pada laki-laki,
memompakan darah ke sirkulasi pulmoner paling banyak terjadi pada usia antara 51-60
maupun sistemik. Ventrikel takikardi terbagi tahun dan hipertensi menjadi faktor risiko
menjadi monomorfik dan polimorfik. Selama tertinggi.10
ventrikel takikardi monomorfik, semua denyut Pada penelitian Rani Sukmawati dkk
jantung sesuai antara satu dan lainnya, dan dalam menciptakan sistem otomatis untuk
pada ventrikel takikardi polimorfik terdapat mendeteksi pola aritmia kontraksi ventrikel
morfologi gelombang yang bervariasi. Kedua dini, telah dilakukan pengenaan pola PVC
jenis ventrikel takikardi ini dapat memburuk (Premature Ventricular Contraction)
menjadi fibrilasi ventrikel.21 menggunakan JST (Jaringan Syaraf Tiruan)
Studi epidemiologik jangka panjang dengan fitur interval RR, gradient gelombang
menunjukkan bahwa pria mempunyai resiko R, dan QR. Pengujian dilakukan dengan dua
gangguan irama ventrikel 2-4 kali lipat buah fitur (interval RR dan gradien gelombang
dibandingkan dengan wanita. Data R) dan dengan tiga buah fitur (interval RR,
epidemiologi dari New England Medical Journal gradient gelombang R, dan QR). Hasil
(2001) menyebutkan bahwa kelainan struktur pengujian menunjukkan bahwa akurasi yang
arteri koroner merupakan penyebab 80% diperoleh dari tiga fitur lebih baik dari pada
gangguan irama jantung yang dapat berakhir akurasi dua fitur. Hasil pengujian untuk dua
dengan kematian mendadak. Data Framingham fitur adalah dengan sensitivitas 97,16%,
(2002) menunjukkan angka kejadian gangguan spesifisitas 99,42% dan akurasi 99,09%.
irama akan meningkat dengan pertambahan Sedangkan hasil pengujian JST untuk tiga fitur
usia. Diperkirakan, populasi geriatri (lansia) adalah dengan sensitivitas 99,82%, spesifisitas
akan mencapai 11,39% di Indonesia atau 28 juta 99,48%, dan akurasi 99,38%.9
orang di Indonesia pada tahun 2020. Makin
bertambah usia, persentase kejadian akan Obat-Obat Anti Aritmia
meningkat yaitu 70% pada usia 65-85 tahun dan Obat didefinisikan sebagai suatu
84% di atas 85 tahun.7 substansi/bahan yang digunakan untuk
mendiagnosa, menyembuhkan, mengatasi,
Diskusi membebaskan, atau mencegah penyakit.1
Ritme jantung normalnya ditentukan Alprenolol: Alpresol, Aptine. Zat tidak
oleh sel-sel pacu jantung dalam modus selektif ini (1967) bersifat ISA dan lokal-
sinoatrial (SAN, atas), tetapi ritme dapat anastetik, juga lipofil kuat. Dengan mudah
terganggu dengan berbagai cara, menyebabkan alprenolol milintasi rintangan darah-otak.
semua keluhan mulai dari rasa tidak nyaman Resorpsinya dari usus baik, tetapi BA-nya ringan
yang muncul sesekali sampai gejala gagal 85%, t1/2-nya 3 jam. Ekskresinya berlangsung
jantung atau bahkan kematian mendadak. lewat kemih sebagai metabolit aktif. Dosis: 4 dd
Aritmia dapat terjadi pada jantung yang nampak 25-100 mg.3
sehat, tetapi aritmia yang serius (misalnya Oxprenolol (Trasicor) adalah derivat
takikarda ventikular) biasanya berhubungan dengan khasiat dan sifat mirip alprenolol
dengan penyakit jantung (misalnya infark (1968). Dosisnya :2-3 dd 20 mg.3
miokard) dan prognosis yang buruk. Ritme
Penggunaan digoksin ini sebaiknya 3. Obat yang efektif pada kedua jenis aritmia
dihindari pada penderita gangguan supraventrikular dan ventrikular, antara lain:
3. Obat yang efektif pada kedua jenis aritmia 9. Rani Sukmawati dkk. Pengenalan Pola
supraventrikular dan ventrikular, yaitu: a) Aritmia Kontraksi Ventrikel Dini pada
obat golongan 1A yang terdiri dari Elektrokardiogram dengan Jaringan Syaraf
disopiramid, kuinidin, b) obat golongan 1C Tiruan menggunakan Fitur Interval RR,
yang terdiri dari flekainid, c) obat Golongan Gradien Gelombang R, dan QR. JURNAL
III yang terdiri dari amiodaron. Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 02, No. 02.
4. Masing-masing jenis obat untuk 2014.
penanganan aritmia mempunyai efek 10. Cathleen S. Kalangi. Gambaran aritmia
samping dan potensi terjadinya interaksi pada pasien penyakit jantung koroner di
obat jika dikonsumsi bersamaan dengan RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
jenis obat lain yang berbeda. Oleh karena periode 1 Januari 2015 – 31 Desember
itu perlu diperhatikan penggunaan jenis 2015. Jurnal e-Clinic (eCl) Vol. 04, No. 02.
obat bagi penderita aritmia dengan cara 2016.
mendeteksi juga jenis penyakit lain yang 11. Sung Soon Kim, MD. Paroxysmal
diderita selain aritmia. Nonreentrant Supraventricular
Tachycardia Due to Simultaneous Fast and
Daftar Pustaka Slow Pathway Conduction in Dual
1. Robert Priharjo. Teknik Dasar Pemberian Atrioventricular Node Pathways. lACC Vol.
Obat, Halaman 1. Penerbit Buku 10, No.2 August 1987:456-61. St. Louis,
Kedokteran EGC. Missouri.
2. Michael. J. Neal. At a glance: 12. Tatro, S.D., 2008, Drug Interaction Facts,
FARMAKOLOGI MEDIS Edisi ke-lima. EMS Wolters Kluwer Healts, United State of
(Erlangga medical series). PT. Gelora America.
Aksara Pratama. 2006. 13. Anisa Dewi Soleqah. Identifikasi Potensi
3. Tan Hoan Tjay, Kirana Rahardja. Obat-obat Interaksi Antibiotik dengan Obat Lain Pada
penting, khasiat, penggunaan, dan efek- Terapi Pneumonia di DR. Moewardi
efek sampingnya Edisi ke-enam. Jakarta: PT Surakarta Tahun 2014-2015. Surakarta:
Gramedia. 2007. Fakultas Matematika dan Ilmu
4. DiMarco JP, Gersh BJ, Opie LH. Pengetahuan Alam Universitas Sebelas
Antiarrhythmic drugs and strategy. In Opie Maret. 2016.
Drug of the Heart (Sixth Edition). WB 14. Sandika Dwi Putri. Artikel detikHealth;2010
Saunders: Philadelphia, 2005; p.236- 42. [Diakses tanggal 15 Desember 2017, 09.37
5. Starry H. Rampengan. Amiodarin sebagai WIB]. Tersedia dari:
Obat Anti Aritmia dan Pengaruhnya https://health.detik.com/read/2010/07/1
terhadap Fungsi Tiroid. Jurnal Biomedik, 5/155818/1400000/769/adenosine.
Vol. 03, No. 02. 2011; 84-94. 15. Lika Aprilia Samiadi direview oleh Hello
6. Hazinski MF, Cummins RO, Field JM, Sehat Medical Review Team. 2016.
editors. Handbook of Emergency Cardio- [Diakses tanggal 15 Desember 2017, 09.57
vascular Care for Healthcare Providers WIB]. Trsedia dari:
(ACLS). American Heart Association. https://hellosehat.com/obat/digoxin/.
2000;55. 16. Raditya Iswandana dkk. Formulasi
7. Syafiq Hasan Futhuri. Gambaran Penderita Nanopartikel Verapamil Hidroklorida dari
Aritmia yang Menggunakan Pacemaker di Kitosan dan Natrium Tripolifosfat dengan
Rumah Sakit Binawaluya Cardiac Center Metode Gelasi Ionik. Jurnal Farmasi
2008-2009. Jakarta: Program Studi Indonesia. Vol. 06 No. 04. 2013.
Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah; 17. Hemanshu SS, Kakuji T, dan Yie WC.
2009. Transdermal controlled delivery of
8. Andi Kurniajaturiatama. Interaksi Obat verapamil: Characterization of in vitro skin
pada Pasien Jantung Ruang Rawat Inap permeation. International Journal of
ICCU RSUP Fatmawati Periode September- Pharmaceutics 1992; 86: 167-173.
November 2012. JAKARTA: UIN Syarif 18. Pusat Informasi Obat Nasional Badan POM
Hidayatullah;2012. RI. [Diakses tanggal 15 Desember 2017,
21.57 WIB]. Tersedia dari:
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-
sistem-kardiovaskuler-0/22-aritmia/221-
antiaritmia/aritmia-ventrikel.
19. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit. 6 ed. Jakarta:
EGC; 2006. p. 1112-21.